Pemisahan Lemak
Pemisahan Lemak
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dengan setiap tahunnya banyak memproduksi minyak dan lemak baik yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan maupun dari hewan. Dari jenis tumbuhan dan
hewan yang berbeda-beda inilah maka menghasilkan jenis minyak dan lemak
yang berbeda-beda pula. Dari segi wujudnya minyak dan lemak berbeda, minyak
berwujud cair pada suhu kamar sedangkan lemak berwujud padat pada suhu
kamar. Miyak dapat diperoleh dari beberapa jenis tumbuhan misalnya diperoleh
dari kelapa sawit. Lemak dan minyak merupakan zat makanan yang penting
Lemak dan minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada
golongan lipid , yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut
dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar,misalnya dietil eter
minyak dapat larut dalam pelarut tersebut karena lemak dan minyak mempunyai
polaritas yang sama dengan pelarut tersebut. Lemak dan minyak merupakan
Jadi lemak dan minyak juga merupakan senyawaan ester . Hasil hidrolisis lemak
dan minyak adalah asam karboksilat dan gliserol . Asam karboksilat ini juga
disebut asam lemak yang mempunyai rantai hidrokarbon yang panjang dan tidak
bercabang.
Berdasarkan uraian tersebut maka dilakukan suatu percobaan dengan
B. Rumusan masalah
1. Apakah asam lemak dari jenis lemak dan minyak dapat dipisahkan dan
dimurnikan.
ketengikan?
C. Tujuan
1. Memisahkan dan memurnikan asam lemak dari jenis lemak atau minyak
tertentu.
2. Membandingkan kualitas minyak dari jenis minyak dan lemak dari derajat
ketengikan.
D. Manfaat
mengenai kualitas beberapa minyak dan lemak yang dapat dijadikan sebagai
KAJIAN PUSTAKA
Lemak dan minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada
golongan lipid , yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut
dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar, misalnya dietil eter
dan minyak dapat larut dalam pelarut tersebut karena lemak dan minyak
mempunyai polaritas yang sama dengan pelarut tersebut. Lemak dan minyak
penggolongan yaitu:
Sifat Keterangan
Sumber Keterangan
Nama Kegunaan
Pada temoperatur kamar lemak berwujud padat dan minyak berwujud cair
Gliserrida pada hewan berupa lemak (lemak hewani) dan gliserida pada
Komponen minyak terdiri dari gliserrida yang memiliki banyak asam lemak tak
METODOLOGI PRAKTIKUM
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu 4 Mei 2011 pukul 13.00 –
III.2.1 Alat
reaksi, rak tabung, gelas ukur, erlenmeyer, batang pengaduk, pipet tetes,
filler, pipet volume, botol timbang, botol semprot, buret, dan gelas kimia.
III.2.2 Bahan
Minyak jelanta
Minyak bimoli Minyak jelanta Minyak kelapa
tengik
3 gram blueband
-
- dimasukkan dalam erlenmeyer
- ditambahkan 30 mL asam asetat-kloroform
(3:2)
- ditambahkan 0,5 mL larutan KI jenuh
- ditambahkan aquades 30 mL
5 mL minyak
bimoli
-
- dimasukkan dalam tabung reaksi
- ditambahkan ± 2,5 mL HCl 4 M
- ditambahkan 5 mL pereaksi TBA
- ditutup dan dipanaskan selama 35 menit
dalam air mendidih
- diamati perubahan
Larutan berwarna
kuning
- 5
-didinginkan selama ± 10 menit
- m pada 𝜆 = 528 nm
diukur absorbansi larutan
-dilakukan ulangan hinggaL 3 – 5 kali
ulangan
p
- dihitung bilangan TBA - nya
e
bilangan TBA r
e
Pembuatan Blanko a
k
Aquades 5 mL TBA 5 mL s
i
T
B
- dimasukkan dalam tabung reaksi
A
- dipanaskan selama 35 menit dalam air
mendidih
Absorbansi (D)
BAB IV
IV.1 Hasil
Sebelum Dipanaskan
- terdapat dua lapisan, atas berwarna - terdapat dua lapisan, atas berwarna
kuning bening dan bawah berwarna kuning keruh dan bawah berwarna
bening bening
II - terdapat dua lapisan, atas berwarna - terdapat dua lapisan, atas berwarna
kuning bening dan bawah berwarna kuning bening dan bawah berwarna
bening bening
III - terdapat dua lapisan, atas berwarna - terdapat dua lapisan, atas berwarna
kuning keruh dan bawah berwarna kuning bening dan bawah berwarna
bening bening
I - terdapat dua lapisan, atas berwarna - terdapat dua lapisan, atas berwarna
kuning bening dan bawah berwarna kuning bening dan bawah berwarna
kuning keruh. kuning keruh
II - terdapat dua lapisan, atas berwarna - terdapat dua lapisan, atas berwarna
kuning dan bawah berwarna orange kuning bening dan bawah berwarna
keruh kuning keruh.
