Anda di halaman 1dari 2

ffarmasi.unand.ac.id/RPKPS/DEPRESI_PP.

pdf

Ada 4 jalur utama dopamine.


1. Jalur mesolimbik memproyeksikan jalur dopamine dari badan sel didaerah ventral tegmental
batang otak terminal akson daerah limbic seperti nucleus acumben. Jalur ini di duga sangat
berperan terhadap perilaku emosional, khususnya halusinasi audiotorik dan delusi. Hiperaktivitas
dari jalur ini secara hipotesis diduga berperan penting terhadap timbulnya gejala positif psikosis.4
2. Jalur mesokortikal memproyeksikan jalur dopamine dari badan sel ke daerah ventral tegmental
batang otak (berdekatan dengan badan sel mesolimnbic) kedaerah korteks cerebri. Gangguan
pada jalur ini di duga berperan terhadap timbulnya gangguan kognitif dan timbulnya gangguan
gejala negative psikosis.4
3. Jalur nigrostriatal memproyeksikan jalur dopamine dari badan sel substansia nigra batang otak
yang menuju ke ganglia basal atau striatum. Jalur ini merupakan bagian dari ekstrapiramidal
yang berfungsi mengontrol gerakan motorik. Gangguan ini menyebabkan pergerakan seperti
penyakit Parkinson.4
4. Jalur taberoinfindibular menghubungkan nucleus arkuatus dab neuron preifentikuler ke
hipotalamus dan pituitary posterior. Dopamine yang dirilis oleh neuron-neuron ini secara
fisiologis menghambat sekresi prolactin. 4
Reseptor Dopamin
Ada lima subtype reseptor dopamine, kelima subtype dapat dimasukkan kedalam dua
kelompok. Dalam kelompok pertama reseptor D1 dan D5 menstimulasi pembentukan cAMP
dengan mengaktivasi protein G stimulator, GS. reseptor D5 hanya baru saja ditemukan, dan
kurang diketahui tentang sifatnya dibandingkan tentang reseptor D1. Kelompok reseptor
dopamine kedua terdiri dari reseptor seperti (D2, D3 dan D4 ). Reseptor D2 menghambat
pembentukan cAMP dengan mengaktivasi protein G inhibitor dan beberapa data menyatakn
bahwa reseptor D3 dan D4 bkerja secara bersamaan. Satu perbedaan antara reseptor D2, D3, D4
adalah distribusi yang berbeda. Reseptor 3 terutama konsentrasi di nucleus akumbens.
Disamping ada daerah lainnya dan reseptor D 4 terutama terkonsentrasi dikorteks frontalis,
disamping ada pada daerah lainnya. Dimasa lalu potensi senyawa antipsikotik telah dihubungkan
dengan afinitas untuk reseptor D2. Adalah dimungkinkan untuk mempelajari apakah antagonis
spesifik untuk reseptor D3 dan D4 akan merupakan antipsikotik yang lebih sedikit dibandingkan
denga natagonis reseptor D2.5
Dopamine juga terlibat dalam psikofisiologi gangguan mood. Aktifitas dopamine dapat
rendah pada Depresi dan Mania. Observasi bahwa L-dopa dapat menyebabkan mania dan
psikosis pada beberapa pasien parkinsonisme mendukung hipotesis tersebut. Beberapa penelitian
telah menemukan kadar metabolit dopamine yang rendah pada pasien Depresi.1

DAFTAR PUSTAKA
1. Kaplan H, 1995, Sinopsis Psikiatri, Jakarta : FK-UI Jakarta , hal. 206-225.
2. Jaras Dopamin Sentral [Online]. 2007.[cited 2009 Jan 20]; Available from: URL:
http://wordpress.com/category/psikiatri-biologi/
3. Reynolds, G.P., 1989, Beyond the Dopamin Hypothesis, British Journal of Psychiatry [serial
Online], 1989 [cited 2009 Jan 20]; p:305. Available from URL: http://bjp.com.
4. Goldstien, Menek, & Ariel Y. Deutch, Dopaminergik mechanismein the pathogenesis of
scizofrenia, The FASEB Journal [serial Online], 1992 [cited 2009 Jan 20];2413. Available from
URL ; http://fasebj.com
5. Pinzon, Rizaldy, Peran Dopamin Pada Gangguan Spektrum Autistik, Cermin Dunia Kedokteran
[serial Online], 2007 [cited 2011 Jan 20] p: 158-161. Available from URL: http://kalbefarma.com
6. Webster. R, dkk, 1989, Neurotransmitter, Drugs and Disease., Blackwell Scientific Publications,
London, p: 95-102
7. Mardjon M, 1995, Farmakologi dan Terapi, Jakarta : FK-UI Jakarta, hal. 64.
8. http://cetrione.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai