Anda di halaman 1dari 4

Ringkasan

Materi 20

• Pengertian Analisis Mengenai Dampak LIngkungan (AMDAL) menurut PP


Nomor 27 tahun 1999 pasal 1 adalah telaahan secara cermat dan mendalam
tentang dampak besar dan penting suatu rencana usaha dan kegiatan. Arti lain
analisis dampak lingkungan adalah teknik untuk menganalisis apakah proyek
yang akan dijalankan akan mencemarkan lingkungan atau tidak, dan jika ya, maka
akan diberikan jalan alternatif pencegahannya atau suatu hasil studi mengenai
dampak suatu kegiatan yang direncanakan dan diperkirakan mempunyai dampak
peting terhadap lingkungan hidup.

• Alasan AMDAL diperlukan untuk melakukan suatu studi kelayakan, yaitu :


a. Karena undang-undang dan peraturan pemerintah menghendaki demikian.
b. AMDAL harus dilakukan agas kualitas lingkungan tidak rusak dengan
beroperasinya proyek-proyek industri.

• Komponen AMDAL terdiri dari


1. PIL (Penyajian Informasi Lingkungan)
2. KA (Kerangka Acuan)
3. ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan)
4. RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan)
5. RKL (Rencana Pengelolaan Lingkungan)

• Beberapa peran AMDAL, yaitu :


1. Peran AMDAL dalam pengelolaan lingkungan. Apabila dampak
lingkungan yang telah diperkirakan jauh berbeda dengan kenyataannya,
ini dapat saja terjadi kesalahan-kesalahan dalam menyusun AMDAL atau
pemilik proyeknya sesuai AMDAL.
2. Peran AMDAL dalam pengelolaan proyek. Bagian AMDAL yang
diharapkan oleh aspek teknis dan ekonomis biasanya adalah sejauh mana
keadaan lingkungan dapat menunjang perwujudan proyek, terutama
sumber daya yang diperlukan proyek tersebut seperti air, energi, manusia,
dan ancaman alam sekitar.
3. AMDAL sebagai dokumen penting. Laporan AMDAL merupakan
dokumen penting sumber informasi yang detail mengenai keadaan
lingkungan pada waktu penelitian proyek dan gambaran keadaan
lingkungan di masa setelah proyek dibangun.
• Tujuan AMDAL adalah menduga kemungkinan terjadinya dampak dai suatu
rencana usaha dan atau kegiatan.

• Kegunaan AMDAL, yaitu


1. Sebagai bahan bagi perencanaan dan pengelola usaha dan
pembangunan wilayah.
2. Membantu proses pengambilan keputusan tentang
kelayakan lingkungan hidup dari rencana usaha dan atau kegiatan.
3. Memberi masukan untuk penyusunan desain rinci teknis
dari rencana usaha dan atau kegiatan.
4. Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan
dan pemantauan lingkungan hidup dari rencana usaha dan atau
kegiatan
5. Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak yang
ditimbulkan dari suatu rencana usaha dan atau kegiatan.

• Langkah-langkah AMDAL, yaitu :


1. Usulan Proyek.
2. Penyaringan usulan proyek dengan PIL (Penyajian Informasi
Lingkungan). Bila usulan proyek sejak awal berpendapat bahawa usulan
proyeknya akan memiliki dampak penting, maka pemrakarsa bersama
instansi yang bertanggungjawab dapat langsung membuat AMDAL
dengan terlebih dahulu menyiapkan kerangka acuan. Jadi, dalam hal ini
tidak diperlukan PIL.
3. Menyusun Kerangka Acuan
4. Membuat ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan)
5. Membuat RKL (Rencana Pengelolaan Lingkungan) dan RPL (Rencana
Pemantauan Lingkungan)
6. Implementasi Pembangunan Proyek dan Aktivitas Pengelolaan
Lingkungan.

• Hal – hal yang perlu dicermati dalam rona lingkungan hidup adalah sebagai
berikut:
1. Wilayah studi rencana usaha dan atau kegiatan.
2. Kondisi kualitatif dan kuantitatif dari berbagai sumber daya alam yang ada
di wilayah studi rencana usaha dan atau kegiatan, baik yang sudah ada dan
yang akan dimanfaatkan maupun yang masih dalam bentuk potensi.

