Disusun oleh :
ALFIAN MUSA
G3A017217
STASE MATERNITAS
A. Latar Belakang
Kanker adalah suatu pertumbuhan sel-sel abnormal atau proliferasi sel-sel
yang tidak dapat diatur. Tingkat poliferasi antara sel kanker berbeda beda antara
satu dengan yang lainnya. Perbedaan sel kanker dengan sel normal terletak pada
sifat sel kanker yang tidak pernah berhenti membelah. Kanker merupakan suatu
kegagalan morfogenesis normal dan kegagalan difrensiasi normal, artinya
pertumbuhan kanker tidak dapat dikendalikan dan tidak pernah memperoleh
struktur normal serta fungsi khas jaringan tempat sel kanker tumbuh.
Menurut Guyton, Arthur C. Kanker merupakan suatu penyakit yang
menyerang proses dasar kehidupan sel, yang hampir semuanya menambah genom
sel (komplemen genetik total sel) serta mengakibatkan pertumbuhan liar dan
penyebaran sel kanker.
Penyebab perubahan genom ini adalah mutasi (perubahan) salah satu gen atau
lebih; atau mutasi sebagian besar segmen utas DNA yang mengandung banyak gen;
atau pada beberapa keadaan penambahan atau pengurangan sebagian besar segmen
kromosom. Setiap kanker mulai dengan sebuah sel. Kejadian apapun yang
mengalihkan sebuah sel normal menjadi sebuah sebuah sel kanker. Sel kanker tidak
menyerang massa sel, maskipun pada stadium akhir kanker, badan dapat
mengandung berbiliun sel kanker dan semuanya itu adalah keturunan sebuah sel
pendahulunya. Jadi semua sel kanker metastis maupun pada tumor merupakan
sebuah klon.
Pada makalah ini kami akan membahas tentang Kanker Serviks. Kanker
serviks adalah kanker yang terdapat pada serviks atau leher rahim, yaitu area bagian
bawah rahim yang menghubungkan rahim dengan vagina. Pada tahun 2003, WHO
menyatakan bahwa kanker merupakan problem kesehatan yang sangat serius karena
jumlah penderitanya meningkat sekitar 20% per tahun. Kanker serviks (mulut
rahim) adalah penyakit pembunuh wanita nomor satu di dunia. Di seluruh dunia,
kasus kanker serviks ini sudah dialami oleh 1,4 juta wanita. Data yang didapat dari
Badan Kesehatan Dunia (WHO) diketahui terdapat 493.243 jiwa per-tahun
penderita kanker serviks baru dengan angka kematian sebanyak 273.505 jiwa per-
tahun. Sampai saat ini kanker serviks masih merupakan masalah kesehatan
perempuan di Indonesia sehubungan dengan angka kejadian dan angka kematian
akibat kanker serviks yang tinggi. Keterlambatan diagnosis pada stadium lanjut,
keadaan umum yang lemah, status sosial ekonomi yang rendah, keterbatasan
sumber daya, keterbatasan sarana dan prasarana, jenis histopatologi dan derajat
pendidikan ikut serta dalam menentukan prognosis dari penderita.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu melaporkan asuhan keperawatan pada pasien Ca cervix
di Ruang Rajawali 4A RSUP Dr. Kariadi Semarang.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui anatomi dan sistem reproduksi pada wanita
b. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Kanker Serviks
c. Untuk mengetahui tanda–tanda terkena Kanker Serviks
d. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari Kanker Serviks
e. Untuk mengetahui stadium dari Kanker Serviks dan perkembangannya
f. Untuk mengetahui diagnosis dari Kanker Serviks
g. Untuk mengetahui cara mencegah kanker serviks
h. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien kangker serviks
BAB II
TINJAUAN TEORI
I. PENGERTIAN
Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim
sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak
jaringan normal di sekitarnya (FKUI, 2013; FKKP, 2013).
II. ETIOLOGI
Penyebab kanker serviks belum jelas diketahui namun ada beberapa faktor
resiko dan predisposisi yang menonjol, antara lain :
Markroskopis
1. Stadium preklinis
Tidak dapat dibedakan dengan servisitis kronik biasa
2. Stadium permulaan
Sering tampak sebagian lesi sekitar osteum externum
3. Stadium setengah lanjut
Telah mengenai sebagian besar atau seluruh bibir porsio
4. Stadium lanjut
Terjadi pengrusakan dari jaringan serviks, sehingga tampaknya seperti ulkus
dengan jaringan yang rapuh dan mudah berdarah.
V. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Sitologi/Pap Smear
Keuntungan, murah dapat memeriksa bagian-bagian yang tidak terlihat.
Kelemahan, tidak dapat menentukan dengan tepat lokalisasi.
2. Schillentest
Epitel karsinoma serviks tidak mengandung glycogen karena tidak mengikat
yodium. Kalau porsio diberi yodium maka epitel karsinoma yang normal
akan berwarna coklat tua, sedang yang terkena karsinoma tidak berwarna.
3. Koloskopi
Memeriksa dengan menggunakan alat untuk melihat serviks dengan lampu
dan dibesarkan 10-40 kali.
Keuntungan ; dapat melihat jelas daerah yang bersangkutan sehingga mudah
untuk melakukan biopsy.
Kelemahan ; hanya dapat memeiksa daerah yang terlihat saja yaitu porsio,
sedang kelianan pada skuamosa columnar junction dan intra servikal tidak
terlihat.
4. Kolpomikroskopi
Melihat hapusan vagina (Pap Smear) dengan pembesaran sampai 200 kali
5. Biopsi
Dengan biopsi dapat ditemukan atau ditentukan jenis karsinomanya.
6. Konisasi
Dengan cara mengangkat jaringan yang berisi selaput lendir serviks dan epitel
gepeng dan kelenjarnya. Konisasi dilakukan bila hasil sitologi meragukan
dan pada serviks tidak tampak kelainan-kelainan yang jelas.
VI. KLASIFIKASI KLINIS
Stage 0: Ca.Pre invasif
Stage I: Ca. Terbatas pada serviks
Stage Ia ; Disertai inbasi dari stroma yang hanya diketahui secara
histopatologis
Stage Ib : Semua kasus lainnya dari stage I
Stage II : Sudah menjalar keluar serviks tapi belum sampai kepanggul telah
mengenai dinding vagina. Tapi tidak melebihi dua pertiga bagian proksimal
Stage III : Sudah sampai dinding panggula dan sepertiga bagian bawah vagina
Stage IIIB : Sudah mengenai organ-organ lain.
VII. TERAPI
1. Irradiasi
a. Dapat dipakai untuk semua stadium
b. Dapat dipakai untuk wanita gemuk tua dan pada medical risk
c. Tidak menyebabkan kematian seperti operasi.
2. Dosis
Penyinaran ditujukan pada jaringan karsinoma yang terletak diserviks
3. Komplikasi irradiasi
d. Kerentanan kandungan kencing
e. Diarrhea
f. Perdarahan rectal
g. Fistula vesico atau rectovaginalis
4. Operasi
h. Operasi Wentheim dan limfatektomi untuk stadium I dan II
i. Operasi Schauta, histerektomi vagina yang radikal
5. Kombinasi
j. Irradiasi dan pembedahan
Tidak dilakukan sebagai hal yang rutin, sebab radiasi menyebabkan
bertambahnya vaskularisasi, odema. Sehingga tindakan operasi
berikutnya dapat mengalami kesukaran dan sering menyebabkan fistula,
disamping itu juga menambah penyebaran kesistem limfe dan peredaran
darah.
6. Cytostatika : Bleomycin, terapi terhadap karsinoma serviks yang radio resisten. 5
% dari karsinoma serviks adalah resisten terhadap radioterapi, diangap resisten bila
8-10 minggu post terapi keadaan masih tetap sama.
VIII. PATHWAY
Jika diperhatikan secara keseluruhan maka proses terjadinya Ca. Serviks dan masalah
keperawatan yang muncul dapat diperhatikan pada bagan berikut :
Faktor :
Prilaku Lingkungan
Sex aktif, paritas, personal higiene Polusi, onkonenik agent, virus, radiasi
Genetika
Keluarga yang menderita Ca,
keluarga dengan ambang
KANKER SERVIK
4. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan perfusi jaringan (anemia) b.d perdarahn intraservikal
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d penurunan nafsu
makan
c. Gangguan rasa nyama (nyeri) b.d proses desakan pada jaringan
intra servikal
d. Cemas b.d terdiagnose c.a serviks sekunder akibat kurangnya
pengetahuan tentang Ca. Serviks dan pengobatannya.
e. Resiko tinggi terhadap gangguan konsep diri b.d perubahan dalam
penampilan terhadap pemberian sitostatika.
