Anda di halaman 1dari 12

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

KERJASAMA KELOMPOK

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2


1. GUSMILASARI (PO.71.20.4.16.011)
2. LABIBAH MAHMUDA (PO.71.20.4.16.017)
3. PUSPA YUNITA (PO.71.20.4.16.021)

Dosen Pembimbing : Azwaldi, APP,. M.Kes.

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG


2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang MahaPengasih lagi MahaPenyayang, puji syukur
kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-
Nya sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah yang berjudul "KERJASAMA
KELOMPOK”.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik. Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya
bahwa masih terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspeklainnya. Oleh
karena itu, dengan lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang
ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat
diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca untuk
mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah-makalah selanjutnya.

Palembang, 9 Maret 2018

Penulis
Daftar Isi

Halaman Cover
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
Bab II Pembahasan
2.1 Pengertian Kelompok
2.2 Pembentukan Kelompok
2.3 Komponen Kelompok
2.4 Penyelesaian Tugas Dalam Kelompok
2.5 Koordinasi atau Keterpaduan Kelompok
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan
Daftar Pustaka
Bab I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas bekerja sama Karena pada
dasarnya manusia saling membutuhkan satu sama lain. Kerjasama kelompok merupakan bagian
integral dari sistem dan tatanan kehidupan sosial manusia dan masyarakat. Aktivitas ini dapat
dilihat pada setiap aspek kehidupan sehari-hari manusia. Bisa dipastikan sebagian besar dari
kegiatan kehidupan kita membutuhkan kerjasama. Namun, apa yang dimaksud dengan kerjasama
kelompok itu sendiri ?

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu kerjasama kelompok?


2. Bagaimana proses pembentukkan kelompok?
3. Apasaja komponen kelompok?
4. Bagaimana penyelesaian tugas-tugas dalam kelompok?
5. Bagaimana koordinasi atau keterpaduan dalam kelompok?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pengertian kerjasama kelompok.


2. Mengetahui proses pembentukkan kelompok.
3. Mengetahui komponen kelompok.
4. Mengetahui cara penyelesaian tugas-tugas kelompok.
5. Mengetahui cara koordinasi atau keterpaduan dalam kelompok.
Bab II
Pembahasan

2.1 Definisi Kerjasama Kelompok

Pengertian kerja kelompok adalah suatu kelompok yang berinteraksi untuk membagi infprmasi
dan mengambil keputusan untuk membantu tiap anggota dalam mengambil keputusan untuk
membantu tiap anggota dalam bidang tanggung jawabnya. Penyelenggaraan teamwork dilakukan
karena pada saat ini tekanan persaingan semakin meningkat, para ahli menyatakan bahwa
keberhasilan organisasi akan semakin bergantung pada teamwork daripada bergantung pada
individu-individu yang menonjol. Konsep tim maknanya terletak pada ekspresi yang
menggambarkan munculnya sinergi pada orang-orang yang mengikatkan diri dalam kelompok
yang disebut dengan tim. Dikatakan menjadi sebuah kelompok atau team memiliki karakteristik
atau ciri-ciri berikut ini :

1. Terdiri dari dua orang atau lebih dalam interaksi sosial baik secara verbal maupun non
verbal.
2. Anggota kelompok harus mempunyai pengaruh satu sama lain supaya dapat diakui menjadi
anggota suatu kelompok
3. Mempunyai struktur hubungan yang stabil sehingga dapat menjaga anggota kelompok secara
bersama dan berfungsi sebagai suatu unit.
4. Anggota kelompok adalah orang yang mempunyai tujuan atau minat yang sama.
5. Individu yang tergabung dalam kelompok, saling mengenal satu sama lain serta dapat
membedakan orang-orang yang bukan anggota kelompoknya.

2.2 Proses Pembentukkan Kelompok

Terbentuknya berbagai kelompok dalam kehidupan manusia merupakan wujud dari hakikat
manusia (sosialisasi). Manusia adalah makhluk sosial, manusia berkelompok atau membentuk
sebuah kelompok untuk hidup bersama dan berkumpul.
Kelompok pada dasarnya dimuali dari berkumpulnya sejumlah orang. Orang-orang ini
menjunjung suatu atau beberapa kualitas tertentu sehingga dengan demikian kumpulan tersebut
menjadi sebuah kelompok. Adanya suatu kelompok tidak harus diawali dengan adanya
kerumunan. Suatu kelompok dapat segera terjadi, yaitu apabila sebelum orang-orang yang
bersangkutan berkumpul terlebih dahulu kepada mereka diberitahukan tujuan yang akan dicapai.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kelompok, antara lain :

1. Adanya interaksi antar orang-orang yang ada di dalam kumpulan atau suatu kerumunan.
2. Ikatan emosional sebagai pernyataan kebersamaan.
3. Tujuan atau kepentingan bersama yang ingin dicapai.
4. Kepemimpinan yang dipatuhi dalam rangka mencapai tujuan atau kepentingan bersama.
5. Norma yang diakui dan diikuti oleh mereka yang terlibat di dalamnya.

