AMELOBLASTOMA
Oleh :
Arif Budiman
Pembimbing :
BAG A! LM"BEDAH
MAKASSA$
&'
1
AMELOBLASTOMA
A*s+rak
Ameloblastoma atau adamantinoma adalah tumor yang berasal dari sel ameloblast atau
adamantoblast, berupa sel yang tidak berdiferensiasi membentuk email. Tumor yang multikistik
ini tumbuh sangat lambat, bersifat lokal invasif dan seringkali tidak disadari oleh pasien sampai
ditemukan adanya pembesaran pada rahang, penyebarannya lokal invasif dan destruktif serta
mengadakan proliferasi ke dalam stroma jaringan ikat. Tumor ini mempunyai kecenderungan
untuk kambuh apabila tindakan operasi tidak adekuat. Sifat yang mudah kambuh dan
penyebarannya yang ekspansif dan infiltratif ini memberikan kesan malignansi dan oleh karena
sifat penyebarannya maupun kekambuhannya secara lokal maka tumor ini sering disebut sebagai
locally malignancy.
Ada tiga tipe subtipe secara klinis untuk tujuan terapi antara lain tipe solid!multikistik,
tipe unikistik, dan tipe ekstraosseus!periferal."
#ari pemeriksaan klinis, radiologis dan patologi anatomi dapat didiagnosa bah$a tumor
tersebut ameloblastoma.
Pada pasien ini pilihan terapi adalah %emimandibulektomi sinistra dan &ekontruksi
mandibula menggunakan titanium mandibular plate . Pemilihan tindakan ini karena
%emimandibulektomi merupakan pola yang sama dengan eksisi blok yang diperluas yang
mungkin saja melibatkan pembuangan angulus, ramus atau bahkan pada beberapa kasus dilakukan
pembuangan kondilus.
'ata 'unci : Ameloblastoma, (andibula, locally malignancy, %emimandibulektomi
2
AMELOBLASTOMA
A*s+rak
Ameloblastoma atau adamantinoma adalah tumor yang berasal dari sel ameloblast atau
adamantoblast, berupa sel yang tidak berdiferensiasi membentuk email. Tumor yang multikistik
ini tumbuh sangat lambat, bersifat lokal invasif dan seringkali tidak disadari oleh pasien sampai
ditemukan adanya pembesaran pada rahang, penyebarannya lokal invasif dan destruktif serta
mengadakan proliferasi ke dalam stroma jaringan ikat. Tumor ini mempunyai kecenderungan
untuk kambuh apabila tindakan operasi tidak adekuat. Sifat yang mudah kambuh dan
penyebarannya yang ekspansif dan infiltratif ini memberikan kesan malignansi dan oleh karena
sifat penyebarannya maupun kekambuhannya secara lokal maka tumor ini sering disebut sebagai
locally malignancy.
Ada tiga tipe subtipe secara klinis untuk tujuan terapi antara lain tipe solid!multikistik,
tipe unikistik, dan tipe ekstraosseus!periferal."
#ari pemeriksaan klinis, radiologis dan patologi anatomi dapat didiagnosa bah$a tumor
tersebut ameloblastoma.
Pada pasien ini pilihan terapi adalah %emimandibulektomi sinistra dan &ekontruksi
mandibula menggunakan titanium mandibular plate . Pemilihan tindakan ini karena
%emimandibulektomi merupakan pola yang sama dengan eksisi blok yang diperluas yang
mungkin saja melibatkan pembuangan angulus, ramus atau bahkan pada beberapa kasus dilakukan
pembuangan kondilus.
'ata 'unci : Ameloblastoma, (andibula, locally malignancy, %emimandibulektomi
2
DA#TA$ S
HALAMA! "D"L....................................................................................... i
ABST$AK ...................................................................................................... ii
DA#TA$ S .................................................................................................... iii
DA#TA$ GAMBA$....................................................................................... iv
BAB . -E!DAH"L"A!.............................................................................. )
).) *atar +elakang............................................................................................ )
BAB . T ! A"A! -"STAKA....................................................................
.) Anatomi (andibula....................................................................................
. #efinisi Ameloblastoma............................................................................. -
. Prevalensi Ameloblastoma..........................................................................
./ 0tiologi dan Patogenesis............................................................................. 1
." 2ambaran 'linis......................................................................................... 3
&. Tip/ Am/lo*las+oma............................................................................... ))
.-.) Tipe Solid atau (ultikistik atau 'onvensional................................... )
.-. Tipe 4nikistik...................................................................................... )
.-. Tipe Periferal ! 0kstraosseus............................................................... )"
&.0 Gam*aran His+opa+olo1is........................................................................ )-
. .) Tipe 5olikular...................................................................................... )
. . Tipe Pleksiform................................................................................... )1
. . Tipe Achantomatous............................................................................ )3
. ./ Tipe Sel 2ranular................................................................................ 6
. ." Tipe Sel +asal...................................................................................... 6
&.2 Gam*aran $adiolo1is...............................................................................
.1.) (ultiokular..........................................................................................
.1. 4niokular............................................................................................
&.3 -/n1aru4 +/r4adap S+ruk+ur5S+ruk+ur S/k/lilin1n6a...........................
&. ' Dia1nosis..................................................................................................
3
&. Diff/r/n+ial Dia1nosis.............................................................................
&. & Komplikasi...............................................................................................
&. 7 T/rapi.......................................................................................................
" .) .) 0nuklesi.............................................................................................
" .) . Cryosurgery.......................................................................................
- .) . 0ksisi +lok........................................................................................
- .) ./ Osteotomi Peripheral.........................................................................
.) ." 'auterisasi.........................................................................................
1 .) .- &eseksi Tumor...................................................................................
1
&. 8 -ro1nosis.................................................................................................. /)
BAB . LA-O$A! KAS"S ........................................................................ / BAB
%. -EMBAHASA!.............................................................................. ")
DA#TA$ -"STAKA...................................................................................... "
4
DA#TA$ GAMBA$
5
BAB
-E!DAH"L"A!
. La+ar B/lakan1
merupakan salah satu tumor odontogenik yang Ameloblastoma
terbentuk dari sekelompok lesi esensial yang terjadi pada maksilla dan
mandibula dan sangat jarang ditemukan di tempat lain.)
terdapat pada orang muda atau de$asa, sering di daerah premolar atau
molar rahang ba$ah. (eskipun jinak ameloblastoma cenderung untuk
menginvasi jaringan lokal dan hal ini menyebabkan mereka cenderung
rekuren.
Ameloblastoma secara umum tidak diklasifikasikan sebagai lesi yang
ganas, tetapi secara ekstrim dapat bersifat agresif dan infiltratif. +anyak yang
memperkirakan bah$a lesi ini sebaiknya dianggap sebagai keganasan indolen
atau derajat rendah
1
, sama halnya dengan karsinoma sel basal. 'edua lesi ini mempunyai
banyak kesamaan histologis dan tingkah laku. (ereka secara umum tidak
bermetastase tetapi tumbuh secara lambat, persisten, dan sulit untuk dieradikasi.
2
Secara klinis dan histologi, jaringan gigi pada a$alnya merupakan
jaringan sangat sederhana, kemudian berubah. aringan ini terdiri dari beragam sel
pembentuk, dan melalui serangkaian perubahan morfologi baik secara fisiologi
ataupun biomekanik berkembang menjadi suatu jaringan yang berbeda. Perubahan
secara penuh sulit untuk dijelaskan karena jaringan ini merupakan perubahan yang
berasal dari jaringan penghubung antara ektodermal dan mesodermal."
3
BAB
T ! A"A! -"STAKA
4
(andibula merupakan tulang yang besar dan paling kuat pada daerah
muka, terdapat barisan gigi. (andibula dibentuk oleh dua bagian simetris, yang
mengadakan fusi dalam tahun pertama kehidupan
5
Tulang rahang manusia disusun oleh dua tulang utama yaitu tulang
maksilla dan mandibula. Pada kedua permukaan tulang ini terdapat susunan
gigi geligi yang membantu proses pencernaan makanan ?mastikasi@.
(andibula merupakan sebuah tulang berbentuk huruf 4 dan tulang ini
merupakan satu8satunya tulang pada rangka $ajah yang mempunyai
pergerakan, yaitu melalui sendi temporomandibular ?T( @.
(andibula terdiri dari sebuah corpus dan dua buah ramus, pertemuan
antara corpus dan ramus mandibula membentuk angulus mandibula. Sudut
angulus mandibula berkisar antara ))6 8)/6 .
