Anda di halaman 1dari 6

RESUME MATERI

ASUMSI DASAR DESAIN INSTRAKSIONAL DAN


KONSEP DESAIN INSTRAKSIONAL MENURUT PARA AHLI

Oleh

TAUFAN FAIZAL MUSLIM


1707340

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN KURIKULUM


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2018
RESUME

Pada dasarnya desain instruksional dirancang untuk membantu guru,


dosen, atau pengajar untuk memberikan kualitas pengajaran yang profesional. Hal
ini dikarenakan guru, dosen mempunyai posisi yang strategis dalam pendidikan,
guru, dosen merupakan ujung tombak yang akan memberikan perubahan pada
peserta didik setelah dilakukannya pembelajaran, secara sederhananya dari
awalnya yang tidak bisa menjadi bisa. Maka kualitas peserta didik tentu akan
bergantung dari kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru atau dosen.
Menurut (Munthe, 2010) ada beberapa hal yang menyebabkan desain
instuksional harus dikuasai oleh guru dan/atau dosen, antara lain; pertama,
kualitas dalam pembelajaran tidak terjadi dengan begitu saja namun harus dengan
perencanaan, kerja keras, kerja tim, dan komitmen. Kedua, dalam kurikulum
berbasis kompetensi, maka guru harus memahami keterampilan secara holistik
yang diawali metode desain materi, desain kompetensi, desain strategi
pembelajaran, dan desain assesment. Ketiga, kecakapan dalam melayani
pembelajaran adalah satu seni yang menuntut penguasaan kerangka teori, konsep,
metode, strategi, atau teknik pembelajaran. Maka guru dan/ atau dosen bukan jadi
begitu saja namun mengalami proses perkembangan untuk menjadi profesional.
Dalam penyusunan desain pembelajaran didasarkan atas beberapa
asumnsi, pokok-pokok pikiran atau proposisi. (Gagne, Briggs, & Wager,
Principles Of Instructional Design - 4th ed., 1992) mengidentifikasi adanya empat
pokok-pokok pikiran atau asumsi dasar penyusunan desain pembelajaran.
Pertama diterima asumsi (anggapan) bahwa desain pembelajaran harus
ditujukan untuk membantu belajar individual siswa. Desain pembelajaran tidak
memusatkan perhatian terhadap perubahan pengetahuan,sikap, dan keterampilan
yang bersifat massal.
Kedua, desain pembelajaran mempunyai dua fase, yaitu fase jangka
pendek dan fase jangka panjang. Desain jangka pendek (disebut juga desain
mikro) berupa persiapan mengajar guru untuk menyajikan beberapa topik dalam
waktu beberapa jam pelajaran. Desain jangka panjang (desain makro), berupa
desain untuk mengajarkan keseluruhan matapelajaran dalam suatu satuan
pendidikan. Hasilnya berupa silabus dan kurikulum sekolah.
Ketiga, desain pembelajaran yang disusun secara sistematis akan
berpengaruh terhadaap pencapaian tujuan pembelajaran siswa. Dengan kata lain
pembelajaran yang direncanakan dengan baik, hasilnya akan lebih optimal
daripada tanpa perencanan yang sistematis.
Keempat, desain pembelajaran harus disusun dengan menggunakan
pendekatan sistem (sistem approach). Secara singkat dapat dikatakan bahwa
pendekatan sistem dalam desain pembelajaran meliputi sejumlah langkah mulai
dari analisis kebutuhan dan tujuan belajar, berakhir dengan evaluasi terhadap
pencapaian tujuan belajar.
Desain pembelajaran didasarkan atas asumsi, pokok-pokok pikiran, yaitu:
1. Bahwa kompetensi atau tujuan pembelajaran sebagai hasil analisis kebutuhan
belajar, apa pun bidang studi yang diajarkan perlu dirumuskan dengan jelas,
dalam arti proses dan hasil pembelajaran dapat diamati dan diukur
(observable and measurable).
2. Tanpa memandang bidang studi yang dikembangkan, materi pembelajaran
dapat diklasifikasikan dengan cara tertentu. Klasifikasi materi pembelajaran
dimaksud dapat berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan, dapat pula
diklasifikasikan menjadi fakta, konsep, prinsip dan prosedur. Bahwa setiap
jenis materi tersebut memerlukan strategi, media, dan evaluasi yang berbeda
dalam mengajarkannya. Hasil pembelajaran dievaluasi atau dinilai dengan
menggunakan acuan kriteria (bukan acuan norma), penilaian didasarkan atas
kriteria tercapai tidaknya tujuan atau kompetensi pembelajaran (criterion
measurement).
3. Tugas penyusun desain pembelajaran (instructional designer) adalah mencari
alternatif strategi, alat, dan media yang optimal untuk membantu individu
siswa menguasai materi (p.283; 3). Berdasarkan jenis materi pembelajaran
dikenal adanya conceptual learning principles (p.233) dan problem based
learning principles.
(Gagne & Driscoll, Essentials of learning for instructional, 1989)
menyatakan bahwa desain pembelajaran disusun untuk membantu proses belajar
peserta didik, proses belajar tersebut memiliki tahapan saat ini dan tahapan jangka
panjang. Dari pendapat Gagne dapat dilihat bahwa fokus dari desain pembelajaran
yang disusun adalah untuk peserta didik dalam proses pembelajaran yang
dilakukan di kelas dan juga dapat berguna bagi peserta didik implementasikan di
masyarakat. Kelebihan dari pendapat Gagne adalah telah dilakukannya analisis
mendalam dalam pemilihan materi dalam proses pembelajaran, sehingga materi
yang dipelajari akan berguna bagi dirinya saat mempelajari dan berguna untuk
masa depannya beradaptasi dengan lingkungan masyarakat. Namun
kelemahannya tidak terlalu memfokuskan perhatian pada tugas dari guru untuk
melakukan pembelajaran, apakah strategi, metode, atau model yang dilakukan
dalam implementasi pembelajaran.
Shambaugh dalam (Sanjaya, 2009) menjelaskan tentang desain
pembelajaran sebagai “An intellectual process to help teachers systematically
learners needs and construct structures possibilities to responsively addres those
needs”. (Sebuah proses intelektual untuk membantu pendidik menganalisis
kebutuhan peserta didik dan membangun berbagai kemungkinan untuk merespon
kebutuhan tersebut). Berdasarkan konsep dari Shambaugh jelas bahwa dalam
pendidikan harus dianalisis terlebih dahulu apa kebutuhan dari peserta didik yang
harus diajarkan, hal ini akan memberikan dampak bahwa materi yang diajarkan
akan sangat berguna bagi kehidupan peserta didik. Kelemahan dari konsep ini
juga tidak detail menjelaskan tahapan demi tahapan dalam pembelajaran untuk
tujuan penting dari pendidikan karena fokus pada analisis kebutuhan saja.
Pendapat yang lebih spesifik dikemukakan oleh (Gentry, 1985), bahwa
desain pembelajaran berkenaan dengan proses menentukan tujuan pembelajaran,
strategi dan teknik untuk mencapai tujuan serta merancang media yang dapat
digunakan untuk keefektifan pencapaian tujuan. Hal ini sesuai juga yang
disampaikan (Dick, Carey, & Carey, 2003) mendefenisikan desain pembelajaran
adalah mencakup seluruh proses yang dilaksanakan pada pendekatan sistem yang
terdiri dari analisis, desain , pengembangan, implementasi dan evaluasi. Lebih
lengkap Dick, Carey & Carey menjabarkan bahwa dalam mendesain pembelajaran
harus melewati tahapan-tahapan;
a. Mengidentifikasi tujuan pembelajaran.
b. Melakukan analisis instruksional.
c. Menganalisis karakteristik peserta didik dan konteks pembelajaran.
d. Merumuskan tujuan pembelajaran khusus.
e. Mengembangkan instrumen penilaian.
f. Mengembangkan strategi pembelajaran.
g. Mengembangkan dan memilih bahan ajar.
h. Merancang dan mengembangkan evaluasi formatif.
i. Melakukan revisi terhadap program pembelajaran.
j. Merancang dan mengembangkan evaluasi sumatif.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat dirumuskan bahwa desain


