1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................1
DAFTAR ISI...........................................................................................2
BAB I - PENDAHULUAN.......................................................................4
A. Organisasi Dan Sistem................................................................4
B. Unsur – Unsur Dalam Organisasi................................................4
C. Pengertian Sistem.......................................................................5
D. Organisasi Sebagai Suatu Sistem................................................6
E. Proses Dalam Organisasi.............................................................6
BAB II - TENTANG KARANG TARUNA...................................................8
A. Pengertian Karang Taruna........................................................10
B. Identitas Karang Taruna............................................................13
C. Tujuan, Tugas Pokok Dan Fungsi Karang Taruna.......................15
D. Keanggotaan Dan Kepengurusan..............................................18
E. Mekanisme Kerja Karang Taruna..............................................20
F. Forum – Forum Karang Taruna.................................................23
G. Unit Teknis Karang Taruna........................................................24
H. Pembina Dan Majelis Karang Taruna........................................25
I. Kebijakan, Strategi Dan Program..............................................28
J. Klasifikasi Karang Taruna..........................................................31
K. Mars Karang Taruna..................................................................34
L. Sumpah Pemuda......................................................................36
2
BAB III - KARANG TARUNA SETYO MANUNGGAL..............................37
A. Identitas Karang Taruna............................................................37
B. Bagan Kepengurusan................................................................40
C. Tugas Kepengurusan.................................................................40
D. Pedoman Dasar........................................................................44
BAB IV - PENUTUP.............................................................................50
A. Saran.........................................................................................50
B. Tambahan.................................................................................50
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
2. Proses yang mengubah masukan / sumber daya yang dimiliki
menjadi keluarran/hasil sebagai mana diinginkan.
3. Pembaggian tugas diantara anggota – anggota organisasi.
Termasuk disini adalah pembagian tugas dan wewenag secara
horizontal maupun secara vertikal.
4. Kerja sama dan koordinasi supaya pembagian pekerjaan
menjadi efektif dan efisien.
C. Pengertian Sistem
Suatu sistem adalah : “Kesatuan dari pembagian –
pembagian yang saling berhubungan dan saling bergantung
untuuk mencapai suatu tujuan.”
Bagian – bagian dari sistem saling berhubungan secara
teratur dan seluruh bagian tadi menjadi satu kesatuan, bukan
sekedar kumpulan dan bagian – bagian. Karena merupakan
kesatuan maka bagian – bagian tersebut saling bergantung dan
tidak dapat dipisahkan dalam rangka mencapai tujuan.
Setiap bagian dari suatu sistem adalah merupakan sub
sistem dari sistem tersebut. Dengan demikian suatu sistem terdiri
dari beberapa sub sistem masing – masing sub sistem dan
seterusnya. Sebagai konsekwensi maka kegagalan suatu sub sistem
akan berpengaruh terhadap seluruh sistem.
5
D. Organisasi Sebagai Suatu Sistem
Suatu organisasi adalah sistem dimana setiap bagiannya
merupakan sub sistem dari organisasi tersebu. Bagian – bagian
organisasi harus saling berhubungan dan bergabung agar tujuan
yang diinginkan dapat dicapai. Hal ini dapat dimengerti daya yang
digunakan maupun keluaran yang dihasilkan oleh suatu bagian
mempunyai hubungan dengan bagian lainnya.
Organisasi juga dipandang sebagai bagiandari sistem yang
lebih besar yaitu lingkungan. Hal ini disebabkan karena dalam
kenyataannya suatu organisasi selalu berhubungann dengan
dunia/lingkungan /masyarakat. Dalam hal ini organisasi dipandang
sebagai suatu sistem terbuka yang peka / terpengaruh dalam
perubahan – perubahan dalam lingkungannya dan juga dapat
mempangaruhi.
E. Proses Dalam Organisasi
Dengan keterbatasan sumberdaya yang dimiliki seta
adanya pengaruh lingkungan, sumber daya tersebut harus melalui
serangakaian proses agar tujuan organasasi dapat dicapai secara
efisien. Proses tersebut dalam pengertian organisasi disebut
sebagai proses manajemen. Unsusr – unsur dalam proses
manajemen adalah :
A. Perencanaan
B. Pengorganisasian
6
C. Penghargaan
D. Pengendalian
Dalam pelaksanaan manajemen sehari – hari banyak
faktor yang tidak sepenuhnya dapat dilaksanakan. Banyak pula
peerubahann yang terjadi baik yang didalam maupun diluar
organisasi. Pada umumnya kita tidak dapat menduga dengan pasti
hal – hal yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Oleh karena
itu diperlukan pengamatang yang terus menerus terhadap hasi;l –
hasil yang dicapai serta kemungkinan terjadi penyimpangan. Halis
pengamatan ini dievaluasi dan digunakan sebagai dasar untuk
pengambilan keputusan selanjutnya dan disebut sebagai umpan
balik.
