1. Demam merupakan tanda utama, terjadi mendadak tinggi, selama 2-7 hari
2. Disertai lesu, tidak mau makan, dan muntah
2. Anamnesis 3. Pada anak besar dapat mengeluh nyeri kepala, nyeri otot, dan nyeri perut
4. Diare kadang-kadang dapat ditemukan
5. Perdarahan paling sering dijumpai adalah perdarahan kulit dan mimisan
3. Pemeriksaan Gejala klinis DBD diawali demam mendadak tinggi, facial flush, muntah, nyeri
Fisik kepala,nyeri otot dan sendi, nyeri tenggorok dengan faring hiperemis, nyeri di
bawah lengkung iga kanan. Gejala penyerta tersebut lebih mencolok pada Demam
dengue (DD) daripada DBD. Sedangkan hepatomegali dan kelainan fungsi hati
lebih sering ditemukan pada DBD.
Perbedaan antara DD dan DBD adalah pada DBD terjadi peningkatan
Permeabilitas kapiler sehingga menyebabkan perembesan plasma, hipovolemia
dan syok. Perembesan plasma mengakibatkan ekstravasasi cairan ke dalam rongga
pleura dan rongga peritoneal selama 24-48 jam.
Fase kritis sekitar hari ke-3 hingga ke-5 perjalanan penyakit. Pada saat ini suhu
turun, yang dapat merupakan awal penyembuhan pada infeksi ringan namun pada
DBD berat merupakan tanda awal syok.
Perdarahan dapat berupa petekie, epistaksis, melena, ataupun hematuria.
Pada demam berdarah dengue (DBD) dapat terjadi syok terkompensasi dan
apabila tidak tertangani dengan baik dapat berlanjut menjadi syok tidak
terkompensasi. Tanda dan gejala syok terkompensasi yaitu :
1. Takikardia
2. Takipnea
3. Tekanan nadi (perbedaan sistolik dan diastolik) <20 mmHg
4. Capillary refill time>2 detik
5. Kulit dingin
6. Produksi urin menurun <1 ml/kgBB/jam
7. Anak gelisah
Tanda dan gejala syok tidak terkompensasi/dekompensasi yaitu :
1. Takikardia
2. Hipotensi (sistolik dan diastolik menurun)
3. Nadi cepat dan kecil
4. Pernapasan kusmaull atau hiperpnea
5. Sianosis
6. Kulit lembab dan dingin
7. Profound shock : nadi tidak teraba, tensi tidak terukur
Apabila syok tidak dapat segera diatasi, akan terjadi komplikasi berupa asidosis
metabolik dan perdarahan hebat.
Laboratorium
1. Darah perifer, kadar hemoglobin, leukosit & hitung jenis, hematokrit,
trombosit secara periodik
2. Pada apusan darah perifer juga dapat dinilai limfosit plasma biru, peningkatan
15% menunjang diagnosis DBD
3. Uji serologis: Ig G dan Ig M dengue
Pemeriksaan Pemeriksaan radiologis (urutan pemeriksaan sesuai indikasi klinis)
4.
Penunjang Pemeriksaan foto RLD, dilakukan atas indikasi (1) dalam keadaan klinis ragu-
ragu,namun perlu diingat bahwa terdapat kelainan radiologis pada perembesan
plasma 20-40%, (2) pemantauan klinis, sebagai pedoman pemberian cairan.
Kelainan radiologi, dilatasi pembuluh darah paru terutama daerah hilus
kanan,hemitoraks kanan lebih radio opak dibandingkan kiri, kubah diafragma
kanan lebih tinggi dari pada kanan, dan efusi pleura.
5. Kriteria Diagnosis Kriteria diagnosis klinis demam berdarah dengue yaitu :
1. Demam tinggi 2-7 hari yang timbul mendadak, terus menerus
2. Manifestasi perdarahan baik spontan maupun dengan uji torniquet yang positif
3. Nyeri kepala, mialgia, artralgia, nyeri retroorbital
4. Hepatomegali
5. Terdapat kasus demam berdarah dengue pada lingkungan
6. Syok, ditandai nadi cepat dan lemah serta penurunan tekanan nadi, hipotensi,
dingin pada ekstremitas, pasien tampak gelisah
7. Terdapat tanda kebocoran plasma berupa, peningkatan nilai hematokrit >20%,
dari pemeriksaan awal atau data populasi sesuai usia, ditemukan efusi pleura,
asites, hipoalbuminemia, hipoproteinemia
8. Trombositopenia <100.000/mm3
*Tatalaksana : Bila RS Dr.Moewardi belum dapat melakukan tatalaksana tersebut mohon di beri keterangan
(RUJUK)
**Kompetensi residen :
1. Mengenali dan menjelaskan
2. Mendiagnosis dan merujuk
3. Mendiagnosis dan memberikan tatalaksana awal dan merujuk
4. Mendiagnosis , memberikan penatalaksanaan mandiri dan tuntas.
Dr. Untung Alifianto,dr., Sp.BS dr. Endang Dewi Lestari, Sp.A(K), MPH
NIP.19561223 198611 1 002 NIP. 19591201 198603 2 008