Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air merupakan komponen kehidupan yang sangat penting untuk menunjang kehidupan
makhluk hidup. Makhluk hidup membutuhkan air untuk dapat melanjutkan kelangsungan
hidup, baik manusia, hewan dan tumbuhan. Sepertiga bagian bumi yang kita tempati
terdiri dari air, itulah kenyataan yang kita yakni bahwa air sangat penting bagi
kehidupan.

Terdiri dari beragam jenis air yaitu air laut, air sungai, dan danau (air tawar).
Keberadaannya pun mengelilingi kehidupan kita baik di lingkungan dan juga dalam
tubuh kita. Dalam tubuh orang dewasa sekitar 70% massa tubuh mengandung air di
dalamnya. Organ penting seperti darah, hati, jantung, paru-paru bahkan otak tidak akan
bisa bekerja tanpa adanya kandungan air. Pada saat tubuh mengalami dehidrasi, bukan
hanya akan mengganggu aktifitas tubuh namun, juga dapat menyebabkan kematian. Jika
kita pahami, manfaat air bagi kehidupan makhluk hidup menempati urutan kedua setelah
oksigen karena seseorang mungkin bisa tahan dalam waktu lama dengan minum air tanpa
makanan.

Itulah alasan mengapa air memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan. Di daerah
rawan bencana, sering kita menjumpai masalah penyediaan air bersih. Padahal kita tahu
bahwa air memiliki peran yang sangat penting. Oleh sebab itu, dalam makalah yang akan
kami buat. Kami akan membahas mengenai penyediaan air bersih, terutama di daerah
yang mengalami kekeringan saat musim kemarau tiba. Sehingga kita akan mengetahui
bagaimana penyediaan dan pengolahan pada daerah yang rawan terhadap masalah
kekurangan air bersih.

1
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana upaya mengatasi masalah penyediaan air bersih pada daerah rawan
kekeringan?
b. Bagaimana syarat dalam penyediaan air bersih yang sesuai dengan standar peraturan
pemerintah?
c. Bagaimana peran perawat dalam penyediaan air bersih ?

C. Tujuan
a. Agar pembaca mengetahui tentang bagaimana upaya mengatasi masalah penyediaan
air bersih
b. Agar pembaca mengetahui syarat dalam penyediaan air bersih yang sesuai dengan
standart
c. Agar pembaca mengetahui peran pearawat dalam penyediaan air bersih

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Air merupakan zat cair yang dinamis bergerak dan mengalir melalui siklus hidrologi
yang abadi. Siklus tersebut adalah pertama, penguapan dari laut ke udara sebanyak
502.800 km3 dan penguapan dari daratan sebanyak 74.200 km3 per tahun. Kemudian
kedua, curah hujan (yang berasal dari penguapan air dari laut dan darat , yang jatuh ke
laut sebanyak 458.000 km3 dan ke daratan 119.000 km3 per tahun. Ketiga, air daratan
berjumlah 44.800 km3 terbagi menjadi 42.700 km3 mengalir di permukaan tanah dan
2,100 km3 mengalir di dalam tanah selanjutnya semua berkumpul di laut.

Dalam UU RI No.7 Tahun 2004 dan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun
2002, disebutkan beberapa pengertian terkait dengan air, yaitu sebagai berikut :

1. Sumber daya air adalah air, dan daya air yang terkandung didalamnya.
2. Air adalah semua air yang terdapat pada diatas, ataupun di bawah permukaan tanah,
termasuk dalam pengertian ini air permukaan.
3. Air Bersih (clean water) adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak
4. Air Minum (drinking water) adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa
proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum
5. Air permukaan adalah semua air yang terdapat pada permukaan tanah.
6. Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah
permukaan tanah.
7. Sumber air adalah tempat atau wadah air alami dan/atau buatan yang terdapat pada,
diatas, ataupun di bawah permukaan tanah.

Dalam referensi lain disebutkan bahwa air adalah adalah zat kimia yang penting bagi
semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet
lain. Air menutupi hampir 71% permukaan bumi.

