Anda di halaman 1dari 18

Lensa Budaya, Vol. 12, No. 2, Oktober 2017.

117 - 125 Edisi Khusus Persembahan Untuk Edward L Poelinggomang


ISSN: 0126 -
351X

PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA

MASA KEMERDEKAAN
(SUATU KAJIAN HISTORIS)

Abd. Rasyid Rahman


Departemen Ilmu Sejarah, Universitas Hasanuddin

Abstrak
Proses masuknya Islam di Indonesia berjalan damai tanpa paksaan, dibawa oleh
mubalig yang kebetulan berprofesi pedagang. Kegiatan berdagang tersebut
merupakan penopang dalam proses islamisasi. Perkembangan Islam di Indonesia
di masa kemerdekaan terlihat pada masa Orde Lama (dalam masa berlakunya
UUD 1945, Konstitusi RIS 1949 dan UUDS 1950) berada pada tingkat
pengaktualisasian ajaran agama untuk dijadikan sebuah dasar dalam bernegara.
Sedangkan pada masa Orde Baru, perkembangan Islam salah satunya dilakukan
dengan pembaruan pemikiran ajaran Islam. Pada masa Reformasi, perkembangan
Islam diwarnai dengan semakin maraknya isu penerapan syariat Islam.

Kata kunci : Indonesia, sejarah, Islam, Masa Kemerdekaan

Abstract
The process of Islamization in Indonesia was peaceful, conducted by Islamic
preachers who happened to be traders. Those trading activities were supporting
elements in the Islamization process. The development of Islam in Indonesia in the
independence era especially in the Old Order era (under the Constitution of 1945,
of Republic of the United States of Indonesia, and of the Provisional Constitution of
1950) was in the stage of actualization of religious teachings as the foundation in
state-building. In the New Order era the development of Islam was marked by the
renewal of the teaching of Islam. In the Reformasi period, teh development of
Islam was marked by the growing calls for the implementation of Islamic law.

