Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH FITOKIMIA

PEMISAHAN SECARA KROMATOGRAFI LAWAN ARUS TETES

DISUSUN OLEH :
1. Nurul Fauziyah 15330068
2. Siti Hidayattul Ulum 15330133
3. Monika Agustin Lilian C. 16330006
4. Desni Elvina 16330052
5. Birgita Yusmalinda 17330020
6. Emily Fayme A. saragih 16330128
7. Ersamukti Rahmatullah A. 17330738

Fakultas Farmasi
Institut Sains dan Teknologi Nasional Jakarta
Jl. Moh. Kahfi II Bumi srengseng Indah-Jagakarsa
Jakarta Selatan
2018
ii
KATA PENGENTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang ” PEMISAHAN SECARA
KROMATOGRAFI LAWAN ARUS TETES ” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai dampak yang ditimbulkan dari sampah, dan juga bagaimana membuat
sampah menjadi barang yang berguna. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran
dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan
yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya
kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon
kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Jakarta, 23 oktober 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGENTAR .................................................................................................................................... i


DAFTAR ISI................................................................................................................................................. ii
BAB I ............................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................................... 2
1.3 Tujuan : ............................................................................................................................................... 2
BAB II........................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 3
A. Kromatografi Lawan Arus ................................................................................................................ 3
B. Kromatografi Lawan Arus Tetes....................................................................................................... 4
C. CARA PENG-APLIKASIAN KROMATOGRAFI LAWAN ARUS TETES: ................................ 7
BAB III ......................................................................................................................................................... 8
PENUTUP .................................................................................................................................................... 8
2.1 Kesimpulan ......................................................................................................................................... 8
2.2 Saran : ................................................................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................... 9

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kromatografi pertama kali diberikan oleh Michel Tswett, seorang ahli dari Botani Rusia,
yang menggunakan kromatografi untuk memisahkan klorofil dari pigmen-pigmen lain pada
ekstrak tanaman. Kromatografi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu
chromos yang berarti warna dan graphos yang berarti menulis. Meskipun kromatografi
diturunkan dari kata warna dan tulis, warna senyawa-senyawa tersebut jelas hanya kebetulan saja
terjadi dalam proses pemisahan ini. Tswett sendiri mengantisipasi penearapan pada beraneka
ragam sistem kimia. Seandainya karyanya segera ditanggapi dan diperluas, beberap bidang sains
mungkin akan lebih cepat maju. Demikianlah kromatografi tetap tersembunyi sampai sekitar
tahun 1931, ketika pemisahan karotena tumbuhan dilaporkan oleh ahli sains organik terkemuka
yaitu Kuhn. Penelitian ini menarik lebih banyak perhatian dan kromatografi adsorsi menjad
meluas pemakaiannya dalam bidang kimia hasil alam. Seiring perkembangan zaman, terdapat 4
perkembangan utama yaitu : 1. Kromatografi pertukaran ion dalam akhir dasawarsa 1930-an 2.
Kromatografi partisi dalam tahun 1941 3. Kromatografi gas pada tahun 1952 4. Kromatografi gel
pada tahun 1959 Selain kemajuan utama ini, yang memberi mekanisme tambahan pada adsorpsi
untuk mendistribusikan zat terlarut antara fase-fase stationen dan mobil,mucul juga modifikasi
dalam geometri sistem kromatografi, seperti dalam kromatografi kertas dan kromatografi lapis
tipis. Perkembangan teoritis yang memungkinkan pemahaman tuntas akan proses kromatografi
dan karenanya menjelaskan faktor-faktor yang menentukan penampilan kolom, pertama kali
muncul dalam hubungan dengan kromatografi gas. Namun pandangan-pandangan tertentu
diantaranya terbukti dengan penyesuaian yang cocok, sama menolongnya dengan memahami
kromatografi dalam mana fase geraknya adalah cairan. Jadi sekitar tahun 1968 mulailah suatu
revolusi dalam kromatografi cairan yang menjanjikan kevepatan dan efisiensi baru dalam
memisahkan senyawa yang tak dapat dikerjakan dengan kromatografi gas.