3
B. Manfaat Air Bersih
Adapun manfaat air bersih, terutama bagi kehidupan manusia yakni dalam aktivitas
sehari-hari. Berbagai macam manfaat air yang dapat kita rasakan dalam aktivitas sehari-
hari antara lain manfaat bagi kehidupan manusia :
1. Memenuhi kebutuhan cairan dalam tubuh
Salah satu dari tubuh yang harus dijaga dan kita pelihara adalah bahwa tubuh tidak
boleh sampai kehabisan cairan. Tubuh makhluk hidup, tidak hanya manusia namun
juga binatang dan juga tumbuhan membutuhkan cairan. Jika tubuh tidak mempunyai
cairan sama sekali maka tubuh akan mengalami dehidrasi , lemas, pingsan atau
bahkan kematian. Oleh karena itulah tubuh sangat membutuhkan adanya cairan
sehari-hari melalui minum air.
2. Menyegarkan Badan
Jenis air yang paling baik untuk dikonsumsi sebagai air minum adalah air putih. Air
putih (air putih alami dari sumber air pegunungan) merupakan air yang sangat baik
karena kaya akan mineral. Meskipun air putih yang kaya akan mineral ini sangat
baik untuk tubuh, namun lebih baik lagi apabila kandungan yang ada di alam air
tersebut tidak hanya mineral saja namun juga zat-zat penting lainnya.
Seiring berjalannya waktu maka manusia bisa memproduksi minuman yang kaya
akan sumber vitamin dan juga mineral, sehingga bisa digunakan untuk memenuhi
zat-zat yang dibutuhkan oleh manusia. Namun jika dikonsumsi rutin dan jangka
panjang, maka akan lebih baik tetap air putih.
3. Menjaga Kesehatan Tubuh
Air juga dapat menjaga kondisi kesehatan pada tubuh manusia. Maka dari itulah air
sangat berguna untuk menjaga kesehatan tubuh. Kita bisa membandingkan antara
orang yang cukup mengonsumsi air setiap harinya dengan orang yang kurang dalam
mengonsumsi air.
Dari situlah kita dapat melihat sendiri, bahkan dari tampilan luarnya dimana orang
yang cukup mengonsumsi air akan terlihat lebih sehat dan bugar daripada orang
yang jarang mengonsumsi air. Orang yang kurang minum juga akan terlihat lebih
pucat daripada orang yang cukup minum air. Selain itu dengan banyak mengonsumsi
air maka badan kita akan lebih tahan terhadap virus sehingga penyakit yang sedang
mendera kita pun menjadi mudah hilang.

4
4. Menjaga Kelestarian Lingkungan
Selain bermanfaat bagi kehidupan manusia yang bersifat intern, air juga mempunyai
manfaat ekstern. Salah satu contohnya adalah menjaga kelestarian lingkungan yang
ada di sekitar manusia, misalnya dengan adanya air yang cukup maka akan banyak
pepohonan yang tumbuh subur mengelilingi rumah. Dengan demikian udara
disekitar rumah menjadi sejuk dan terhindar dari polusi.
5. Menjaga Kecantikan Kulit
Kulit yang sehat adlah kulit yang memiliki kelembaban yang cukup. Kelembaban
yanga di dikulit bisa didapatkan dari mengonsumsi air yang cukup. Oleh karena itu
untuk menjaga kecantikan kulit kita dihimbau untuk banyak mengonsumsi air. Kita
juga bisa membandingkan antara orang yang kurang mengonsumsi air dengan orang
yang cukup mengonsumsi air dilihat dari keadaan kulit. Pasti orang yang cukup
mengonsumsi air akan terlihat lebih segar dan kulitnya lebih halus daripada yang
kurang mengonsumsi air.

C. Syarat Air Bersih

Persyaratan air bersih menurut Permenkes RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang


syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air. Sedangkan untuk air minum diatur oleh
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 907/MENKES/SK/VII/2002 tentang Syarat-syarat
Pengawasan Kualitas Air Minum.

Air bersih harus memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut:

1. Syarat Fisik: tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa, terasa segar.
2. Syarat Kimia :
a. Derajat keasaman (Ph antara 6,5-9,2).
b. Tidak boleh ada zat kimia berbahaya (beracun, kalaupun ada jumlahnya harus
sedikit sekali).
c. Unsur kimiawi yang diizinkan tidak boleh melebihi standar yang boleh ditentukan.
d. Unsur kimiawi yang disyaratkan mutlak harus ada dalam air.

5
3. Syarat Bakteriologis :
a. Tidak ada bakteri atau virus kuman berbahaya (patogen dalam air).
b. Bakteri yang tidak berbahaya namun menjadi indikator pencemaran tinja
(Coliformbacteria) harus negatif.
4. Syarat Radioaktifitas : tidak ada zat radiasi berbahaya dalam air.