Keywords: Indonesia, history, Islam, Independence era


Author correspondence

Email: abd.rasyid@unhas.ac.id
Available online at http://journal.unhas.ac.id/index.php/jlb
Lensa Budaya: Journal of Cultural Sciences, 12(2), Okt 2017
PENDAHULUAN pembentukan beberapa
Indonesia adalah negara religius, sikap organisasi dan partai
religius tersebut telah dimiliki oleh bangsa Islam, komunitas tersebut
ini sejak dahulu. Sebagaimana adanya mewar-nai perkembangan
kepercayaan animisme, kemudian ma- Islam di Indonesia pasca
suknya ajaran Hindu dan Budha yang dis- kemerdekaan.
usul dengan datangnya ajaran Islam. Proses Keragaman kegiatan
datangnya Islam di Indonesia men-jadi Islam semakin mengalami
bagian dalam babak sejarah dunia Islam. perkembangan sejak
Islamisasi tersebut melalui priode-sasi yang dekade 1970-an yang
disertai dengan pembagian waktu dan ditandai dengan
mengikuti pembagian tempat (Sewang, munculnya bangunan-
2005: 5.). Agama tersebut ma-suk di bangunan baru Islam;
perairan Nusantara secara damai tanpa mesjid-mesjid yang
paksaan dan tidak melalui peperan-gan. dibangun dengan
Pergerakan Islam dan nasionalis rancangan yang lebih
senantiasa jalan beriringan dalam perta- megah, madrasah yang
rungan ideologi mengawal terwujudnya lebih layak, dan pesantren
kemerdekaan dari tangan para kolonial. modem yang men-
Sehubungan dengan pembentukan negara gintegrasikan pengetahuan
baru, kalangan muslim menuntut pemben- agama dan umum.
tukan sebuah negara Islam sedangkan pada Pengajian-pengajian
lain pihak kalangan nasionalis den-gan agama yang semakin
tegas melarang setiap penglebihan marak, jamaah mesjid
terhadap simbol-simbol muslim yang semakin ramai. Selain itu,
dilekatkan pada pembentukan negara baru intelektual muda Mus-lim
tersebut. Setelah Indonesia merdeka pada muncul bersama dengan
tanggal 17 Agustus 1945 ditetapkanlah ide-ide aspi-ratif untuk
“Ketuhanan Yang Maha Esa” sebagai sila masa depan umat (Yatim,
pertama Pancasila. Meskipun kalangan 2008: 272-274).
muslim menawarkan konsep berbeda yang Perkembangan Islam
disisipkan dalam Piagam Jakarta. Sub-stansi di Indonesia tidak hanya
kehadiran sila pertama ini di antara lima mengalami grafik menukik
sila pada dasar negara merupakan ke atas namun terkadang
pernyataan aktif. Dalam artian negara dan mengalami perge-seran ke
masyarakat Indonesia mesti proaktif un-tuk bawah. Hal ini terjadi
mewujudkan makna pernyataan terse-but. karena adanya gesekan
Umat Islam memperjuangkan ke- kepentingan pemerintah
merdekaan dari agresi Belanda yang datang yang kebijakannya
dengan bantuan tentara sekutu un-tuk terkadang memberikan
kembali menjajah Indonesia. Beberapa tokoh tekanan pada ruang gerak
Islam menempati posisi penting dalam ranah muslim, khususnya dalam
politik, baik dalam kabinet maupun hal yang terkait dengan
memimpin perjuangan fisik dan diplomatik politik. Hal lain yang
(Yatim, 2008: 267.). Aspirasi perjuangan mewarnai perkem-bangan
mereka juga tertuang pada Islam di Indonesia adalah
terben-tuknya beberapa
partai Islam yang ke-
mudian mencoba
memasuki dunia politik
dengan memperkuat
benteng kekuatan masing-
masing untuk ikut serta
dalam per-tarungan perebutan kekuasaan berurutan dan saling
di Indone-sia. berkai-tan. Tahapan
penelitian tersebut adalah
METODE pengumpulan sumber
Artikel ini disajikan secara deskriptif analitis (heuristic), kritik sumber,
dengan menggunakan kajian pustaka. interprestasi dan
Seperti layaknya tulisan sejarah pada histografi. Un-tuk tahap
umumnya, tulisan ini menggunakan empat pengumpulan sumber,
tahap penelitian. Empat tahap penelitian ini peneli-tian mengumpulkan