III - terdapat dua lapisan, atas berwarna - terdapat dua lapisan, atas berwarna
kuning bening dan bawah berwarna orange dan bawah berwarna orange
kuning keruh
0,0 0,160
0,4 0,180
0,8 0,235
0,9 0,270
1,7 0,300
1,9 0,320
= 7,8 x 0,8
= 6,24
I 3 ml
m=3
II 7,5 ml
m=3
= 166,25
IV.2 Pembahasan
tinggi (rantai C lebih dari 6). Karena berguna dalam mengenal ciri-cirinya, asam
lemak dibedakan menjadi asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Asam
penyusunnya, sementara asam lemak tak jenuh memiliki paling sedikit satu
merupakan asam lemah, dan dalam air terdisosiasi sebagian. Umumnya berfase
cair atau padat pada suhu ruang (27° Celsius). Semakin panjang rantai C
penyusunnya, semakin mudah membeku dan juga semakin sukar larut. Asam
lemak jenuh bersifat lebih stabil (tidak mudah bereaksi) daripada asam lemak
tak jenuh. Ikatan ganda pada asam lemak tak jenuh mudah bereaksi dengan
oksigen (mudah teroksidasi). Karena itu, dikenal istilah bilangan oksidasi bagi
asam lemak.
Untuk mengelompokkan asam lemak menjadi beberapa golongan yang
berbeda, misalnya golongan asam lemak jenuh dan tidak jenuh. Penggolongan
khusus ini berguna dalam teknologi makanan karena asam lemak jenuh
bertindak leleh jauh lebih tinggi daripada asam lemak tidak jenuh, sehingga
nisbah asam lemak jenuh terhadap asam lemak tidak jenuh mempengaruhi
secara bermakna sifat fisika lemak atau minyak. Pada umumnya asam lemak
menengah, 12 atau 14 atom karbon, dan asam lemak rantai panjang, 16 atau
ikatan atom, karbon dan panjang rantai atom karbonnya. Berdasarkan jumlah
atom karbonnya, asam lemak dapat dibedakan menjadi asam lemak berantai
medium ( C6 – C12 ) dan asam lemak berantai panjang ( C14 – C24 ). Berdasarkan
tidak jenuh tunggal (mono ansaturated fatty acids, MUFA), misalnya asam oleat
yang banyak terdapat pada minyak kelapa sawit dan minyak kedelai serta asam
lemak tidak jenuh jamak (poly unsaturated fatty acids, PUFA), misalnya asam
lemak linoleat dan linolenat yang banyak terdapat pada minyak kedelai.
ujikan yaitu minyak kelapa sawit yang kemudian ditambahkan 75 ml air suling
lapisan atas berwarna kuning dan bawah bening. Kemudian setelah dipanaskan
setelah itu ditambahkan HCl pekat sambil didinginkan terbentuk busa, setelah
dipanaskan dengan air dan alcohol 95% dan disaring tidak menghasilkan
dan bawah keruh, setelah itu ditambahkan HCl pekat sambil didinginkan
terbentuk busa, setelah dipanaskan dengan air dan alcohol 95% dan disaring
keton, serta sedikit epoksi dan alkohol (alkanol). Bau yang kurang sedap muncul
akibat campuran dari berbagai produk ini. Asam lemak, bersama-sama dengan
gliserol, merupakan penyusun utama minyak nabati atau lemak dan merupakan
bahan baku untuk semua lipida pada makhluk hidup. Asam ini mudah dijumpai
dalam minyak masak (goreng), margarin, atau lemak hewan dan menentukan
nilai gizinya. Secara alami, asam lemak bisa berbentuk bebas (karena lemak
yang sangat kecil dengan densitas yang rendah mengakibatkan minyak sukar
karbon sehingga menjadi lewat jenuh membentuk ikatan rantai suku tinggi
sehingga menggumpal dengan flok yang berdensitas rendah yang akan terapung
bahan yang sama yaitu minyak kelapa sawit dan minyak tengik. Pada uji
ketengikan ini dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu yang pertama
berdasarkan nilai bilangan peroksidanya dan yang kedua berdasarkan nilai TBA
dari sampel minyak yang digunakan. Pada percobaan penentuan angka peroksida,
yaitu angka peroksida menunjukkan tingkat kerusakan minyak artinya semakin tinggi
angka peroksidanya maka kualitas lemak semakin baik, tetapi tidak semua lemak
atau minyak yang tinggi angka perokasidanya menunjukkan kualitas lemak yang
baik karena kualitas lemak juga ditentukan oleh banyaknya ikatan rangkap yang
dikandung oleh lemak atau minyak. Angka peroksida yang diperoleh pada praktikum
ini yaitu sebesar 166,25. Nilai yang diperoleh ini cukup besar dari nilai standar yang
seharusnya yaitu sekitar 86 sampai 122. Kemuadian uji ketengikan dengan pereaksi
TBA, dari hasil pengukuran nilai absorbansi yang diukur pada panjang
gelombang 528 nm, maka diperoleh absorbansi pada minyak sawit adalah
sebesar 0,2528 dan pada minyak tengik sebesar 1,1300. Sehingga dari nilai
PENUTUP
V.1. Kesimpulan
besar. Dari kedua nilai tersebut dapat diketahui bahwa minyak atau lemak
V.2. Saran
akan dipercobakan harus sudah diketahui oleh praktikan dan tujuan dari
dipercobakan pada saat itu. Apabila jenis percobaan tujuannya sudah jelas
Harold Hart, 1983. Organic Chemistry a Short Course, Sixth Edition. Michigan State
Pararaja. 2008. MINYAK DAN LEMAK. Smk Negeri 3 Kimia Madiun. Surabaya
(http://smk3ae.wordpress.com)
Massachuset, USA.