Pemeriksaan air yang lengkap untuk memenuhi standar air minum yang sehat terdiri atas:

- Survei saniter (sanitary survey ):


Survei saniter (sanitary survey ) merupakan pengumpulan data dari tempat dan
sumber persediaan air. Data yang dikumpulkan, antara lain, sumber pencemaran, cara
distribusi air, dan informasi lain yang ada kaitannya dengan kepentingan sanitasi.
Survei harus dilakukan oleh orang yang terlatih dan memiliki keahlian di
bidang sanitasi. Hasil-hasil pemeriksaan laboratorium harus dikonfirmasikan dengan
data-data dari hasil survei sebelumnya sehingga dapat diambil suatu kesimpulan
bahwa sumber air yang telah diperiksa memang aman dan tidak berbahaya bagi
masyarakat.
- Pengambilan sampel (sampling):
Pengambilan sampel ( sampling) yang baik merupakan kegiatan yang paling
penting. Sampel yang diambil harus representatif atau mewakili dari sumber air yang
akan diperiksa dan bebas dari kontaminasi. Teknik pengambilan sampel bergantung
pada tujuan pemeriksaan, apakah untuk pemeriksaan bakteriologis atau kimia.
- Pemeriksaan laboratorium
Seperti telah disebutkan, ada beberapa tipe pemeriksaan laboratorium, yaitu
pemeriksaan fisik, kimia, bakteriologis, virologis, biologis, dan pemeriksaan
radiologis.
- Pemeriksaan Fisik
Karakteristik fisik dari air minum dinyatakan dalam satuan yang absolut dan
respons yang subjektif. Variabel-variabel yang diperiksa di dalam pemeriksaan fisik
ini, antara lain:
a. Turbiditas (kekeruhan)
Air minum harus bebas dari kekeruhan. Turbiditas dapat diukur dengan alat
yang disebut turbidimeter. Salah satu turbidimeter standar adalah Jackson Candle
Turbidimeter . Sementara itu batasan turbiditas yang di perbolehkan adalah kurang
dari 5 unit.

6
b. Warna
Air yang bersih harus jernih atau tidak boleh berwarna. Pemeriksaan warna
dapat dilakukan dengan kalorimeter. Batasan yang diperbolehkan untuk air minum
adalah kurang dari 15 unit.
c. Bau dan rasa
Air minum harus bebas dari bau dan rasa. Bau (odor ) diukur secara subjektif
terhadap air yang telah menjalani pencemaran serial. Pemeriksaan juga dilakukan
pada larutan yang paling cepat encer, yang masih terdeteksi baunya. Jumlah
pengenceran merupakan odor number dari air yang diperiksa.
Rasa adalah subjektivitas yang sulit dispesifikasikan. Respons terhadap rasa
dan bau bersifat subjektif dan bercampuran sehingga sulit dinyatakan secara kualitatif
dan kuantitatif. Nilai ambang bau ( threshold odor number) adalah 3.
- Pemerikasaan Kimia
Karakteristik kimia air minum ditentukan berdasarkan kandungan bahan-
bahan kimia di dalamnya. International Standard of Drinking Water dari WHO
membagi komponen bahan kimia dalam air menjadi 4 kelompok, yaitu:
1. Bahan-bahan toksik
Batas maksimal (NAB) yang diperbolehkan (dalam satuan mg/l):
· Arsenik 0,05
· Kadmium 0,005
· Sianida 0,05
· Timbal 0,05
· Merkuri 0,001
· Selenium 0,01
Adanya substansi yang disebut di atas ini dengan konsentrasi melampaui
batasan maksimal yang diperbolehkan pada air minum tidak diperkenankan untuk
dipergunakan oleh masyarakat. Contoh: Penyakit Minamata akibat keracunan
Mercury di Jepang.
2. Substansi yang dapat menimbulkan bahaya untuk kesehatan
a. Flourida
Dari zat-zat kimia yang mungkin terkandung di dalam air minum, flourida (F)
merupakan zat kimia yang sifatnya unik karena memiliki dua konsentrasi batas
(konsentrasi atas dan konsentrasi bawah) yang dapat menimbulkan efek yang
merugikan dan yang menguntungkan terhadap gigi dan tulang.