7
BAB II
TENTANG KARANG TARUNA
16
preventif, rehabilitatif maupun pengembangan potensi generasi
muda di lingkungannya.
3. Fungsi Karang Taruna :
a) Penyelenggara Usaha Kesejahteraan Sosial.
b) Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan bagi masyarakat.
c) Penyelenggara pemberdayaan masyarakat terutama
generasi muda secara komprehensif, terpacu dan terarah
serta berkesinambungan.
d) Penyelenggara kegiatan pengembangan jiwa kewirausahaan
bagi generasi muda di lingkungannya.
e) Penanaman pengertian, memupuk dan meningkatkan
kesadaran tanggung jawab sosial generasi muda.
f) Penumbuhan dan pengembangan semangat kebersamaan,
jiwa kekeluargaan, kesetiakawanan sosial dan memperkuat
nilai-nilai kearifan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik
lndonesia.
g) Pemupukan kreatifitas generasi muda untuk dapat
mengembangkan tanggung jawab sosial yang bersifat
rekreatif, kreatif, edukatif, ekonomis produktif dan kegiatan
praktis lainnya dengan mendayagunakan segala sumber dan
potensi kesejahteraan sosial di lingkungannya secara
swadaya.
17
h) Penyelenggara rujukan, pendampingan, dan advokasi sosial
bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial.
i) Penguatan sistem jaringan komunikasi, kerjasama, informasi
dan kemitraan dengan berbagai sektor lainnya.
j) Penyelenggara Usaha-usaha pencegahan permasalahan
sosial yang aktual.
D. Keanggotaan & Kepengurusan
1. Keanggotaan
Anggota Karang Taruna terdiri dari pemuda yang dalam
keanggotannya terbagi menjadi dua jenis yaitu anggota pasif
dan anggota aktif.
a) Anggota Pasif adalah keanggotaan yang bersifat stelsel pasif
(Keanggotaan otomatis), yakni seluruh remaja dan pemuda
yang berusia 16 s/d 35 tahun;
b) Anggota Aktif adalah keanggotaan yang bersifat pengurus
Inti, berusia 17 s/d 25 tahun dan selalu aktif mengikuti
kegiatan Karang Taruna.
2. Kepengurusan
Secara umum, untuk menjadi pengurus Karang Taruna
seseorang harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
a) Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa;
18
b) Setia kepada Pancasila dan UUD 1945;
c) Berdomisili di wilayah tingkatannya yang dibuktikan dengan
identitas resmi;
d) Memiliki kondisi jasmani dan rohani yang sehat;
e) Bertanggung jawab, berakhlak baik, dan mampu bekerja
dengan timnya maupun dengan berbagai pihak;
f) Berusia minimal 17 tahun dan maksimal 25 tahun;
g) Mengetahui dan memahami aspek keorganisasian serta ke-
Karang Taruna-an;
h) Peduli terhadap lingkungan masyarakatnya;
Pengurus Karang Taruna dipilih dan disahkan dalam
Temu Karya. Pengurus Karang Taruna dikukuhkan dan dilantik
oleh Ketua sebelumnya. Pengurus Karang Taruna berfungsi
sebagai Pelaksana Organisasi dalam diwilayahnya. Karang
Taruna memiliki Pengurus minimal 15 Orang, masa bhakti 2
(Dua) Tahun dengan struktur sekurang-kurangnya terdiri dari :
a) Ketua;
b) Wakil Ketua 1;
c) Wakil Ketua 2;
d) Sekretrais 1;
e) Sekretaris 2;
f) Sekretaris 3;
g) Bendahara 1;
19
h) Bendahara 2;
i) Bendahara 3;
j) Seksi Pendidikan dan Pelatihan;
k) Seksi Lingkungan Hidup dan Kesehatan;
l) Seksi Kerohanian;
m) Seksi Olahraga dan Seni Budaya;
n) Seksi Hubungan Masyarakat dan Kemitraan;
o) Seksi Inventaris dan Perlengkapan.