merupakan suatu bagian yang saling tulisan-tulisan berupa
118
Lensa Budaya: Journal of Cultural Sciences, 12(2), Okt 2017
buku, artikel yang berkaitan dengan judul tan 6%, Katolik 3%,
tulisan ini. Untuk itu, peneliti telah meny- penduduk beragama Hindu
isir ke beberapa perpustakaan baik itu per- 2%, penduduk beragama
pustakaan yang ada di Makassar maupun Budha
perpustakaan di Jakarta. Untuk menguat- 1% (lihat David Joel
kan informasi yang peneliti peropleh dari Steinberg, “Republic of
sumber tulisan, peneliti juga melakukan Indonesia”, Microsoft
wawancara dengan beberapa sejarawan Encarta 2009 [DVD],
dan pemerhati sejarah. Hal ini dilakukan Redmond, WA: Microsoft
untuk menguatkan sumber tertulis yang Corpo-ration, 2008) dan
peneliti peroleh. penduduk yang men-ganut
agama lain sebanyak 1%.
PEMBAHASAN Realitas keragaman agama
Bentuk negara Indonesia berbentuk ne-gara di Nusantara (Indonesia
kesatuan dengan bentuk pemerin-tahan red) terlihat sangat jelas,
berbentuk Republik yang sistem pe- berdasarkan sen-sus yang
merintahannya bersifat presidential. Kepala dilakukan oleh BPS 2003,
negara dan pemerintahannya dise-but sekitar 177 juta penduduk
Presiden. Luas wilayah Negara Re-publik Indonesia beragama Islam,
Indonesia 1. 904.570 km2, ibu kotanya dan sekitar 23 juta
terletak di Jakarta. Kemajemukan penganut 4 agama resmi
masyarakat Indonesia melahirkan be- lain, sedangkan selebihnya
berapa etnis; Jawa 45%, Sunda 14%, sekitar setengah juta orang
Madura 8%, Melayu 7%, dan lainnya 26%. adalah pen-ganut agama
Beberapa bahasa yang digunakan adalah lokal yang tidak diakui
Bahasa Indonesia, Inggris, Belanda, Sunda, keab-sahannya oleh
Arab, Cina, dan dialek lokal. Mata uang Negara (lihat http://
yang digunakan adalah Rupiah, pendapatan wwiv.depag.go.id).
per capitanya sebesar 1, 635. 50 U. S. $.
Indonesia merupakan negara yang kaya Proses Masuknya Islam
akan rempah-rempah, hasil buminya pun di Indonesia
sangat beragam; min-yak tanah, emas, Pembahasan mengenai
intan permata, gas bumi, batubara, nikel, proses masuknya Islam di
dan Iain-lain. Sektor pere-konomiannya Indonesia akan
berupa hasil pertanian dan perkebunan, memberikan informasi
sumber daya laut dan sumber daya hutan. tentang tiga hal yang
Menghasilkan bahan baku berupa padi, saling terkait. Pertama,
kopi, cengkeh, coklat, teh, kelapa, kelapa informasi ten-tang
sawit, kacang, ikan, rum-put laut, karet, pembawa Islam masuk ke
kayu jati dan Iain-lain Indonesia. Literatur atau
(lihat David Joel Steinberg, “Republic of sumber-sumber sejarah
Indonesia”, Microsoft Encarta 2009 [DVD], ten-tang Islamisasi di
Redmond, WA: Microsoft Corporation, Nusantara menginfor-
2008). masikan bahwa Islam
Berdasarkan data statistik 2008 datang dibawa oleh orang-
jumlah penduduk Indonesia mencapai 237. orang Arab mubalig yang
512. 360 jiwa, jumlah penduduk Muslim kebetulan berprofesi
87%, penduduk beragama Protes- pedagang. Pembawa Islam
tersebut dapat disebut
sebagai mubalig
pedagang. Mereka
membawa barang-barang
dagangan yang
mendukung proses penyebaran Islam. masuk di Indonesia pada
Dikatakan mubalig karena mereka abad 1 H dan dibawa dari
menguasai pengetahuan agama secara Arab. Munculnya tesis baru
komprehensif. ini, yakni Islam masuk di
Kedua, informasi tentang waktu ma- Indonesia pada abad
suknya Islam di Indonesia. Informasi ten- pertama hijriyah sekitar
tang hal ini sangat beragam berdasarkan abad ke-7 dan ke-8 Masehi
daerah di mana Islam berkembang. Seba- merupakan pembetulan
gaimana hasil seminar yang di adakan di dari pendapat yang
Medan pada tahun 1963 dan di Aceh pada berkembang sebelum-