1
Kromatografi adalah metode fisika untuk pemisahan dimana komponen-komponen yang akan
dipisahkan didistribusikan antara dua fase, salah satunya merupakan lapisan stationer dengan
permukaan yang luas dan fase yang lain berupa zat cair (fluid) yang mengalir lambat (perkolasi)
menembus atau sepanjang lapisan stationer tersebut. Ada beberapa cara dalam mengelompokkan
teknik kromatografi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana prinsip kerja dari kromatografi lawan arus
2. Apa saja komponen dari kromatografi lawan arus tetes

1.3 Tujuan :
1. Untuk mengetahui kromatografi lawan arus yang beruhubungan dengan kromatografi
lawan arus tetes.
2. Untuk mengetahui keuntungan kromatografi lawan arus tetes.

2
BAB II
PEMBAHASAN

Keefektifan kromatografi cair tekanan didasarkan pada kecepatan dan daya pisah.
Kromatografi cair tekanan preparative memerlukan faktor lain yaitu beban. Ini disebut beban
kolom berlebihan yang disebabkan oleh volume cuplikan yang berlebihan atau massa cuplikan
berlebihan, Kapasitas beban bergantung pada peubah seperti jari-jari kolom, panjang kolom,
diameter partikel, dan kerapatan kemasan penyerap. (Sudjadi,1998)
Untuk pemisahan yang dilakukan kadang-kadang tujuannya ialah mengisolasi senyawa
tertentu dalam jumlah yang memadai dengan tingkat kemurnian tertentu dan nisbah perolehan
kembali tertentu. Seperti pada kromatografi skala produksi, banyaknya kuantitas komponen yang
dapat dipisahkan persatuan waktu merupakan kriteria yang penting. Hasilan bobot masalah yakni
:
1. Bagaimana cara menahan fase diam tetap pada tempatnya dengan melawan arus aliran fase
gerak yang terus menerus.
2. Bagaimana caranya membagi kolom kromatografi menjadi sejumlah satuan partisi.
3. Bagaimana meminimumkan penyebaran aliran laminar pita cuplikan.
4. Bagaimana cara meningkatkan kontrak antar muka.
5. Bagaimana caranya memperkecil tahanan terhadap alih massa, artinya bagaimana caranya
mencampur fase gerak dan fase diam.

A. Kromatografi Lawan Arus


Kromatografi lawan arus mempunyai cirri khas yaitu tanpa penyangga padat, factor yang
memberi kelebihan terpenting kepada cara ini. Linarut adalah ditahan oleh penyangga padat
dan pengaruh penyerapan ini sering terlihat pada kurva elusi yang menunjukan pembentukan
ekor senyawa yang dipisahkan. Selain itu, penyangga padat dapat menimbulkan pencemaran
dan denaturasi cuplikan. Akan tetapi, penghilangan penyangga padat dan penggunaan
system lawan arus menimbulkan sejumlah komponen.

3
Kromatografi lawan-arus, menggunakan system cair-cair untuk memecahkan masalaah di
atas. Kromatografi lawan-arus melibatkan proses partisi tak berkesinambungan sinambung yang
dapat dibandingkan dengan kromatografi cair karena aliran bersifat sinambung. Ada pula
keserupaan dengan distribusi lawan-arus, yang dikembangkan tahun 1950-an untuk fraksinasi
campuran secara bertahap atau secara sinambung. Dalam praktek radas distribusi lawan-arus
terdiri atas beberapa ratus unsur atau tabung yang dalam masing-masing tabung terjadi partisi
antara dua lapisan zat cair. Sementara pengulangan proses partisi ini menyebabkan terjadinya
cuplikan yang besar, metode kromatogrfi lawan-arus menghindari pengenceran yang berlebihan.
Sebaliknya, keseimbangan dalam lawan arus terjadi sempurna sebelum alih fase. Sedangkan
dalam kromatografi lawan-arus tidak demikian.