E. Mekanisme Kerja Karang Taruna
1. Mekanisme Kerja
Pengurus Karang Taruna melaksanakan fungsi-fungsi
operasional di bidang kesejahteraan sosial sebagai tugas pokok
Karang Taruna dan fungsinya serta program kerja lainnya yang
dilaksanakan bersama pemerintah dan komponen terkait
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pengurus Karang Taruna dalam mengoperasionalkan
tugas pokok dan fungsi serta program kerjanya bersama
pemerintah dan komponen terkait, harus sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Mekanisme kerja
sebagai langkah-langkah dalam proses penyelenggaraan suatu
tugas dan fungsi serta program kerja Karang Taruna yang perlu
ditempuh oleh pengurus Karang Taruna, mencakup pentahapan
antara lain :
20
Pendataan potensi / sumber dan permasalahan
kesejahteraan sosial;
Perencanaan program;
Sosialisasi program-program yang direncanakan;
Pelaksanaan program;
Pemantauan dan evaluasi;
Pencatatan dan pelaporan.
Mekanisme kerja (langkah) guna melaksanakan pentahapan
tersebut ditempuh melalui :
a) Pembicaraan dan pembahasan bersama dalam pertemuan
atau rapat pengurus. Rapat setidaknya dapat merumuskan
dan menetapkan antara lain hal-hal sebagai berikut :
a) Kegiatan apa yang akan dikerjakan;
b) Siapa yang mengkoordinasikan dan melaksanakan
kegiatan tersebut;
c) Dukungan dana yang diperlukan dan bagaimana
memperolehnya;
d) Siapa saja dan pihak mana saja yang perlu dihubungi;
e) Pelaksanaannya bagaimana;
f) Dan lain-lain yang perlu diputuskan dalam rapat;
b) Pertemuan kembali untuk mengetahui perkembangan
pelaksanaan, baik hasil, faktor pendukung dan
permasalahan yang dihadapi dalam rangka menetapkan
21
langkah-langkah berikutnya. Operasionalisasi tugas pokok,
fungsi dan program kerja Karang Taruna dibidang
kesejahteraan sosial yang dikerjasamakan dengan pihak lain
perlu dikoordinasikan dengan instansi sosial sebagai
pembina fungsional.
2. Mekanisme Hubungan
Mekanisme hubungan komunikasi, informasi, kerja sama dan
kolaborasi antar Karang Taruna dengan wadah pengurus di
lingkup kecamatan, kabupaten/kota, provinsi dan nasional
adalah bersifat koordinatif, konsultatif dan kolaboratif secara
fungsional serta bukan operasional. Penjabaran dari
mekanisme hubungan tersebut adalah sebagai berikut:
a) Bersifat koordinatif, bahwa mekanisme hubungan tersebut
sifatnya untuk lebih menserasikan dan menselaraskan
pelaksanaan fungsi masing-masing;
b) Bersifat konsultatif, bahwa mekanisme hubungan tersebut
sifatnya perundingan untuk saling memberikan nasehat atau
masukan dari kedua belah pihak sesuai fungsinya masing-
masing;
c) Bersifat kolaboratif, bahwa mekanisme hubungan tersebut
sifatnya untuk lebih meningkatkan kerja sama kedua belah
pihak sesuai fungsinya masing-masing;
F. Forum-forum Karang Taruna
22
Apa yang dilakukan Karang Taruna dapat diinformasikan ke
pengurus, antara lain melalui forum pertemuan yang
diselenggarakan bersama. Dalam forum dapat terjadi adanya
saling tukar informasi dan pengalaman serta masukan atau saran-
saran yang saling mengisi dan melengkapi. Maka diadakan Forum
Pertemuan Karang Taruna. Bentuk-bentuk forum tersebut terdiri
dari :
1. Forum Internal
a) Forum Rutin Bulanan
b) Forum Panitia
c) Forum Evaluasi
d) Forum Insidental
2. Forum Eksternal
a) Temu Karya
b) Forum Antar Karang Taruna
c) Forum Pleno
d) Studi Banding
24
6. Unit tekhnis dapat diisi oleh mereka baik yang duduk dalam
kepengurusan, aktivis, dan warga Karang Taruna yang
dipandang memiliki pengetahuan dan ketrampilan serta ahli
dalam bidang yang berkaitan dengan unit tekhnis yang
bersangkutan.
H. Pembina & Majelis Pertimbangan
1. Pembina Karang Taruna
Karang Taruna memiliki Pembina Utama, Pembina Umum,
Pembina Fungsional dan Pembina Teknis dengan urutan
sebagai berikut :
a) Pembina Utama Karang Taruna adalah Presiden Republik
Indonesia.
b) Pembina Tingkat Pusat :
Pembina Umum adalah Menteri Dalam Negeri
Pembina Fungsional adalah Menteri Sosial
Pembina Teknis adalah Pimpinan Departemen /
Kementerian Negara atau Lembaga terkait.
25
Pembina Teknis adalah Pimpinan Instansi / Lembaga /
Badan Daerah Provinsi.
d) Pembina Tingkat Kabupaten/Kota:
Pembina Umum adalah Bupati / Walikota.
Pembina Fungsional adalah Kepala Dinas / Instansi Sosial
Kabupaten/Kota.
Pembina Teknis adalah Pimpinan Instansi / Lembaga /
Badan Daerah Kabupaten/Kota yang terkait.
e) Pembina Tingkat Kecamatan:
Pembina Umum adalah Camat.
Pembina Fungsional adalah Kepala Seksi / Unit
Kecamatan yang tugasnya berkaitan langsung dengan
Bidang Kesejahteraan Sosial.
Pembina Teknis adalah Pimpinan Unit Kecamatan yang
terkait dengan penyediaan dukungan bagi peningkatan
fungsi Karang Taruna.
f) Pembina Tingkat Desa/Kelurahan:
Pembina Umum adalah Kepala Desa / Lurah.
Pembina Fungsional adalah Kepala Seksi / Unit
Desa/Kelurahan yang tugasnya berkaitan langsung
dengan Bidang Kesejahteraan Sosial.
26
Pembina Teknis adalah Pimpinan Unit Desa/Kelurahan
yang terkait dengan penyediaan dukungan bagi
peningkatan fungsi Karang Taruna.
2. Majelis Pertimbangan Karang Taruna
Majelis Pertimbangan Karang Taruna disingkat MPKT,
adalah wadah penghimpun mantan pengurus Karang Taruna
dan tokoh masyarakat lain yang berjasa dan bermanfaat bagi
kemajuan Karang Taruna, yang tidak memiliki hubungan
struktural dengan kepengurusan Karang Taruna-nya. Setiap
Karang Taruna dapat membentuk MPKT yang dilakukan melalui
forum Temu Karya di masing-masing wilayahnya, yang
kemudian dikukuhkan oleh forum tersebut. Susunan MPKT
terdiri dari :
a) Seorang Ketua merangkap anggota;
b) Seorang Sekretaris merangkap anggota;
c) Beberapa Wakil Sekretaris (sesuai kebutuhan) merangkap
anggota;
d) Anggota yang jumlahnya ditentukan sesuai dengan jumlah
mantan aktivis Karang Taruna diwilayah masing-masing
ditambah beberapa tokoh yang dianggap layak apabila
memungkinkan.
Diminta atau tidak diminta MPKT dapat memberikan
masukan berupa pemikiran-pemikiran atau saran-saran dan
27
bantuan, sebagai bahan pertimbangan Pengurus Karang Taruna
dalam menyelenggarakan program kegiatan. MPKT dapat
diikutsertakan dalam rapat atau pertemuan yang
diselenggarakan Pengurus Karang Taruna.
I. Kebijakan, Strategi & Program
Kebijakan dan Strategi pemberdayaan Karang Taruna
diarahkan pada terwujudnya kemandirian peran dibidang
pembangunan kesejahteraan sosial.
1. Kebijakan
a) Memantapkan pemahaman tentang Karang Taruna sebagai
organisasi sosial yang tumbuh dari, oleh dan untuk
masyarakat di kalangan masyarakat terutama pembina,
pengurus dan aktivis Karang Taruna;
b) Meningkatkan peran aktif Karang Taruna dalam:
Upaya pencegahan timbulnya permasalahan sosial di
kalangan generasi muda;
Memberikan pelayanan kepada penyandang masalah
Kesejahteraan Sosial;
Membina dan mengembangkan ketrampilan dan
kewirausahaan guna terciptanya kesempatan dan
lapangan kerja bagi generasi muda;
28
Menciptakan kader pemimpin dan kader pembangunan
serta dalam proses pembauran bangsa dikalangan
generasi muda;
Turut melestarikan dan mempertahankan ciri budaya
maupun jati diri bangsa;
c) Memantapkan komunikasi, kerjasama, pertukaran informasi
dan kolaborasi antar Karang Taruna dalam rangka
pengembangan program/kegiatannya serta memperkuat
ikatan persaudaraan dan kebersamaan antar Karang Taruna;
d) Pemberdayaan Karang Taruna dilaksanakan dan menjadi
tanggung jawab bersama pemerintah, lembaga swasta dan
masyarakat, dalam keterpaduan intra dan inter sektoral,
serta pengembangan jalinan kemitraan;
e) Pemutakhiran data Karang Taruna secara periodik dan
berkesinambungan.
