DESKRIPSI MATERI
2. Gelombang longitudinal
Gelombang longitudinal adalah gelombang yang akan
membentuk pola rapatan dan regangan. Contohnya pada pegas
yang diletakkan pada lantai kemudian digerakkan secara maju
mundur maka akan terjadi ppola rapatan dan regangan. Waktu
yang dibutuhkan untuk menempuh satu gelombang pada
gelombang longitudinal disebut periode gelombang T(s). Jumlah
gelombang yang terbentuk dalam 1 sekon disebut frekuensi
gelombang f(Hz).
𝑠
V=𝑡
⋋
V= 𝑡
2. Bunyi
Bunyi dihasilkan oleh sesuatu yang bergetar, bunyi yang kita dengar
dihantarkan oleh molekul-molekul yang meregang dan merapat. Bunyi
sampai ketelinga dalam bentuk gelombang. Yang tersusun atas rapatan dan
regangan adalah gelombang longitudinal. Tanpa adanya medium atau zat
perantara, bunyi tak dapat merambat. Hal ini mengakibatkan bunyi
termasuk jenis gelombang mekanik. Begitu pula ketika kita mendengar
bunyi akan dirambatkan ke telinga kita melalui udara. Jadi dapat
disimpulkan bahwa bunyi dapat terdengar bila ada 1) sumber bunyi, 2)
medium/zat perantara, dan 3) alat penerima/pendengar. Bunyi dipengaruhi
oleh temperature, suara pada saat malam hari lebih jelas terdengar jika
dibandingkan pada siang hari. Ini karena suhu pada malam hari lebih
rendah, di waktu siang gelombang bunyi dibiaskan kearah udarah yang
lebih panas. Selain dipengaruhi oleh suhu, cepat rambat bunyi di udara
juga dipengaruhi oleh medium.
a. Frekuensi bunyi
Berdasarkan frekuensinya, bunyi dibagi menjadi tiga, yaitu
infrasonik, audiosonik, dan ultrasonik. Bunyi infrasonik memiliki
frekuensi kurang dari 20 Hz Bunyi infrasonik hanya mampu didengar
oleh hewan-hewan tertentu seperti jangkrik dan anjing. Bunyi yang
memiliki frekuensi 20 - 20.000 Hz disebut audiosonik. Manusia dapat
mendengar bunyi hanya pada kisaran ini. Bunyi dengan frekuensi d
atas 20.000 Hz disebut ultrasonik. Kelelawar, lumba-lumba, dan anjing
adalah contoh hewan yang dapat mendengar bunyi ultrasonik.
b. Karakteristik bunyi
Ketika seseorang mendengar bunyi dia mampu membedakan
sumber bunyi itu disebabkan karena setiap gelombang bunyi memiliki
frekuensi dan amplitudo yang berbeda meskipun perambatannya
terjadi pada medium yang sama.
1. Tinggi rendah dan kuat lemahnya bunyi
Bunyi dengan frekuensi tinggi akan menyebabkan telinga sakit
dan nyeri karena gendang telinga ikut bergetar lebih cepat. Tinggi
rendahnya nada ini ditentukan frekuensi bunyi tersebut. Semakin
besar frekuensi bunyi, akan semakin tinggi nadanya. Sebaliknya,
jika frekuensi bunyi rendah maka nada akan semakin rendah.
Suara getaran yang pelan menyebabkan amplitude gelombang
kecil sehingga menghasilkan bunyi yang kecil. Kuat lemahnya
suara ditentukan oleh amplitudo.
2. Nada
Nada merupakan bunyi yang terdengar memiliki keteraturan
dan terdengar nyaman jika didengar. Sedangkan bunyi yang tidak
memiliki keteraturan disebut desahan. Contoh yang dapat kita
jumpai kita akan merasa lebih nyaman jika mendengarkan suara
musik ketimbang mendengarkan suara ramai di pasar.
4. Resonansi
Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena
benda lain yang memiliki frekuensi sama bergetar di sekitarnya..
Pada saat kita berbicara pita suara akan bergetar, Getaran itu
diperkuat oleh udara dalam kotak suara yang beresonansi dengan
pita suara pada frekuensi yang sama. Akibatnya, amplitudo lebih
besar sehingga kita dapat mendengar suara yang nyaring.
5. Pemantulan bunyi
Hukum pemantulan bunyi, sebagai berikut.
a) Bunyi datang, bunyi pantul, dan garis normal terletak pada
satu bidang datar.
b) Sudut datang (i) sama dengan sudut pantul (r).
6. Macam-macam bunyi pemantul
a. Bunyi pantul yang memperkuat bunyi asli
Apabila kita berbicara di dalam ruangan kecil, suara yang
terdengar akan lebih keras dibandingkan dengan berbicara di
ruang terbuka, misalnya di lapangan. Mengapa hal itu terjadi?
Hal ini disebabkan jarak sumber bunyi dan dinding pemantul
berdekatan sehingga selang waktu antara bunyi asli dan bunyi
pantul sangat kecil. Antar bunyi akan terdengar bersamaan
dengan bunyi asli dan bunyi asli terdengar lebih keras tetapi
tidak jelas.
c. Gema
Apabila kita berteriak di lereng gunung suara pantul akan
terdengar sama persis dengan suara asli ini yang dimaskud
dengan gema. Gema adalah bunyi pantul yang terdengar
sesudah bunyi asli.
Terdiri dari
Gendang Rumah siput
Martil
Daun telinga
G
ada
meliputi
meliputi
telinga
Tulang
telinga Landasan Saluran gelang
Saluran
telinga
Saluran Sanggurdi
eustachius
manfaat
Ekolokasi
SISTEM
Mengukur kedalaman laut
SONAR
Tes USG