Anda di halaman 1dari 11

Analisis Pengaruh Faktor yang Mempengaruhi Nilai Prestasi Belajar

Mahasiswa Universitas Pertamina Angkatan 2016


Luthfia Nur Syarifah, 103216073, Ekonomi
luthfianursyarifah@gmail.com

ABSTRAK
Perbedaan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) merupakan alat ukur untuk mengetahui keberhasilan
mahasiswa terhadap keberhasilan pembelajaran selama kegiatan akademik. Fluktuasi IPK mahasiswa
angkatan 2016 di Universitas Pertamina dipengaruhi oleh beberapa faktor. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui dan membuktikan bagaimana pengaruh adanya sistem wajib semester pendek
terhadap tingkat prestasi belajar mahasiswa yang diukur melalui IPK, yang didukung oleh beberapa
indikator seperti jumlah organisasi yang diikuti oleh mahasiswa, waktu yang digunakan untuk
penggunaan internet dalam belajar, dan tempat tinggal. Hal tersebut dilakukan dengan Regresi Linier
Berganda dengan metode Ordinary Least Square (OLS). Hasil dari metode tersebut membuktikan bawa
variabel jumlah SKS, jumlah organisasi, waktu berorganisasi, dan tempat tinggal signifikan terhadap
IPK mahasiswa Universitas Pertamina.
Keywords : IPK, jumlah SKS, jumlah organisasi, waktu berorganisasi, dan tempat tinggal

Pendahuluan
Mahasiswa merupakan status untuk seseorang yang menempuh pendidikan di perguruan
tinggi untuk mendapat sejumlah ilmu pengetahuan. Evaluasi hasil belajar mahasiswa diukur
setiap akhir semester dengan Indeks Prestasi Kumulatif atau IPK (Raysa Deagustami, Pargito,
2012). Dalam hal ini perolehan IPK dapat dipengaruhi oleh macam-macam faktor yang
berbeda di setiap universitas, termasuk Universitas Pertamina.

Universitas Pertamina merupakan salah satu universitas swasta yang memiliki 6 fakultas
yang terdiri dari 16 program studi yang terdiri dari jurusan sosial dan eksak. Berdasarkan
kategori jurusan antara sosial dan non sosial, terdapat perbedaan dalam jumlah sistem yang
diambil setiap tahunnya. Hal ini dikarenakan adanya sistem wajib semester pendek yang harus
diikuti oleh seluruh mahasiswa yang berasal dari jurusan sosial sehingga jumlah satuan kredit
semester (SKS) yang diambil berbeda antara kedua kategori jurusan tersebut. Sementara untuk
kategori jurusan non sosial mengikuti program semester pendek apabila terdapat mata kuliah
pengulangan.
Sama halnya dengan berbagai universitas lainnya, di Universitas Pertamina terdapat
pendukung kegiatan yang telah disediakan sejak awal. Saat ini telah terdapat 41 jumlah
organisasi di Universitas Pertamina yang terdiri dari beberapa unit kegiatan mahasiswa (UKM)
maupun himpunan setiap program studi untuk mendukung aktivitas di luar akademik. Apabila
mahasiswa mengikuti sejumlah organisasi sehingga akan menyita banyak waktu dalam belajar.
Maka dari itu, sebagai mahasiswa harus mampu mengatur waktu untuk organisasi. Selain itu
apabila mengikuti banyak kegiatan organisasi universitas, maka akan mengurangi waktu
belajar. Mahasiswa yang tinggal bersama orang tua cenderung akan belajar sendiri, sedangkan
mahasiswa yang tidak tinggal dengan orang tua cenderung akan melakukan belajar bersama,
sehingga faktor tempat tinggal dapat mempengaruhi IPK.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, penelitian ini untuk mengetahui dan membuktikan
bagaimana pengaruh adanya sistem wajib semester pendek terhadap tingkat prestasi belajar
mahasiswa yang diukur melalui Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), yang didukung oleh beberapa
indikator seperti jumlah satuan kredit semester (SKS), jumlah organisasi yang diikuti oleh
mahasiswa, waktu yang digunakan untuk organisasi, dan tempat tinggal.

Tinjauan Literatur
Universitas Pertamina mengatur diadakannya jumlah satuan kredit semester (SKS) yang
diatur dalam pasal 5 Peraturan Rektor Universitas Pertamina mengenai Peraturan Akademik
Universitas Pertamina sebagai berikut yang menjelaskan bahwa kegiatan akademik pada
semester pendek ditentukan oleh program studi terkait atas dasar kebijakan fakultas,
ketersediaan dosen mengajar dan ketersediaan fasilitas. Selain itu kegiatan dalam perkuliahan
untuk 1 (satu) semester pendek adalah kegiatan akademik yang setara dengan kegiatan 1 (satu)
semester reguler, tetapi dilaksanakan selama 8 (minggu). Hal tersebut menyebabkan jumlah
SKS mempengaruhi adanya IPK mahasiswa yang didukung oleh beberapa jurnal seperti
penelitian yang dilakukan oleh Anita Yulianti tahun 2010 dengan judul “Analisis Pengaruh
Karakteristik Mahasiswa Dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Akademik”. Penelitian
tersebut menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM) dan membuktikan bahwa
banyaknya SKS yang diambil mempengaruhi signifikan positif terhadap IPK (Yulianti, 2010).

Bagi mahasiswa, tentu adanya proses belajar atau akademik sangat penting, namun disisi
lain perlu untuk meningkatkan softskill dengan mengikuti beberapa kegiatan diluar akademik.
Keaktifan organisasi memiliki pengaruh besar dalam kehidupan mahasiswa, yang dalam
penelitian ini diukur melalui jumlah organisasi dan waktu organisasi. Pada penelitian yang
dilakukan oleh Raysa Deagustami, Pargito dan Sugeng Widodo tahun 2012 berjudul
“Hubungan Antara Keikutsertaan Mahasiswa Dalam Kegiatan Organisasi Kemahasiswaan
Dengan Indeks Prestasi Kumulatif” dengan menggunakan metode eksplanatori. Pada penelitian
ini membuktikan bahwa terdapat korelasi yang positif dan signifikan antara keikutsertaan
dalam kegiatan organisasi (X) dengan Indeks Prestasi Kumulatif (Y). Apabila semakin banyak
mengikuti organisasi maka cenderung akan meningkatkan IPK karena mampu bekerja sama
dan melatih diri menjadi pemimpin atau motivator serta mengaplikasikannya dalam kegiatan
perkuliahan (Raysa Deagustami, Pargito, 2012).

Selain itu, terdapat jurnal pendukung mengenai aktivitas organisasi, oleh Marie Correa,
dkk tahun 2015 yang berjudul “Extracurricular Activities and Academic Achievement: A
Literature Review”. Penelitian tersebut menggunakan ametode analisis deskriptif. Hasil
kesimpulan membuktikan bahwa terdapat korelasi positif antara aktivita organisasi dengan
pencapaian pendidikan atau IPK (Correa, Dumas, Jones, Mbarika, & Ong, 2015). Adapun
jurnal pendukung waktu organisasi dilakukan oleh Farah Dzil Barr dan Idris Harta dengan judul
“Analisis Manajemen Waktu Organisasi dan Kuliah Aktivis Mahasiswa Program Studi
Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Surakarta”. Pada penelitian tersebut
dilakukan dengan metode analisis deskriptif dan menjelaskan apabila seseorang memiliki
waktu organisasi yang tepat maka akan mempengaruhi prestasi akademik. Selain itu dijelaskan
apabila mengikuti organisasi dan membagi waktu dengan baik sehingga akan mempengaruhi
IPK (Dzil & Harta, 2012).
Universitas Pertamina memiliki mahasiswa yang beragam, baik dari Sabang hingga
Merauke dengan keanekaragaman budaya dan bahasa. Mahasiswa yang memutuskan untuk
merantau untuk mengemban pendidikan di Universitas Pertamina memilih menyewa tempat
tinggal seperti asrama, kos dan apartemen maupun kontrakan, sedangkan untuk mahasiswa
berdomisili di Jakarta dan sekitarnya tinggal bersama orang tua di rumah. Berdasarkan
penelitian oleh Yohanes Harsoyo dan Laurentius Saptono tahun 2017 yang berjudul
“Hubungan Pengalaman Perkuliahan Dengan Prestasi Belajar Ditinjau Dari Pengalaman
Perkuliahan Dan Latar Belakang Mahasiswa Fkip Universitas Sanata Dharma”. Penelitian
tersebut menggunakan metode deskriptif-eksploratif yang membuktikan bahwa pada
mahasiswa yang bertempat tinggal di asrama signifikan terhadap prestasi belajar. Hal ini
dikarenakan mahasiswa yang tinggal di asrama cenderung dapat lebih terlibat dalam kampus
dan lebih tertib belajarnya. Terdapat pengaturan waktu belajar oleh pengelola asrama, kegiatan-
kegiatan yang positif selama di asrama, dan interaksi dengan teman sebaya memungkinkan
mereka menjadi lebih giat dalam belajar (Rahmadyah et al., 2017).

Penelitian terhadap tempat tinggal mahasiswa juga diteliti oleh Joy Joshua Maina dan
Joshua Yavini Aji tahun 2017 yang berjudul “Influence of Accommodation on the Academic
Performance of Architecture Students”. Penelitian tersebut menggunakan metode OLS dan
analisis deskriptif. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa prestasi akademik siswa yang
tinggal di kampus (asrama) maupun tinggal dilingkungan sekitar kampus lebih tinggi daripada
mahasiswa yang tinggal di luar kampus dikarenakan faktor lingkungan teman mempengaruhi
kemauan untuk belajar (Maina & Aji, 2017).

Hipotesis
Berdasarkan pemikiran yang bersifat teoritis dan berdasarkan studi empiris yang pernah
dilakukan terkait dengan penelitian pada bidang ini, maka dirumuskan hipotesis guna
memberikan arah dan pedoman dalam melakukan penelitian. Hipotesis yang dikemukakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Variabel jumlah SKS yang diambil diduga memiliki hubungan positif dan pengaruh
signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa (IPK).
2. Variabel jumlah organisasi yang diikuti di kampus diduga memiliki hubungan positif
dan pengaruh signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa (IPK).
3. Variabel waktu yang digunakan untuk berorganisasi diduga memiliki hubungan positif
dan pengaruh signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa (IPK).
4. Variabel tempat tinggal selain di rumah sendiri (dengan orang tua) diduga memiliki
hubungan positif dan pengaruh signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa (IPK).

Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan di lingkungan kampus Universitas Pertamina, Simprug, Jakarta
Selatan. Dari proses perancangan sampai dengan tahap akhir, penelitian ini berlangsung kurang
lebih selama empat bulan dari bulan Agustus 2018 sampai dengan bulan November 2018. Data
yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dengan kuesioner dan wawancara secara
langsung dengan responden. Subjek dalam penelitian ini dilakukan dengan purposive sampling
yaitu mahasiswa Universitas Pertamina angkatan 2016, baik kategori jurusan sosial maupun
eksak. Namun untuk jurusan eksak terfokus kepada mahasiswa yang tidak mengikuti semester
pendek. Dari total responden yang didapat, responden yang digunakan untuk penelitian
berjumlah 133 mahasiswa. Penelitian ini menggunakan metode Regresi Linier Berganda
dengan metode Ordinary Least Square (OLS).
Tabel.1 Ringkasan Variabel

Variabel Obs Mean Standar Min Max


Deviasi
IPK 133 3.252556 0.357732 2.1 3.92
Jumlah SKS 133 99.24812 9.02052 74 110
Jumlah organisasi 133 1.654135 0.7662218 0 4
Waktu berorganisasi 133 5.308271 5.986101 0 48
Tempat tinggal 133 0.6992481 0.4603188 0 1

Tabel.2 Definisi Variabel Dummy

Tempat tinggal Frekuensi Persentase Cum Tempat


tinggal
0 40 30.08 30.8 0
1 38 69.92 100 1
Keterangan : 0 = tinggal dirumah (dengan orang tua)
1 = tinggal selain dirumah (kos, asrama, apartemen, kontrakan)

Tabel. 3 Deskripsi Variabel

Variabel Deskripsi

Variabel Terikat (Dependent)


Indeks Prestasi Kumpulatif (IPK) IPK mahasiswa Universitas Pertamina
angkatan 2016

Variabel Bebas (Independent)


1. Jumlah satuan kredit semester (SKS) sks
2. Jumlah organisasi unit
3. Waktu berorganisasi jam
4. Status tempat tinggal 1= tinggal selain dirumah sendiri (kos,
apartemen, dan kontrakan)
0 = tinggal dirumah (dengan orang tua)

Variabel yang digunakan pada penelitian ini terbagi dua, yaitu variabel independent dan
variabel dependent. Variabel dependent adalah prestasi akademik yaitu IPK (Y), sedangkan
variabel independent adalah jumlah satuan kredit semester (SKS) yang diambil (X1), jumlah
organisasi yang diikuti oleh mahasiswa di kampus (X2), waktu yang digunakan untuk
organisasi di kampus (X3), dan tempat tinggal (X4). Adapun model persamaan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda, dimana :
IPK= f{ jumlah SKS, jumlah organisasi, waktu berorganisasi, dan tempat tinggal }
Setelah terbentuk persamaan regresi akan di uji dengan beberapa metode:
1. Uji Parsial

Uji ini dilakukan untuk mengetahui hubungan atau pengaruh dari masing masing
variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Pengujian ini memiliki hipotesis sebagai
berikut :
H0 : tstat < ttabel
H1 : tstat > ttabel

Hipotesis tesebut diuji dengan uji t dengan taraf signifikansi α=5% dan α=10%.
Apabila nilai p-value dan t-statistik tersebut bernilai lebih kecil dari α, maka H0
ditolak.
2. Uji Multikolinieritas

Uji ini bertujuan untuk menguji model apakah terdapat korelasi antar variabel
independen. Apabila dalam model variabelnya terdapat korelasi, maka model tersebut
terkena multikolinieritas. Di software stata.14 apabila terjadi multikolinieritas maka
variabel akan otomatis dihilangkan (omitted varable). Apabila ingin mengetahui hasil
dari uji multikolineritas dapat dilihat melalui perhitungan nilai VIF (variance inflation
factor) (Binus 2015), yaitu dilihat dari :
a. Apabila nilai VIF > 10, memiliki arti bahwa data yang diuji terdapat
multikolinearitas
b. Apabila nilai VIF < 10, memiliki arti bahwa data yang diuji tidak terdapat
multikolinearitas

3. Uji Heteroskedasitas

Uji ini bertujuan untuk menguji ketidaksamaan sebaran varian setiap variabel. Hal ini
akan muncul ketika nilai varian dari variabel tidak bebas naik sebagaimana
meningkatnya varian di variabel bebas. Dalam menguji heteroskedasitas salah satu cara
yang dapat dilakukan adalah dengan metode Breusch Pagan. Metode Breusch Pagan ini
bertujuan untuk melihat apakah terdapat efek heteroskedasitas atau tidak.
Model yang bagus adalah model yang homokedastisitas. Hipotesis yang digunakan
adalah :
H0 : bersifat homokedastis
H1 : bersifat heteroskedastisitas

Apabila p-value < α, maka H0 ditolak, apabila lebih dari standar signifikansi maka
gagal tolak H0.

Hasil dan Pembahasan


Penelitian ini telah dilaksanakan selama kurang lebih 4 bulan, dengan lokasi penelitian di
lingkungan Universitas Pertamina. Penelitian tersebut menggunakan jumlah sampel sebanyak
143 responden yang terdiri dari mahasiswa Universitas Pertamina angkatan 2016 yang
menghasilkan data-data melalui wawancara dan pembagian kuesioner. Hasil tersebut
kemudian diolah menggunakan sistem komputerisasi dengan uji regresi linier di Stata 14.
Berdasarkan olahan data menggunakan OLS mendapatkan hasil :
Tabel.4 Hasil Regresi

Variabel Koefisien P-value


Jumlah SKS 0.0101983 0.005**
Jumlah organisasi 0.0902412 0.021*
Waktu berorganisasi 0.0123323 0.015*
Tempat tinggal 0.1078917 0.084*
Konstanta 1.954528
Number of observation (N) 119
Prob>F 0,0003
R squared 0,1668

Keterangan :
**) = signifikan dengan taraf α:5%
*) = signifikan dengan taraf α:10%

Berdasarkan hasil regresi menunjukkan bahwa responden yang terbaca adalah 119 dari
133 data, artinya terdapat 16 data yang tidak terbaca. Hasil tersebut dapat dijadikan model
sebagai berikut :

IPKt = 1.95+0.01Jumlah SKSt + 0.09Jumlah organisasit +0.012Waktu berorganisasit +


0.108Tempat tinggalt + et

Berdasarkan hasil regresi menunjukkan bahwa nilai R-square = 0,1668. Artinya sebanyak
16.68% variabel bebas yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variabel terikatnya,
dan sisanya dijelaskan oleh variabel lain. Kenyataannya, Sebenarnya, angka tersebut masih
dikategorikan rendah karena berada di bawah 50%.

Setelah didapatkan model regresi dari olahan data tersebut, dilakukan beberapa uji klasik
untuk mendukung model yang digunakan :

1. Hasil Uji Parsial


Uji hipotesis secara parsial bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing
variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat. Apabila t hitung > t tabel maka
secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independent terhadap
variabel dependent. Pada model regresi dapat diketahui bahwa :

 Jumlah Satuan Kredit Semester (SKS)


Variabel jumlah SKS memiliki hasil p-value 0.005 yang menunjukkan hasilnya sama
dengan taraf signifikansi (α:5%). Apabila seorang mahasiswa menambah satu SKS,
maka akan meningkatkan IPK sebesar 0.01, dengan asumsi ceteris paribus. Dengan
demikian hipotesis awal penelitian diterima. Hal tersebut didukung oleh penelitian
yang berjudul “Analisis Pengaruh Karakteristik Mahasiswa Dan Motivasi Belajar
Terhadap Prestasi Akademik” karya Anita Yulianti tahun 2010. Penelitian
membuktikan bahwa banyaknya SKS yang diambil mempengaruhi signifikan positif
terhadap IPK.
 Jumlah organisasi yang diikuti
Variabel jumlah organisasi yang diikuti memiliki hasil p-value 0.021 yang
menunjukkan hasilnya sama dengan taraf signifikansi (α:10%). Apabila seorang
mahasiswa menambah satu organisasi yang diikuti, maka akan meningkatkan IPK
mahasiswa tersebut sebesar 0.09, dengan asumsi ceteris paribus. Dengan demikian
hipotesis awal penelitian diterima. Hasil tersebut didukung oleh penelitian yang
berjudul “Penerapan Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Mengukur Regresi Antara
Keaktifan Mahasiswa di Organisasi Dengan Prestasi Akademik Mahasiswa” oleh
Ayunita Anzani Rahmadyah dan T.Sutojo tahun 2017. Selain itu juga didukung
penelitisn Marie Correa, dkk tahun 2015 yang berjudul “ Extracurricular Activities
and Academic Achievement: A Literature Review”. Pada kedua penelitian tersebut
membuktikan bahwa jumlah kelompok binaan (banyaknya organisasi) memiliki
regresi positif terhadap IPK mahasiswa.

 Waktu yang digunakan untuk organisasi


Variabel jumlah organisasi yang diikuti memiliki hasil p-value 0.012 yang
menunjukkan hasilnya sama dengan taraf signifikansi (α:10%). Apabila mahasiswa
dapat menambah pengaturan waktu untuk berorganisasi, maka akan meningkatkan
IPK sebesar 0,012, dengan asumsi ceteris paribus. Dengan demikian hipotesis awal
penelitian diterima. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya penelitian yang dilakukan
oleh Farah Dzil Barr dan Idris Harta dengan judul “Analisis Manajemen Waktu
Organisasi dan Kuliah Aktivis Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika
Universitas Muhammadiyah Surakarta”. Pada penelitian tersebut menjelaskan bahwa
apabila mahasiswa mengikuti organisasi dan membagi waktu dengan baik, maka akan
mempengaruhi peningkatan IPK.

 Dummy tempat tinggal


Variabel tempat tinggal memiliki hasil p-value 0.084 yang menunjukkan hasilnya
sama dengan taraf signifikansi (α:10%). Tempat tinggal mahasiswa memiliki
pengaruh positif terhadap IPK, artinya apabila mahasiswa tinggal di hunian selain di
rumah bersama orang tua seperti asrama, kos, kontrakan ataupun apartemen dapat
meningkatkan nilai IPK sebesar 0.108 dibandingkan tinggal dengan orang tua, dengan
asumsi ceteris paribus. Dengan demikian hipotesis awal penelitian diterima. Hasil
yang diperoleh tersebut didukung oleh penelitian Yohanes Harsoyo dan Laurentius
Saptono tahun 2017 yang berjudul “Hubungan Pengalaman Perkuliahan Dengan
Prestasi Belajar Ditinjau Dari Pengalaman Perkuliahan Dan Latar Belakang
Mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma”. Penelitian tersebut menggunakan
metode deskriptif-eksploratif yang membuktikan bahwa pada mahasiswa yang
bertempat tinggal di asrama signifikan terhadap prestasi belajar.

2. Hasil Uji Multikolinearitas


Model regresi yang telah diuji multikolinearistas diketahui bahwa seluruh variabel
independent tidak memiliki adanya korelasi karena tidak ada variabel yang memiliki
hasil VIF lebih dari 10, seperti pada tabel berikut :
Tabel. 5 Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel VIF 1/VIF
Jumlah SKS 1.03 0.972260
Jumlah organisasi 1.07 0.933457
Waktu berorganisasi 1.11 0.902688
Tempat tinggal 1.02 0.981831
Mean VIF 1.06
Dengan hasil tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa model yang digunakan sudah
mengikuti aturan regresi OLS yang mana bersifat homoskedastis. Oleh karena itu,
model sudah cukup baik untuk digunakan.

3. Hasil Uji Heteroskedastisitas


Berdasarkan hasil heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui menguji
ketidaksamaan sebaran varian setiap variabel, apabila p-value < α menunjukkan
bahwa tidak terdapat Heteroskedastisitas. Dalam model regresi penelitian ini diketahui
tidak terdapat heterosekdastisitas karena Prob>chi2 0.6737 lebih besar dari taraf
signifikansi yaitu 10%, seperti pada tabel berikut :
Tabel.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Chi2 (1) 0.18


Prob>chi2 0.6737

Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang dipaparkan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor
pengaruh IPK di Universitas Pertamina dari keempat variabel bebas bersifat signifikan.
Apabila mahasiswa menambah variabel jumlah SKS dan menambah jumlah organisasi yang
diikuti, maka akan meningkatkan IPK. Sedangkan semakin baik dalam mengatur waktu
berorganisasi dan tinggal tanpa orang tua maka akan meningkatkan IPK karena dapat menyerap
ilmu lebih banyak bersama teman-teman.

Saran
Berdasarkan keseluruhan penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik beberapa saran yang
mungkin dapat bermanfaat bagi beberapa pihak. Bagi pihak mahasiswa, walaupun penelitian
membuktikan terdapat relevansi antara jumlah organisasi dan waktu organisasi terhadap IPK,
perlu diwaspadai. Sebagai seorang mahasiswa harus dapat mengatur jumlah organisasi dan
pembagian waktu organisasi supaya tidak terlalu terlena dengan kehidupan non akademik
sehingga akan mengesampingkan tujuan utama perkuliahan. Selain itu relevansi tempat tinggal
dengan orang tua, bukan untuk mendorong mahasiswa untuk lebih memilih tinggal sendiri dan
melupakan kodrat sebagai anak. Akan tetapi, cenderung mendorong mahasiswa lebih
bertanggung jawab sebagai anak yaitu untuk membahagiakan orang tua dengan belajar dan
melakukan aktivitas positif lainnya. Bagi penelitian selanjutnya disarankan agar menggunakan
jumlah sampel yang lebih banyak supaya mendapatkan hasil yang relevan dengan menambah
variabel yang dapat mendeskripsikan variabel terikatnya. Selain itu, dapat memperkecil
lingkup daerah dengan spesifik pada suatu program studi.
Referensi
Correa, M., Dumas, B. K., Jones, C., Mbarika, V., & Ong, I. M. (2015). Extracurricular
Activities and Academic Achievement : A Literature Review, 4(9), 165–169.

Dzil, F., & Harta, I. (2012). Analisis Manajemen Waktu Organisasi dan Kuliah Aktivis
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah
Surakarta, (2009), 474–479.
Maina, J., & Aji, J. Y. (2017). Influence of Accommodation on the Academic Performance of
Architecture Students, (July).

Rahmadyah, A. A., Informatika, J. T., Dian, U., Semarang, N., Organisasi, K., & Akademik,
P. (2017). Penerapan Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Mengukur Regresi Anatara
Keaktifan Mahasiswa di Organisasi Dengan Prestasi Akademik Mahasiswa, 16(3), 240–
248.

Raysa Deagustami, Pargito, S. W. (2012). Hubungan Antara Keikutsertaan Mahasiswa Dalam


Kegiatan Organisasi Kemahasiswaan Dengan Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa
Program Studi Pendidikan Geografi Universitas Lampung.

Yulianti, A. (2010). Analisis Pengaruh Karakteristik Mahasiswa Dan Motivasi Belajar


Terhadap Prestasi Akademik.

Anda mungkin juga menyukai