2.3 Komponen Kelompok

Kelompok memiliki struktur. Struktur kelompok ini dapat memengaruhi tingkah laku individu
yang menjadi anggotanya atau individu lain di luar kelompok. Terdapat 6 Struktur kelompok,
terdiri dari peran, status, jenjang komunikasi, norma, kohesivitas dan sosialisasi kelompok.

1. Peran
Yang dimaksud peran adalah serangkaian tingkah laku yang dijalankan dan atau
diharapkan dijalankan oleh anggota kelompok yang memiliki posisi tertentu di dalam
kelompok sehingga membedakan ia dari anggota lain yang memiliki posisi yang berbeda.
Peran muncul karena kelompok terdiri dari kumpulan individu yang punya fungsi
berbeda-beda, sesuai dengan posisinya. Ada yang menjadi pemimpin, ada yang menjadi
pengikut. Ada yang menjadi penguasa, dan ada yang dikuasai. Setiap individu yang
berada di posisi tertentu dituntut menampilkan tingkah laku tertentu. Misalnya, presiden
Indonesia harus menyusun kabinet, mengajukan anggaran, dan membuat keputusan untuk
menaikkan atau menurunkan harga. Sementara anggota DPR tidak dituntut melakukan
hal yang dilakukan presiden, tetapi anggota DPR dituntut untuk mengesahkan anggaran
yang diajukan presiden.
Dengan demikian, peran berfungsi untuk membedakan anggota kelompok berdasarkan
tanggung jawab masing-masing. Peran juga membantu menciptakan lingkungan yang
stabil serta mengurangi ketidakpastian karena setiap orang yang duduk di posisi tertentu
sudah tahu apa yang diharapkan darinya. Peran juga berfungsi memberi informasi tentang
apa yang seharusnya dilakukan di dalam kelompok serta tentang siapa kita di dalam
kelompook dalam hubungannya dengan anggota lain.
Peran yang telah diambil seorang anggota kelompok akan diinternalisasi dan menjadi
bagian dari konsep diri pemiliknya, menjadi alat untuk mendefinisikan diri pemilik peran,
dan mengarahkan tingkah lakunya.
2. Status
Status terbentuk karena adanya perbedaan peran di dalam kelompok. Ada peran-[eran
yang pemegangnya lebih dihormati dibandingkan yang lain. Berarti pemegang peran itu
memiliki status yang lebih tinggi daripada yang lain, misalnya pemimpin.
Status mengindikasikan bahwa di dalam kelompok ada hierarki (Vaughan dan hogg,
2005). Ada anggota kelompok yang lebih tinggi statusnya dan ada yang lebih rendah.
Status terdiri dari 2 jenis, yaitu status yang diwariskan (ascribed status) dan status yang
diusahakan (achieved status) [Burn, 2004]. Status yang diwariskan adalah status yang
diberikan kepada individu karena ia memiliki karakteristik yang menurut kelompok
berharga dan prestisius.
Sedangkan status yang diusahakan, diperoleh individu karena ia melakukan sesuatu yang
penting dalam mencapai tujuan kelompok atau berkorban untuk kelompok. Di bawah ini
adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan diraihnya status tinggi seseorang di dalam
kelompok menurut beberapa penelitian [Vaughan dan Hogg, 2005; Baron dkk, 2008]:
1. Ukuran tubuh. Laki-laki dan perempuan yang lebih tinggi cenderung dipilih menjadi
pemimpin.
2. Memiliki atribut-atribut yang penting bagi kelompok, baik sifat maupun penampilan,
atau atribut lain seperti jenis kelamin, etnisitas, dan pekerjaan.
3. Usia. Anggota yang senior, lebih besar kemungkinannya memegang status yang lebih
tinggi.
4. Kemampuan individu dalam menangani tugas kelompok dan berinisiatif melakukan
sesuatu yang menguntungkan kelompok.
3. Komunikasi di Dalam Kelompok
Yang dimaksud dengan komunikasi adalah transmisi informasi dan pemahaman antara
anggota kelompok (Burn, 2004). Komunikasi sangat penting bagi kelompok karena
anggota kelompok dengan perannya masing-masing perlu berkoordinasi untuk mencapai
tujuan kelompok. Oleh karena itu, komunikasi juga bisa dianggap sebagai bagian dari
struktur kelompok (Cartwright dan Zander, 1968 dalam Burn , 2004).
Komunikasi di dalam kelompok biasanya membentuk jenjang yang menentukan siapa
berkoordinasi dengan siapa. Jejaring komunikasi bisa terpusat (centralized) atau tersebar
(decentralized). Jejaring komunikasi terpusat terbentuk ketika anggota kelompok harus
menghubungi seorang tokoh sentral untuk berkomunikasi dengan anggota lain. Tokoh
sentral ini adalah sumber informasi serta target komunikasi. Komunikasi juga bisa
berbentuk secara formal dan informal.
4. Norma
Norma adalah aturan yang disepakati bersama tentang apa yang seharusnya dan tidak
seharusnya dilakukan oleh anggota kelompok. Norma sangat penting bagi kelompok
karena ia mengatur bagaimana anggota kelompok bertindak. Tanpa norma, kelompok
akan sulit bekerja untuk mencapai tujuannya.
Norma memiliki beberapa fungsi 9Burn, 2004), yaitu:
1. Mengatur tingkah laku anggota kelompok sehingga kelompok dapat berfungsi secara
efisien dalam mencapai tujuan.
2. Mengurangi ketidakpastian karena individu tahu apa yang diharapkan dari dirinya di
dalam kelompok
3. Membedakan kelompok dengan kelompok lain, termasuk anggota kelompok dengan
nonanggota, sehingga memudahkan terbentuknya identitas kelompok
5. Kohesivitas Kelompok
Yang dimaksud dengan kohesivitas kelompok adalah faktor-faktor yang dimiliki
kelompok yang membuat anggota kelompok tetap menjadi anggota sehingga terbentuklah
kelompok. Kohesivitas penting bagi kelompok karena ia yang menyatukan beragam
anggota menjadi satu kelompok. Tingginya kohesivitas kelompok berhubungan dengan
konformitas anggota terhadap norma kelompok, kemampuan anggota untuk
menitikberatkan pada persamaan sebagai anggota kelompok, meningkatnya komunikasi
di dalam kelompok, dan meningkatnya rasa suka terhadap anggota kelompok ( Vaughan
dan Hogg, 2005).
6. Kelompok
Ada berbagai model sosialisasi kelompok (Burn, 2004). Salah satunya adalah Model
Perkembangan Kelompok Dasar dari Truckman (1965). Model ini meliputi hal-hal
berikut.
1. Forming (orientasi)
Ini adalah tahap pertama, kelompok baru terbentuk, partisipasi anggota kelompok masih
sedikit dan bergantung pada pemimpin atau peraturan yang umum.
2. Storming (konflik)
Ini merupakan tahap kedua, anggota kelompok tidak sependapat tentang apa yang harus
dilakukan dan bagaimana peran pemimpin di dalam kelompok. Di sini terjadi diskusi dan
perdebatan antaranggota sambil saling menilai satu sama lain.
3. Norming (Struktur)
Pada tahap ketiga ini mulai ada kohesi kelompok serta terbentuk struktur, peran dan rasa
ke-kita-an. Di sini juga ditentukan tata cara, norma, aturan, hak dan kewajiban yang akan
dijadikan rujukan.
4. Performing (bekerja)
Pada tahap ini anggota kelompok terfokus untuk menyelesaikan tugas dan mencapai
tujuan kelompok.
5. Adjourning (bubar)
Ini adalah tahap terakhir, anggota kelompok mulai melepaskan diri dari kegiatan social,
emosional, dan tugas kelompok. Sumber: Psikologi Sosial (Sarlito W. Sarwono)

