Anda di halaman 1dari 7

SISTEM DATA LOGGER CURAH HUJAN DENGAN MODEL TIPPING BUCKET

BERBASIS MIKROKONTROLLER
M. Andang Novianta
Jurusan Teknik Elektro Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta
Kampus ISTA Jl. Kalisahak No. 28 Kompleks Balapan Yogyakarta
Telp 0274-563029, Fax 0274-563847, Email : m_andang@akprind.ac.id

Abstract
This paper discussed about distance rainfall measurement in a certain area. An abnormal or
high rainfall in a low support capability environment be able cause flood or landslide. The
measuring data in data logger will become a reference for decision maker concern with rainfall
accumulation level which occurs in an area so we will be able to detect flood or landslide disaster
early. The research aiming is designed a digital rainfall level telemetry device based on database
system so the result of measurement will kept in digital. According of measurement result and trial
system obtain a result from device and the sensor put system working well.

Keywords: Telemetry, Rainfall, Data Logger

Intisari

Makalah ini membahas tentang pengukuran jarak jauh curah hujan pada suatu daerah.
Curah hujan yang tinggi atau abnormal dengan daya dukung lingkungan yang rendah dapat
menyebabkan bahaya banjir dan longsor. Data pengukuran yang tersimpan akan digunakan
sebagai pengambil keputusan terhadap akumulasi tingginya curah hujan yang terjadi sehingga
ancaman bencana alam baik banjir atau longsor dapat diketahui secara dini. Tujuan penelitian ini
adalah merancang suatu alat telemetri pengukuran curah hujan secara digital dan berbasis system
database, sehingga data pengukuran tersimpan secara digital. Berdasarkan hasil pengukuran dan
pengujian sistem diperoleh hasil dari alat serta sensor menunjukkan unjuk kerja sistem yang baik.

Kata kunci: telemetri, curah hujan, data tersimpan

PENDAHULUAN air. Bagian besar bumi dan makhluk hidup


Tidak ada yang membantah, banjir dan juga terdiri atas air. Air yang berasal dari
longsor disebabkan karena curah hujan hujan adalah fenomena alam yang paling
tinggi. Hujan turun ketika angin membawa penting bagi terjadinya kehidupan di bumi.
butiran air yang disebut awan. Jika terjadi Butiran hujan selain membawa molekul air
hujan abnormal dan daya dukung dengan juga membawa banyak materi yang penting
lingkungan rendah, maka hujan akan dapat bagi kehidupan, seperti material pupuk yang
menyebabkan bencana. Akibat peningkatan lengkap bagi tumbuhan. Dengan adanya air
suhu udara, maka proses penguapan atau hujan dapat diperkirakan kurang lebih 150
kondensasi akan lebih cepat dan banyak ton pupuk akan jatuh ke bumi tiap tahunnya.
sehingga curah hujan yang diakibatkan Tanpa adanya mekanisme seperti itu, maka
meningkatnya perubahan suhu permukaan kemungkinan saat ini jumlah jenis tanaman
air laut di hampir seluruh wilayah Indonesia tidak akan sebanyak yang kita ketahui. Dari
semakin meningkat pula. Kenaikan suhu di uraian tersebut kita telah mengetahui bahwa
permukaan laut antara 0,5 sampai 1 derajat manfaat dari air hujan sangatlah penting bagi
diatas suhu rata-rata. Akibatnya kenaikan kehidupan. Namun, di lain pihak kita belum
suhu permukaan laut, di sejumlah wilayah di mampu mengamati fenomena banyaknya
tanah air berpotensi mempunyai curah hujan curah hujan yang terjadi pada suatu tempat
abnormal, yakni diatas 500 mm per bulan. secara otomatis dan tercatat dalam sebuah
Pada situasi normal, biasanya curah hujan database sehingga data curah hujan belum
antara 300-400 mm per bulan. bisa dimanfaatkan secara optimal.
Peranan air dalam kehidupan sangat Permasalahan pada penelitian ini yaitu
besar. Sehingga kehidupan tidak mungkin bagaimana mengubah suatu gerak mekanik
berfungsi tanpa adanya cairan yang berupa ke dalam sistem digital serta mengubahnya
160 Andang, Sistem Data Logger Curah Hujan Dengan Model Tipping Bucket Berbasis
Mikrokontroller
menjadi suatu database pada perangkat hujan yang terjadi karena adanya udara
komputer yang nantinya digunakan untuk yang mengandung uap air dipaksa oleh
mengetahui besar curah hujan pada suatu angin mendaki lereng pegunungan yang
daerah. makin ke atas makin dingin, sehingga
Rumusan masalah pada penelitian ini terjadi kondensasi maka terbentuk awan
adalah bagaimana rancangan sistem dan dan jatuhlah air hujan. Hujan yang jatuh
stasiun pemantauan pengukuran jarak jauh di lereng yang dilewatinya disebut hujan
(telemetri) yang terbaik terhadap besarnya orografis, sedang di lereng sebelahnya
curah hujan yang menjamin kompatibilitas bertiup angin jatuh yang kering disebut
dan interoperabilitas. daerah bayangan hujan.
Tujuan penelitian ini yaitu merancang Pada program penelitian ini akan digunakan
dan membuat sistem telemetri curah hujan teknik ukur curah hujan menggunakan model
pada suatu daerah. Dengan adanya alat ukur tipping bucket seperti nampak pada Gambar
curah hujan ini, kita bisa mengetahui 1. Model ini untuk mendapatkan jumlah curah
banyaknya curah hujan yang terjadi setiap hujan yang jatuh pada periode dan daerah-
waktu. Data curah hujan yang dihasilkan daerah tertentu.
secara otomatis dari alat ukur curah hujan ini
dapat disimpan dan ditampilkan melalui
komputer untuk diolah secara lebih lanjut
sebagai bahan masukan untuk dilakukan
konservasi lebih lanjut.
Hujan merupakan peristiwa jatuhnya
air dalam bentuk cairan maupun padat yang
dicurahkan atmosfer ke permukaan bumi.
Garis pada peta yang berhubungan dari satu
tempat ke tempat yang lainnya memiliki
curah hujan sama disebut isohyet.
Berdasarkan ukuran butiran, hujan
dapat dibedakan menjadi:
a) Hujan gerimis/drizzle, dengan diameter
butirannya kurang dari 0,5 mm.
b) Hujan salju/snow, adalah kristal-kristal es Gambar 1. Alat Ukur Curah Hujan Model
yang temperatur udaranya berada di Tipping Bucket
bawah titik beku (0oC).
c) Hujan batu es, curahan batu es yang Pada prinsipnya apabila hujan turun,
turun didalam cuaca panas awan yang maka air akan masuk melalui corong besar
temperaturnya dibawah titik beku (0oC). dan corong kecil, kemudian kapasitas curah
d) Hujan deras/rain, dengan curah hujan hujan diukur dengan penghitungan jumlah
yang turun dari awan dengan nilai tumpahan pada penampung berayun (tipping
temperatur diatas titik beku berdiameter bucket). Pada alat ini terdapat dua wadah
butiran ± 7 mm. yang diisi bergantian, setiap kali wadah terisi
Berdasarkan proses terjadinya, hujan penuh maka alat ini akan tumpah pada satu
dibedakan atas: sisinya.
a) Hujan frontal, adalah hujan yang terjadi Terdapat beberapa kajian terkait yang
di daerah front, yang disebabkan oleh telah dilaksanakan oleh peneliti sebelumnya
adanya pertemuan dua massa udara dengan hasil hipotesis yang berbeda-beda.
yang nilai temperaturnya berbeda, yaitu Pada dasarnya adanya suatu diversifikasi
massa udara panas/lembab bertemu penelitian dalam satu kaitan permasalahan
massa udara dingin/padat yang akan merupakan sebuah mata rantai yang bisa
menyebabkan adanya kondensasi dan menentukan kesempurnaan hasil, sehingga
terjadilah hujan. terdapat wujud berupa sistem yang nyata
b) Hujan tropis, merupakan hujan yang dan bisa langsung diterapkan di masyarakat.
terjadi karena udara naik disebabkan Iwan Muhammad Erwin (2008), telah
adanya pemanasan suhu yang tinggi. melakukan penelitian mengenai curah hujan
Peristiwa ini biasanya terdapat pada berbasis SCADA. Presipitasi adalah peristiwa
daerah tropis antara 23,5o LU hingga jatuhnya cairan dari atmosfer ke permukaan
23,5o LS. Oleh karena itu disebut juga bumi. Presipitasi termasuk faktor pengendali
hujan tropis. yang mudah diamati dalam proses sirkulasi
c) Hujan orografis/naik pegunungan, adalah hidrologi. Banyaknya curah hujan dapat