tahun 1980 menyimpulkan bahwa Islam
119
Lensa Budaya: Journal of Cultural Sciences, 12(2), Okt 2017
nya. Suatu hal yang dapat dikemukakan Demak (Hasjmy, 1989:
bahwa masuknya Islam di Indonesia tidak 143). Kekuasaan yang ada
bersamaan, ada daerah yang sejak dini pada kerajaan-kerajaan
telah dimasuki oleh Islam, ada pula yang tersebut membantu proses
terbelakang dimasuki oleh Islam (Daulay, Islamisasi di beberapa
2007: 12-13). wilayah kekuasaannya.
Ketiga, informasi tentang tempat Senada dengan hal
Islam pertama kali masuk. Informasi ten- tersebut Uka
tang hal ini diwarnai dengan beragam Tcandrasasmita
pendapat. Asumsi-asumsi tersebut disim- sebagaimana dikutip oleh
pulkan juga dengan beragam pendekatan. Badri Yatim
Salah satunya adalah asumsi bahwa Islam mengemukakan bahwa
masuk ke Nusantara melalui pesisir Suma- salu-ran-saluran islamisasi
tra Utara. Realitas bahwa pesisir Sumatra yang berkembang ada
Utara sebagai persinggahan pelayaran enam, yaitu; saluran
memperkuat interpretasi bahwa Islam ma- perdagangan, perkawinan,
suk ke Nusantara melalui pesisir Sumatra tasawuf, politik, pendidikan
Utara. Para saudagar yang berlayar ke Asia dan kesenian. Islamisasi
Timur melalui Selat Malaka singgah di melalui saluran
Pantai Sumatra Utara untuk mem-peroleh pendidikan, baik pada
tambahan bekal yang mulai berkurang, pesantren maupun pondok
seperti makanan, minuman dan kebutuhan yang diselenggarakan oleh
lainnya (Daulay, 2007: 12-13). guru-guru agama, kyai dan
Pendapat senada dikemukakan oleh ulama-ulama. Mereka
Azyumardi Azra yang mengatakan bahwa dibekali pengetahuan
salah satu teori tentang masuknya Islam ke agama dan kemudian
Indonesia menyatakan, Islam masuk kembali ke kampung
pertama kali di pesisir Aceh pada abad ke-1 halaman dan
H/7 M. Pendukung teori ini, menurut menyampaikan ajaran
Azyumardi Azra, di antaranya Syed Mu- agama kepada masyarakat
hammad Naquib al-Attas dan beberapa di daerahnya tersebut
sejarawan Nusantara seperti Hamka, A. (Yatim, 2008: 201-203).
Hasjmi, dan M.Yunus Jamil. Selain mereka, penyebaran Islam di Indo-
teori ini juga didukung oleh penu-lis-penulis nesia tidak dapat dipahami
asing seperti Niemann, De Holander, Keyzer hanya ber-pegang pada
Craw-furd, dan Veth (Azra, 1994: 31). suatu teori tertentu. Peng-
Terbentuknya komunitas muslim pada gunaan beberapa teori
tempat tertentu melalui proses yang yang ada dapat
panjang yang dimulai dengan pembentu- memberikan gambaran
kan pribadi muslim sebagi output dari yang lebih me-muaskan.
usaha para pembawa Islam. Komunitas Oleh karena itu, dapat
muslim tersebut selanjutnya menum- dipa-hami bahwa Islam
buhkan kerajaan Islam. Tercatatlah ber- pada mulanya diperke-
dasarkan sejarah sejumlah kerajaan- nalkan oleh para muballig
kerajaan Islam di Nusantara, seperti kera- pedagang yang melakukan
jaan Perlak, Pasai, Aceh Darussalam, dan kontak dagang dengan
pen-duduk pribumi
Nusantara.
Dalam sejarah
Nusantara masalah
perdagangan,
pembentukan kerajaan,
dan islamisasi adalah proses yang saling Dengan demikian
berir-ingan dan membentuk sifat utama hubungan antara muballig
perkembangan sejarah Islam. Para peda- pedagang dengan penduduk
gang muslim intemasional kerap kali setempat menjadi semakin
didampingi oleh para guru pengembara. erat. Pada masa awal
Dengan dukungan para penguasa, peda- saudagar-saudagar muslim
gang dan guru-guru pengembara muslim yang dikenal cukup
tersebut berperan sebagai pelaku ekonomi mendominasi mem-berikan
dan juru dakwah yang memperkenalkan pengaruh terhadap proses
Islam kepada masyarakat local (Yatim, perke-nalan nilai-nilai Islam
