Anda di halaman 1dari 2

Bab 12

Sub A.

Setelah Nabi Muhammad saw. berhijrah dari Mekah ke Yatsrib (Madinah), Beliau
melanjutkan dakwahnya di Madinah. Dakwah Rasulullah saw. periode Madinah berlangsung
selama 10 tahun, sejak tanggal 12 Rabiul Awal tahun pertama Hijriah sampai dengan tanggal
13 Rabiul Awal tahun ke-11 Hijriah, tahun wafatnya Rasullullah saw.

Materi dakwah yang disampaikan Nabi Muhammad saw. pada periode Madinah adalah
ajaran-ajaran yang tertulis dalam surah-surah Makkiyah (89 Surah) dan juga ajaran Islam
yang turun di Madinah (25 Surah). Surah-surah yang turun di Madinah pada umumnya
mengandung ajaran Islam tentang masalah sosial kemasyarakatan. S

Sasaran dakwah Rasulullah saw. pada periode Madinah, yaitu Mereka orang yang baru masuk
Islam dari kalangan Muhajirin dan Ansar; Orang yang belum masuk Islam, seperti kaum
Yahudi penduduk Madinah; dan Masyarakat di sekitar dan luar kota Madinah yang termasuk
bangsa Arab maupun orang-orang dari luar bangsa Arab.

Dalam usahanya menyebarkan agama Islam, Rasulullah saw. dan para sahabatnya menyusun
strategi dan kekuatan untuk memerangi orang kafir. Peperangan yang dilakukan oleh
Rasulullah saw. dan pengikutnya bertujuan untuk hal-hal berikut.

a. Membela diri, kehormatan, dan harta.

b. Menjamin kelancaran dakwah, dan memberi kesempatan kepada mereka yang hendak
menganutnya.
c. Memelihara umat Islam agar tidak dihancurkan oleh kaum kafir (bala tentara Persia dan
Romawi).
Untuk menghadapi Romawi dan Persia, Rasulullah saw. dan para pengikutnya tidak tinggal
diam. Peperangan antara umat Islam dan bangsa Romawi terjadi pertama kali pada tahun 8 H,
di dekat desa Mu’tah bagian utara Jazirah Arab (Perang Mu’tah) dan kedua Perang Tabuk
pada tahun 9 H di kota Tabuk bagian utara Jazirah Arabia.

Sub B setelah uraian

Berdasarkan strategi dakwah Rasulullah saw. periode Madinah, Rasulullah saw. membangun
masyarakat Islam atau masyarakat madani yaitu masyarakat yang menerapkan ajaran Islam
pada seluruh aspek kehidupan sehingga terwujud kehidupan bermasyarakat yang baldatun
tayyibatun wa rabbun gafur, sebuah masyarakat yang baik, aman, tenteram, damai, adil, dan
makmur di bawah naungan rida Allah Swt. Strategi yang diterapkan untuk membangun
masyarakat madani, yaitu sebagai berikut.
Bab 13

KD

3.13 memahami sejarah perjuangan dan kepribadian al-Khulafā’u al-Rāsyidūn


Indikator

• memahami sejarah perjuangan al-Khulafā’u al-Rāsyidūn;


• memahami kepribadian al-Khulafā’u al-Rāsyidūn.

A. Arti dan Tugas al-Khulafā’u al-Rāsyidūn


1. Arti al-Khulafā’u al-Rāsyidūn
Secara bahasa, Al-Khulafā’u al-Rāsyidūn berasal dari kata Khulafā’u yang artinya pengganti
dan Rāsyidūn artinya mendapat petunjuk. Jadi, al-Khulafā’u al-Rāsyidūn adalah orang yang
ditunjuk sebagai pengganti yang selalu mendapat petunjuk dari Allah Swt. Sedangkan secara
istilah, al-Khulafā’u al-Rāsyidūn adalah pemimpin umat islam dan kepala negara yang selalu
mendapat petunjuk dari Allah untuk meneruskan perjuangan dakwah Rasulullah saw. al-
Khulafā’u al-Rāsyidūn dipilih bukan berdasarkan keturunannya, melainkan hasil dari
musyawarah dan kesepakatan bersama seluruh kaum muslimin pada saat itu.

2. Tugas al-Khulafā’u al-Rāsyidūn


Al-Khulafā’u al-Rāsyidūn bertugas untuk meneruskan tugas Rasulullah saw. sebagai kepala
pemerintahan, memimpin masyarakat, menjaga keamanan dan kesejahteraan masyarakat,
membela batas-batas wilayah kekuasaan Islam, serta menegakkan agama Islam.

Tambahan Berfikir Brilian

Bacalah artikel berikut dengan saksama.


Al-Khulafā’u al-Rāsyidūn adalah empat orang khalifah (pemimpin) pertama agama
Islam, yang dipercaya oleh umat Islam sebagai penerus kepemimpinan setelah Nabi
Muhammad saw. wafat. Empat orang tersebut adalah para sahabat dekat Nabi Muhammad
saw. yang tercatat paling dekat dan paling dikenal dalam membela ajaran yang dibawa oleh
Nabi Muhammad saw., yaitu Abu Bakar Siddiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, dan Ali
bin Abi Talib. Keempat khalifah tersebut dipilih bukan berdasarkan keturunannya, melainkan
berdasarkan consensus atau musyawarah mufakat bersama umat Islam saat itu.
Sistem pemilihan terhadap masing-masing khalifah tersebut berbeda-beda, hal
tersebut terjadi karena para sahabat menganggap tidak ada rujukan yang jelas yang
ditinggalkan oleh Nabi Muhammad saw. tentang bagaimana suksesi kepemimpinan Islam
akan berlangsung.
Secara resmi istilah al-Khulafā’u al-Rāsyidūn merujuk pada empat orang khalifah
pertama Islam. Namun, sebagian ulama menganggap bahwa al-Khulafā’u al-Rāsyidūn atau
khalifah yang memperoleh petunjuk tidak terbatas pada keempat orang tersebut, tetapi dapat
mencakup pula para khalifah setelahnya yang kehidupannya benar-benar sesuai dengan
petunjuk Al-Qur’an dan sunnah.

Anda mungkin juga menyukai