2. Strategi
a) Meningkatkan intensitas dan kualitas sosialisasi melalui
kegiatan penyuluhan dan bimbingan sosial serta publikasi
berbagai kegiatan Karang Taruna melalui media cetak,
elektronik maupun media lainnya.
b) Peningkatan pendidikan dan pelatihan bagi pengurus
maupun aktivis Karang Taruna dalam bidang manajemen
29
organisasi, kepemimpinan dan kaderisasi serta ketrampilan
teknis.
c) Pengembangan fasilitas dan bantuan stimulan untuk
mendorong dan mengembangkan kegiatan yang
dilaksanakan Karang Taruna dari berbagai pihak yang
memiliki perhatian terhadap Karang Taruna.
d) Meningkatkan kegiatan bersama antar Karang Taruna,
antara lain melalui kegiatan bulan bhakti dan studi karya
bhakti Karang Taruna.
e) Pemberian penghargaan kepada Karang Taruna yang
memiliki prestasi tinggi, dan penghargaan pada pembina
umum dan teknis serta dunia usaha yang banyak
memberikan perhatian terhadap perkembangan Karang
Taruna di wilayah atau lingkungannya.
f) Pendampingan dengan melibatkan pengurus dan aktivis
Karang Taruna yang berkemampuan dalam program atau
kegiatan yang dilaksanakan di daerahnya.
g) Meningkatkan jalinan kemitraan dalam Pemberdayaan
Karang Taruna baik antar instansi pembina, antara Karang
Taruna dengan instansi pembina, antara Karang Taruna
dengan dunia usaha, maupun antara Karang Taruna dengan
lembaga-lembaga masyarakat.
3. Program
30
Berdasarkan kebijakan dan strategi yang telah dirumuskan
tersebut, besaran program Pemberdayaan Karang Taruna
meliputi:
a) Pendataan Karang Taruna;
b) Penyuluhan/motivasi Karang Taruna;
c) Pendidikan dan Pelatihan Karang Taruna;
d) Pengembangan kegiatan Karang Taruna;
e) Pengembangan jaringan kerjasama kemitraan Karang
Taruna;
f) Bantuan Stimulan;
g) Pendampingan Karang Taruna;
h) Publikasi / Sosialisasi Karang Taruna;
i) Pemantapan pembina Karang Taruna;
j) Penghargaan.
J. Klasifikasi Karang Taruna
1. Karang Taruna "Tumbuh"
Indikator Karang Taruna "Tumbuh" antara lain, adalah:
a) Secara formal karang taruna telah dibentuk dan telah
memiliki struktur kepengurusan, namun belum lengkap;
b) Program/kegiatannya masih sederhana, terbatas dan belum
tersusun secara tertulis;
c) Administrasi organisasi dan kegiatan belum teratur secara
rapi;
31
d) Peran dan kegiatannya masih bersifat insidentil;
e) Anggota yang terlibat dalam kegiatan, baru terdiri dari
sebagaian kecil generasi muda yang ada di desa/kelurahan
setempat.
2. Karang Taruna "Berkembang"
Indikator Karang Taruna "Berkembang" antara lain, adalah:
a) Struktur organisasi, kepengurusain dan jumlah pengurus
lengkap;
b) Mekanisme, tata kerja dan program kerjanya sudah teratur,
sistematis dan teradministrasikan secara tertulis ;
c) Administrasi organisasi dan kegiatan belum teratur secara
rapi;
d) Peran dan kegiatannya mulai kontinyu dan mulai mengarah
pada kegiatan yang berdampak ekonomis;
e) Anggota yang terlibat dalam kegiatan, terdiri dari sebagian
besar generasi muda yang ada di desa/kelurahan setempat;
f) Anggota yang terlibat dalam kegiatan, mulai bertambah dan
telah menjangkau sebagian besar generasi muda yang ada di
wilayah desa/kelurahan setempat;
g) Tingkat keswadayaan dan keswadanaan masih terbatas;
h) Kemampuan untuk mengembangkan kegiatan-kegiatan yang
lebih berdampak ekonomis bagi masyarakat masih kurang;
32
i) Program/kegiatannya mulai mendapat dukungan dari
sebagian masyarakat setempat.