pembelajaran adalah pengembangan pembelajaran secara sistematis untuk
memaksimalkan keefektifan dan efisiensi pembelajaran. Kegiatan mendesain
pembelajaran diawali dengan menganalisis kebutuhan peserta didik, menentukan
tujuan pembelajaran, mengembangkan bahan dan aktivitas pembelajaran, yang di
dalamnya mencakup penentuan sumber belajar, strategi pembelajaran, langkah-
langkah pembelajaran, media pembelajaran dan penilaian (evaluasi) untuk
mengukur tingkat keberhasilan pembelajaran. Hasil evaluasi tersebut digunakan
sebagai acuan untuk mengetahui tingkat efektivitas, efisiensi dan produktivitas
proses pembelajaran.
Referensi

Dick, W., Carey, L., & Carey, J. O. (2003). The Systematic Design Of Instruction.
Library of Congress Cataloging-in-Publication Data. Addison: Welswey
Educational.

Gagne, R. M., & Driscoll, M. P. ( 1989). Essentials of learning for instructional.


Florida: State University.

Gagne, R. M., Briggs, L. J., & Wager, W. W. (1992). Principles Of Instructional


Design - 4th ed. United States of America: Ted Buchholtz.

Munthe, B. (2010). Desain Pembelajaran (cetakan ke-10). Yogyakarta: Pustaka


Insan Madani.

Sanjaya, W. ( 2009). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:


Kencana.

Anda mungkin juga menyukai