Jurnal Teknologi, Volume 4 Nomor 2, Desember 2011, 160-166 161


diukur dengan alat pengukur hujan (rain Adanya penampil data terukur secara
gauge). Istilah presipitasi selanjutnya hanya lokal merupakan fungsi sekunder dan tidak
diartikan sebagai jumlah air hujan. Untuk terlalu penting dalam kinerja sistem secara
mengambil data curah hujan yang terukur keseluruhan. Akan tetapi pada penerapannya
atau tertampung maka seorang pengamat dalam rancangan merupakan suatu peralatan
melihat langsung ke alat pencatat hujan itu. tambahan untuk mendukung fleksibilitas dan
Apabila jumlah alatnya banyak dan tersebar reliabilitas unit pantau pada jangka waktu ke
diberbagai lokasi yang cukup jauh, hal ini depan. Pada perancangan ini, jenis penampil
akan sangat merepotkan pengamat. Untuk yang akan diterapkan adalah jenis LCD 16x2
memudahkan pengambilan data, dibuatlah dengan tipe HD44780 yang diproduksi oleh
suatu stasiun curah hujan berbasis SCADA, Hitachi seperti yang nampak pada Gambar 2.
dimana data-data curah hujan akan dikirim
langsung secara online ke kantor pusat
menggunakan media komunikasi data.
Heriyanto Wibowo (2007), membuat
penelitian tentang desain prototipe alat
pengukuran curah hujan jarak jauh dengan
pengendalian komputer. Dengan adanya
pengamatan secara manual maka transfer
data akan memakan waktu yang lama untuk
sampai kepada si pengguna. Dengan adanya
desain prototipe alat ukur curah hujan secara
jarak jauh diharapkan dapat mempercepat
transfer data curah hujan. Berdasarkan hasil
penelitiannya diperoleh persamaan linier
yaitu y = 19,05x – 7,9902. Persamaan ini
akan mengkonversi cacahan yang terbaca
pada layar komputer menjadi besaran
volume (ml). Dari hasil uji sensor didapatkan,
satu cacahan setara dengan pulsa sebesar
506,725 dengan simpangan baku sebesar
247,36. Dari hasil uji coba alat secara
keseluruhan didapatkan hasil pada 4 rpm
dengan intensitas 0,44 mm/jam
penyimpangan. Kesimpulan yang didapat Gambar 2. Blok Diagram LCD HD44780
dari penelitian ini adalah desain alat yang
dibuat bisa berfungsi untuk mengukur curah Pengendali Utama
hujan, akan tetapi harus dikonversi terlebih Pada dasarnya arsitektur dari sebuah
dahulu dengan persamaan yang terbentuk (y mikrokontroler merupakan gambaran secara
= 19,05x – 7,9902). mendasar dari sebuah arsitektur komputer.
Haris Syahbuddin dan Tri Nandar Jika dilihat blok diagramnya dapat dicermati
Wihendar (2002), menuliskan bahwa sejak terdapat beberapa bagian saling mendukung
tahun 1980an para pemerhati dan peneliti dan terhubung dengan bus komunikasi yang
meteorologi meyakini akan terjadi beberapa memiliki lebar 8-bit. Bagian pengendali
penyimpangan iklim secara global, baik itu utama yaitu bagian ALU (arithmatic logic unit)
secara spatial maupun temporal, seperti yang mengendalikan seluruh aliran data
peningkatan perubahan temperatur udara, dalam pemrosesan kerja secara bersama-
evaporasi dan curah hujan. Menjadi sangat sama. Pada mikrokontroler AVR terdapat
krusial mengetahui besaran anomali curah beberapa bagian pendukung sebagai fitur
hujan yang akan terjadi pada masa datang di tambahan yang semakin memudahkan untuk
wilayah Indonesia dalam skala global dilakukan antarmuka pada perangkat analog
menggunakan model prakiraan iklim yang maupun digital, seperti ADC, Watchdog
berdasarkan pada hubungan proses antara timer, Analog Comparator, Timer/Counter,
atmosfer, laut, dan kutub yang diperhatikan komunikasi SPI, dan lain sebagainya.
evolusinya secara proporsional dari nilai Pada Gambar 3 nampak sebuah blok
peningkatan konsentrasi CO2 di trophosfer. diagram arsitektur dasar mikrokontroler AVR.
Penampil LCD (Liquid Crystal Display)