7
Konsentrasi flourida yang berlebihan dalam air minum untuk masa waktu yang lama
dapat menimbulkan lourosis kumulatif endemik, berupa kerusakan tulang rangka pada
anak dan orang dewasa.
Bila konsentrasi flourida dalam air minum kurang dari 0,5 mg/l, dapat
peningkatan insidensi penyakit karies gigi pada masyarakat. Flourida merupakan
bahan esensial untuk mencegah karies gigi pada anak-anak. Batasan yang aman untuk
lourida adalah 0,5-0,8 mg/l.
b. Nitrat
Nitrat dalam konsentrasi >45 mg/l dapat membahayakan anak-anak dan
menimbulkan metahemoglobinemia infantil.
c. Polynuclear Aromatic Hydrocarbon
Zat ini dapat bersifat karsinogenik. Konsentrasinya dalam air minum <0,2 g/l.
3. Bahan-bahan yang mempengaruhi potabilitas air
WHO membuat suatu kriteria bahan-bahan yang dapat mempengaruhi
potabilitas air yaitu, batasan maksimal yang diperbolehkan:
- perubahan warna 5 unit
- perubahan bau (unobjectionable)
- perubahan rasa (unobjectionable)
- pH 7,0-8,5
- total solid 500 mg/l
- total hardness 2 mEq/l
- besi 0,1 mg/l
- mangaan 0,05 mg/l
- tembaga 0,005 mg/l
- zink 5,0 mg/l
- kalsium 75 mg/l
- magnesium 30 mg/l
- sulfat (SO 4 ) 200 mg/l
- klorida 200 mg/l
- substansi phenolic 0,001 mg/l

8
4. Bahan kimia sebagai indikator pencemaran
a. Klorida
Semua sumber air yang ada, termasuk air hujan, mengandung zat klorida.
Kadar klorida bervariasi antar tempat sementara di daerah dekat laut, kadar klorida
cenderung tinggi. Zat klorida dapat digunakan sebagai indikator adanya pencemaran,
yaitu dengan mengukur terlebih dahulu kadar klorida pada sumber air yang
diperkirakan tidak mengalami pencemaran di sekitar lokasi sumber air yang akan di
periksa. Jika hasil pemeriksaan menunjukkan kadar klorida yang lebih tinggi
dibandingkan kadar klorida pada sumber air yang terdapat di sekitarnya, dapat di
pastikan bahwa sumber tersebut telah mengalami pencemaran.
b. Amonia bebas (free and saline ammonia)
Amonia bebas merupakan hasil proses dekomposisi benda-benda organik.
Keberadaan amonia bebas dalam sumber air menunjukkan adanya pencemaran oleh
kotoran binatang atau manusia. Batas amonia bebas yang diperbolehkan <0,05 mg/l di
dalam air minum.
c. Amonia albuminoid
Amonia albuminoid merupakan bagian dari proses dekomposisi benda-benda
organik yang belum mengalami oksidasi. Sumber air tanah tidak boleh mengandung
amonia albuminoid. Jika terjadi hasil pemeriksaan menunjukkan adanya perembesan
dari limbah kotoran manusia, batas yang diperbolehkan 0,1 mg/l.
d. Nitrit
Dalam keadaan normal, nitrit tidak ditemukan dalam air minum, kecuali dalam
air yang berasal dari air tanah akibat adanya proses reduksi nnitrat oleh garam besi.
Apabila hasil pemeriksaan menunjukkan adanya nitir (walau konsentrasinya rendah),
perlu dicurigai adanya pencemaran.
e. Nitrat
Adanya nitrat dalam sumber air minum menunjukkan adanya bekas
pencemaran yang lama dan batasan yang diperbolehkan tidak lebih dari 1 mg/l.
f. Oxigen adsorbed
Kadar oksigen diabsorpsi oleh air dapat digunakan sebagai approximate test
terhadap kadar oksigen yang diabsorpsi oleh bahan-bahan organik dalam air. Kadar
oksigen yang diabsorpsi oleh air pada temperatur 37 dalam waktu 3 jam tidak boleh
>1 mg/l.

