Anda di halaman 1dari 2

Aroma Botani

Matahari telah sepertiga menampakkan dirinya, ku telat untuk berangkat awal. Mandi
pun bukan menjadi pilihan, dengan pakaian compang-camping seperti preman pasar, lari
dengan kecepatan super tanpa asupan yang bergizi berharap diizinkan masuk kelas. Tepat
sampai, seorang pahlawan tanpa tanda jasa telah menungguku di depan pintu dengan tatapan
laksana elang mencari mangsa. Keringat yang mengalir deras, ku diizinkan masuk kelas asal
rapikan pakaian preman ku terlebih dahulu. Hari yang luar biasa ini diawali dengan mata
pelajaran IPA tentang Botani.

Seperti biasanya, ku duduk paling belakang dengan anggapan bisa menjadi calon
wakil rakyat. Alat tempur hari ini sudah diatas meja tapi ada satu hal yang membuat ku
bingung, teman-teman seperti tidak mengingkan keberadaanku hari ini. Dengan perasaan
terheran-heran, ku tanya kawan seperjuang dari SD sampai sekarang ”Boy, mengapa mereka
seperti tidak menginginkanku?” Sontak dengan nada khasnya, “Iyelah boy bauk kau kayak
kerbau.” Ya dengan perjuangan tadi sekiranya ku pantas menerima bau ini.

Hari ini kami belajar tentang Botani, baik dari pengertian sampai kegunaannya.
Ketika penyampaian Botani Aromatik, kawanku tadi menyenggol siku dan berkata
“Bayangkan boy, dengan aroma harum jak buat dunie ini lebih baek lagi.” Ratusan juta saraf
otak ku langsung terkoneksi ketika mendengarkannya, mendapatkan sebuah ide konyol tapi
inovatif. Membayangkan dengan perasaan menggelitik, “Kalau kondom bisa berperisa Lidah
Buaya, Stroberi ataupun Jeruk berarti bisa pakaian ku berperisa sama demi menghilangkan
bau ini.” Bahkan hal liar lainnya terpikir mengapa pembalut wanita hanya berekstrak daun
sirih?

Ide inovatif terus menghantui pikiran ku ini, membayangkan pakaian yang dipakai
setiap hari dapat berperisa aromatik bisa bereaksi dengan cairan keringat yang bau
menjadikannya harum seperti pakai parfum. Ya dimulai dari baju berperisa mint, celana
berperisa cokelat, bahkan celana dalam berperisa melati. Hal-hal yang dianggap tabu seperti
pembalut wanita dapat mencirikan sifat seseorang, “Indonesia kan kaya akan
biodiversitasnya, bisa jadi kedepannya pembalut wanita berekstrak kopi tubruk.”

Terbangun dari khayalan oleh bel istirahat, terus-menerus membayangkan. “Ini bisa
jadi perubahan global dalam menangani masalah bau badan.” Matahari diatas kepala, pulang
dengan rasa gembira sekaligus mendapatkan ide yang tak terbayangkan hari ini. Senyum
manis hingga dirumah dibuatkan olehnya.

Anda mungkin juga menyukai