Anda di halaman 1dari 15

Asuhan Keperawatan Pada Klien Emfiema

Disusun untuk Memenuhi Tugas E-Learning MA


Keperawatan Respirasi II oleh :

Kelompok 4
Kelas A-1 Angkatan 2014
Nia Husninda Hawari 131411131007
Rofita Wahyu Andriani 131411131028
Alfi Dwi Putri 131411131043
Vony Nurul Khasanah 131411131061
Senja Putrisia Fajar E 131411131082
Ridha Cahya Prakhasita 131411131100
Thali’ah Jihan Nabilah 131411133014
Prasetiya Wahyuni 131411133032

Program Studi Pendidikan Ners


Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga
Surabaya
2015
ASUHAN KEPERAWATAN

A. KASUS
Pasien perempuan 47 tahun mengeluh sesak napas yang mendadak, berlangsung terus
menerus, dan tidak disertai suara ngik-ngik. Keluhan sesak dirasakan berat saat bernapas
dan tidak membaik dengan perubahan posisi yang membuatnya sulit untuk melakukan
aktifitas. Pasien juga mengeluh batuk dan penurunan nafsu makan serta berat badan yang
menurun tanpa alasan yang jelas. Sebelumnya pasien pernah dirawat dengan diagnosis Tumor
paru kanan. Pada pemeriksaan fisik paru saat inspeksi ditemukan asimetris dimana dada
kanan tertinggal saat bernapas, pada palpasi ditemukan vokal fremitus pada dada kanan
menurun sedangkan pada dada kiri normal, pada perkusi ditemukan dullness pada dada kanan
dan sonor pada dada kiri, pada auskultasi ditemukan suara vesikuler yang menurun pada dada
kanan sedangkan pada kiri normal. ditemukan pembesaran kelenjar getah bening
supraklavicula dan colli dekstra, dan pada pemeriksaan abdomen juga ditemukan adanya
hepatomegali. Dari pemeriksaan darah lengkap didapatkan WBC 12,6 103/μL
(leukositosis), kadar hemoglobin pada pasien ini (Hb 11,80 gr/dL). Pada pasien juga
ditemukan adanya peningkatan bilirubun total (1,121 mg/dL), bilirubin direk (0,73 mg/dL),
alkali phospatase (386,20 U/L), SGOT (182,70 U/L), SGPT (80,60 U/L), gamma GT (80,66
mg/dL), globulin (3,88 g/dL), LDH (860, 00 U/L), pada pasien juga ditemukan
hipoalbuminemia (2,913 g/dL). Pada pemeriksaan analisis gas darah ditemukan hypoxemia
(PO2 77,00 mmHg), serta hiponatremia (Na 125,00 mmol/L). Pada kasus ini pasien telah
aspirasi cairan pleura dan dilakukan analisis cairan pleura dan didapatkan test rivalta positif.
Pada analisis juga ditemukan warna cairan merah keruh dengan eritrosit penuh, dengan
jumlah sel 901 mm3 yang tediri dari sel polimorfonuklear 50% dan mononuklear 50%. Selain
itu pada pasien sudah dilakukan sitologi cairan pleura dan ditemukan adanya suatu non small
cell carcinoma cenderung tipe adeno. Pada foto thorak AP ditemukan perselubungan yang
menutupi lapang paru kanan, sinus pleura kanan, diafragma kanan. Pada pemeriksaan
elektrokardiografi masih dalam batas normal. Pada pasien sudah terpasang WSD yang mana
WSD ini merupakan suatu sistem drainage yang menggunakan water seal untuk mengalirkan
udara atau cairan dari cavum pleura. Disamping itu pada pasien juga diberikan terapi
penunjang lainnya berupa pemberian oksigen nasal kanul 2 liter/ menit untuk mengatasi
keluhan sesaknya dan keadaan hypoxemia. Pasien juga diberikan cairan berupa IVFD NS
sebanyak 20 tpm, diet tinggi kalori tinggi protein untuk pemenuhan nutrisi pasien, pemberian
analgetik berupa codein 3 x 10 mg untuk mengurangi nyeri yang dialami pasien. Pada pasien
diberikan antibiotik berupa Ciprofloxasin 2 x 400 mg yang dan Ceftriaxon 2 x 1 gram secara
intravena. Pasien telah direncanakan pemeriksaan trans thorakal biopsy serta CT-scan thorak

B. PENGKAJIAN
Anamnesa
1. Identitas
a. Nama : Ny. S
b. Umur : 47 tahun
c. Suku/ Bangsa : Jawa/ WNI
d. Agama : Islam
e. Alamat : Surabaya
f. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama :
Pasien mengeluh sesak napas, batuk dan nafsu makan menurun.
b. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang dengan keluhan sesak napas yang mendadak, berlangsung terus
menerus, dan tidak disertai suara ngik-ngik. Keluhan sesak dirasakan berat saat
bernapas dan tidak membaik dengan perubahan posisi yang membuatnya sulit
untuk melakukan aktifitas. Pasien juga mengeluh batuk dan penurunan nafsu
makan serta berat badan yang menurun tanpa alasan yang jelas.
c. Riwayat Penyakit Dahulu :
Tumor pada paru kanan
d. Riwayat Penyakit Keluarga : -
Observasi dan Pemeriksaan Fisik
1. ROS (Review of System)
a. Sistem Pernafasan (B1)
Sesak napas yang mendadak, berlangsung terus menerus, batuk dan tidak disertai
suara ngik-ngik , berat saat bernapas dan tidak membaik dengan perubahan posisi
yang membuatnya sulit untuk melakukan aktifitas, ditemukan gerakan dada
asimetris, dimana dada kanan tertinggal saat bernapas, vokal fremitus dada kanan
menurun, redup pada dada kanan, suara vesikuler menurun pada dada kanan, dan
ditemukan pembesaran kelenjar getah bening supraklavikula dan coli dekstra,
serta hepatomegali.
b. Sistem Kardiovaskuler (B2)
Tidak mengalami nyeri dada, irama jantung regular. Pada pemeriksaan
elektrokardiografi masih dalam batas normal.
c. Sistem Persyarafan (B3) : –
d. Sistem Perkemihan (B4) : –
e. Sistem Pencernaan (B5)
Nafsu makan menurun.
f. Sistem Muskoleskeletal (B6)
Pasien mengalami intoleransi aktifitas dikarenakan jika terlalu banyak bergerak,
akan timbul sesak napas.
g. Sistem Endokrin
Pasien mengalami pembesaran kelenjar betah bening supraklavicula dan colli
dekstra, dan pada pemeriksaan abdomen juga ditemukan adanya hepatomegali.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi : ditemukan asimetris dimana dada kanan tertinggal saat bernapas.
b. Palpasi : ditemukan vokal fremitus pada dada kanan menurun sedangkan pada
dada kiri normal, ditemukan pembesaran kelenjar getah bening supraklavicula dan
colli dekstra, dan pada pemeriksaan abdomen juga ditemukan adanya
hepatomegaly.
c. Perkusi : ditemukan dullness pada dada kanan dan sonor pada dada kiri.
d. Auskultasi : ditemukan suara vesikuler yang menurun pada dada kanan sedangkan
pada kiri normal.
Data Penunjang
1. Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Normal Keterangan
Darah Lengkap
Hb 11,80 mg/dl P: 12-14 gr/dl Normal
Bilirubin 1,121 mg/dl Meningkat
Albumin 2,9913 g/dl Hipoalbuminemia
WBC 12.6103 /ul P : 5.000-10.000/ul Leukositosis
SGOT 182,70 U/L P : < 32
SGPT 80,60 U/L P : < 31
Gamma GT 80,66 mg/dl
Globulin 3,88 g/dl
LDH 860, 00 U/L
Gas Darah
PO2 77,00 mmhg
Na 125,00 mmol/L Hypoxemia
Hiponatremia

2. Pemeriksaan
a. Analisis cairan pleura
Test rivalta : positif
Ditemukan warna cairan merah keruh dengan eritrosit penuh, dengan jumlah sel
901 mm3 yang tediri dari sel polimorfonuklear 50% dan mononuklear 50%.
b. Sitologi cairan pleura
Ditemukan adanya suatu non small cell carcinoma cenderung tipe adeno
c. Foto thorax AP
Ditemukan perselubungan yang menutupi lapang paru kanan, sinus pleura kanan,
diafragma kanan (efusi pleura kanan massif)
3. Terapi
a. Pemasangan WSD
b. Oksigen nasal kanul 2 liter/ menit
c. Cairan berupa IVFD NS sebanyak 20 tpm
d. Diet tinggi kalori tinggi protein
e. Analgetik berupa codein 3 x 10 mg
f. Antibiotik berupa Ciprofloxasin 2 x 400 mg dan Ceftriaxon 2 x 1 gram secara
intravena
4. Rencana Pemeriksaan Lanjutan : trans thorakal biopsi serta CT-scan thorak.

C. ANALISA DATA
No. Analisa data Etiologi Masalah Keperawatan
1. DS : Invasi mikroorganisme Ketidakefektifan pola
Sesak napas Streptococcus dan napas
mendadak, Pneumoccus di paru
berat saat bernafas dan
sulit melakukan Menginfeksi paru
aktivitas, batuk
Invasi basil piogenik ke
DO : pleura
Inspeksi : asimetris
Palpasi : vocal Inflamasi
premitus
Perkusi : dullness Pembentukan eksudat serous
Auskultasi : suara
Sel morfonukleus & kadar
vesikuler menurun protein
pada dada kanan
Cairan keruh & kental

Fase organiation

Firoblast berkembang ke
permukaan pleura

Terbentuk membran (pleura


feel)

Timbul desakan ke paru

Penurunan Ekspansi paru

Sesak nafas

MK: Ketidakefektifan pola


nafas

2. DS : Metastase hepar Kebutuhan nutrisi kurang


Nafsu makan menurun dari kebutuhan tubuh
Hepar mengalami
DO : pembesaran
A: berat badan turun
drastis Mendesak saluran
B: hipoalbuminemia pencernaan
(2,913 g/dL
C: turgor kulit Perut terasa penuh
menurun
D: nafsu makan Penurunan nafsu makan
menurun
MK: Kebutuhan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh
3. DS : Akumulasi eksudat pus di Intoleransi aktivitas
Sesak napas jalan napas
mendadak, berat saat
bernafas, sulit Penumpukan cairan berlebih
di jalan napas
melakukan aktivitas,
batuk dan hypoxemia Peningkatan tekanan
DO : intrapulmonal
Terpasang WSD Peningkatan tekanan intra
Inspeksi : asimetris alveolar
Palpasi : vocal
premitus Alveoli pecah ∕ rusak
Perkusi : dullness
Auskultasi : suara Gangguan Pertukaran gas
vesikuler menurun
pada dada kanan
Peningkatan tekanan
Intrapleural

Penurunan ekspansi paru

Kebutuhan oksigen tubuh


meningkat

Frekuensi pernapasan
meningkat

Kontraksi otot bantu


pernapasan

Metabolisme tubuh
meningkat

Kelelahan dan kelemahan

MK: Intoleransi aktivitas


4. DS : Penatalaksanaan: Klien Risiko infeksi
Sesak, berat saat terpasang WSD
bernafas dan sulit
melakukan aktivitas Pembuatan lubang
dan hypoxemia
Jalan masuk mikroorganime
DO :
terpasang WSD Hygiene kurang

MK: Risiko infeksi

5. DS : Penatalaksaan : terpasang Nyeri akut


Sesak, berat saat WSD
bernafas dan sulit
melakukan aktivitas Terputusnya kontinuitas
dan hypoxemia jaringan

DO : Pengeluaran bradikinin
terpasang WSD
Merangsang ujung saraf
bebas

Hipotalamus

Korteks serebri

Persepsi nyeri
MK: Gangguan rasa
nyaman/nyeri
6. DS: Diagnosa sebelumnya: Ketidakefektifan bersihan
Sesak napas Tumor Paru Kanan jalan napas
mendadak,
berat saat bernafas dan
sulit melakukan
aktivitas, batuk ↓

DO: Terdapat Bakteri

Hematogen: masuk sistem


limfa

Bakteri menembus pleura


visceral

Efusi parapneumonik

Permeabelitas kapiler ↑

Efusi pleura: penumpukan


cairan pleura

Cairan pleura terinvasi


bakteri

Jumlah leukosit ↑

Penumpukan Eksudat (pus)


di permukaan pleura


EMPIEMA

Produksi sekret ↑

Retensi sekret di jalan napas

Ketidakefektifan bersihan
jalan napas

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan terbentuknya membran pleura
akibat adanya firoblast yang berkembang di permukaan pleura
2. Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan
hipermetabolisme
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan dan kelelahan fisik
4. Risiko infeksi yang berhubungan dengan adanya infeksi bakteri akibat hygine yang
kurang pada penatalaksanaan WSD
5. Nyeri akut berhubungan dengan penatalaksanaan efusi pleura yaitu pemasangan WSD
6. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan adanya mukus yang
berlebihan pada jalan nafas

E. RENCANA KEPERAWATAN
1. Diagnosa keperawatan: Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan
terbentuknya membran pleura akibat adanya firoblast yang berkembang di
permukaan pleura (00032)
Domain 4: Activity/ Rest
Class 4: Cardiovascular / pulmonary responses
Tujuan (NOC) : pola napas kembali efektif yang dibuktikan dengan normalnya RR
(16-24 x/ menit)
Kriteria Hasil (NOC):
a. Sesak saat bernapas hilang
b. RR normal 16-24 x/menit
c. Pergerakan dada simetris
d. HR normal (N: 60-100 x/menit)

Intervensi (NIC) Rasional


Kaji fungsi pernapasan (bunyi Penurunan bunyi nafas dapat menunjukan
napas, kecepatan irama, atelektasis, ronchi, mengi, menunjukan
kedalaman, dan penggunaan otot akumulasi 10ecret/ketidakmampuan untuk
bantu napas) membersihkan jalan nafas yang dapat
menimbulkan penggunaan otot aksesori
pernafasan dan peningkatan kerja pernafasan.
Posisi semifowler memaksimalkan ekspansi
paru dan menurunkan upaya bernapas.
Posisikan klien semifowler Ventilasi membuka area atelektasis dan
meningkatkan gerakan secret ke jalan napas
besar untuk dikeluarkan
Teknik relaksasi dapat membantu
Ajarkan pasien teknik relaksasi
memperbaiki pola pernafasan pasien
Memonitor status respirasi sangat penting
Monitor status respirasi dan
untuk mencegah terjadinya hipoksia
oksigenisasi klien

Dalam kondisi hipoalbuminea tekanan


onkotic lebih rendah daripada tekanan
Batasi asupan cairan
hidrostatik sehingga cairan berpindah dari
pembuluh darah ke interstitial
Salah satu tujuan dari breathing exercise
Breathing exercise adalah untuk koreksi pola-pola napas yang
tidak efisien dan tidak normal

2. Diagnosa keperawatan: Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan yang


berhubungan dengan hipermetabolisme
Tujuan (NOC) : kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi (batasan nilai nutrisi yang
diperlukan)
Kriteria hasil (NOC) :
a. Nafsu makan pasien meningkat, ditandai dengan teraturnya waktu makan
pasien
b. Serum albumin dalam kondisi normal (normal, 35-48 g / L)
c. Pasien terlihat fresh dan bersemangat.
Intervensi (NIC) Rasional
Beri diet tinggi kalori tinggi Diet tinggi kalori tinggi protein berfungsi
protein untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien
sehingga berat badan klien dapat kembali
normal
Catatan makanan harian dapat digunakan
Informasikan pada pasien dan
untuk mengontrol perkembangan diet
keluarga untuk membuat catatan
seseorang untuk pasien-pasien dengan
makanan harian
gangguan kebutuhan nutrisi
Kolaborasi dengan ahli gizi, Asupan makanan dapat meningkatkan nafsu
kebutuhan asupan makanan makan sehingga intake adekuat
Penambahan serum albumin pada pasien
Kolaborasi dengan dokter untuk
dapat membantu pasien memenuhi kebutuhan
pemberian serum albumin
albumin dalam tubuhnya
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
Kalori dan nutrisi yang sesuai dapat
menentukan jumlah kalori dan
menyeimbangkan kebutuhan pasien
nutrisi yang dibutuhkan pasien

3. Diagnosa keperawatan: Intoleransi aktivitas berhubungan dengan gangguan


pertukaran gas (00092)
Domain 4: Activity ∕ Rest
Class 4: cardiovascular ∕ pulmonary responses
Tujuan (NOC):
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam pertukaran gas dapat terjadi dengan
baik terbukti dengan saturasi oksigen (95%-100%)
Kriteria Hasil:
a. saturasi oksigen dalam tubuh normal (95%-100%)
b. energi klien terpulihkan
c. Melakukan ADL secara bertahap
d. Tanda-tanda vital dalam rentang normal (rentang normal untuk apa saja dan
berapa?)
e. Analisa gas darah dalam batas normal (PO2 (batas normal apa saja dam
berapa?)
f. Klien bebas dari distress pernafasan (RR : 12-20x per menit)
g. Tidak ada otot bantu pernafasan

Intervensi (NIC) Rasional


Menganjurkan klien untuk memilih Aktivitas yang lebih diprioritaskan dapat
aktivitas yang lebih diprioritaskan menghemat energi
Mengatur penggunaan energi untuk Penggunaan energi lebih hemat sehingga
mengatasi atau mencegah kelelahan mencegah terjadinya kelelahan fisik
dan mengoptimalkan fungsi
Memanipulasi lingkungan sekitar Untuk memperoleh manfaat terapeutik,
pasien stimulasi sensori, dan kesejahteraan
psikologis klien
Terapi oksigen Tujuan terapi oksigen adalah untuk
mengatasi keadaan hipoksemia sesuai dengan
hasil Analisa Gas Darah dan untuk
menurunkan kerja napas dan menurunkan
kerja miokard
Memposisikan klien semifowler Posisi semifowler memaksimalkan ekspansi
paru dan menurunkan upaya bernapas.
Ventilasi membuka area atelektasis dan
meningkatkan gerakan secret ke jalan napas
besar untuk dikeluarkan
Auskultasi suara nafas, catat adanya Adanya suara nafas tambahan seperti ronchi,
suara tambahan mengi, menunjukan akumulasi
secret/ketidakmampuan untuk membersihkan
jalan nafas yang dapat menimbulkan
penggunaan otot aksesori pernafasan dan
peningkatan kerja pernafasan
Monitor status respirasi dan Memonitor status respirasi sangat penting
oksigenisasi untuk mencegah terjadinya hipoksia
Catat pergerakan dada, amati Pergerakan dada yang tidak simetris dapat
kesimetrisan, adanya penggunaan otot diketahui sebagai sebuah kelaiann dan
bantu nafas adanya bantuan dari otot pernafasan maupun
cuping hidung bermakna bahwa klien
melakukan usaha bernafas yang sangat
maksimal bahkan sesak
Berikan bronkodilator Bronkodilator berfungsi untuk melebarkan
saluran bronkus
Bantu klien mengeluarkan sekret Batuk efektif dapat memudahkan klien untuk
dengan batuk efektif atau tindakan dapat mengeluarkan sekret yang menumpuk
suction pada saluran pernafasan

4. Diagnosa keperawatan: Risiko infeksi yang berhubungan dengan adanya infeksi


bakteri akibat hygine yang kurang pada penatalaksanaan WSD (00004)
Domain 11: safety ∕ protection
Class 1: infection
Tujuan (NOC): Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam, pasien
tidak mengalami infeksi
Kriteria Hasil:
a. Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi (tanda dan gejala seperti apa)
b. Jumlah leukosit dalam batas normal (5.000-10.000/ul)
c. Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
Intervensi (NIC) Rasional
Menjaga lingkungan tetap aseptik Lingkungan aseptik mencegah terjadinya
infeksi pada pasien
Suhu adalah indikator infeksi yang paling
Pantau TTV terutama suhu
terlihat dan utama
Berikan penjelasan pada klien dan
Tindakan aseptik yang tepat dapat
keluarga tentang tindakan aseptik yang
meningkatkan personal hygiene
tepat
Mendukung istirahat pada klien Istirahat yang cukup dapat meningkatkan
imunitas tubuh sehingga dapat terhindar
dai infeksi
Perawatan luka WSD secara aseptik Perawatan luka WSD secara aseptik
mencegah infeksi
Mengajarkan klien untuk selalu mencuci Tindakan mencuci tangan menimalkan
tangan terjadinya risiko infeksi maupun
penularannya
Jelaskan pada klien tentang penyebab, Informasi yang mendukung dan memadai
resiko dan penularan infeksi dapat meningkatkan proteksi diri klien

