MKN Sep2005 PDF
MKN Sep2005 PDF
Abstrak: Angiofibroma nasofaring belia merupakan suatu tumor jinak yang jarang ditemukan, secara
histologi jinak, tetapi secara klinis ganas. Tumor ini sering dijumpai pada anak laki–laki remaja.
Penyebab pasti dari angiofibroma tidak diketahui secara pasti, beberapa teori menyebutkan berdasarkan
jaringan tempat asal tumbuh tumor dan adanya gangguan hormonal.
Hidung tersumbat merupakan gejala klinis yang paling sering ditemukan (80 – 90%), selain epistaksis.
Dari pemeriksaan klinis dijumpai adanya massa di nasofaring.
Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan klinis dan pemeriksaan radiologi. Pembedahan
(pengangkatan massa) merupakan pilihan utama dalam terapi, selan radioterapi, terapi hormonal dan
kemoterapi.
Pengangkatan massa dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan seperti pendekatan transpalatal, rinotomi
lateral, degloving, kraniotomi. Bagaimanapun pendekatan yang dilakukan bertujuan untuk memaksimalkan
pemaparan dan memudahkan kontrol perdarahan agar tidak terjadi kekambuhan.
Kata kunci : Angiofibroma nasofaring belia, hidung tersumbat, epistaksis
Abstract: Juvenile nasopharyngeal angiofibroma is a benign tumor that is rarely found, histologically
benign, but clinically it is malignant. It is frequently found for puberty adolescene boy.
The definitive cause of angiofibroma is unknown exactly, several theories mention that derivational
site tissue of tumor growth and hormonal disorder.
Nasal obstruction is the most frequent clinical symptom found (80 – 90%), besides epistaxis. From
clinical examination found, there is a mass in nasopharynx.
Diagnosis is established based on anamnesis, clinical examination and radiological examination.
Surgery (mass removal) is the main choice in the therapy, besides radiotherapy, hormonal therapy
and chemotherapy.
Mass removal can be done with several approaches such as transpalatal, rhinotomy lateral,
degloving, craniotomy. However the approaches which is done aim to maximalize the exposure and
ease blood control so that there is no recurrence.
Key words : Juvenile nasopharyngeal angiofibroma, nasal obstruction, epistaxis.