162 Andang, Sistem Data Logger Curah Hujan Dengan Model Tipping Bucket Berbasis
Mikrokontroller
Dengan me enggunakan komunikasi
k I2
2C
maka a ketiga kepin
ng IC memori tersebut dap pat
dikasskade denga an mengguna akan jalur da ata
secaara bersama-sama. Pada setiap kepin ng
IC memori terdapat pin A0 dan n A1, jika dilih
hat
secaara seksama kondisi logik ka pada kedu ua
pin tersebut
t untu
uk ketiga buah IC memo ori
berbeeda. Sebagaii standar operasional siste em
komu unikasi I2C, diusukan menggunaka an
stor pull up menuju tega
resis angan sumb ber
(VCCC) sebesar 4K7 Ω pada masing-masin
m ng
pin SCL
S dan SDDA dari IC memori.
m Seca ara
intern
nal pada mikrokontroler teerdapat resisttor
u akan tetapi nilainya tid
pull up dak mencuku upi
apabbila difungsikkan untuk ko omunikasi I2C,
dan untuk
u menjagga kestabilan kerja pada tia ap
IC memori,
m digunaakan kapasito
or 100 nF yan ng
meng gkompensasi fluktuasi teg gangan sumb ber
yangg terjadi pada IC memori.
Pewa
aktu Digital R
RTC (Real Tiime Clock)
Pewaktuan secara digiital dibutuhka an
padaa sistem pantaauan nilai yan ng berdasarka an
waktu. Seperti yyang akan dilakukan
d padda
perancangan ini, ssetiap kejadia an pengamata an
Gambar 3. Blok Diagram
D Arsittektur Dasarr akann dikorelasika
an dengan waktu.
w Terdappat
Mikrokontroler AVR
R perangkat elektroonis yang diisebut sebag gai
RTC (Real Time Clock) beru upa sebuah IC
Penyim
mpan Data digita
al yang bekerrja seperti jam
m digital namu un
U
Untuk penyim
mpanan data digunakan
d IC
C dilengkapi juga sistem kalender tahuna an.
memorri yang dig gunakan tippe AT24256 6 Terdapat beberap pa tipe IC RTC C dari beragaam
buatan
n ATMEL yan ng memiliki kapasitas 166 produsen yang m masing-masin ng mempunyyai
Kbyte untuk tiap kepingnya,
k s
sehingga bila
a kelebbihan dan kelemahan. Namun umumnyya
mengggunakan 3 ke eping akan diperoleh totall IC RTTC dengan tipe DS1307 yang y diprodukksi
kapasittas penyimppanan data sebesar 48 8 oleh DALLAS ada alah jenis serring digunaka an.
Kbyte seperti
s yang nampak
n pada a Gambar 4. Adap pun konfiguraasi dari IC RTC DS130 07
namp pak pada Gam mbar 5.

