Anda di halaman 1dari 12

External Environments of Schools

( Lingkungan Luar Sekolah )

I. PENDAHULUAN

a. Pengertian Lingkungan sekolah

Sekolah adalah sebuah konsep yang mempunyai makna ganda. Pertama,


sekolah berarti suatu bangunan atau lingkungan fisik dengan segala
perlengkapannya yang merupakan tempat untuk menyelenggarakan proses
pendidikan tertentu bagi kelompok manusia tertentu. Dengan demikian, apabila kita
mendengar perkataan “sekolah” maka yang terbayang adalah lingkungan fisik
seperti itu. Bayangan sekolah sebagai lingkungan fisik seperti itu diperkuat dengan
keseragaman relative mengenai bentuk bangunan dan perlengkapannya,sehingga
dapat dikatakan bahwa kondisi fisik sekolah-sekolah yang sejenis dan setingkat
relative sama. Kedua,sekolah berarti suatu proses atau kegiatan belajar mengajar.
Kita bisa menggunakan istilah “menyekolahkan” anak, atau mengatakan”anak saya
bersekolah SMP Negeri 1”. Dalam hal ini apabila mendengar
perkataan”sekolah”maka yang terbayang di kepala kita adalah proses pendidikan
itu sendiri.
Jadi dalam hal ini sekolah dipandang sebagai sebuah pranata untuk
memenuhi kebutuhan khusus tertentu. Bisa juga “sekolah”diartikan sebagai sebuah
organisasi ,yaitu organiasi social yang mempunyai struktur tertentu yang
melibatkan sejumlah orang dengan tugas melaksanakan suatu fungsi untuk
memenuhi suatu kebutuhan. Sesungguhnya ketiga pengertian itu selalu
berdampingan,karena proses belajar berjalan dalam sebuah lokasi dan
diselenggarakan oleh organisasi yang mempunyai struktur dan tujuan tertentu
Philip Robinson (1981) menyebut sekolah sebagai organisasi yaitu unit sosial yang
secara sengaja dibentuk untuk tujuan-tujuan tertentu. Sekolah sengaja diciptakan
untuk tujuan tertentu, yaitu memeudahkan pengajaran sejumlah pengetahuan
Era global sekarang dengan tingkat perubahan yang sangat pesat
mengakibatkan banyak ketidakpastian masa depan yang dilalui. Dengan ini
menuntut setiap organisasi untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi
permasalah tersebut. Berkaitan dengan lembaga pendidikan seperti sekolah, Hoy
dan Miskle (2001) menyatakan perlunya sekolah menjadi organisasi.
Banyak definisi lingkungan organisasi, diantaranya :
 "Lingkungan biasanya dilihat sebagai segala sesuatu di luar batas
organisasi, meskipun batas sering samar-samar dan kurang menarik" Lee G.
Bolman dan Terrence Deal (1984: 44)
 "Lingkungan organisasi didefinisikan semua elemen yang ada di luar batas
organisasi ”. Richard L. Daft (1989: 45)
 "Lingkungan eksternal terdiri dari faktor-faktor fisik dan sosial yang relevan
di luar batas organisasi yang dipertimbangkan dalam perilaku pengambilan
keputusan individu dalam sistem itu" Gerald Zaltman , Robert Duncan, dan
Jonny Holbek (1973: 114)
Fungsi dari Lingkungan adalah semua aspek lingkungan eksternal yang
berpotensi relevan dengan penetapan tujuan, pencapaian tujuan, keefektifan, dan
kelangsungan hidup. Organisasi tidak mencukupi diri sendiri dan harus melakukan
pertukaran dengan lingkungan eksternal untuk mendapatkan informasi dan sumber
daya yang dibutuhkan untuk bertahan hidup.
Lingkungan eksternal adalah penting, karena mereka mempengaruhi struktur
internal dan proses organisasi; karenanya, seseorang dipaksa untuk melihat baik di
dalam maupun di luar organisasi untuk menjelaskan perilaku dalam organisasi
sekolah. Memang, tren sosial, budaya, ekonomi, demografi, politik, dan teknologi
yang lebih besar semua mempengaruhi operasi internal sekolah dan distrik.
b. Pengaruh lingkungan terhadap sekolah

Political and Demographic


Legal Patterns Characteristics

Taxpayers
Parents Unions
Societal Cultural
Conditions Values

School Regulatory
Colleges/
Universities District Agencies

Educational Legislatures
Associations Accrediting
Agencies

Economic and Information


Market Forces Technologies

Gambar1.1

Seperti ditunjukkan pada Gambar diatas , beberapa pengaruh lingkungan


berasal dari berbagai tingkat masyarakat dan mempengaruhi apa yang terjadi di
sekolah. Diantaranya : Perkembangan teknologi dan informasi (information
Technologies), struktur politik dan legalitas hukum (political and legal patterns),
kondisi sosial (social condition), nilai-nilai budaya (cultural value), faktor
ekonomi dan pasar (economic and market forces), dan karakteristik penduduk dan
demografi (demografic characteristic). Semua faktor tersebut mempengaruhi
struktur dan proses pendidikan di sekolah.
a. Perkembangan informasi dan teknologi
Pada penggunaan teknologi informasi dan komunikasi bukan lebih
menitik beratkan pada kecanggihan teknologinya melainkan pada
ketepatan dalam penggunaannya yang dapat mempermudah suatu
pekerjaan sehingga membantu tercapainya tujuan dalam proses
pendidikan.
b. Struktur politik dan legalitas hukum
terdiri dari hukum, badan pemerintahan, dan kelompok LSM yang
mempengaruhi dan membatasi berbagai organisasi dan pendidikan di
dalam masyarakat tertentu
c. Kondisi sosial
Lingkungan sosial merupakan aspek-aspek dari interaksi manusia
melalui individu atau kelompok terhadap pendidikan ,apakah itu dekat
ataupun jauh, yang dapat berpengaruh pada kelangsungan dan
pertumbuhan pendidikan itu sendiri.
d. Lingkungan budaya
Terdiri dari institusi dan kekuatan lain yang mempengaruhi nilai dasar,
persepsi, selera, dan perilaku masyarakat, faktor lingkungan budaya
(culture environment) yang dapat meninjau seberapa jauh pendidikan
dapat mempengaruhi budaya dan juga bagaimana pengaruh budaya
tersebut mempengaruhi proses dalam kegiatan pendidikan
e. Faktor ekonomi dan pasar
terdiri dari faktor-faktor yang mempengaruhi daya beli dan pola
pengeluaran konsumen
f. Karakteristik dan demografi penduduk
faktor demografis berkaitan dengan populasi penduduk, kepadatan
penduduk, lokasi, usia, gender, ras, dan pekerjaan

Beberapa konstituen juga memberikan pengaruh pada sekolah-sekolah yaitu


Orangtua, Wajib Pajak, Perguruan tinggi dan universitas, serikat, Agen akreditasi,
legislatif, Agen peraturan, Bisnis dan industri
c. Jenis-Jenis lingkungan sekolah
a. Lingkungan Tugas (Task Environment )
Lingkungan tugas (task environment), disebut juga lingkungan yang
berpengaruh langsung kepada organisasi (direct environment) yaitu
unsur-unsur luar organiasi yang secara spesifik berpengaruh secara
langsung kepada organisasi. Lingkungan ini terdiri dari dimensi :
kompetitor, pelanggan, pemasok, regulator, dan partner strategis.
1. Kompetitor/ pesaing. Adanya pesaing yang memperebutkan
sumber daya termasuk konsumen, atau yang menawarkan
produk atau jasa tandingan. Organiasasi juga akan bersaing
dengan organisasi lainnya dalam memperebutkan sumberdaya.
Contoh: organisasi akan bersaing memperoleh dana dari
lembaga keuangan dan memperoleh karyawan yang berkualitas
dari universitas.
2. Pelanggan, yaitu individu atau organisasi yang membeli barang
atau jasa suatu organisasi. Pelanggan mempengaruhi organisasi
secara langsung karena mereka membeli dan memakai barang
atau jasa yang dihasilkan oleh organisasi. Perubahan pada
perilaku konsumen, selera, dan sikap konsumen termasuk dalam
komponen yang harus dipahami oleh manajer.
3. Pemasok, yaitu pihak-pihak yang memberikan input berupa
sumber daya kepada organisasi, yang diperlukan untuk
menjalankan usahanya. Input dapat berupa bahan baku, bahan
setengah jadi, karyawan, modal keuangan, informasi, atau jasa
yang diperlukan organisasi.
4. Regulator, biasanya adalah pemerintah yang mengatur dan
mempengaruhi kebijakan dan praktek sebuah organisasi.
5. Partner Strategis, yaitu dua organisasi atau lebih yang
bekerjasama dalam joint venture atau kemitraan lainnya.
Perspektif dalam Tugas lingkungan (environment task) terbagi menjadi
2 yaitu :
a. Perspektif informasi
- Pembuat keputusan menggunakan lingkungan eksternal
sebagai sumber informasi untuk mempertahankan atau
mengubah struktur organisasi internal atau proses.
- Pembuat keputusan tidak dapat membuat prediksi yang akurat
karena kondisi yang ada di lingkungan eksternal mencegah
mereka dari memiliki informasi yang memadai.
- Jenis, kejelasan, dan jumlah informasi pengambil keputusan
memiliki tentang tren dan perubahan kondisi lingkungan
menentukan tingkat ketidakpastian.
Lima situasi bermasalah untuk administrator ketika ketidakpastian
tinggi:
1. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan untuk
memahami informasi dari lingkungan
2. Preferensi mengenai kemungkinan hasil menjadi kurang
jelas
3. program alternatif tindakan dan hasil mereka menjadi
semakin tidak terduga dan berisiko
4. Strategi dan taktik menjadi relatif sulit untuk
berkomunikasi dan melaksanakan
5. Potensi hasil dari keputusan yang tidak diketahui