B. Kromatografi Lawan Arus Tetes


Kromatografi lawan arus tetes diperkenalkan pada tahun 1970 oleh Tanimura, Pisano, Ito, dan
Bowman dianggap sebagai bentuk pemisahan cairan, yang mencakup distribusi arus berlawanan
dan kromatografi berlawanan arah, yang menggunakan fase diam cair yang diadakan dalam
kumpulan kolom kaca vertikal yang dihubungkan secara seri. Fase gerak melewati kolom dalam
bentuk tetesan. Aparatus Kromatografi lawan arus tetes dapat dijalankan dengan stasioner fase
bawah dan fase atas diperkenalkan ke bagian bawah setiap kolom. Atau mungkin dijalankan
dengan fase atas stasioner dan fase yang lebih rendah diperkenalkan dari bagian atas kolom.
Dalam kedua kasus, pekerjaan gravitasi diperbolehkan mempengaruhi dua cairan yang tak dapat
bercampur dengan kerapatan yang berbeda untuk membentuk tetesan tanda tangan yang naik
atau turun melalui kolom. Fase gerak dipompa pada laju yang akan memungkinkan tetesan ke
bentuk yang memaksimalkan transfer massa senyawa antara fase atas dan bawah. Senyawa yang
lebih mudah larut dalam fase atas akan bergerak cepat melalui kolom, sementara senyawa yang
lebih larut dalam fase diam akan berlama-lama. Pemisahan terjadi karena senyawa yang berbeda
didistribusikan secara berbeda, dalam rasio yang disebut koefisien partisi, antara dua fase.
Sistem pelarut biphasic harus diformulasikan dengan hati-hati sehingga akan berfungsi dengan
tepat di kolom Kromatografi lawan arus tetes. Sistem pelarut harus membentuk dua fase tanpa
emulsifikasi berlebih untuk membentuk tetesan.

4
Kepadatan dari dua fase juga harus cukup berbeda sehingga fase-fase akan bergerak melewati
satu sama lain dalam kolom. Banyak sistem pelarut Kromatografi lawan arus tetes mengandung
kloroform dan air. Sistem pelarut yang digunakan dalam publikasi seminal dibuat dari kloroform,
asam asetat, dan asam hidroklorat 0,1 M berair.

Kromatografi lawan arus tetes adalah cara pemisahan cair-cair yang didasarkan pada
partisi linarut antara dua pelarut yang tidak bercampur, Perbedaan nisbi linarut. Metode ini
melibatkan amatan bahwa fase cair yang ringan dengan afinitas permukaan dinding yang rendah
membentuk fase tetesan yang tarik menarik ke atas melalui fase berat dan terlihat adanya
gerakan antar muka yang sangat aktif. Dengan mempartisi linarut antara fase diam dan tetesan,
pemisahan dapat dicapai linarut yang diisolasi dalam jangka waktu tertentu, tergantung pada
parameter seperti ukuran kolom, dan laju aliran pengelusi, dan sering diperbesar dengan
mengorbankan kemurnian.
Pemakaian tekanan mempunyai fungsi a atau b atau gabungan keduanya :
a. Memperbesar tekanan pada kolom yang diisi dengan bahan kemas yang berukuran partikel
tertentu memperbesar laju aliran pengelusi.
b. Kolom yang dielusi dengan pelarut memakai tekanan dapat diisi dengan bahan kertas yang
lebih halus dan dengan demikian menghasilkan daya pisah lebih besar.
Keuntungan besar jika suatu waktu elusi pendek ialah memperkecil penguraian senyawa
peka yang mungkin terjadi selama pemisahan dalam jangka waktu lama. Istilah ‘preparatif’
mencangkup sejumlah senyawa yang diisolasi mulai dari Mg sampai Kg dan mencakup semua
pemisahan, yang tidak dipakai hanya untuk tujuan analitik.

Kromatografi lawas arus tetes secara definitif merupakan teknik pemisahan preparatif yang
sangat baik sebagai keuntungan penting dari sifat cair dari fase diam. Bahan yang disuntikkan
dapat larut dalam seluruh volume fase stasioner. Adsorpsi cairan-cair isoterm menyajikan
rentang linier yang lebih besar dibandingkan dengan isoterm padat-cair.

5
6
C. CARA PENG-APLIKASIAN KROMATOGRAFI LAWAN ARUS TETES:
1 . Sebuah proses kromatografi lawan arus tetes menggunakan semua pemisahan cairan, yang
terdiri dari langkah-langkah melewati aliran tetesan cairan fase bergerak melalui kolom fase cair
stasioner dengan membentuk aliran konstan tetesan individu dalam kolom tersebut; partisi zat
terlarut antara aliran tetesan cairan fase bergerak dan kolom cairan fase diam di sekitarnya; dan
memberikan tetesan setelah mencapai akhir kolom tersebut ke ujung kolom berikutnya yang
mengandung cairan fase stasioner tambahan untuk menghindari pemartisian lebih lanjut.
2. Dimana tetesan dari cairan fasa bergerak dilewatkan melalui kolom yang secara substansial
vertikal.
3. Dimana kata aliran tetesan cairan fase bergerak memiliki diameter kurang lebih sama dengan
kolomtersebut.
4. Dimana dalam langkah kelulusan laju pemasukan tetesan adalah seperti mempengaruhi
pembagian efisien dari zat terlarut.
5.Dimana cairan fase bergerak lebih ringan dari fase cair stasioner, dan langkah kelulusan terdiri
dari memperkenalkan cairan fase bergerak, di bagian bawah kolom.
6. Dimana cairan fase bergerak lebih berat daripada fase cair stasioner, dan langkah kelulusan
terdiri dari memperkenalkan cairan fase bergerak di bagian atas dari kolom.
7. Dimana dalam tahap pengiriman, tetesan setelah mencapai akhir kolom tersebut dikirimkan ke
kolom berikutnya melalui pipa bore sempit.

7
BAB III
PENUTUP

2.1 Kesimpulan
Kromatografi cair tekanan didasarkan pada kecepatan dan daya pisah. Kromatografi cair tekanan
preparative memerlukan faktor lain yaitu beban. Ini disebut beban kolom berlebihan yang
disebabkan oleh volume cuplikan yang berlebihan atau massa cuplikan berlebihan, Kapasitas
beban bergantung pada peubah seperti jari-jari kolom, panjang kolom, diameter partikel, dan
kerapatan kemasan penyerap,kromatografi lawan arus tetes termasuk dalam kromatografi cair-
cair, kromatografi lawan arus tetes diperkenalkan pada tahun 1970 oleh Tanimura, Pisano, Ito,
dan Bowman dianggap sebagai bentuk pemisahan cairan-cair, yang mencakup distribusi arus
berlawanan dan kromatografi berlawanan arah sehingga dalam pengaplikasiannya dan prinsip
kerjanya yaitu pemisahan terjadi karena senyawa yang berbeda didistribusikan secara berbeda,
dalam rasio yang disebut koefisien partisi, antara dua fase.
Sistem pelarut biphasic harus diformulasikan dengan hati-hati sehingga akan berfungsi dengan
tepat di kolom Kromatografi lawan arus tetes , sehingga fase cair yang ringan dengan afinitas
permukaan dinding yang rendah membentuk fase tetesan yang tarik menarik ke atas melalui fase
berat dan terlihat adanya gerakan antar muka yang sangat aktif. Kromatografi lawan arus tetes
merupakan teknik pemisahan preparatif yang sangat baik sebagai keuntungan penting dari sifat
cair dari fase diam.

2.2 Saran :
Dalam peng-aplikasian kromatografi lawan arus tetes sendiri di indonesia sangatlah masing
jarang untuk itu perlu pengembangan , dan teknologi tersendiri karna biaya yang dibutuhkan
memang lebih besar dari kromatografi lainnya sama halnya yang digunkan seperti HPLC,
kromatografi dengan alat/mesin tersendiri, dan cara-cara tersendiri, bahkan jarang sekali
digunakan dalam penelitian mahasiswa terkusus pada sarjana farmasi sendiri

8
DAFTAR PUSTAKA

Oka, H.; Harada, K.; Suzuki, M.; Ito, Y. Journal of Chromatography A 2000,
Chen, L. J.; Games, D. E.; Jones, J. Journal of Chromatography A 2003,
Degenhardt, A.; Engelhardt, U. H.; Lakenbrink, C.; Winterhalter, P.; Institut fuer
Lebensmittelchemie, T. U. B. G. J Agric Food Chem 2000
Ito, Y. Journal of Liquid Chromatography & Related Technologies 2003,
Cao, X.; Ito, Y. Journal of Liquid Chromatography & Related Technologies 2004,
Li, H. B.; Chen, F. Journal of Chromatography A 2001,

Anda mungkin juga menyukai