Gam
mbar 4. Rangkaian Penyim
mpan Data
Ga
ambar 5. Kon
nfigurasi IC RTC
R DS1307

Jurnal Teknologi, Volume


V 4 Nom
mor 2, Desem
mber 2011, 160-166 16
63
Komunika
asi Serial UA
ART PEMBA AHASAN
Kom munikasi Serrial pada Gambar
G 6 Pada dasarnyya sistem pe enyimpanan
adalah ko omunikasi an ntara suatu perangkat data (da
ata logger) daan pantauan curah hujan
yang tellah kami ranccang memilikii konfigurasi
komputer dengan pen ngendali utamma secara
serial yan ng tidak bisaa dihubungka an secara penyusuun seperti padda Gambar 7.
langsung. Hal ini kare ena pengend dali utama
mengguna akan tingkataan TTL seba agai dasar
logika diggitalnya yaitu logika LOW W = 0 volt
dan logika a HIGH = 5 volt, sedang gkan pada
komputer mempunyaii rentang yang y unik
yaitu logikka LOW = + 5 volt hingga a + 15 volt
dan logika a HIGH = -5 5 volt hingga a -15 volt.
Perbedaan ini bisa diatasi yaitu u dengan
mengguna akan IC MA AX232 yang g mampu
mengadap ptasi komuniikasi antara komputer
dengan pengendali
p u
utama, hal inni karena
pada IC te ersebut sudah h dibentuk khusus agar
bisa meng genali logika digital dari dua jenis
antar mukka tersebut (P Pitowarno, E., 2005).
Aga ar bekerja seecara normal, pada IC
MAX232 diperlukan komponen
k pendukung
yaitu kapa asitor yang akan
a memba antu pada
proses pe emompaan muatan
m yang terjadi di
IC MAX2 232. Mekanis sme dari pemompaan
secara elektronis
e ditterapkan supaya pin
masukan akan terhubung dengan tingkatan
tegangan besar (± 30 V) V dari kompu uter dapat
dikenali, hal
h ini mengiingat bahwa tegangan ambar 7. Has
Ga sil Rancanga
an Unit
suplai da ari IC MAX2 232 hanya + 5 volt Pemantau u Curah Huja
an
sehingga butuh pengko ondisian.
Fungsi dari allat ini adalah h mengukur
curah hujan meng ggunakan se ensor jenis
tipping bucket
b kemud dian menyimp pan nilainya
berdasa arkan interva al waktu terrtentu pada
memori.. Data-data hasil penguk kuran dapat
dipindahhkan menuju u server ind duk dengan
menggu unakan komu unikasi serial baik pada
jaringann GSM maupun direct cab ble. Adapun
data loggger curah hujan memiliki spesifikasi
rancang gan adalah se ebagai berikutt:
a) Men nggunakan sensor jen nis tipping
buckket dengan resolusi uku ur 0.5 mm
teba
al hujan.
b) Men nggunakan pe enampil LCD 16x2.
c) Men nggunakan pe engendalian utama yang
berb
basis mikroko ontroler.
d) Men nggunakan 3 buah tombol operasi: Up
– Doown – Enter .
e) Kap pasitas memo ori penyimpan nan sebesar
256 Kbyte.
f) Pola a penyimpana an data setiaap peristiwa,
sehiingga jika tidaak ada hujan maka tidak
akann dilakukan ppenyimpanan pada ruang
memmori sehingga a bisa mengh hemat ruang
penyyimpanan.
g) Men nggunakan p piranti Real Time Clock
Gambar 6. Rangkaia
an Komunika
asi Serial (RTC) yang aku urat dengan catu daya