b. Perspektif ketergantungan terhadap sumber daya


- Pengambil keputusan melihat lingkungan sebagai tempat untuk
mendapatkan sumber daya yang langka untuk tugas dan teknis
proses organisasi.
- Ketergantungan ditandai sebagai sejauh mana kebutuhan untuk
sumber daya dan ketersediaannya.
- Pemasok mendapatkan kekuasaan untuk memutuskan apakah
sekolah mendapatkan sumber daya yang mereka butuhkan dan
menentukan apakah sekolah dapat menggunakannya dengan
cara yang mereka inginkan.
- Jika organisasi tidak dapat menghasilkan sumber daya internal,
mereka harus masuk ke dalam bursa eksternal yang dapat
mengkonsumsi sumber daya vital dan / atau menuntut
perubahan dari organisasi. (Pfeffer, 1982, 1997)

b. Lingkungan kelembagaan (Institutional Environment)


Lingkungan kelembagaan Terbatas penekanan pada tujuan tugas,
efektivitas, dan efisiensi. Struktur sekolah dan proses dibandingkan
dengan dilembagakan sosial norma-norma, nilai-nilai, dan ideologi.
Menurut (Abell, 1995) lembaga adalah sesuatu yang disepakati dalam
sekumulan aturan yang membawa makna bagi penentuan tindakan dari
beberapa populasi. Sedangkan menurut (Scott, 1998) lingkungan
kelembagaan adalah simbolik dan budaya yang alami yang didalamnya
memuat unsur yang penting termasuk keragaman dan stabilitas.
 Jenis Kesesuaian
1. Koersif yaitu tekanan mandat dan bujukan pemerintah
2. Imitatif yaitu mengadopsi respon standar dari sumber lain untuk
mengurangi ketidakpastian dan mendapatkan legitimasi
3. Normatif yautu standar profesi dan kode tersebar di seluruh
organisasi
 Keanekaragaman kelembagaan dalam Pendidikan
1. Unsur-unsur yang ada dalam kelembagaan
siswa, orang tua, kelompok masyarakat, lokal, negara
bagian, dan badan-badan federal, profesional dan kelompok
kepentingan khusus
2. Sasaran Pasar
Swasta khusus , masyarakat, kejuruan, alternatif, magnet,
penitipan.
 Menstabilkan kekuatan dalam pendidikan
- Pemerintah terpusat, asosiasi profesional, dan koalisi
standarisasi prosedur operasi dan memberikan stabilitas
(Meyer & Rowan, 1977)
- Tuntutan lingkungan, karakteristik input dan output, proses
teknis di bawah yurisdiksi kelembagaan dan pengontrolan
- Penjaminan dukungan dengan perjanjian terhadap
peningkatan kinerja.
 Mengelola lingkungan kelembagaan
1. Strategi Buffers (peredam)
Hompson (1967) dalam Organization in Action seperti
yang dikutip dari Lubis dan Huseini (2009) mengatakan
“inti teknis” dalam organisasi sebaiknya dikelilingi
dengan sejumlah peredam yang berfungsi menutup “inti
teknis” ini menjadi bagian yang internal. Peredam atau
buffers ini membuat kondisi inti, yaitu “inti teknis”
menjadi sebuah sistem yang tertutup agar dapat bekerja
secara efisien dan aman dari gangguan atau
ketidakpastian lingkungan yang terjadi.
a. Decompling
Decoupling adalah terjadinya pengembalian kelas
aset yang berbeda dari pola korelasi yang diharapkan
atau normal. Decoupling terjadi ketika dua kelas aset
berbeda yang biasanya naik dan turun bersama
bergerak ke arah yang berlawanan, seperti satu
peningkatan dan penurunan lainnya
b. Mengelola potret seluruh lingkungan
2. Strategi Boundary Spanning (Elemen-Elemen
Perbatasan)
Jika buffers berfungsi untuk meredam keadaan
lingkungan yang tidak pasti dengan perusahaan, elemen-
elemen perbatasan memiliki fungsi khusus untuk
melakukan pertukaran informasi antara oranisasi dengan
lingkungannya. Elemen-elemen perbatasan
menghubungkan dan menyelaraskan organisasi terhadap
unsur-unsur penting dari lingkungan organisasi yang
mengitarinya. Bagian ini melakukan pertukaran
informasi dan juga mengkoordinasikan rencana-rencana
dan kegiatan yang akan dilakukan serta
mempresentasikan organisasi terhadap lingkungannya.
Jadi, dapat dikatakan boundary spanning berfungsi
sebagai suatu penghubung organisasi dengan
lingkungannya.