. Mandi*ula
+agian atas korpus mandibula membentuk tonjolan disebut prosesus
alveolaris, yang mempunyai )- buah lubang untuk tempat gigi. +agian ba$ah
korpus mandibula mempunyai tepi yang lengkung dan halus. Pada pertengahan
korpus mandibula, kurang lebih ) inci dari simfisis, didapatkan foramen mentalis
yang dilalui oleh vasa dan nervus mentalis. Permukaan dalam dari korpus
mandibula cekung dan didapatkan linea milohiodea yang merupakan pertemuan
antara tepi belakang ramus mandibula. Angulus mandibula terletak subkutan dan
mudah diraba pada 8 jari di ba$ah lobulus aurikularis.)1
Prosesus koronoideus yang tipis dan tajam merupakan tempat insersio
m.temporalis. Prosesus kondiloideus membentuk persendian dengan fossa
artikularis permukaan infratemporalis dari skuama os temporalis. 'artilago
artikuler melapisi bagian superior dan anterior dari prosesus kondiloideus,
sedangkan bagian posterior tidak. Permukaan lateral dari prosesus kondiloideus
ditutupi oleh kelenjar parotis dan terletak di depan tragus. Antara prosesus
koronoideus dan prosesus kondiloideus membentuk sulkus mandibula dimana
le$at vasa dan nervus. 'ira8kira ditengah dari permukaan medial ramus
mandibula didapatkan foramen mandibula. (elalui foramen ini masuk kedalam
kanal yang mengarah ke ba$ah depan di dalam jaringan tulang, dimana dilalui
oleh vasa pem buluh darah dan saluran limfe.)1
6
(andibula mendapat nutrisi dari a.alveolaris inferior cabang pertama dari
a.maksillaris yang masuk melalui foramen mandibularis, bersama vena dan
n.alveolaris. A.alveolaris inferior memberi cabang8cabang ke gigi8gigi ba$ah
serta gusi sekitarnya, kemudian di foramen mentalis keluar sebagai a.mentalis.
Sebelum keluar dari foramen mentalis bercabang insisivus yang berjalan ke depan
di dalam tulang. A.mentalis beranastomosis dengan a.fasialis, a.submentalis,
a.labii inferior. A.submentalis dan a.labii inferior merupakan cabang dari
a.facialis. a.mentalis memberi nutrisi ke dagu. Sedangkan aliran balik dari
mandibula melalui v.alveolaris inferior ke v.fasialis posterior. B.mentalis
mengalirkan darah ke v.submentalis yang selanjutnya mengalirkan darah ke
v.fasialis anterior. B. fasialis posterior dan v.fasialis comunis mengalirkan darah ke
v.jugularis interna.)1
Aliran limfe mandibula menuju ke limfe node submandibularis yang
selanjutnya menuju ke rantai jugularis interna. C.alveolaris inferior cabang dari
n.mandibularis berjalan bersama arteri dan vena alveolaris inferior masuk melalui
foramen mandibularis berjalan di kanalis mandibularis memberi cabang sensoris
ke gigi ba$ah, dan keluar di foramen sebagai n.mentalis, merupakan saraf
sensoris daerah dagu dan bibir ba$ah. )1
Ada / pasang otot yang disebut sebagai otot pengunyah, yaitu m.masseter,
m. temporalis, m.pterigoideus lateralis dan m.pterigoideus medialis. Sedangkan
m.digastrikus, $alaupun tidak termasuk otot8otot pengunyah, namun mempunyai
fungsi yang penting pada mandibula. +ila otot digastrikus kanan dan kiri
berkontraksi mandibula bergerak ke ba$ah dan tertarik ke belakang dan gigi8gigi
terbuka. Saat mandibula terstabilisasi m.digastrikus dan m.suprahyoid
mengangkat os hyoid, keadaan ini penting untuk proses menelan. )1
7
b. 5ase memotong, menghancurkan, menggiling. Otot8otot mengalami
kontraksi isotonic atau relaksasi. 'ontraksi isometric dari elevator hanya
terjadi bila gigi atas dan ba$ah rapat atau bila terdapat bahan yang keras
diantaranya akhir fase menutup.
c. 5ase menutup
Pada akhir fase menutup dan fase oklusi didapatkan kenaikan tonus pada
otot elevator.
Setelah makanan menjadi lembut berupa suatu bolus dilanjutkan dengan
proses menelan. 4ntuk fungsi buka, katub mulut, mengunyah dan menelan yang
baik dibutuhkan:)1
• Tulang mandibula yang utuh dan rigid
• Oklusi yang ideal
• Otot8otot pengunyah beserta persarafan serta
• Persendian temporomandibular ?T( @ yang utuh.
&. M aksilla
8
Permukaan anterior maksilla terdapat penonjolan yang dinamakan
spina nasalis anterior. Pada bagian inferior, prosessus alveolaris maksilla
merupakan tempat melekatnya gigi. Akar gigi membentuk eminensia
mirip gelombang vertikal pada permukaan anterior maksilla, akar
kaninus merupakan penonjolan yang paling nampak. 5ossa medial dan
lateral yang dangkal dari eminensia caninus dinamakan fossa insisivus
dan fossa kanina. Pada bagian superior, maksillaris menebal pada
cekungan inferior yang membentuk tepi infraorbital. #i ba$ah tepi
tersebut terdapat foramen infraorbitalis, yang dilalui oleh nervus
infraorbitalis dan pembuluh darah.
9
#efinisi ameloblastoma ?amel, yang berarti enamel dan blastos, yang
berarti kuman@ adalah tumor, jarang jinak epitel odontogenik ?ameloblasts, atau
bagian luar, pada gigi selama pengembangan@ jauh lebih sering muncul di
mandibula daripada maDilla. 9ni diakui pada tahun )1 oleh 7usack. enis
neoplasma odontogenik ditunjuk sebagai adamantinoma pada )11".
Ameloblastoma mandibula adalah ameloblastoma yang terdapat di mandibula.) ,)"
Tumor ini jarang ganas atau metastasis ?yaitu, mereka jarang menyebar ke
bagian lain dari tubuh@, dan kemajuan perlahan, lesi yang dihasilkan dapat
menyebabkan kelainan yang parah dari $ajah dan rahang. Selain itu, karena
pertumbuhan sel yang abnormal mudah infiltrat dan menghancurkan jaringan
sekitar tulang, bedah eksisi luas diperlukan untuk mengobati gangguan
ini. adi ameloblastoma adalah suatu tumor berasal dari sel > sel embrional
dan terbentuk dari sel > sel berpontesial bagi pembentukan enamel. Tumor
ini biasanya tumbuh dengan lambat, secara histologis jinak tetapi secara
klinis
10
merupakan neoplasma malignan, terjadi lebih sering pada badan atau ramus
mandibula dibanding pada maksila dan dapat berkapsul atau tidak berkapsul.1
11
'edua jenis kelamin memegang kontribusi yang sama. Ada pula yang
menyebutkan bah$a distribusi jenis kelamin pria dibandingkan $anita sekitar
):),/"."
Gam*ar &.& *okasi Ameloblastoma yang Paling Sering Terjadi. *esi terjadi paling sering pada
usia 68 6 tahun, pasien dengan usia muda yang bebas karies. 1"; ameloblastoma terjadi
pada mandibula dan hanya )"; terjadi pada maksila.
?Sumber: =haites 0. 0ssentials of #ental &adiography and &adiology. / ed. 4nited
'ingdom: 0lsevier %ealth SciencesH 66-.@
12
sebagian menduga akibat virus. Ameloblastoma merupakan tumor
odontogenik dengan gambaran histologi yang sangat bervariasi dan kondisi
biologis yang sulit ditebak. Shafer dkk ?)31 @ mengemukakan kemungkinan
ameloblastoma berasal dari sumber8sumber, sisa sel organ enamel ?Hertwig’s
sheat, epitel rest of mallassez@, gangguan pertumbuhan organ enamel, epitel
dinding kista odontogenik terutama kista dentigerous dan sel epitel basal
permukaan rongga mulut. (enurut Codit dan +arnes kemungkinan yang
menjadi faktor etiologi adalah hilangnya alel gen supresor. ))
-ATOGE!ES S
13
komponen epitel menyebabkan kondensasi pada ektomesenkim yang
tertutup dan formasi papilla dental. Sel8sel pada papilla dental kemudian
membentuk pulpa gigi dan dentin. Sama saja, kondensasi ektomesenkim
yang mengelilingi organ enamel memba$a pada pembentukan sakkus
dental. Sel8sel pada sakkus dental membentuk semen dan ligamen
periodontal.