2.4 Penyelesaian Tugas-Tugas dalam Kelompok

.
2.5 Koordinasi atau Keterpaduan Kelompok

.
Bab III
Penutup
3.1 Kesimpulan

Dalam sebuah organisasi atau perusahaan antara komunikasi dan kerjasama tidak dapat
berjalan sendiri-sendiri melainkan dua hal ini dapat menjadikan sebuah organisasi yang baik dan
benar tatkala komunikasi dan kerjasama dapat berjalan secara bersamaan. Dalam organisasi
terdapat sebuah komunikasi yang harus dibangun antara anggota satu dengan anggota yang lain.
Dengan adanya komunikasi yang baik di sebuah organisasi menjadikan semua pelaku organisasi
tersebut dapat menjalankan tugas organisasi dengan lancar dan ringan karena dengan komunikasi
kita bisa memperoleh hal-hal yang sangat membantu kita dalam melakukan tugas-tugas
organisasi tersebut. Selain itu komikasi juga sangat mempengaruhi perjalanan sebuah orgnisasi,
semakin baik komunikasi dibangun maka semakin kokoh organisasi tersebut.
Sedangkan fungsi dari sebuhkerjasamadidalamorgnisasi juga merupakan hal yan sangat
penting. Dengan kerjasama tugas-tugas organisasi yang di emban oleh masing-masing pengurus
dapat menjadi ringan dan cepat selesai dengan target yan telah diprogramkan sebelumnya.
Kerjasama juga dapat merangsang semangat para pengurus dan anggota organisasi dalam acara-
acara tertentu
Daftar Pustaka

HERU PURNOMO., SE., MM , DIKTAT KULIAH Teori Organisasi Umum 2

S. Ramadanty, staff.uny.ac.id/TEAM%20WORK%20(KERJA%20TIM).pdf

B Octarina, repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/.../4/Chapter%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai