Anda di halaman 1dari 2

Nama : I.A.

Kade Irsyanti Nadya S


NIM : 1503005004
Kelas : A
Mata Kuliah : Kriminologi

1. Dari pengertian kriminologi menurut Edwin H. Sutherland dan Donald R. Cressey,


bahwa yang termasuk dalam pengertian kriminologi adalah proses pembentukan hukum,
pelanggaran hukum, dan reaksi terhadap pelanggar hukum. Maka dapat dikatakan bahwa
kriminologi tidak hanya mempelajari kejahatan saja, tetapi juga mempelajari bagaimana
hukum itu berjalan.
2. Yang dimaksud dengan :
 Pendekatan deskriptif : pengamatan dan pengumpulan fakta tentang pelaku
kejahatan
 Pendekatan kausal : penafsiran terhadap fakta yang diamati yang dapat
dipergunakan untuk mengetahui penyebab kejahatan, baik secara umum maupun
yang terjadi pada seorang individu
 Pendekatan normatif : bertujuan untuk mencapai dalil – dalil ilmiah yang valid
dan berlaku secara umum maupun persamaan serta kecenderungan –
kecenderungan kejahatan.
3. Mala in se merupakan suatu perbuatan yang dianggap sebagai sesuatu yang jahat bukan
karena diatur demikian atau dilarang hukum positif atau Undang-Undang (UU),
melainkan pada dasarnya perbuatan tersebut bertentangan dengan kewajaran, moral dan
prinsip umum masyarakat yang beradab. Sedangkan mala in prohibita adalah suatu
perbuatan dianggap sebagai sesuatu yang jahat dengan mengacu pada perbuatan yang
tergolong kejahatan karena diatur demikian oleh hukum positif atau oleh Undang-
Undang. Menurut Jeremy Bentham, suatu tindakan yang tergolong mala in se tidak dapat
berubah. Artinya dalam ruang manapun dan waktu tertentu kapanpun, tindakan tersebut
tetap dianggap sebagai perbuatan jahat dan dilarang oleh hukum positif. Sedangkan
tindakan yang tergolong mala in prohibita dapat berubah), artinya dalam ruang dan
waktu tertentu yang berbeda, tindakan tersebut dapat saja tidak lagi dianggap sebagai
perbuatan jahat dan dilarang hukum yang berlaku.
4. Judul : Kajian Kriminologi Terhadap Kejahatan Pencabulan Anak di Bawah Umur
Rumusan Masalah :
1. Apakah faktor – faktor yang menyebabkan terjadinya kejahatan pencabuan terhadap
anak di bawah umur ?
2. Bagaimana upaya untuk mencegah terjadinya kejahatan pencabulan terhadap anak di
bawah umur ?
Pembahasan :
1. Pelaku pencabulan terhadap anak di bawah umur ini sering disebut dengan istilah
phedofilia yaitu suatu suatu istilah dari ilmu kejiwaan yaitu phedofil yang artinya
adalah melampiaskan hasrat seksual kepada anak-anak. Gangguan kejiawaan pada
pelaku inilah yang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya kejahatan
perkosaan terhadap anak di bawah umur. Penyebab penyakit Phedofilia ini sangat bervariasi
ada yang berupa trauma sewaktu kecil akibat pernah disodomi ataupun ketidaksukaan
terhadap orang dewasa akan tetapi lebih menyukai anak-anak di bawah umur dalam hal
hubungan seksualnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa faktor yang paling berpengaruh
terjadinya pencabulan di bawah umur adalah faktor lingkungan, faktor media, faktor ekonomi,
serta faktor psikologi dari si pelaku.
2. upaya pencegahan dapat dilakukan dengan cara pre-emtif, preventif, dan repesif. Dengan cara
pre-emtif dapat dilakukan dengan menanamkan norma – norma yang sehingga norma
tersebut tertanam dalam diri seseorang, sehingga meskipun ada kesempatan melakukan
kejahatan /pelanggaran tapi tidak ada niat untuk melakukan kejahatan / pelanggaran.
Upaya preventif yang merupakan tindak lanjut dari upaya pre-emtif yang bertujuan
untuk dapat mencegah, mengurangi dan menghapuskan kejahatan dapat dilakukan
dengan cara memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang apa itu phedofilia,
bagaimana ciri – cirinya, dan menghimbau agar segera melaporkan ke pihak berwajib
apabila menemukan orang dengan ciri – ciri phedofilia untuk mengurangi jatuhnya
korban. Sedangkan upaya represif dapat dilakuakn dengan cara memberikan pelaku
phedofilia rehabilitasi, karena pada dasarnya tindakan yang dilakukan oleh pelaku
disebabkan adanya penyakit pada kejiwaannya. Sehingga perlu adanya pengobatan
khusus bagi pelaku agar nantinya pelaku tidak mengulangi perbuatannya lagi.

Anda mungkin juga menyukai