- Tahap bell : histodiferensiasi a$al dan morfodiferensiasi akhir terjadi.
Organ enamel sekarang membentuk bell yang elongasi dan memiliki
empat tipe sel epitel yang berbeda yaitu epitel enamel dalam, stratum
intermedium, retikulum stellata, dan epitel enamel luar.
a. 0pitel enamel dalam menginduksi sel8sel dari papilla dental untuk
berdiferensiasi menjadi odontoblas, yang membentuk dentin. #entin,
menginduksi epitel enamel dalam untuk berdiferensiasi menjadi
ameloblast, yang menyandarkan matriks enamel pada dentin. 9nduksi
resiprokal penting untuk membentuk gigi.
b. Stratum intermedium terdiri atas beberapa lapisan sel skuamosa
antara epitel enamel dalam dan retikulum stellata. *apisan ini
penting untuk pembentukan enamel karena lapisan ini tidak terdapat
pada germinal gigi yang memperlihatkan area gigi tanpa enamel.
c. &etikulum stellata meluas dengan jumlah cairan intraseluler yang
bertambah. &etikulum stellata kemudian kolaps sebelum terjadi
pembetukan enamel, menyebabkan ameloblast lebih dekat dengan
kapiler nutrien.
d. 0pitel enamel luar yang tumbuh halus, menjadi terlipat. Pada
lipatannya, mesenkim dari sakkus dentalis membentuk papilla
dengan lup kapiler yang menyediakan suplai nutrien untuk aktivitas
metabolik dari organ enamel avaskuler. Organ enamel juga
membentuk serabut epitel %ert$ig yang menentukan bentuk akar
dan menginisiasi formasi dentin dalam akar.
- Aposisi : deposisi matriks dari struktur gigi yang keras terjadi kemudian.
Struktur ini kemudian mengalami kalsifikasi, erupsi, dan akhirnya atrisi.
14
- 2aris epitel dari kista dentigerous
- Sisa lamina dental dan organ enamel
- *amina basalis mukosa oral
2ambar . 'emungkinan Sumber Penyebab Ameloblastoma ?Sapp P, 0versole *&, =ysocki 2P.
Contemporary Oral and Maxillofacial Pathology. nd ed. (issouri : (osby, )33 : ) -8)/
*esi ini dapat terlihat lebih a$al pada pemeriksaan gigi secara rutin, dan
biasanya penderita merasakan adanya asimetri $ajah secara bertahap.
Ameloblastoma tumbuh secara perlahan selama bertahun8tahun, dan tidak ditemui
sampai dilakukan pemeriksaan radiografi oral secara rutin. Pada tahap yang sangat
a$al, ri$ayat pasien asimtomatis ?tanpa gejala@. Pasien tidak mengalami keluhan
rasa sakit, parestesi, fistula, formation ulcer, atau mobilitas gigi. Apabila lesi
membesar, dengan pemeriksaan palpasi terasa sensasi seperti tulang yang tipis.
15
ika telah meluas merusak tulang, maka abses terasa fluktuasi, kadang8kadang
erosi dapat terjadi melalui kortikal plate yang berdekatan dengan daerah invasi,
dan berlanjut ke jaringan lunak yang berdekatan.
Pada tahap a$al, tulang keras dan mukosa diatasnya ber$arna normal.
Pada tahap berikutnya, tulang menipis dan ketika teresobsi seluruhnya tumor yang
menonjol terasa lunak pada penekanan dan dapat memiliki gambaran berlobul
pada radiografi. #engan pembesarannya, maka tumor tersebut dapat
mengekspansi tulang kortikal yang luas dan memutuskan batasan tulang serta
menginvasi jaringan lunak. Pasien jadi menyadari adanya pembengkakan yang
progresif, biasanya pada bagian bukal mandibula, juga dapat mengalami perluasan
ke permukaan lingual, suatu gambaran yang tidak umum pada kista odontogenik.
'etika menembus mukosa, permukaan tumor dapat menjadi memar dan
mengalami ulserasi akibat penguyahan. Pada tahap lebih lanjut,kemungkinan ada
rasa sakit didalam atau sekitar gigi dan gigi tetangga dapat goyang bahkan
tanggal.1
16
terlibat. Perkembangan tumor tidak menimbulkan rasa sakit kecuali ada
penekanan saraf atau terjadi komplikasi infeksi sekunder. Terkadang pasien
membiarkan ameloblastoma bertahan selama beberapa tahun tanpa pera$atan dan
pada kasus8kasus tersebut ekspansi dapat menimbulkan ulkus namun tipe ulseratif
dari pertumbuhan karsinoma yang tidak terjadi. Pada tahap lanjut, ukurannya
bertambah besar dapat menyebabkan gangguan penguyahan dan penelanan.
Perlu menjadi perhatian, bah$a trauma seringkali dihubungkan dengan
perkembangan ameloblastoma. +eberapa penelitian menyatakan bah$a tumor ini
sering kali dia$ali oleh pencabutan gigi, kistektomi atau beberapa peristi$a
traumatik lainnya. Seperti kasus8kasus tumor lainnya pencabutan gigi sering
mempengaruhi tumor ?tumor yang menyebabkan hilangnya gigi@ selain dari
penyebabnya sendiri.
Tumor ini pada saat pertama kali adalah padat tetapi kemudian menjadi
kista pada pengeluaran sel8sel stelatenya. Ameloblastoma merupakan tumor jinak
tetapi karena sifat invasinya dan sering kambuh maka tumor ini menjadi tumor
yang lebih serius dan ditakutkan akan potensial komplikasinya jika tidak
disingkirkan secara lengkap. Tetapi sudah dinyatakan bah$a sangat sedikit kasus
metastasisnya yang telah dilaporkan.1
17
2ambar ./ Ameloblastoma Subtipe 'linis A. Tipe multikistik +. Tipe 4nikistik 7. Tipe Periferal
?Sapp P, 0versole *&, =ysocki 2P. 7ontemporary Oral and (aDillofacial Pathology. nd ed.
(issouri : (osby, )33 : ) -8)/ .@
18
dengan margin jaringan normal disekeliling tumor@. Pemeriksaan rutin jangka
panjang bahkan seumur hidup diindikasikan untuk tipe ini.3
2ambar ."Adanya Tampilan (ultilokular Ameloblastoma besar pada sudut mandibula, dengan
ekspansi ekstensif ?panah solid@ dan resorpsi gigi yang bersebelahan panah terbuka@.
?Sumber: =haites 0. 0ssentials of #ental &adiography and &adiology. / ed. 4nited
'ingdom: 0lsevier %ealth SciencesH 66-.@
19
diagnosis ameloblastoma ditegakkan setelah pemeriksaan mikroskopik dari
spesimen struktur unikistik yang dibatasi epithelium ameloblastic. *esi ini
biasanya berkembang dari perubahan neoplastik dari kista atau sisa epitel dental
lamina.)
Tipe ini umumnya menyerang bagian posterior mandibula diikuti dengan
regio parasimfisis dan anterior maksila. Tipe unikistik ini kurang agresif dan
menyarankan enukleasi simple sebagai terapinya. Studi menunjukan secara klinis
enukleasi simple pada ameloblastoma tipe unikistik sebenarnya menunjukan
angka rekurensi yang tinggi yaitu sekitar -6;. #engan demikian enukleasi simple
merupakan terapi yang tidak sesuai untuk lesi ini dan terapi yang lebih radikal
dengan osteotomi periferal atau terapi krio dengan cairan nitrogen atau keduanya
lebih sesuai untuk tumor ini.))
Terapi bedah konservatif seperti kuretase telah digunakan untuk
menangani ameloblastoma unikistik. +ila epitelium ameloblastic telah penetrasi
kejaringan ikat di sebelahnya, terapi bedah yang lebih ekstensif terhadap tulang di
sekitarnya harus dilakukan. Tingkat rekurensi rata8rata )/;.5ollo$ up jangka
panjang dibutuhkan dalam kasus ini.3
20
Periferal ameloblastoma juga dikenal dengan nama ekstra osseus
ameloblastoma atau ameloblastoma jaringan lunak. +iasanya terjadi pada gingiva
atau mukosa alveolar. Tipe ini menginfiltrasi jaringan di sekelilingnya yaitu
jaringan ikat gingiva dan tidak ada keterlibatan tulang di ba$ahnya. Periferal
ameloblastoma ini umumnya tidak sakit, sessile, kaku, pertumbuhan eksofitik
yang biasanya halus atau granular."
Ameloblastoma jenis ini tidak umum dan menyerang orang tua dengan
rata8rata umur ") tahun dan -"; tumor ini terjadi pada regio anterior. Tumor ini
mungkin muncul dari sisa8sisa epitel odontogenik diba$ah mukosa oral atau dari
sel basal epitel permukaan. Secara histologis, lesi ini memiliki ciri8ciri yang sama
dengan bentuk intraosseous dari tumor, dengan pola pleDiform dan folikular yang
paling umum. Ameloblastoma periferal memiliki pulau8pulau ameloblastoma
yang menyerupai lamina propria di ba$ah epitel permukaan.)
Tumor ini diyakini me$akili ; sampai )6; dari seluruh kasus
ameloblastoma yang didiagnosis. Tumor ini pernah dilaporkan terjadi pada semua
rentang umur dari 3 sampai 3 tahun. 'asus8kasus melaporkan bah$a tumor ini
terjadi kebanyakan pada pria daripada $anita dengan perbandingan ),3 dengan ).
6; dari ameloblastoma tipe periferal ini terjadi pada mandibula,dari bagian
ramus dari anterior mandibula sampai foramen mandibula paling sering terkena.)
Ameloblastoma periferal biasanya muncul sebagai nodul keras bertangkai
pada gingiva atau mukosa alveolar, berukuran 6," > cm, tanpa ulserasi dan rasa
sakit. 7iri8cirinya tidak spesifik, dan sebagian besar lesi secara klinis menyerupai
fibroma. Pada beberapa kasus, permukaan tulang alveolar mengalami sedikit
erosi, namun keterlibatan tulang yang signifikan tidak terjadi. Tumor jenis ini
tidak seagresif tipe ameloblastoma sebelumnya. Tingkat rekurensi rata8rata 1;
dan tingkat prognosisnya cukup baik.)
21
2ambar . Periferal Ameloblastoma ?Sapp P, 0versole *&, =ysocki 2P. 7ontemporary Oral and
(aDillofacial Pathology. nd ed. (issouri : (osby, )33 : ) -8)/ @
22
yaitu sebuah lapisan periferal dari sel8sel kolumnar atau kuboidal dan sebuah
massa sentral dari sel yang tersusun jarang yang menyerupai retikulum stellata.
Pada tipe folikular jaringan epitel terdapat pada bagian tengah. #i bagian
terluarnya berbentuk kolumnar atau palisaded ameloblas, sedangkan dibagian
tengah terkadang berbentuk menyerupai sel microcysts. +agian sentral dari pulau
epitel mengandung suatu jalinan sel8sel yang rumit dan longgar yang menyerupai
stelate retikulum dari organ enamel. #i sekeliling sel8sel ini adalah lapisan sel8sel
kolumnar tinggi dan tunggal dengan nukleusnya berpolarisai jauh dari membran
dasar.#egenerasi dari jaringan yang berbentuk seperti retikulum stellata itu akan
menghasilkan pembentukan kista. #egenerasi kistik umumnya terjadi dibagian
sentral pulau8pulau epitel, meninggalkan ruang yang jelas dan dibatasi oleh sel8sel
stelate padat. 'elompok sel8sel epitel dipisahkan oleh sejumlah steoma jaringan
fibrosa. "
23
well#formed desmosomal $unctions, simulating spindle cell layers. ?)@. Sel>sel yang
menyusunnya rata8rata berbentuk cuboid dan basaloid. Sel8sel tumor yang
menyerupai ameloblas tersusun dalam massa yang tidak teratur atau lebih sering
sebagai suatu jaringan dari untaian sel8sel yang berhubungan. (asing8masing
massa atau untaian ini dibatasi oleh lapisan sel8sel kolumnar dan diantara lapisan
ini kemungkinan dijumpai sel8sel yang menyerupai stalata retikulum. Camun
demikian, jaringan yang menyerupai stalata retikulum terlihat kurang menonjol
pada tipe ameloblastoma pleksiform dibanding pada ameloblastoma tipe folikuler
dan ketika dijumpai secara keseluruhan tersusun pada bagian perifer daerah
degenerasi kistik. "
24
Ameloblastoma tipe ini ditandai dengan karakteristik adanya sEuamous
metaplasia dari retikulum stelata yang berada diantara pulau8pulau tumor,
terkadang terdapat pembentukan keratin pada bagian sentral dari pulau8pulau
tumor. Terkadang, epitel pearls atau keratin pearls dapat dijumpai. 'ista kecil
terbentuk di tengah sarang sellular. Stroma terdiri dari jaringan ikat yang fibrous
dan padat. Pada tipe ini terdapat diferensiasi skuamosa dari epithelium
odontogenik. Terjadi kompresi retikulum stelata menjadi massa sEuamoid dengan
metaplasia skuamosa dan keratinisasi pada pusat pulau tumor. "
25
%artman melaporkan 6 kasus dari ameloblastoma tipe sel granular dan
menekankan bah$a tipe sel granular ini cenderung merupakan lesi agresif
ditandai dengan kecenderungan untuk rekurensi bila tidak dilakukan tindakan
bedah yang tepat pada saat operasi pertama. Sebagai tambahan, beberapa kasus
dari tumor ini dilaporkan pernah terjadi metastasis."
2ambar .)) Tipe Sel 2ranular ?Sapp P, 0versole *&, =ysocki 2P.
7ontemporaryOral and (aDillofacial Pathology. nd ed. (issouri : (osby, )33 :
)/6.@
&.0. Tip/ S/l Basal
Ameloblastoma tipe sel basal atau primordial ini mirip karsinoma sel basal
padankulit. Sel epithelial tumor lebih primitif dan kurang kolumnar dan biasanya
tersusun dalam lembaran8lembaran, lebih banyak dari tumor jenis lainnya.Tumor
ini merupakan tipe yang paling jarang dijumpai. &etikulum stellata tidak terdapat
pada bagian pusat sarang."
2ambar .) Tipe Sel +asal ?Sapp P, 0versole *&, =ysocki 2P. 7ontemporary
Oral and (aDillofacial Pathology. nd ed. (issouri : (osby, )33 : )/6.@
26
Tipe yang paling umum adalah jenis folikular dan pleksiform, tampak
seperti tiang yang tinggi, membentuk lapisan periferal disekeliling neoplastik.
Secara mikroskopis ameloblastoma tersusun dari jaringan epitelium, terpisah oleh
jaringan fibrous dan dihubungkan oleh jaringan penghubung ?jaringan Stroma@."
27
#engan radiografi, lokasi ameloblastoma merupakan faktor utama dalam
menentukan diagnosa. Serangkaian pemeriksaan radiografi dibutuhkan, mulai dari
Panoramik, 7omputed Tomografi ?7T@ dan (agnetics &esonance 9maging ?(&9@,
sangat membantu dal am mendiagnosa a$al. -
&.2. Mul+iokular
Pada tipe ini, tumor menunjukkan gambaran bagian8bagian yang terpisah
oleh septa tulang yang me mp erluas me mbentuk massa tumo r. 2amb aran
multiokular ditandai dengan lesi yang besar dan memberikan gambaran seperti
soap bubble. 4kuran lesi yang sebenarnya tidak dapat ditentukan karena lesi tidak
menunjukkan garis batasan yang jelas dengan tulang yang normal. &esopsi akar
jarang terjadi tapi kadang8kadang dapat dilihat pada beberapa lesi yang tumbuh
dengan cepat. -
28
2ambar .) (ultiokular
Ameloblastoma?http:!!$$$.radpod.org! 66 !61!6)!ameloblastoma!@
&.2.& "niokular
Pada tipe lesi uniokular biasanya tidak tampak adanya karakteristik atau
gambaran yang patologis. +agian periferal dari lesi biasanya licin $alaupun
keteraturan ini tidak dijumpai pada $aktu operasi. Pada lesi lanjut akan
mengakibatkan pembesaran rahang dan penebalan tulang kortikal dapat dilihat
dari gambaran rontgen.-
29
cairan tersebut, tetapi pada banyak hal perbedaan tersebut begitu ringan yang
menjadi tidak bernilai diagnostik.-
2ambar .)" ?a@.*esi unilokuler di &egio 7aninus meluas ke premolar. ?b@ %asil
7TJs, lesi berada pada lokasi gigi caninus meluas sampai premolar satu dan
kedua. ?)@
?a@ ?b@
2ambar .)- ?a@ 2ambaran Ameloblastoma multilokular dengan Panoramik 5oto,
memperlihatkan kelainan di regio caninus pada pasien anak. ?b@ Ameloblastoma
pada regio molar rahang ba$ah .?"@
2ambaran pada rahang ba$ah biasanya terlihat pada regio molar kedua dan
ketiga, biasany terdeteksi setelah ameloblastoma mencapai ukuran tertentu. %al
ini disebabkan karena adanya pengaruh struktur tulang. Selain itu terdapat pula
gambaran seperti busa menyerupai dua ruang besar, radiolusen bulat, jelas dan
30
tegas, tampak berdampingan dengan salah satu terletak di anterior dan lainnya di
inferior, disertai gambaran difuse pada akar gigi molar.)
Tulang kortikal tampak sangat tipis dengan akar8akar terlihat sebagian
menembus pada sarang lebah ?busa@ tersebut. Pada penderita usia muda, jaringan
tampak menyerupai kista primordial dan folikuler. )
Sedangkan pada orang de$asa, bekas epitel dapat berasal dari ekstraksi
gigi. %al ini terlihat pada a$al usia tumor, sehingga pemeriksaan histologi harus
dilakukan setelah pembersihan ! ekstirpasi sama dengan prosedur pengambilan
kista. )
2ambaran ameloblastoma, dengan variasi bentuk, dapat terlihat sebagai
berikut :-, ,)
). Terdapat rongga seperti kista, radiolusen difuse bulat dengan batas jelas dan
tegas, menyerupai busa atau sarang lebah.
. (empunyai rongga monolokuler atau multilokuler yang dilapisi epithelial,
kadang8 kadang tampak berdampingan, dapat menyebabkan resorpsi eksternal
gigi8gigi yang berdekatan, dan merupakan suatu ciri8ciri umum
ameloblastoma.
?a@ ?b@
2ambar .) ?a@ Ameloblastoma (ultilokuler menyerupai busa
sabun
atau sarang lebah. ?b@ dan 4nilokuler di regio anterior. ?)@
. #apat menghancurkan korteD, menyerang jaringan lunak, dan meluas
kesekitarnya.
/. #apat menyerupai kista dentigerus! sisa kista yang dilapisi epithelial.
31
?a@ ?b@
2ambar .)1 ?a@ 2ambaran (ultilokular &adiolusen,di posterior mandibula,
tampak ekspansi meluas ke ramus, dan molar kedua mengalami disposisi,
masuk jauh kearah mandibula. ?b@ Ameloblastoma yang menyerupai kista
dentigerus. ?)@
/. #apat terjadi di gigi molar rahang ba$ah, pada ruangan yang tidak bergigi
.
2ambar .)3 ?a@ Tampak radiolusen meluas diregio molar ketiga,
gigi
terdorong hingga dasar ramus, dan menekan kanalis. ?b @ 5oto
Postero8Anterior memperlihatkan kerusakan tulang, sedemikian
besar,
meliputi ramus pada sisi bukal dan lingual. ?)@
32
Ameloblastoma secara radiografi menyerupai kista dentigerous telah
dilaporkan oleh 7han?)3 @, +ailey?)3")@ dan yang lainnya. Suatu rongga kista
pada mandibula dimana mahkota molar kedua yang tidak erupsi. +entuk bulat
rongga tersebut, batas yang teratur dan posisinya yang berhubungan dengan gigi
yang tidak erupsi diduga sebagai suatu kista dentigerous, tetapi pada pemeriksaan
mikroskopis, kandungan rongga tersebut terbukti sebagai ameloblastoma.)/
33
tersebut, terutama pada tahap akhir penyakit. 2ejala lain seperti paresthesia atau
rasa baal dapat berhubungan dengan tekanan pada syaraf karena massa tumor.)
Perubahan pada lesi seperti pembesaran secara bertahap dapat merupakan
tanda neoplasia, sementara massa yang fluktuatif merupakan proses reaktif.
+erkurangnya rasa nyeri adalah tanda proses inflamasi atau infeksi yang berada
dalam proses penyembuhan, sementara munculnyarasa nyeri pada massa yang
sebelumnya asimptomatik dapat merupakan indikasi adanya transformasi menjadi
keganasan.)
Pemeriksaan untuk menentukan diagnosa:
a. Pemeriksaan klinis
Pada tahap yang sangat a$al, ri$ayat pasien asimtomatis. Tumor tumbuh
secara perlahan selama bertahun8tahun dan ditemukan pada rontgen foto. Pada
tahap berikutnya, tulang menipis dan ketika teresobsi seluruhnya tumor yang
menonjol terasa lunak pada penekanan. #engan pembesarannya, maka tumor
tersebut dapat mengekspansi tulang kortikal yang luas dan memutuskan batasan
tulang serta menginvasi jaringan lunak. Pasien jadi menyadari adanya
pembengkakan, biasanya pada bagian bukal mandibula dan dapat mengalami
perluasan kepermukaan lingual, suatu gambaran yang tidak umum pada kista
odontogenik. Sisi yang paling sering dikenai adalah sudut mandibula dengan
pertumbuhan yang meluas ke ramus dan ke dalam badan mandibula. Secara ekstra
oral dapat terlihat adanya pembengkakan $ajah dan asimetri $ajah. Sisi asimetri
tergantung pada tulang8tulang yang terlibat. Perkembangan tumor tidak
menimbulkan rasa sakit kecuali ada penekanan pada saraf atau terjadi komplikasi
infeksi sekunder. 4kuran tumor yang bertambah besar dapat menyebabkan
gangguan pengunyahan dan penelanan.
Pada pemeriksaan ekstraoral dan intraoral terdapat beberapa parameter lesi yang
dievaluasi meliputi :3
8 *okasi
8 4kuran
8 'arakter ?makula, ulcer, massa@
8 =arna, termasuk penilaian homogenitas $arna
34
8 (orfologi permukaan ?halus, pebbly, granular, "errucous@
8 +atas tepi ?halus, irregular, tidak jelas, berbatas tegas@
8 'onsistensi terhadap palpasi
8 2ejala lokal
8 #istribusi lesi jika multiple atau konfluen
35
Gam*ar &.& ; 2ambaran 'linis 9ntra Oral Ameloblastoma
Sumber : +elal, (. S.#ental Ce$s, Bolume B, Cumber 9, )331
b. Pemeriksaan radiologis
Tampak radiolusen unilokular atau multilokular dengan tepi berbatas
tegas. Tumor ini juga dapat memperlihatkan tepi kortikal yang berlekuk, suatu
gambaran multilokular dan resobsi akar gigi yang berkontak dengan lesi tanpa
pergeseran gigi yang parah dibanding pada kista. Tulang yang terlibat digantikan
oleh berbagai daerah radiolusen yang berbatas jelas dan lesi memberi suatu bentuk
36
seperti sarang lebah atau gelembung sabun. 'emungkinan juga ada radiolusen
berbatas jelas yang menunjukkan suatu ruang tunggal.1
Pada pasien dengan pembengkakan di rahang, langkah pertama dalam
diagnosis adalah radiografi panoramik. Camun, jika pembengkakan yang keras
dan fiDed dengan jaringan yang berdekatan, 7T8scan disarankan. (eskipun dosis
radiasi jauh lebih tinggi di 7T8scan, perlunya mengidentifikasi kontur lesi, isinya
dan ekstensinya ke dalam, membuatnya lebih dipilih untuk diagnosis. 5oto polos
tidak menunjukkan interfaces antara tumor dan soft tissues yang normal, hanya
interface antara tumor dan tulang yang normal yang dapat dilihat. A ksial "iew
dalam gambar 7T8scan dengan kontras dan koronal juga aksial "iew dalam
magnetic resonance imaging ?(&9@ jelas menunjukkan kedua jenis interface.
(eskipun tidak ada perbedaan yang cukup antara (&9 dan 7T untuk mendeteksi
komponen kistik tumor, untuk memvisualisasikan proyeksi papiler ke dalam
rongga kistik, (&9 sedikit lebih unggul. (&9 sangat penting untuk mengetahui
gambaran yang tepat dari suatu ameloblastoma maksilaris yang ad"anced dan
dengan demikian dapat menentukan prognosis dari operasi. -
i. &adiografi:
#ental foto: periapikal dan oklusal foto, Panoramik, PA, lateral dan
submento verteD. -
ii. 7T Scan:
Penampilan pada tomografi pada dasarnya adalah gambaran seperti
lapisan8lapisan tipis, kecuali pada batas luar dan hubungannya
dengan struktur8struktur disekelilingnya tampak lebih jelas dan
akurat .2ambaran 7T dapat mendeteksi perforasi korteD luar dan
perluasan ke jaringan lunak sekitarnya. Pada gambaran resonansi
magnet ?(&9@, tampak resolusi lebih baik, tentang sifat dan
tingkat invasi tersebut, sehingga menjadi sangat penting dalam
penilaian evaluasi setelah operasi ameloblastoma. -
37
'andungan tumor ini dapat keras atau lunak, tetapi biasanya ada suatu
cairan mucoid ber$arna kopi atau kekuning8kuningan. 'olesterin jarang
dijumpai. Secara makroskopis ada dua tipe yaitu tipe solid ?padat@ dan tipe kistik.
Tipe yang padat terdiri dari massa lunak jaringan yang ber$arna putih keabu8
abuan atau abu8abu kekuning8kuningan. Tipe kistik memiliki lapisan yang lebih
tebal seperti jaringan ikat dibanding kista sederhana. #aerah8daerah kistik
biasanya dipisahkan oleh stroma jaringan fibrous tetapi terkadang septum tulang
juga dapat dijumpai. (ikroskopis terdiri atas jaringan tumor dengan sel8sel epitel
tersusun seperti pagar mengelilingi jaringan stroma yang mengandung sel8sel
stelate retikulum, sebagian menunjukkan degenerasi kistik.)
i. 9nsisi +iopsi
9nsisi +iopsi meliputi pengambilan sebagian lesi yang relative ekstensif
untuk pemeriksaan histopatologis dan penegakan diagnosis. 9nsisi biops
idiindikasikan pada lesi yang lebih besar dari )8 cm dan untuk lesi besar yang
berkapsul atau neoplasma yang berpotensi keganasan.)/
#engan insisi biopsi karakteristik dari suatu neoplasma dapa tditentukan
dengan baik, seperti diferensasi dan kemampuan invasi.Teknik insisi biopsi
meliputi anestesi lokal terlebih dahulu, kemudianbagian wedge#shaped dari bagian
yang paling reprentatif dari lesi diambil,umumnya dari perifer lesi yang meluas ke
jaringan normal.)/
ii. -ine# eedle /spiration *iopsi ?5CA+@
(erupakan metode untuk mengevaluasi lesi subkutan atau yang
terletaklebih dalam lagi. Prosedur ini paling banyak dipakai dalam menentukan
sifatmassa pada kelenjar saliva dan leher.) .
-EME$ KSAA! S TOLOG
+erdasarkan sebuah laporan kasus yang meneliti /6 kasus
ameloblastoma ditemukan bah$a diagnosis 5CA preoperatif merupakan
pemeriksaan yang sangat penting untuk mengetahui jenis operasi yang
dibutuhkan. Selain pada lokasi intraosseus, ameloblastoma sangat
38
memungkinkan untuk dioperasi karena tumor sering menyebabkan gejala
penipisan pada korteks yang terlibat.)
39
2ambar 1 : 5CA dari ameloblastoma maligna )-
40
karakteristik tersebut saja sudah mengindikasikan sebuah myDoma. Selain itu
myDoma tidak seekspansif ameloblastoma dan cenderung tumbuh di sepanjang
tulang.Septum pada ossifying fibroma biasanya lebar, granular, dan
berbataskurang jelas. Selain itu terdapat trabekula kecil yang irregular.
&. 7 T/rapi
Terapi tumor ini beragam mulai dari kuretase sampai reseksitulang yang
luas, dengan atau tanpa rekonstruksi. &adiasi tampaknya merupakan
kontraindikasi akan bahaya merangsang osteoradionekrosis atau kondisi
malignant. %anya dalam kasus tertentu di mana operasi mungkin tidak dapat
41
dilakukan karena destruktif, penggunaan radioterapi dapat disubtansikan.Pada
beberapa literatur juga ditemukan indikasi untuk dielektro kauterisasi, bedah krio
dan penggunaan agen sklorosan sebagai pilihan terapi. Pemeriksaan kembali
?follo$ up pasca operasi@ penting karena hampir "6; kasus rekurensi terjadi pada
lima tahun pertama pasca operasi."
Terapi untuk tumor ini harus dieksisi dan harus meliputi neoplasma sampai
jaringan sehat yang berada di ba$ah tumor. %asilnya kemudian dirujuk untuk
dilakukan pemeriksaan mikroskopis dan biopsi, hal ini akan menentukan terapi
yang selanjutnya dilakukan. Setelah eksisi, harus dilanjutkan dengan
elektrodesikasi atau dengan dira$at lukanya dengan larutan 'arnoy."
Terapi bedah ameloblastomas dapat dibagi menjadi tiga tahap:)6
). 0ksisi
tumor .
&ekonstruksi .
&ehabilitasi
Pendapat mengenai terapi yang paling memadai untuk ameloblastoma
bervariasi dan mencakup faktor8faktor seperti kemungkinan terapi akhir,
kemungkinan mengendalikan penyakit dengan operasi nanti jika didiagnosis
kambuh, usia pasien, derajat gangguan fungsi dan pertumbuhan dan kemungkinan
pemeriksaan follow#up.)
'emungkinan untuk terjadi rekurensi ada dan pasien harusdiinstruksikan
untuk mengikuti pemeriksaan secara berkala sampai bertahun8tahun setelah
operasi. Sebuah ameloblastoma yang dilakukan eksisi, memiliki tingkat rekurensi
sebesar "6;836;. %al ini sangat sulit diprediksi tergantung dari jenis
ameloblastoma yang menyerang. Ameloblastoma mempunyai reputasi untuk
mengalami kekambuhan kembali setelah disingkirkan. %al ini disebabkan sifat
lesi tersebut menginvasi secara lokal pada penyingkiran yang tidak adekuat. -
42
&. 7. Enukl/asi
0nukleasi merupakan penyingkiran tumor dengan mengikisnya dari
jaringan normal yang ada disekelilingnya. *esi unikistik, khususnya yang lebih
kecil hanya memerlukan enukleasi dan seharusnya tidak dira$at secara
berlebihan. -
0nukleasi merupakan prosedur yang kurang aman untuk dilakukan.=eder
?)3"6@ pada suatu diskusi menyatakan $alaupun popular, kuretasemerupakan
prosedur yang paling tidak efisien untuk dilakukan. 0nukleasi menyebabkan kasus
rekurensi hampir tidak dapat dielakkan, $alaupun sebuah periode laten dari
pengobatan yang berbeda mungkinmemberikan hasil yang salah. 'uretase tumor
dapat meninggalkan tulangyang sudah diinvasi oleh sel tumor.-
Teknik enukleasi dia$ali dengan insisi, flap mukoperiostal dibuka.
'adang8kadang tulang yang mengelilingi lesi tipis. ika dinding lesi melekat pada
periosteum, maka harus dipisahkan. #engan pembukaan yang cukup, lesi
biasanya dapat diangkat dari tulang. 2unakan sisi yang konveks dari kuret dengan
tarikan yang lembut. Saraf dan pembuluh darah biasanya digeser ke samping dan
tidak berada pada daerah operasi. 4jung tulang yang tajam dihaluskan dan daerah
ini harus diirigasi dan diperiksa. 2igi8gigi yang berada di daerah tumor jinak
biasanya tidak diperlukan terapi khusus. ika devitalisasi diperlukan, terapi
endodontik sebelum operasi dapat dilakukan. -
43
Penggunaan metode ini lebih disukai, terutama pada anak8anak, karena
pertumbuhan rahang ba$ah belum lengkap dan saat bentuk mandibula perlu
dipertahankan atau saat fasilitas atau keahlian untuk rekonstruksi tidak tersedia.
4ntuk sukses, bagaimanapun, terdapat kebutuhan untuk memastikan follow#up
yang baik dan teratur untuk mendeteksi dan menangani kekambuhan lebih a$al.)
&. 7.&Cryosurgery
Adalah pembedahan yang dilakukan dengan cara memaparkan temperatur
dingin yang ekstrem ke jaringan yang telah diseleksi menggunakan alat yang
mengandung nitrogen cair. Tujuan cryosurgery adalah untuk mengeliminasi sel8
sel yang abnormal.))
0fek pendinginan yang ekstrem: konsentrasi cairan intraseluler meningkat,
kadar air intraseluler berkurang, sel mengkerut, membran sel rusak, terbentuk
kristal es di intraseluler maupun di ekstraseluler.)
Aparatus terdiri atas sebuah kontainer yang terisi dengan gas
cairbertekanan tinggi. 2as cair dapat berupa gas nitrogen dengan temperatur8
)3-67H atau gas karbondioksida, gas C O , dan gas freon dengan suhu
yangberkisar antara 8 667 sampai 83667. Probe terhubung dengan kontainer
melalui tabung. Probe diarahkan ke jaringan abnormal. =aktu yang dibutuhkan
untuk merusak jaringan abnormal tergantung dengan suhu,ukuran lesi, dan tipe
jaringan.)