164 Andaang, Sistem Data


D Logger Curah
C Hujan Dengan Model Tipping Bu
ucket Berbasiss
Mikro
okontroller
ganda, sehingga informasi waktu akan Tabel 1. Data Pemantauan Curah Hujan
selalu terjaga.
h) Mampu berkomunikasi serial tak sinkron Rata-rata
RS-232 dengan nilai baudrate 19200 bps Tanggal
(mm)
yang memiliki format 8n1.
i) Menggunakan sistem metode power 02/10/09 4.0
save, sehingga akan lebih menghemat
03/10/09 2.0
daya agar life time baterai lebih lama.
j) Menggunakan catu daya baterai DC 3 04/10/09 12.0
volt jenis AA. 05/10/09 2.0
Data logger curah hujan ditempatkan 06/10/09 12.0
pada satu lokasi berdekatan dengan sensor 07/10/09 13.0
tipping bucket dalam radius melingkar 08/10/09 25.0
dengan jari-jari 10 m dan dengan sudut 60° 09/10/09 5.0
ke atas harus terbebas dari halangan baik
pohon maupun bangunan permanen. 10/10/09 51.0
Curah hujan pada data logger adalah 11/10/09 15.0
banyaknya air hujan yang terbaca oleh alat. 12/10/09 15.0
Satuan curah hujan yang umumnya dipakai 13/10/09 16.0
adalah millimeter (mm). Jadi jumlah curah 15/10/09 76.0
hujan yang diukur, sebenarnya merupakan 16/10/09 10.0
tebal atau tingginya permukaan air hujan
18/10/09 25.0
yang menutupi suatu daerah luasan pada
permukaan bumi/tanah. Curah hujan untuk 1 20/10/09 1.0
(satu) millimeter, artinya dalam luasan satu 21/10/09 13.0
meter persegi pada tempat yang datar 22/10/09 1.0
tertampung air setinggi 1 (satu) millimeter 23/10/09 25.0
atau tertampung air sebanyak 1 (satu) liter 25/10/09 6.0
atau 1000 ml. Misalnya disuatu daerah atau
lokasi pengamatan curah hujannya 10 mm, Data pada Tabel 1 merupakan hasil
ini berarti luasan sekitar daerah/lokasi akan pengamatan hujan yang diambil tiap hari
tergenangi oleh air hujan dengan ketebalan selama 1 bulan pada saat terjadinya hujan.
atau setinggi 10 millimeter (mm). Sehingga dari data Tabel 1 bisa diberikan
Data hasil pemantauan oleh logger gambaran grafik seperti pada Gambar 8.
curah hujan dalam waktu 1 bulan nampak
pada Tabel 1.

Gambar 8. Grafik Pengamatan Hujan Harian Bulan Oktober

Jurnal Teknologi, Volume 4 Nomor 2, Desember 2011, 160-166 165


KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA
Hasil unjuk kerja rancangan dari alat Erwin, I. M., “Pengukuran Curah Hujan
dapat melakukan pemantauan tinggi curah Berbasis Scada” Jurnal Pusat
hujan yang selanjutnya dianalisa dalam Penelitian Elektronika dan
bentuk database untuk dijadikan suatu data Telekomunikasi (PPET) - LIPI,
statistik maupun grafik historis. Bandung, 2008.
Penggunaan mikrokontroler ATMega Pitowarno, E., 2005, “Mikroprosesor dan
8535 sangat efektif sebagai pengolah data Interfacing”, Penerbit ANDI,
pengirim serta pengolah data penerima Yogyakarta.
karena tidak membutuhkan ADC eksternal Syahbuddin, H., Wihendar, T. N., “Anomali
sedangkan data hasil pantau didasarkan Curah Hujan Periode 2010-2040 di
waktu saat dilakukannya pengamatan (time Indonesia” Jurnal Balai Penelitian
stamp). Agroklimat dan Hidrologi, Bogor,
Nilai curah hujan yang didapat nilai 2008.
datanya sudah mewakili terhadap sebuah Wibowo, H., ”Desain Prototipe Alat Pengukur
kawasan sekitar adanya habitat manusia, Curah Hujan Jarak Jauh Dengan
khususnya di wilayah perkotaan maupun Pengendali Komputer” Skripsi
kawasan rawan bencana banjir ataupun Universitas Jember, Jember, 2008.
tanah longsor.

166 Andang, Sistem Data Logger Curah Hujan Dengan Model Tipping Bucket Berbasis
Mikrokontroller

Anda mungkin juga menyukai