"Umar, apa tak salah? Apa kamu ngga malu? Kamu mau
pergi membunuh Muhammad, sementara adik mu sendiri
Fatimah, dia sudah termasuk salah seorang pengikut
Muhammad," jabar Nuaim.
"Umar, apa tak salah? Apa kamu ngga malu? Kamu mau
pergi membunuh Muhammad, sementara adik mu sendiri
Fatimah, dia sudah termasuk salah seorang pengikut
Muhammad," jabar Nuaim.
Mendengar omongan Nuaim, Umar makin geram. Langkah
Umar berbelok dari Darul Arkom, dia menuju rumah
adiknya, Fatimah. Di rumah, Fatimah sedang berkumpul
dengan suaminya Said bin Zaid dan seorang sahabat
bernama Habab Ibnul Arots membaca Alquran dalam
lembar suhuf.
"Umar, apa tak salah? Apa kamu ngga malu? Kamu mau
pergi membunuh Muhammad, sementara adik mu sendiri
Fatimah, dia sudah termasuk salah seorang pengikut
Muhammad," jabar Nuaim.
"Umar, apa tak salah? Apa kamu ngga malu? Kamu mau
pergi membunuh Muhammad, sementara adik mu sendiri
Fatimah, dia sudah termasuk salah seorang pengikut
Muhammad," jabar Nuaim.