3. Karang Taruna "Maju "
Indikator Karang Taruna "Maju" antara lain, adalah:
a) Secara administrasi, organisasi, dan kepengurusan telah
lengkap;
b) Program/kegiatannya telah berjalan baik, teratur,
berkesinambungan serta memiliki prospek yang jelas;
c) Kegiatan yang dilaksanakan telah mencakup kegiatan yang
bersifat preventif, pelayanan dan pengembangan yang
memberi manfaat lebih banyak bagi warga masyarakat ;
d) Kegiatan telah mencakup penanganan masalah, baik sosial
psikologis maupun sosial ekonomis seperti : narkoba,
keterlantaran, tindak kekerasan, ekonomi lemah dan
lain-lain;
e) Tingkat keswadayaan dan keswadanaan mampu mendukung
pelaksanaan program- program yang telah ditetapkan;
f) Program/kegiatannya dapat menciptakan lapangan kerja,
terutama bagi anggota;
g) Pelaksanaan kegiatan mulai menggunakan pendekatan
pekerjaan sosial;
h) Memiliki sarana/prasarana kegiatan yang permanen;
33
i) Program yang direncanakan berorientasi pada kegiatan
Usaha Kesejahteraan Sosial dan Usaha Ekonomis Produktif;
j) Telah menjalin kerjasama dengan organisasi/lembaga lain
diluar Karang Taruna;
k) Anggota yang terlibat dalam kegiatan, terdiri dari sebagian
besar generasi muda yang ada di desa/kelurahan setempat.
4. Karang Taruna "Percontohan/Berprestasi"
Karang Taruna percontohan adalah kondisi sebagaimana Karang
Taruna maju akan tetapi telah melaksanakan dan
mengembangkan program-program yang menciptakan generasi
muda dilingkungannya untuk mampu berpartisipasi
mengembangkan program-program pembangunan nasional
yang diperlukan oleh lingkungan.
K. Mars Karang Taruna
KARANG TARUNA memiliki lagu Mars yang diciptakan oleh
Gunadi Said. Lagu Mars ini pertama kali dikumandangkan saat
dilangsungkannya Musyawarah Kerja Karang Taruna pada tahun
1975.
34
L. Sumpah Pemuda
Sumpah Pemuda adalah bukti otentik bahwa tanggal
28 Oktober 1928 bangsa Indonesia dilahirkan. Oleh karena itu
sudah seharusnya segenap rakyat Indonesia memperingati
momentum 28 Oktober sebagai hari lahirnya bangsa Indonesia.
35
Proses kelahiran Bangsa Indonesia ini merupakan buah dari
perjuangan rakyat yang selama ratusan tahun tertindas dibawah
kekuasaan kaum kolonialis pada saat itu, kondisi ketertindasan
inilah yang kemudian mendorong para pemuda pada saat itu
untuk membulatkan tekad demi mengangkat harkat dan
martabat hidup orang Indonesia asli, tekad inilah yang menjadi
komitmen perjuangan rakyat Indonesia hingga berhasil mencapai
kemerdekaannya 17 tahun kemudian yaitu pada 17 Agustus 1945.
Adapun isi dari sumpah pemuda tersebut berbunyi :
Pertama :
“Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah
yang satu, tanah air Indonesia.”
Kedua :
“Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu,
bangsa Indonesia.”
Ketiga :
“Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan,
bahasa Indonesia.”
BAB III
KARANG TARUNA SETYO MANUNGGAL
36
Karang Taruna Setyo Manunggal adalah suatu organisasi
kemasyarakatan yang beranggotakan pemuda-pemudi dusun
Mredo Kulon, Bangunharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta. Organisasi
ini berdiri cukup lama dan dilestarikan dari generasi ke generasi.
Visi Karang Taruna Setyo Manunggal adalah Menjadi
Karang Taruna motorik dalam pembangunan dusun. Sedangkan
misinya adalah :
1. Mengabdikan diri dalam masyarakat.
2. Mengembangkan akhlak budi pekerti yang luhur.
3. Melestarikan nilai-nilai budaya dalam
masyarakat.
4. Mempererat tali persaudaraan antar anggota
karang karuna.
5. Mengadakan kegiatan - kegiatan kepemudaan
dalam masyarakat.
6. Mengembangkan kreativitas dan bakat pemuda
melalui organisasi kepemudaan.
7. Menciptakan kondisi dusun yang aman dan
tenteram.
8. Berkontribusi dalam pembangunan dusun.
37
Karang Taruna Setyo Manunggal memiliki identitas berupa
lambang berupa roda gigi dan 4 (Empat) Tangan. Keseluruhan
lambang tersebut mengandung makna :
1. Roda gigi melambangkan suatu penggerak di lingkungan
masyarakat.
2. Delapan gigi yang terdapat pada roda gigi melambangkan
delapan peran organisasi dalam masyarakat, yaitu :
a) Mengayomi
b) Melindungi
c) Melayani
d) Mengabdi
e) Mendidik
f) Memajukan
g) Memotori
h) Menginspirasi
3. Empat tangan yang saling berpegang melambangkan kerja
sama.
38
4. Dua bintang yang berarti organisasi tersebut berasaskan
Pancasila dan UUD 1945.
5. Roda gigi bagian atas bertuliskan Karang Taruna mengandung
arti :
a) Karang : pekarangan, halaman, atau tempat;
b) Taruna : remaja.
Yang berarti tempat atau Wadah Pembinaan Remaja.
6. Roda gigi bagian bawah bertuliskan Setyo Manunggal yang
merupakan nama organisasi kita yang mengandung arti :
a) Setyo : Setia, Loyal, Solid, Mengabdi.
b) Manunggal : Tunggal, Bersatu.
Yang berarti Setia bersatu.
7. Arti warna :
a) Putih: Kesucian, tidak tercela, tidak ternoda.
b) Merah : Keberanian, sabar, tenang, dan dapat mengendali-
kan diri, tekad pantang mundur.
8. Mredo Kulon RT 06 – 07 merupakan identitas desa, tempat
organisasi ini berada.
Secara keseluruhan berarti tempat atau wadah
pembinaan remaja yang berani bekerjasama untuk menggerakkan
kemajuan di masyarakat sesuai dengan asas Pancasila dan UUD
1945.
39
B. Bagan Kepengurusan
C. Tugas Kepengurusan
1. Ketua Umum
a) Memimpin & bertanggung jawab atas jalannya organisasi
b) Acceptor / orang yang memutuskan kebijakan
c) Pembimbing, penengah dan pelindung bagi seluruh anggota
organisasi
d) Mengkoordinasi seluruh anggota organisasi
2. Wakil Ketua I
a) Mengkoordinasi seksi-seksi bidang program kerja
b) Penanggung jawab di bidang program kerja
c) Pendamping ketua umum
d) Dewan Penasehat ketua umum
40
3. Wakil Ketua II
a) Mengkoordinasi seksi-seksi bidang kelembagaan dan
pendukung
b) Penanggung jawab di bidang kelembagaan dan pendukung
c) Penanggung jawab di bidang program kerja
d) Pendamping ketua umum
4. Bendahara I
a) Dewan pengurus administrasi kas simpan pinjam
b) Bertanggung jawab atas segala administrasi
c) Menyampaikan laporan administrasi secara transparan
5. Bendahara II
a) Dewan pengurus administrasi kas organisasi yang meliputi
iuran rutin, denda gotong royong dan kas eksternal
b) Bertanggung jawab atas segala administrasi
c) Menyampaikan laporan administrasi secara transparan
6. Bendahara III
a) Dewan pengawas administrasi dari Bendahara I dan
Bendahara II
b) Membantu tugas Bendahara I dan Bendahara II
c) Penegak hukum perbendaharaan
7. Sekretaris I
a) Dewan pengurus dokumentasi keuangan iuran rutin
b) Membuat undangan pertemuan rutin
41
c) Bertanggung jawab atas segala dokumentasi
d) Menyampaikan laporan dokumentasi secara transparan
8. Sekretaris II
a) Dewan pengurus dokumentasi keuangan iuran rutin
b) Menyebarkan undangan pertemuan rutin
c) Bertanggung jawab atas segala dokumentasi
d) Menyampaikan laporan dokumentasi secara transparan
9. Sekretaris III
a) Dewan pengurus dokumentasi absensi anggota
b) Menyebarkan undangan pertemuan rutin
c) Bertanggung jawab atas segala dokumentasi
d) Menyampaikan laporan dokumentasi secara transparan
10. Seksi Lingkungan Hidup dan Kesehatan
a) Team yang bergerak di bidang lingkungan hidup, kebersihan
dan kesehatan
b) Menggalangkan kegiatan gotong royong rutin / insidental
11. Seksi Kerohanian
a) Team yang bergerak di bidang kerohanian dan bina mental
b) Mengadakan kegiatan event bidang kerohanian seperti
pengajian, kegiatan ramadhan, kegiatan hari raya, lomba
takbir dan lain sebagainya
45
d) Pada saat perkumpulan handphone dimatikan atau di
modus diam (silent).
e) Setiap anggota berkewajiban menjaga suasana yang
kondusif pada saat perkumpulan berlangsung.
f) Berpakaian bebas, rapi dan sopan (tidak boleh memakai
celana pendek bagi laki-laki)
g) Perkumpulan rutin dapat ditunda dan dimajukan tergantung
kondisi dengan persetujuan bersama.