9
g. Dissolved oxygen
Kadar oksigen yang dilepaskan oleh air tidak boleh >5 mg/l. Pemeriksaan
kimia lengkap hanya dapat dilakukan pada pemeriksaan sumber air baru, sedangkan
dalam pemeriksaan rutin selanjutnya dapat dilakukan uji-uji semacam pemeriksaan
pH, oxidizability, amonia, nitrit, nitrat, kloridam amonia albuminoid, dan zat besi.
- Pemeriksaan Bakteriologis
Pemeriksaan bakteriologis merupakan pemeriksaan yang paling baik dan
sensitif untuk mendeteksi kontaminasi air oleh kotoran manusia. Mikroorganisme
yang sering diperiksa sabagai indikator pencemaran oleh feses, antara lain:
1. Organisme koliform
Organisme koliform merupakan organisme nonspora yang motil atau
nonmotil, berbentuk batang, dan mampu memfermentasi laktosa untuk menghasilkan
asam dan gas pada temperatur 37 dalam waktu 48 jam. Contoh tipikal koliform tinja
adalah E.coli dan koliform nontinja adalah Klebsiella aerogeus.
Keberadaan E. coli dalam sumber air merupakan indikasi pasti terjadinya
kontaminasi tinja manusia. Ada beberapa alasan mengapa organisme koliform dipilih
sebagai indikator terjadinya kontaminasi tinja dibandingkan kuman patogen lain yang
terdapat di saluran pencernaan manusia, antara lain:
Jumlah organisme koliform cukup banyak dalam usus manusia. Sekitar 200
sampai 400 miliar organisme ini dikeluarkan melalui tinja setiap harinya. Karena
jarang sekali ditemukan dalam air, keberadaan kuman ini dalam air memberi bukti
kuat adanya kontaminasi tinja manusia. lebih mudah di deteksi melalui metode kultur
(walaupun hanya terdapat 1 kuman dalam 100cc air) dibanding tipe kuman patogen
lainnya. lebih tahan hidup dibandingkan dengan kuman usus patogen lainnya. lebih
resisten terhadap proses purifikasi air secara alamiah. Bila koliform organisme ini
ditemukan di dalam sampel air maka akan diambil suatu kesimpulan bahwa kuman
usus patogen yang lain dapat juga ditemukan dalam sampel air tersebut di atas
walaupun dalam jumlah yang kecil.
2. Streptokokus tinja
Organisme ini biasanya ditemukan di dalam tinja bersama dengan E.coli. Pada
kasus-kasus yang tidak jelas streptokokus tinja ini dapat digunakan sebagai indikator
untuk uji pembuktia (confirmatory test) adanya kontaminasi tinja manusia.

10
3. Clostridium perfingens dan Clostridium welchii
Organisme ini biasa ditemukan dalam feses manusia dalam jumlah kecil.
Sporanya dapat bertahan lama dalam air dan biasanya resisten terhadap dosis klorinasi
normal. Keberadaan Cl. perfingens bersama E.coli dalam air menunjukkan terjadinya
kontaminasi baru. Selabiknya, jika yang ditemukan hanya Cl. perfingens, kontaminasi
terjadi setelah waktu berselang.
Pengujian yang biasa dilakukan pada pemeriksaan bakteriologis air, antara lain:
1. Presumptive coliform test
a. Multiple tube method
b. Membrane Filtration Method
c. Primary Health Care Tehnique
2. Colony Count
3. Pemeriksaan streptokokus tinja dan Cl. perfingens
Standar bakteriologis air minum menurut WHO:
Kapan saja sepanjang tahun, 95% dari sampel air yang diperiksa tidak boleh
mengandung organisme koliform per 100 ml
Tidak satupun sampel air yang boleh mengandung E.coli per 100 ml.
Tidak ada dari sampel air yang boleh mengandung lebih 10 organisme koliform per
100 ml.

D. Upaya Mengatasi Masalah


a. Membuat Bak Penampungan Sumber Air/Mata Air
Untuk daerah tropis seperti Indonesia, sebuah keluarga akan membutuhkan
puluhan liter air bersih per hari untuk minum, membasuh mulut, mencuci, dan
memasak, dan kebutuhan yang lain. Dalam sebulan akan dibutuhkan beribu-ribu
liter air bersih untuk keperluan lain seperti mandi, mencuci pakaian dan perabotan
rumah tangga. Untuk daerah pedesaan yang kering di musim kemarau, pada
waktu hujan hanya sedikit dan persediaan air dalam tanah menurun, akan sulit
sekali untuk mendapatkan air yang bersih. Pada musin kemarau sumur menjadi
kering, aliran sungai besar berubah menjadi kecil dengan air yang keruh,
mengakibatkan timbulnya penyakit yang menuntut banyak korban. Di samping
itu pada musim kemarau banyak waktu dan tenaga terbuang untuk mengambil air
bersih, karena sumber air biasanya terletak jauh dari tempat tinggal.