5. Diagnosa Keperawatan: Nyeri akut berhubungan dengan penatalaksanaan efusi


pleura yaitu pemasangan WSD (00132)
Domain 12: comfort
Class 1: physical comfort
NOC: Tujuan: Setelah dilakukan perawatan selama 2x24 jam, klien menunjukkan rasa
nyeri yang berkurang
Kriteria Hasil:
a. Tingkat persepsi positif (maksudnya?) terhadap kemudahan fisik dan
psikologis
b. Tindakan individu (contoh tindakan) untuk mengendalikan nyeri
c. Keparahan nyeri yang dapat diamati atau dilaporkan (skala nyeri yang ingin
dicapai)
Intervensi (NIC) Rasional
Kolaborasi dengan dokter: Untuk mengurangi nyeri
Pemberian analgesik

Bantuan analgesia yang dikendalikan Pasien juga dapat berperan aktif terhadap
oleh pasien pengobatannya sehingga pasien dapat
merasa nyaman
Manajemen sedasi Sedasi membuat kebutuhan istirahat klien
terpenuhi sehingga tidak merasakan nyeri
Mengajarkan teknik distraksi Teknik distraksi digunakan untuk
mengalihkan perhatian klien terhadap
rasa nyerinya

6. Diagnosa Keperawatan: Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang


berhubungan dengan adanya mukus yang berlebihan pada jalan nafas
Domain
Class
Tujuan (NOC): Pasien menunjukkan pembersihan jalan napas yang efektif, dibuktikan
dengan hilangnya suara ronchi.
Kriteria Hasil:
a. Sekret di saluran napas dapat dikeluarkan
b. Suara ronchi hilang
c. Sesak napas pasien hilang, RR normal 16-24 x/menit
d. Menunjukan batuk yang efektif
e. Mengeluarkan sekret secara efektif
f. Pada Pemeriksaan auskultasi, memiliki suara napas yang vesikuler
Intervensi (NIC) Rasional
Batuk efektif dapat mengeluarkan dahak atau
Instruksikan dan ajarkan pasien
sekret yang menumpuk pada saluran
teknik batuk efektif
pernafasan
Kaji fungsi pernapasan (bunyi Penurunan bunyi nafas dapat menunjukan
napas, kecepatan irama, kedalaman, atelektasis, ronchi, mengi, menunjukan
dan penggunaan otot bantu napas) akumulasi sekret/ketidakmampuan untuk
membersihkan jalan nafas yang dapat
menimbulkan penggunaan otot aksesori
pernafasan dan peningkatan kerja pernafasan.
Bantu klien dengan mengubah posisi Posisi fowler memaksimalkan ekspansi paru
klien menjadi fowler/semi fowler dan menurunkan upaya bernapas. Ventilasi
membuka area atelektasis dan meningkatkan
gerakan secret ke jalan napas besar untuk
dikeluarkan
Ajarkan klien tentang metode batuk Batuk yang tidak terkontrol dapat
yang benar serta latihan nafas dalam menyebabkan kelelahan dan tidak efektif,
sehingga latihan nafas dalam dapat
melebarkan jalan nafas, menstimulasi
produksi surfaktan dan mengembangkan
permukaan jaringan paru.
Beri asupan hidrasi yang adekuat Hidrasi yang adekuat memudahkan secret
menjadi encer sehingga mudah dikeluarkan
Berikan postural drainage Postural drainage membantu pengeluaran
(menyesuaikan area dimana terjadi mucus yang kental.
penumpukan mucus) sesuai resep
untuk menurunkan viskositas
mukus.
Aktivitas Kolaborasi: Pemberian espektoran dapat membantu
Bantu klien untuk mengencerkan mengencerkan secret sehingga secret lebih
sputum dengan pemberian mudah dikeluarkan
espektoran
Tindakan Kolaboratif: Nebulisasi dapat membantu pengeluaran
Jika pasien masih belum bisa secret yang kental, karena nebulasi bertujuan
mengeluarkan sekret, berikan untuk mengencerkan kekentalan sekret
nebulisasi dengan larutan dan alat
yang tepat sesuai ketentuan.
Lakukan fisioterapi dada untuk Fisioterapi dada merupakan tekhnik
membantu pengeluaran secret pemindahan mukus (sekret) yang kental, dari
jalan napas yang kecil menuju jalan trachea,
sehingga mukus (sekret) dapat dikeluarkan

Anda mungkin juga menyukai