h) Saat perkumpulan rutin, setiap anggota wajib membayar
iuran rutin sebesar Rp 3000,-
i) Untuk anggota yang menyelenggarakan perkumpulan rutin
di rumahnya, berhak mendapat dana sosial Rp 50.000,-
j) Setiap anggota berhak berpendapat dan wajib menghargai
pendapat orang lain.
k) Pengambilan keputusan dilakukan melalui musyawarah, dan
jika dalam musyawarah tidak mencapai mufakat, maka
pengambilan keputusan dilakukan melalui jalur suara
terbanyak (voting).
l) Keputusan yang sudah disepakati tidak dapat diganggu
gugat, kecuali ada pertimbangan lain yang lebih baik, dan
harus dimusyawarahkan.
m) Apabila berhalangan hadir dalam perkumpulan, harap izin /
mengabari ketua.
46
n) Apabila ada anggota yang tidak berangkat tiga kali berturut-
turut tanpa keterangan, maka akan mendapatkan sanksi
menyelenggarakan perkumpulan di rumahnya.
5. Keuangan
a) Keuangan dalam karang taruna diurus oleh bendahara.
Bendahara 1 : bertugas mengurusi dana usaha / simpan
pinjam.
Bendahara 2 : bertugas mengurusi iuran rutin, denda
gotong royong dan pemasukan tambahan.
Bendahara 3 : bertugas mengawasi dan membantu
kinerja bendahara 1 dan 2.
b) Setiap anggota berhak meminjam uang dalam kas dana
usaha dengan ketentuan :
Peminjaman dilakukan pada akhir pertemuan rutin.
Setiap anggota yang meminjam wajib mengembalikan
uang yang dipinjam pada pertemuan rutin bulan depan
senilai dengan yang dipinjam ditambah bunga 10%.
Kebijakan tunai dalam peminjaman uang ditentukan oleh
bendahara 1.
Apabila peminjam tidak dapat mengembalikan uang
dalam waktu yang sudah ditetapkan, maka peminjam
akan dikenakan denda sebesar 50% + 10%.
Ketentuan ini tidak dapat diganggu gugat.
c) Setiap anggota wajib membayar iuran rutin sebesar Rp
3000,- saat perkumpulan rutin.
d) Stokan iuran rutin diadakan tiga bulan sekali.
47
e) Apabila ada anggota yang tidak dapat mengikuti gotong
royong rutin, akan dikenakan denda sebesar Rp 7000,-
(besar nominal dapat berubah tergantung dengan
kesepakatan bersama)
6. Sanksi
Bagi setiap anggota karang taruna yang melanggar peraturan
karang taruna, akan ditindak tegas sesuai dengan norma dan
peraturan yang berlaku di masyarakat.
7. Ketentuan Tambahan
e) Apabila ada anggota / keluarga dari anggota karang taruna
yang sakit dan opname di rumah sakit lebih dari tiga hari,
maka berhak mendapat dana sosial dari karang taruna
sebesar Rp 100000,-
f) Apabila ada anggota masyarakat yang bukan anggota / tidak
memiliki anggota dalam karang taruna yang sakit dan
opname di rumah sakit lebih dari tiga hari, maka berhak
mendapat dana sosial dari karang taruna sebesar Rp 50000,-
g) Apabila ada anggota karang taruna yang menikah, maka
berhak mendapat hadiah / kado dari iuran semua anggota
karang taruna senilai Rp 5000,-
h) Pengadaan kegiatan / pengadaan sarana prasarana dalam
kegiatan karang taruna yang memerlukan dana boleh
mengambil dana dari bendahara 1 / bendahara 2 atau iuran
anggota atas kesepakatan bersama.
48
i) Pedoman Dasar Karang Taruna ini dapat berubah atas
persetujuan dan musyawarah anggota.
BAB IV
LAIN-LAIN/PENUTUP
A. Saran
Dalam buku ini kami meyadari bahwa masih banyak
kesalahan pada penyusunan dan penulisannya. Oleh karena itu,
kami mengharapkan saran dan kritikan yang sifatnya membangun
untuk menyempurnakan penyusunan buku yang lebih baik. Kami
berharap semoga buku ini dapat bermanfaat.
B. Tambahan
1. Ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam perangkat buku ini
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan perangkat
49
lainnya yang tertuang dalam Pedoman Dasar dan Pedoman
Rumah Tangga Karang Taruna Nasional.
2. Hal-hal yang belum ditentukan dalam perangkat buku ini akan
diatur kemudian sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
50