44
9nsisi dibuat menjadi flap supaya tulang dapat direseksi di ba$ah tepiyang
terlibat tumor. *ubang bur ditempatkan pada outline osteotomi,dengan bur leher
panjang %enahan. Osteotom digunakan untuk melengkapi pemotongan. Sesudah
itu, segmen tulang yang terlibat tumor dibuang dengan tepi yang aman dari tulang
yang normal dan tanpa merusak border tulang.))
Setelah meletakkan flap untuk menutup tulang, dilakukan penjahitan untuk
mempertahankan posisinya. #engan demikian eksisi tidak hanya mengikutkan
tumor saja tetapi juga sebagian tulang normal yang mengelilinginya. 2igi yang
terlibat tumor dibuang bersamaan dengan tumor. 2igi yang terlibat tidak
diekstraksi secara terpisah.))
45
tidak secara keseluruhan diinvasi oleh proses tumor. #aerah ini tahan dan kuat
karena terdiri dari tulang kortikal yang padat. &egenerasi tulang akan dimulai dari
daerah tersebut meskipun hanya suatu rim tipis dan tulang yang tersisa.1
&. 7. Kau+/risasi
'auterisasi merupakan pengeringan atau elektrokoagulasi lesi, termasuk
sejumlah jaringan normal disekelilingnya. 'auterisasi tidak umum digunakan
sebagai bentuk terapi primer, namun merupakan terapi yang lebih efektif
dibanding kuretase.)/
46
2ambar . Pola 9nsisi pada %emimandibulektomi ?'eith #A. Atlas of Oral
and(aDillofacial Surgery.PhiladelphiaH=.+.Saunder 7ompany, )33 : / @.
47
2ambar . / Tipe 4mum dari &eseksi (andibula A. #engan keterlibatan
kondilus +.Tanpa pembuangan kondilus ?'eith #A. Atlas of Oral and
(aDillofacial Surgery. PhiladelphiaH =.+. Saunders 7ompany, )33 : //@
48
pembedahan reseksi mandibula karena ameloblastoma di serinya, saat Anand et al
?3@ melaporkan kematian dari /1 operasi.
Ameloblastoma diterapi dengan kuretase, enukleasi ditambah kuret, atau
dengan operasi radikal. (embandingkan hasil jangka panjang untuk 1
ameloblastoma, Cakamura dll melaporkan bah$a tingkat kekambuhan ,);
setelah operasi radikal dan , ; setelah terapi konservatif. (ereka
merekomendasikan wide resection rahang sebagai terapi terbaik untuk
ameloblastoma. #alam seri mereka dari - ameloblastomas, Sampson dan Pogrel
menunjukkan bah$a hampir ); dari tumor kambuh setelah operasi konservatif.
#alam penelitian kami, kami diperlakukan pasien dengan kuretase enukleasi dan
tulang dan ) pasien dengan reseksi hemimandibular. #alam tahun follo$ up,
belum ada kekambuhan dari tumor.-
%emimaksilektomi
Akses ke maksila biasnya diperoleh dengan insisi =eber 5ergusson.
Pemisahan bibir melalui philtrum rim dan pengangkatan pipi dengan insisi
paranasal dan infraorbital menyediakan eksposure yang luas dari $ajah dan aspek
lateral dari maksila dan dari ethmoid.
49
menuju kavitas nasal melalui fossa lakrimalis. #ari kavitas nasal dipotong menuju
alveolar ridge. Setelah itu, dilakukan pemotongan pada palatum keras. 'emudian
pemotongan lateral dinding nasal yang menghubungkan lakrimal dipotong ke
nasofaring dengan mengunakan chisel dan gunting (a yo dan kemudian dilakukan
pemotongan posterior. Pembuangan spesimen dan pac ing kavitas maksilektomi
yang tepat diperlukan untuk mengkontrol pendarahan. ))
denture reliner sehingga dapat mendukung packing dan menutup defek. Obturator
50
dapat dipasangkan ke gigi8gigi secara fixed atau tidak, tergantung kondisi
individual pasien. 5lap pipi kemudian dikembalikan dan menutup lapisan. ))
). Obturator 9nterim
Obturator bedah akan dikonversi menjadi obturator interim dengan
penambahan bahan8bahan lining untuk adaptasi terhadap defek. Protesa interim
ini secara periodik akan direadaptasi dan direline kembali untuk menyesuaikan
terhadap perubahan dimensional selama proses penyembuhan jaringan defek.
Proses ini akan meningkatkan kenyamanan dan fungsional pasien. ) Tujuan dari
obturator ini adalah mengembalikan fungsi bicara dengan mengembalikan kontur
palatal. Protesa ini akan digunakan sekitar dua sampai enam bulan. ))
). Obturator #efenitif
51
Obturator defenitif akan dibuat ketika penyembuhan jaringan dan
kontraksi telah selesai. Pembuatan protesa defenitif sebelum kontur jaringan stabil
memerlukan penyesuaian termasuk perubahan posisi gigi atau penyesuaian
terhadap bagian perifer protesa. 3
Pengeluaran
52
2ambar )3. Plat )3
&. 8 -ro1nosis
Prognosis dalam hal pengobatan tumor ini baik jika kita memperhatikan
angka kematian, tetapi jika kemampuan tumor untuk menyerang secara lokal dan
menghancurkan dengan pertumbuhan yang luas ke dalam jaringan dari $ajah dan
rahang diperhatikan, maka harus disimpulkan bah$a itu adalah tumor yang serius
dan satu di antara metode pengobatan yang paling memadai harus dipilih.)
&ekurensi kemungkinan dapat timbul karena tidak sempurnanya tindakan
operasi, yaitu : ?)@ pada jaringan spongiosa, sebaiknya tindakan yang dilakukan
harus lebih cepat dengan reseksi, dan sebaiknya ) cm jaringan sehat
disekitarnya harus turut diambil. ? @ aringan kortikal sebaiknya direseksi secara
terpisah, ? @ (ukosa yang melapisi prosesus alveolar, sebaiknya direseksi juga.",)6
Ameloblastoma memiliki tingkat rekurensi yang tinggi setelah terapi,yakni
; pada ameloblastoma multikistik dan )/; pada ameloblastoma unikistik.
&ekurensi dapat terjadi karena ameloblastoma memiliki sel satelit yangdapat
berinvasi. Ameloblastoma menyebar dengan membentuk psudopods pada sumsum
tulang tanpa resorpsi tulang trabekular yang nyata. -
53
Sehingga mukosa di sekitarnya juga harus direseksi jika tumor
menginvasialveolus dan perforasi melalui tulang alveolar. 'etiga, tumor seeding.
9nisebaiknya dipertimbangkan sebagai penyebab paling penting dari rekurensi
ameloblastoma pada graft tulang. Pengambilan total massa tumor ameloblastoma
dengan mengikutsertakan jaringan tulang yang sehat disekitarnya akan
memberikan hasil yang optimal. (engingat pola pertumbuhannya, cenderung
meluas melaui marro$ space, bila pengangkatannya tidak adekuat maka tumor ini
sering kambuh, sehingga ameloblastoma memerlukan penatalaksanaan tindakan
yang radikal. -
BAB
LA-O$A!KAS"S
54
A. d/n+ias -asi/n
a. Cama : Cy. C
B. Anamn/sis
55
a. Status generalis : Sakit sedang ! 2iFi cukup ! Sadar
'arnofsky : 16 ;
i. 'epala : Cormocephali
b. Status Bitalis
Tanda vital : T# : ) 6! 6 mm%g, C: 1/D!menit, &: 6D!menit
c. Status lokalis :
).
9ntraoral .
0Dtraoral
- / m / r i k sa a n - / n u n > a n 1
56
Pemeriksaan *aboratorium:
#alambatasnorm
=+7 ",- )6 /.18)6.1
al
57
5oto panoramik
58
Dia1nosis
Ameloblastoma mandibula sinistra
-/na+alaksaan
• %emimandibulektomi sinistra
Laporan Op/rasi
). Pasien baring terlentang dalam general
anestesi . Prosedur desinfeksi dan drapping .
. +uat incisi submandibula dari bagian pertengahan bibir hingga ba$ah
telinga kiri.
/. Perdalam hingga mencapai tumor, buat flap keatas dan keba$ah hingga
batas tumor
". 9dentifikasi tumor, kesan mulai dari simpisis mandibula hingga bagian
dalam condilus, diputuskan untuk dilakukan hemimandibulektomi
sinistra , kontrol perdarahan
-. *akukan rekonstruksi dengan memasang plate mandibula dan fiksasi
dengan tiga buah scre$ pada daerah simpisis dan ki$ire pada arus Fygoma
kiri
. ahit maseter pada plate, rekonstruksi jaringan lunak
1. 'ontrol perdarahan dan cuci luka operasi.
3. ahit luka operasi lapis demi lapis dengan meninggalkan buah drain.
)6. Tutup luka operasi.
. Operasi selesai.
59
#okumentasi Pasien :
# o + o pr/op/rasi
60
2ambar ). foto pasien sebelum tindakan operasi
61
2ambar ": penjahitan luka operasi dan tumor yang diangkat
Pera$atan hari 9 :
8Terapi obat 9njeksi Antibiotik dan analgetik
8 #iet per C2T
8 #rain " cc
62
Pera$atan hari 99 :
8Terapi obat 9njeksi Antibiotik dan analgetik
8 #iet per C2T
8 #rain cc
Pera$atan hari 999 :
8Terapi obat 9njeksi Antibiotik dan analgetik
8 #iet per C2T
8 #rain minimal
Pera$atan hari 9B :
8Terapi obat 9njeksi Antibiotik dan analgetik
8 #iet per C2T
8 #rain minimal
Pera$atan hari B :
8Terapi obat 9njeksi Antibiotik dan analgetik
8 #iet per C2T
8 #rain minimal
Pera$atan hari B9 :
8Terapi obat 9njeksi Antibiotik dan analgetik
8 #iet per C2T
8 #rain aff
Pera$atan hari B99 :
8Terapi obat Oral
8 #iet per C2T
Pera$atan hari B999 :
8Terapi obat Oral
8 #iet oral
8 pasien dilepas jahitan hari ke8
8 Pasien pulang
#o+o s/+/la4 p/masan1an pla+/ ; +idak ada
63
BAB %
-EMBAHASA!
64
Pembuangan bagian anterior mandibula sampai ke regio simfisis tanpa
menyisakan border ba$ah mandibula akan mengakibatkan perubahan bentuk
$ajah yang dinamakan L Andy 2ump #eformityL.
Micro"as ular bone grafting menunjukkan angka keberhasilan yang lebih
tinggi pada defek yang ukurannya lebih dari " cm. 5ibula flap merupakan gold
standar untuk rekonstruksi mandibula.
<ilmaF et al. ? 661@ melakukan perbandingan antara vaskularisasi iliac
crest flap? / kasus@ dan vascularisasi free fibular flap ?) kasus@ dan melihat
bah$a angka komplikasi lebih kecil dan hasil secara fungsional dan estetika yang
unggul dapat dicapai oleh mereka dengan flap fibula. 7hana et al. ? 66/@ dalam
seri mereka dari )6 kasus memanfaatkan vaskularisasi fibula flap dengan
penempatan secara simultan osseointegrasi implan gigi dan mengklaim itu adalah
terapi yang ideal untuk ameloblastoma yang besar. +ecelli et al. ? 66 @
menjelaskan dua tahap dalam proses rekonstruksi yang pertama, fase rekonstruksi
bedah defek dengan free atau autogenous bone graft atau re"ascularized
autogenous bone graft dan dan fase selanjutnya dilakukan untuk memperoleh
restorasi prostetik dengan cara implan endossesus.
#engan kemajuan rekayasa biomaterial, peneliti sekarang melihat metode
lain rekonstruksi dan salah satu teknik terbaru yang menggunakan bioimplant
mengandung +(P8 seperti yang dijelaskan oleh 7lokie dan SRndor ? 661@.
Sepuluh pasien dengan cacat mandibula besar setelah reseksi biopsi8terbukti lesi
ameloblastoma atau osteomyelitis pada bagian mandibula atau ramus dilibatkan
dalam penelitian ini. 7acat post reseksi yang membentang dengan rigid
reconstruction plates untuk menahan segmen mandibula tersisa dalam posisi yang
tepat. 7acat ditutupi dengan bioimplant mengandung bone morphogenetic
protein8 ?+(P8 @ dalam demineralized bone matrix?#+(@ disuspensikan dalam
medium fase8balik untuk mempengaruhi pengiriman +(P berkelanjutan. +ukti
radiografi formasi tulang mandibula ditemukan dalam semua kasus dan pada akhir
tahun ), rekonstruksi fungsional dan estetika dari mandibula itu selesai.
'omplikasi post operasi pasien ini tidak ada. Tidak ada perdarahan dan
infeksi luka.
65
Pera$atan pasien setelah operasi hari pertama sampai hari ke8- obat
injeksi antibiotik dan analgetik,hari ke8 pasien mengkonsumsi obat oral. #rain
dilepas pada hari ke8-. Selama pera$atan 1 hari diet pasien per C2T secara
bertahap diet cair hingga lunak berupa bubur saring. ahitan dilepas hari ke8 .
Pasien dipulangkan hari ke81 tanpa C2T.
5ollo$ up Pasien sampai sekarang pasien tidak mengeluhkan ada benjolan
baru. Tetapi $ajah pasien dikeluhkan tidak simetris.
DA#TA$ -"STAKA
66
). Abdulai, A. 0. 6)). Treatment of Ameloblastoma of the a$s in 7hildren.
0hana Medical %ournal. Bol. //. C6. /. on line .
http:!!$$$.ajol.info!indeD.php8!gmj!article!vie$5ile!-13 )!"-31/
. Acharya, S., oshi, A., Tayaar, A. S., U 2opalkrishnan, '. 6)). 0Dtreme
Ameloblastoma of the (andible $ith %ypoproteinemia: A7ase &eport and
&evie$ of 7linicopathological 5eatures. % Clin &xp 'ent.
6))H ?/@:e / 8
. on line
http:!!$$$.medicinaoral.com!odo!volumenes8!v i/!jcedv i/p / .pdf
". +elal, (. S., Safar, S. &ajacic, C., <assin, 9. (. SchWtF, P.<assin, S. (., U
Nohaire, C. )331. Ameloblastoma of the (andible Treated by
%emimandibulectomy $ith 9mmediate Autogenous +one 2raft
&econstruction. 'ental ews, Bolume B, Cumber 9, )331. onn line .
http:!!$$$.dentalne$s.com!documents!magaFine!upload!31Vv)V).pdf
. 'ahairi, A., Ahmad, &. *., 9slah, =., U Corra, %. 661. (anagement of
*arge (andibular Ameloblastoma 8 A 7ase &eport and *iterature
&evie$s. /rchi"es of Orofacial )ciences ? 661@, ? @: " 8"". on line .
http:!!dental.usm.my!ver !images!stories!AOS!BolV !9ssue !" ""Vkahairi.
pdf
1. (edeiros, (., Porto, 2. 2., 5ilbo, . &., Portela, *., U Basconcellos, &. %.
661. Ameloblastoma in the (andible. *razilian %ournal of
Otorhinolaryngology / ? @ (ay! une 661. on line .
http:!!$$$.scielo.br!pdf!rboto!v /n !enV 3.pdf
67
)6. (otamedi, (. %. 666. Concepts in the reatment of Mandibular
/meloblastomas. on line .
https:!!$$$ .aofoundation.org!AO5ileServer8!Portal5ilesY
5ilePathZ!0Dtranet!de!Vatt!$or!act!#ialogue! 66 V)!mandibular.pdf
)). (ontoro, . &., Tavares, (. 2., (elo, #. %., 5ranco, &., 5ilbo, 5. B.,
Qavier, S. P., Trivellato, A. 0., U *ucas, A. S. 661. (andibular
Ameloblastoma Treated by +one &esection and 9mediate &econstruction.
*razilian %ournal of Otorhinolaryngology / ?)@ anuary!5ebruary
661. on line . http:!!$$$.scielo.br!pdf!rboto!v /n)!enVa -v /n).pdf
)/. Scariot, &., Silva, &. B., 5eliD, =., 7osta, #. ., U &ebellato, C. *. 6) .
)tomatologi$a, *altic 'ental and Maxillofacial %ournal, )/: 8-,
6) . on line . http:!!$$$.sbdmj.com!) )!) )86".pdf
)1. 2rayJs Anatomy of the %uman +ody. The (andible ?*o$er a$@?9nferior
(aDillary +one@. Anatomical and Anthropological Society of the
4niversity of Aberdeen, )36", and %ournal of /natomy and Physiology,
vol. Dliv.
68