• Contoh Komponen Lingkungan Hidup :


1. Fisik Kimia
i. Iklim, kualitas udara dan kebisingan
ii. Fisiografi
iii. Hidrologi
iv. Hidrooseanografi
v. Ruang, lahan dan tanah
2. Biologi
i. Flora
ii. Fauna
3. Sosial
i. Demografi
ii. Ekonomi
iii. Budaya
iv. Kesehatan Masyarakat

• Dalam melakukan AMDAL, perlu dijelaskan dampak besar dan penting yang
bakal timbul melalui perkiraan yang benar.

• Hasil evaluasi mengenai hasil telaahan dampak besar dan penting dari rencana
usaha dan atau kegiatan ini selanjutnya menjadi masukan bagi instansi yang
bertanggung jawab untuk memutuskan kelayakan lingkungan hidup dari rencana
usaha dan atau kegiatan sebagaimana dimaksudkan dalam PP Nomor 27 Tahun
1999.

• Ruang Lingkup Studi dan Metode Analisa Data


a Identitas Pemrakarsa dan Penyusun AMDAL
b. Wilayah Studi. Lingkup wilayah studi mencakup pada penetapan wilayah
studi yang digariskan dalam kerangka acuan untuk AMDAL dan hasil
pengamatan di lapangan.
c. Pelingkupan Wilayah Studi. Lingkup wilayah studi AMDAL ditetapkan
berdasarkan pertimbangan batas-batas ruang, yaitu :
• Batas Proyek : ruang dimana suatu rencana usaha dan atau
kegiatan melakukan prakonstruksi, konstruksi dan operasi.
• Batas Ekologis : ruang persebaran dampak dari suatu rencana
usaha dan atau kegiatan menurut media transportasi limbah
(air/udara), dimana proses yang berlangsung diperkirakan akan
mengalami perubahan mendasar, termasuk dalam ruangan ini
adalah ruang di sekitar rencana usaha dan kegiatan yang secara
ekologis memberi dampak terhadap aktivitas usaha dan atau
kegiatan.
• Batas Sosial : ruang di sekitar rencana dan atau kegiatan yang
merupakan tempat berlangsungnya berbagai interaksi sosial yang
mengandung norma dan nilai tertentu yang sudah mapan.
• Batas Administratif : ruang dimana masyarakat secara leluasa
melakukan kegiatan sosial ekonomi dan sosial budaya sesuai
dengan UU yang berlaku.
• Batas Ruang Lingkup Studi AMDAL : ruang yang merupakan
kesatuan dari keempat wilayah di atas, namun penentuannya
disesuaikan dengan kemampuan pelaksana yang biasanya
memiliki keterbatasan sumber data, seperti waktu, dana, tenaga,
teknik, dan metode telaahan.
d. Metode Pengumpulan dan Analisis Data. Studi AMDAL dapat berjalan
sesuai dengan alur dan pedoman yang telah ditetapkan, sehingga akan
menghasilkan studi yang sahih dan dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah, maka studi AMDAL juga dalam analisisnya perlu melakukan
metode pengumpulan dan analisis data yang ilmiah pula.

• AMDAL perlu disusun dengan sistimatik, sehingga dapat :


1. Langsung mengemukakan pendapat penting yang bermanfaat bagi
pengambilan keputusan, perencanaan, dan pengelolaan rencana usaha dan
atau kegiatan.
2. Mudah dipahami isinya oleh semua pihak, termasuk masyarakat.
3. Memuat uraian singkat tentang rencana usaha dan segala dampak
besar dan pentingnya.

• Kegunaan dan keperluan mengapa rencana usaha dan atau kegiatan harus
dilaksanakan, yaitu
1. Penentuan batas-batas lahan yang langsung akan digunakan.
2. Hubungan antara lokasi rencana usaha dan atau kegiatan dengan jarak dan
tersedianya sumber-sumber daya.
3. Alternatif usaha dan atau kegiatan berdasarkan hasil studi kelayakan.
4. Tata letak usaha dan atau kegiatan
5. Tahap pelaksanaan usaha dan atau kegiatan
i. Tahap prakonstruksi/persiapan
ii. Tahap konstruksi
iii. Tahap Operasi
iv. Tahap Pasca Operasi

Selesai

Anda mungkin juga menyukai