2008: 201-203). terutama ketentuan-
120
Lensa Budaya: Journal of Cultural Sciences, 12(2), Okt 2017
ketentuan hukum Islam mengenai perda- Namun hal yang sedikit
gangan yang memberikan keuntungan melegahkan hati para
ekonomi secara maksimal. nasionalis Islam adalah
Kehadiran muslim saudagar men- keputusan tentang
jadikan kota-kota perdagangan sebagai diadakannya Kementerian
pusat ekonomi, yang pada akhirnya men- Agama yang akan
dukung kegiatan pengembangan Islam. menangani masalah keaga-
Kegiatan perdagangan yang maju me- maan (lihat B.J. Boland,
mungkinkan terselenggaranya pengajaran Pergumulan Is-lam di
Islam dan pembangunan lembaga-lembaga Indonesia (Jakarta : Grafiti
pendidikan Islam sehingga men-ciptakan Preaa, 1985), h. 110;
kehidupan beragama yang dina-mis. bandingkan dengan Badri
Dinamika ummat Islam di perkotaan Yatim, op tit, h. 266).
akhirnya mampu memperkuat penetrasi Meskipun
Islam sampai ke pelosok Nusantara (Azra, Departemen Agama
1991: xiv). dibentuk, namun hal
Cara penyebaran Islam lainnya adalah tersebut tidak mere-dakan
dengan cara kekuasaan. Cara ini sangat konflik ideologi pada masa
penting bagi perluasan Islam di Nusantara. setelah-nya. Setelah
Agama yang dianut oleh pen-guasa akan dikeluarkannya maklumat
mudah diikuti rakyat dan pen-dukungnya tentang diperkenankannya
secara tepat. Keputusan pen-guasa dapat mendirikan partai partai
mempengaruhi penguasa-penguasa lainnya politik, tiga kekuatan yang
untuk memeluk agama Islam sehingga sebelumnya bertikai
Islam berkembang dengan cepat. Setelah muncul kembali, yaitu;
berdirinya kerajaan Islam, penguasa Majelis Syuro Muslimin
mempelopori berbagai kegiatan-kegiatan Indonesia (Masyumi) 7
keagamaan, mulai dari dakwah Islam, November 1945 lahir
pembangunan mesjid-mesjid, sam-pai sebagai wadah aspirasi
penyelenggaraan pendidikan Islam. umat Islam, Partai Sosialis
Pengembangan beberapa hal inilah yang yang mengkristalkan
mewarnai perkembangan Islam di Indone- falsafah hidup Marxis
sia selanjutnya. berdiri 17 Desember 1945,
dan Partai Nasional
Perkembangan Islam di Indonesia Indonesia yang mewadahi
Pasca Kemerdekaan cara hidup nasionalis
“sekuler” muncul pada 29
Masa Orde Lama Januari 1946. Partai-partai
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang berdiri pada saat itu
(PPKI) merupakan perwakilan daerah se- dapat dikategorikan dalam
luruh kepulauan Indonesia. Dalam sidang tiga aliran utama ideologi
PPKI, M. Hatta berhasil meyakinkan bahwa yang ada tersebut.
tujuh kata dalam anak kalimat yang Sejak tahun 1950
tercantum dalam sila pertama Pan-casila sampai 1955 PNI dan
“Ketuhanan yang maha Esa dengan Masyumi terlibat
kewajiban menjalankan syariat Islam bagi perselisihan men-genai
pemeluk-pemeluknya” dengan segala kon- peran Islam dan peran
sekuensinya dihapuskan dari konstitusi. komunis. Tetapi kalangan
muslim sendiri saling
berseberangan. Misalnya
pada tahun 1952 Nahdatul
Ulama (NXJ) menarik diri
dari Masyumi dan menjadi partai politik mengkonsolidasikan
yang mandiri. Terjadi pula perselisihan bentuk baru ideologi
antara kaum tua dan kaum muda dan Indonesia dan organisasi
antara Mu-hammadiyah dan NU mengenai. sosial, bahkan
orientasi keagamaan. Pergolakan yang mengembangkan sebuah
tidak tersele-saikan antara beberapa partai kelanjutan dari masa lalu
politik yang mengantarkan sebuah yang nyata In-donesia.
pemilihan nasional (pemilu) tahun 1955 Sejak masa itu sampai
yang terbukti sebagai sebuah peristiwa sekarang, beberapa partai
yang menentukan dalam sejarah Indonesia. muslim telah berjuang
Pemilihan umum tahun 1955 tersebut
121

Anda mungkin juga menyukai