3. Perencanaan
Gangguan perfusi jaringan (anemia) b.d perdarahan masif intra cervikal
Tujuan :
Setelah diberikan perawatan selama 1 X 24 jam diharapkan perfusi jaringan
membaik :
Kriteria hasil :
a. Perdarahan intra servikal sudah berkurang
b. Konjunctiva tidak pucat
c. Mukosa bibir basah dan kemerahan
d. Ektremitas hangat
e. Hb 11-15 gr %
d. Tanda vital 120-140 / 70 - 80 mm Hg, Nadi : 70 - 80 X/mnt, S : 36-37 Derajat C,
RR : 18 - 24 X/mnt.
Intervensi :
- Observasi tanda-tanda vital
- Observasi perdarahan ( jumlah, warna, lama )
- Cek Hb
- Cek golongan darah
- Beri O2 jika diperlukan
- Pemasangan vaginal tampon.
- Therapi IV
Intervensi :
- Jelaskan tentang pentingnya nutrisi untuk penyembuhan
- Berika makan TKTP
Gangguan rasa nyaman (nyeri) b.d proses desakan pada jaringan intra servikal
Tujuan
- Setelah dilakukan tindakan 1 X 24 jam diharapka klien tahu cara-cara mengatasi
nyeri yang timbul akibat kanker yang dialami
Kriteria hasil :
- Klien dapat menyebutkan cara-cara menguangi nyeri yang dirasakan
- Intensitas nyeri berkurangnya
- Ekpresi muka dan tubuh rileks
Intervensi :
- Tanyakan lokasi nyeri yang dirasakan klien
- Tanyakan derajat nyeri yang dirasakan klien dan nilai dengan skala nyeri.
- Ajarkan teknik relasasi dan distraksi
- Anjurkan keluarga untuk mendampingi klien
- Kolaborasi dengan tim paliatif nyeri
A. Pengkajian Fokus
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Umur : 44 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
No. RM : C702866
Alamat : Purwosari Perbalan, Semarang Selatan
Agama : Islam
Status : Menikah
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal Masuk : 03 Desember 2018
Tgl. pengkajian : 04 desember 2018
Diagnosa Medis : Ca Epidermoid Cervix Uteri Stadium II B
3. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Kurang napsu makan dan tidak bisa mengontrol BAK.
b. Riwayat penyakit sekarang
Klien mengatakan ± 5 bulan lalu mengeluh nyeri pada bagian perut lalu
klien pergi ke RS panti Wiloso dan di diagnosis Ca Cervix untuk pertama
kalinya, klien kemudian di Rujuk Ke RSUP Dr.Kariadi Semarang. Klien
masuk di poliklinik Rawat jalan dan mengikuti program pengobatan
kanker. dari poli klien akan direncanakan program AL(after loading) II
pada tanggal 03 desember 2018 tetapi karena Hb dan leukositnya rendah
maka klien disuruh rawat inap untuk perbaikan kondisi.
Pada saat pengkajian pada tanggal 04 desember 2018 jam 09.00 didapatkan
klien mengeluh napsu makan berkurang, makan sehari 2 kali hanya bisa
menghabiskan ¼ saja dari porsi yang diberikan, klien mengatakan saat
melihat makanan langsung terasa kenyang, bila abis makan terasa mual (+),
muntah (-), klien mengatakan saat BAK tidak bisa dikontrol, klien sering
ngompol tanpa disadari, klien tdk mampu menahan BAK, karena sering
mengompol klien menggunakan popok.
c. Riwayat kesehatan dahulu
o klien mengatakan ± 4 tahun pernah dirawat di RS Ibu dan Anak
dikarenakan mengalami pendarahan pervaginaan diserta flek-flek
merah kehitaman, pusing dan badan lemas.
o Klien pasca ER 25 kali (28-09-18), pasca kemoterapi 2 kali, pasca Pro
AL 1 kali (19-11-18), klien pasca nefrotomi (24-10-18)
o Klien pernah dirawat di RS Panti Wiloso 5 bulan yang lalu, setelah
diperiksa ternyata klien didiagnosis Ca Cervix oleh dokter.
o Klien punya riwayat penggunaan alat kontrasepsi IUD (10 tahun
normal penggunaan) tetapi klien memakainya selama 13 tahun
d. Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan di dalam keluarga tidak ada yang memilik riwayat
penyakit DM (-), Jantung (-), HT (-), Asma (-), TBC (-) dll.
e. Riwayat menstruasi
o Menarche : 14 tahun
o Siklus : 28 hari
o lama : 6 hari
o Keluhan : tidak ada
o Banyaknya : 2x ganti pembalut/hari
f. Riwayat perkawinan
o Usia menikah pertama kali : 21 tahun
o Berapa kali menikah : 1 kali
o Lama pernikahan : 24 tahun
g. Riwayat obstetri dan KB
No Tahun lahir Jenis KB Lama Keluhan saat KB
penggunaan
1 1995 Tidak KB - -
2 1998 Tidak KB - -
3 2002 IUD 13 tahun Perdarahan
h. Riwayat pengobatan
No Diagnosa medis Tahun Terapi
1 Perdarahan pervagina 2014 -
2 Ca Cerviks 2018 o Pasca ER 25x
o Pasca kemoterapi 2x
o Pasca nefrotomi
o Pasca simulator
o Pasca pro AL I (sekali)
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : baik, composmentis
b. Tanda-tanda vital
o Suhu : 36,4 °C
o TD : 110/70 mmHg
o RR : 20 x/m
o Nadi : 85 x/m
c. Pengukuran antropometri
Sebelum sakit : setelah dirawat :
o BB : 56 kg BB : 48 kg
o TB : 148 cm
o Lila : 27 cm
5. Pemeriksaan Penunjang (03 desember 2018)
Nama : Ny. S
No.Lab : 181202104
No.spesimen : E105
Pemeriksaa
Hasil Satuan Nilai Normal Ket.
n
Hematologi
Hemoglobin 11 g/dL 12.00 – 15.00 L
Leukosit 3.5 10^3/uL 3.6-11 L
Hematokrit 33.3 % 35-47 L
Eritrosit 3.71 10^6/uL 4.4 – 5.9
MCH 29.9 pg 27.00-32.00
MCV 89.7 fL 76.00-96.00
MCHC 33.3 g/dL 29.00-36.00
Trombosit 177 10^3/uL 150-400
RDW 14.1 % 11,60-14,80
MPV 9.8 fL 4.00 – 11.00
Kimia Klinik
Glukosa 73 mg/dL 80 – 160 L
Sewaktu
SGOT 27 u/l 15-34
SGPT 48 u/l 15-60
Kreatinin 1.0 Mg/dl 0.60-1.30
ureum 28 Mg/dl 15-39
Elektrolit
Natrium 140 mmoL/L 136-145
Kalium 3.7 mmoL/L 3.5-5.1
Klorida 107 mmoL/L 98-107
6. Diit yang diperoleh (TKTP)
a. Diet lunak 2100 kalori,
b. 70gr protein extra
7. Therapy
a. Dexametazone 3x2 tab/hari
i. Analisa Data
Hari/Tgl Data (DS dan DO) Problem Etiologi
DO :
klien tampak lemas
Suhu : 36,4 °C
TD : 110/70 mmHg
RR : 20 x/m
Nadi : 85 x/m
hematokrit : 33.3 % (lower)
Hb : 11 g/dl (lower)
DS : Inkontinensia Kerusakan
Klien mengatakan tidak bisa urine berlanjut kontraksi
menahan kencing otot detrusor
Klien mengatakan pada malam hari
sering ngompol tanpa disadari
Klien mengatakan saat ingin
berkemih sudah tidak sanggup pergi
ke toilet
DO :
Saat pengkajian klien tidak bisa
menghitung berapa kali miksi dan
hanya mengatakan sehari 2 kali
ganti popok
Klien tampak menggunakan popok
TTV :
o Suhu : 36,4 °C
o TD : 110/70 mmHg
o RR : 20 x/m
o Nadi : 85 x/m
j. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d Faktor
psikologis (keenganan untuk makan banyak)
2. Inkontinensia urine berlanjut b/d kerusakan refleks kontraksi otot detrusor
l. Tindakan Keperawatan
No
Tgl Tindakan Keperawatan Respon Pasien Ttd
Dx
04/11/ 1 1. mengkaji adanya alergi DS : Alfian
2018 makanan Klien mengatakan alergi udang
DO : -
2. melakukan Kolaborasi DS : -
dengan ahli gizi tentang DO : diet klien TKTP
jumlah kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan
DS :-
5. memonitor TTV DO :
o Suhu : 36,4 °C
o TD : 110/70 mmHg
o RR : 20 x/m
o Nadi : 85 x/m
DS : -
3. meganjurkan klien latihan DO :
untuk menahan dorongan Klien tampak mengikuti
berkemih. instruksi
DS : -
4. memonitor TTV
DO :
o Suhu : 36,4 °C
o TD : 110/70 mmHg
o RR : 20 x/m
o Nadi : 85 x/m
m. Catatan Perkembangan
O:
o klien tampak lemas
o Suhu : 36,4 °C
o TD : 110/70 mmHg
o RR : 20 x/m
o Nadi : 85 x/m
P : Lanjutkan intervensi
1. Kaji adanya alergi makanan
2. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang jumlah kalori
dan nutrisi yang dibutuhkan
3. Monitor intake nutrisi dan penurunan BB
4. Anjurkan banyak minum
5. Monitor TTV
O:
Saat pengkajian klien tidak bisa menghitung
berapa kali miksi dan hanya mengatakan sehari 2
kali ganti popok
Klien tampak menggunakan popok
TTV :
o Suhu : 36,4 °C
o TD : 110/70 mmHg
o RR : 20 x/m
o Nadi : 85 x/m
O:
o Lemas sudah berkurang
o Suhu : 37 °C
o TD : 120/70 mmHg
o RR : 21 x/m
o Nadi : 85 x/m
P : Lanjutkan intervensi
o Kaji adanya alergi makanan
o Kolaborasi dengan ahli gizi tentang jumlah kalori
dan nutrisi yang dibutuhkan
o Monitor intake nutrisi dan penurunan BB
o Anjurkan banyak minum
o Monitor TTV
O:
Saat pengkajian klien tidak bisa menghitung
berapa kali miksi dan hanya mengatakan sehari 2
kali ganti popok
Klien tampak menggunakan popok
TTV :
o Suhu : 37 °C
o TD : 120/70 mmHg
o RR : 21 x/m
o Nadi : 85 x/m
Evaluasi H-3
Tanggal No. Dx Catatan Perkembangan TTD
O:
o Sudah tidak lemas
o Suhu : 36,3 °C
o TD : 120/80 mmHg
o RR : 20 x/m
o Nadi : 80 x/m
P : Lanjutkan intervensi
o Kaji adanya alergi makanan
o Kolaborasi dengan ahli gizi tentang jumlah kalori
dan nutrisi yang dibutuhkan
o Monitor intake nutrisi dan penurunan BB
o Anjurkan banyak minum
o Monitor TTV
O:
Saat pengkajian klien tidak bisa menghitung
berapa kali miksi dan hanya mengatakan sehari 2
kali ganti popok
Klien tampak menggunakan popok
TTV :
o Suhu : 36,3 °C
o TD : 120/80 mmHg
o RR : 20 x/m
o Nadi : 80 x/m
PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN
Kanker rahim adalah penyakit yang menyerang rahim dengan sel yang
tidak terkendali serta kemampuan sel tersebut untuk menyerang jaringan yang
bersebelahan atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastatis).
Kanker ini merupakan tumor ganas yang berada pada mulut rahim akibat
pertumbuhan jaringan yang abnormal menyebabkan rasa nyeri dan perdarahan
pervaginaan (Padila, 2012).
B. SARAN
1. Diharapkan perawat dan tenaga kesehatan yang lain dapat mendalami dan
memberikan pelayanan yang baik.
2. Institusi kesehatan terkait dapat mendukung dengan menyediakan dan
memfasilitasi penelitian tentang kanker
3. Diharapkan setiap wanita yang sudah pernah menstruasi dapat
memeriksakan organ reproduksinya sedini mungkin, dan apabila ada
keluhan keputihan yang berlebihan untuk dapat pergi ke fasilitas kesehatan
terdekat.
DAFTAR PUSTAKA
Aziz M. Farid Juli 1996, Kemoterapi Pada Ca Cervix Obstetri Ginekologi Vol 2 No. 3
Padila 2012. Buku ajar; keperawatan medikal bedah. Yogyakarta ; nuha media