11
b. Masalah kebutuhan air bersih dapat ditanggulangi dengan memanfaatkan sumber
air dan air hujan.
Menampung air hujan dari atap rumah adalah cara lain untuk memperoleh air.
Cara yang cukup mudah ini kebanyakan masih diabaikan karena atap rumah yang
terbuat dari daun rumbia atau alang-alang tidak memungkinkan. Namun pada
rumah yang beratap genteng atau seng bergelombang, hal ini dengan mudah dapat
dilakukan dengan memasang talang air sepanjang sisi atap dan mengalirkan air
hujan itu ke dalam tempat penyimpanan.

Ada tujuh cara penyimpanan air yang biasa digunakan atau dipakai di daerah
pedesaan di Indonesia. Ketujuh cara tersebut diantaranya:

1. Gentong penampungan air cara cetakan (Kapasitas 250 liter)


2. Drum air cara kerangka kawat (Kapasitas 300 liter)
3. Bak penampungan air bambu semen (Kapasitas 2.500 liter)
4. Bak penampungan air bambu semen (Kapasitas 10.000 liter)
5. Instalasi air bersih pipa bambu metode tradisional
6. Instalasi air bersih pipa bambu sistem pengaliran tertutup
7. Bak penampungan sumber air/mata air

Umumnya penyimpanan air yang digunakan adalah bak penampung yang dibuat
dari drum, genteng dan bambu semen. Bahan ini digunakan karena relatif murah,
tahan lama, konstruksi kuat, mudah dibuat, bahan baku mudah didapat dan air yang
ditampung tidak mudah tercemar.

Keuntungan
1. Air dari sumber dapat ditampung sebanyak-banyaknya untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat.
2. Air yang diperoleh cukup bersih karena dapat dipergunakan untuk diminum.
Selain diminum juga bisa dipergunakan untuk keperluan mencuci dan mandi.
3. Rumah-rumah yang dekat dengan bak penampungan tidak memerlukan bambu
yang panjang, sehingga akan efesien waktu dan tenaga.
Kerugian
1. Apabila musim kemarau, air yang ditampung hanya sedikit dan pemakaian
supaya dihemat.

12
E. Peran Perawat dalam Penyediaan Air Bersih
Adapun peran perawat dalam penyediaan air bersih, yaitu meliputi :
1. Kolaborasi dengan pemerintah desa atau Kader dalam pengecekan air. Misal
dalam pengecekan jentik-jentik nyamuk
2. Kolaborasi dengan K ader dalam pemeriksaan kadar air.
3. Sosialisasi terhadap masyarakat mengenai pentingnya menghemat air bersih
dan tidak membuang sampah di sungai.
4. Koordinasi dengan pemerintah desa dalam pembuatan tempat penampungan
air hujan

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Sekitar
tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorang pun dapat
bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa minum air. Makhluk hidup membutuhkan air
untuk dapat melanjutkan kelangsungan hidup, baik manusia, hewan dan tumbuhan.
Maka dari itu, ketika jumlah air dalam suatu daerah mengalami krisis seperti musim
kemarau panjang maka kehidupan manusia akan sangat terganggu. Untuk mengatasi
masalah tersebut, dibutuhkan suatu alternatif pemecahan masalah seperti membuat
bak penampung sumber air/mata air dan membuat sumur resapan.

B. Saran
- Untuk pemerintah diharapkan dapat membuat dan mengoptimalkan program
mengenai Penyediaan Air bersih dan diperlukan kerja sama dan peran serta
masyarakat dalam pelaksanaaan program.
- Untuk masyarakat diharapkan mempunyai kesadaran untuk menjaga kelestarian
alam sekitar sehingga kualitas ketersediaan air di daerah mereka tetap bagus dan
tidak tercemar

14
DAFTAR PUSTAKA

Budiman., & Suyono. 2012. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.

Chandra, Budiman. 2012. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC.

Handayani, Asti., Kuncoroyekti, Andre., Nu’man Afif., dkk. 2008.

Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan di Indonesia.

Jakarta: Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL).

15

Anda mungkin juga menyukai