II. Kesimpulan
1. Pendidikan adalah sistem produktif; harus bertukar dengan lingkungan
untuk bertahan hidup
2. Sekolah memiliki peluang lebih besar untuk bertahan hidup ketika
struktur sekolah mencerminkan norma, nilai, dan ideologi yang
dilembagakan di masyarakat.
3. Sebagai sebuah sistem yang terbuka, sekolah-sekolah tertanam dalam
lingkungan yang lebih luas, dimana lingkungan tersebut mempengaruhi
dalam praktek pendidikan.
4. Karena sekolah tidak dapat menghasilkan sumberdaya yang diperlukan
dalam mempertahankan diri, maka sekolah harus masuk dalam
pertukaran dengan lingkungan untuk memperoleh sumberdaya yang
dibutuhkan.
5. Administrasi harus mengelola lingkungan eksternal dan juga internal.
6. Dalam lingkungan kelembagaan, sekolah diberi penghargaan terutama
untuk sekolah dengan standar profesional dan persyaratan hukum yang
sesuai dengan kualitas kinerja yang baik.
Referensi

Chubb, J. E., and Moe, T. M. Politics, Markets, and America’s Schools. Washington, DC:
Brookings Institution, 1990.

Glass, G. V. Fertilizers, Pills, and Magnetic Strips: The Fate of Public Education in America
. Charlotte, NC: Information Age, 2008.

Lubienski, C. “Innovation in Education Markets: Theory and Evidence on the Impact of


Competition and Choice in Charter Schools.” American Educational Research
Association 40 (2) (2003), pp. 395–443

Lynn, M. L. “Organizational Buffering: Managing Boundaries and Cores.” Organization


Studies 26 (1) (2005), pp. 37–61.

Nichols, S. L., and Berliner, D. C. Collateral Damage: How High-Stakes Testing Corrupts
America’s Schools. Cambridge, MA: Harvard Education Press, 2007.

Ogawa, R. T. “The Institutional Sources of Educational Reform: The Case of School-Based


Management.” American Educational Research Journal, 31 (3) (1994), pp. 519–
48.

Powell, W. W., and DiMaggio, P. J. (Eds.). The New Institutionalism in Organizational


Analysis. Chicago: University of Chicago Press, 1991.
TUGAS
LANDASAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
Dosen : Prof. Dr. H. Johar Permana, M.A

Oleh :
Rois Abdul Fatah
NIM : 1806361

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2018

Anda mungkin juga menyukai