Anda di halaman 1dari 20

TUGAS ANALISIS SISTEM PEMBIAYAAN KESEHATAN DI

BERBAGAI NEGARA

DISUSUN OLEH :

Muhammad Nur Cholis (C111 15 365)


Uswatun Hasanah (C111 15
Nurul Asmi Mansyur (C111 15 095)
Sri Wahyuni (C111 15 078)
Muhammad Fikri Fahri (C111 15 391)
Nadya Juliani Rusdi (C11115 547)

KELAS :
B / 2015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2019
Sistem Pembiayaan Amerika Serikat

Negara yang menerapkan sistem mandat asuransi dalam pembiayaan


kesehatannya dalam mencapai cakupan semesta salah satunya adalah Amerika
Serikat. Mandat asuransi adalah pemerintah mewajibkan agar semua warga
memiliki asuransi dari perusahaan asuransi swasta, pemerintah, atau nirlaba.
Amerika Serikat selama ini menerapkan sistem pembiayaan kesehatan yang liberal
melalui pasar swasta. Kurang lebih sepertiga dari pembiayaan kesehatan langsung
dibayar oleh pasien (out of pocket). Sumber dana sisanya berasal dari organisasi
asuransi swasta yang profit, organisasi asuransi not for profit seperti Blue Cross
dan Blue Shield serta Health Maintenance Organization (HMO). HMO merupakan
praktek kelompok pelayanan kesehatan yang dibayar di muka (pre-paid)
berdasarkan kapitasi dan pelayanan kesehatan yang diberikan bersifat
komprehensif.
Pada sistem pembiayaan kesehatan tersebut, pemerintah federal dan negara
bagian memberikan skema asuransi kesehatan bagi warga miskin (Medicaid) dan
usia lanjut, veteran, dan berpenyakit kronis (Medicare). Namun kontribusi
pemerintah jauh dari memadai bagi warga Amerika Serikat umumnya. Akibatnya,
menurut United States Census Bureau, pada 2008 terdapat 46,3 juta orang di
Amerika Serikat (15.4% dari populasi) tidak tercover asuransi. Untuk mengatasi
hal tersebut, terjadi reformasi kesehatan Amerika Serikat dengan disahkannya “The
Patient Protection and Affordable Care Act” yang diusulkan Barack Obama dan
Partai Demokrat. Reformasi kesehatan di AS tersebut tetap memberi kesempatan
kepada asuransi kesehatan swasta dan pemberi pelayanan kesehatan swasta untuk
beroperasi, tetapi dengan regulasi lebih ketat dan dengan subsidi yang lebih besar
dari pemerintah agar warga miskin mampu
membeli asuransi.
Hambatan dan Tantangan Sistem Pembiayaan Kesehatan di Amerika Serikat
Dari segi Supply
1. Adanya perbedaan kualitas pelayanan yang diberikan antara masyarakat
pengguna asuransi sector swasta dibandingkan dengan pengguna asuransi sektor
pemerintah.
2. Pembiayaan kesehatan di Amerika Serikat sangat berorientasi pasar dengan
masih banyaknya masyarakat yang melakukan pembayaran langsung (out of
pockets).
3. Tingginya biaya kesehatan yang harus dikeluarkan oleh masyarakat sebagai
akibat dari penggunaan alat-alat kesehatan yang mahal.
4. Masih banyaknya institusi swasta yang dikhawatirkan menyebabkan bebasnya
pasar kesehatan di Amerika Serikat
5. Pemerintah dianggap masih lemah kemampuannya dalam mengatur masalah
asuransi yang mengakibatkan masyarakat banyak kalangan menengah ke bawah
yang masih tidak tersentuh oleh program asuransi
6. Merosotnya jumlah pengusaha yang disebabkan karena mereka tidak mampu
untuk memenuhi standar kesehatan dirinya, perusahaan dan pekerja
7. Beberapa fasilitas kesehatan yang dimiliki oleh organisasi profit atau nirlaba
tetapi jumlahnya masih sangat sedikit dan tidak semua masyarakat bisa mengakses
fasilitas pemerintah tersebut.
Dari segi Demand
1. Rendahnya partisipasi masyarakat Amerika untuk mengikuti asuransi karena
masyarakat Amerika masih menganggap asuransi sebagai masalah.
2. Masyarakat menengah kebawah masih minim untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan terutama program asuransi
3. Biaya kesehatan yang mahal memungkinkan masyarakatnya untuk memilih
pelayanan kesehatan di luar negeri , sehingga berdampak negatif pada kondisi
keuangan Amerika Serikat

SISTEM PEMBIAYAAN KESEHATAN DI MALAYSIA

Kesehatan merupakan hak setiap manusia di dunia. Hal ini tertuang jelas
dalam Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Asasi
Manusia pasal 25 ayat (1) “setiap orang berhak atas derajat hidup yang memadai
untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya dan keluarganya termasuk hak atas
pangan pakaian, perumahan dan perawatan kesehatan serta pelayanan sosial yang
diperlukan dan berhak atas jaminan pada saat menganggur, menderita sakit, cacat,
menjadi janda/duda, mencapai usia lanjut atau keadaan lainnya yang
mengakibatkan kekurangan nafkah, yang berada di luar kekuasaannya.

Dengan landasan inilah setiap negara berusaha memenuhi hak kesehatan


bagi warga negaranya. Sistem pembiayaan kesehatan yang dipakai setiap negara
pun berbeda-beda. Secara umum sistem pembiayaan di dunia terbagi menjadi 4
tipe yaitu Konsep Asuransi swasta dengan subsidi pemerintah ( Traditional
Sickness Insurance), Konsep pemerintah membiayai asuransi kesehatan nasional
(National Health Insurance), Konsep penyediaan layanan kesehatan oleh
pemerintah (National Health Service), Campuran antara pembiayaan tradisional
dan pembiayaan kesehatan nasional (Health Insurance dan Health Service).

Malaysia (State Funded System atau Tax Based System)


Sistem pembiayaan kesehatan di Negara Malaysia berkembang lebih awal
dan lebih maju dibandingkan dengan negara Indonesia karena negara Malaysia
merupakan negara persemakmuran Inggris. Dimulai pada tahun 1951 dengan
mewajibkan pegawai untuk memulai tabungan wajib pegawai yang digunakan
sebagai tabungan hari tua. Warga yang tidak diwajibkan untuk mengikuti tabungan
wajib hari tua difasilitasi oleh lembaga EPF (Employee Provident Fund). Selain itu
negara juga menjamin warga yang mendapat kecelakaan kerja atau pensiunan cacat
dengan difasilitasi oleh lembaga SOSCO (Social Security Organitation).

Sistem pembiyaan kesehatan di Malaysia terbagi menjadi dua yaitu


kesehatan publik dan kesehatan privat. Untuk kesehatan publik sumber dana
berasal dari beberapa sumber yaitu pajak masyarakat yang dibayarkan langsung
kepada pemerintah federal, anggaran pendapatan negara tahunan, dan dari lembaga
SOSCO dan EPF. Dana ini kemudian dialokasikan untuk program preventif dan
promotif seperti kesehatan lingkungan, izin fasilitas kesehatan, Inspeksi Bangunan,
kontrol terhadap vektor kebersihan, kontrol terhadap kualitas makanan, kontrol
terhadap penyakit menular, kontrol terhadap kebersihan air, dan perencanaan
pelayanan kesehatan. Sedangkan untuk program kuratif dan rehabilitatif,
Pemerintah Malaysia menetapkan Universal Coverage yaitu semua warga dijamin
atas pelayanan kesehatan yang diterima dengan hanya iur bayar 1 RM (Ringit
Malaysia) untuk berobat pada dokter umum serta 5 RM untuk berobat pada dokter
spesialis. Namun beberapa penyakit berat dengan harga pengobatan yang mahal
tidak tercakup dalam sistem pembiayaan kesehatan ini. Selain untuk program
preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif, Dana kesehatan juga digunakan untuk
pembiayaan pendidikan calon tenaga kesehatan seperti dokter, perawat, bidan,
apoteker dan lain sebagainya.

Biaya pengobatan yang di keluarkan warga untuk berobat relatif murah (1


RM – 5 RM) maka antrian pengobatan di rumah sakit pemerintah tergolong
panjang (untuk penyakit kritis akan didahulukan) sehingga bagi warga yang tidak
sabar untuk mendapatkan layanan pengobatan akan memilih berobat di sektor
swasta dengan uang sendiri (out of pocket). Atau mereka mengikuti asuransi
kesehatan yang disediakan lembaga swasta dengan penyakit tertentu yang tidak
tercover oleh pembiayaan kesehatan dari pemerintah.
Biaya operasional kesehatan di negara Malaysia tergolong murah karena
pemerintah membebaskan pajak untuk alat kesehatan dan obat-obatan. Dokter
dibatasi hanya boleh berpraktik di satu tempat yaitu pelayanan kesehatan milik
pemerintah atau memilih bekerja di satu tempat pelayanan kesehatan milik swasta.
Gaji dokter juga sangat tinggi sehingga mutu kesehatan di negara Malaysia
terjamin kualitasnya.
Rumah sakit milik pemerintah melakukan klaim pembiayaan kesehatan
dengan melihat besarnya pengeluaran untuk kesehatan di tahun sebelumnya
kemudian mengajukan anggaran pembiyaan kepada Kementrian Kesehatan / MoH
( Ministry of Health )

Kelebihan Model Pembiayaan Malaysia :


1. Masyarakat iur bayar dengan harga yang sangat murah yaitu 1 RM – 5 RM
2. Walaupun Tenaga kesehatan (dokter) hanya boleh berpraktik di satu tempat
tetapi terjamin kesejahteraannya yaitu dengan gaji yang cukup tinggi
3. Biaya operasional kesehatan tergolong murah karena alat kesehatan dan obat-
obatan dibebaskan dari pajak
4. Anggaran kesehatan dialokasikan juga untuk pembiyaan pendidikan tenaga
kesehatan
5. Pelayanan kesehatan milik pemerintah terstandarisasi
6. Akses pelayanan kesehatan mudah. Setiap penduduk tinggal maksimal 5 km dari
layanan kesehatan (Rumah sakit atau klinik pemerintah)
7. Pajak langsung dibayarkan ke pemerintah federal sehingga tidak ada dana yang
terhambat di daerah
8. Mencangkup lebih banyak orang sampai 100% (universal coverage)
9. Sumber pendanaan berasal dari banyak sektor ( pajak, APBN, EPF, SOSCO, dll)
10. Lebih mudah dikelola

Kekurangan Model Pembiayaan Malaysia :


1. Dengan iur bayar yang murah dan layanan kesehatan yang terstandar, antrian
warga berobat panjang. Rumah sakit dan klinik pemerintah padat oleh pengunjung
dengan jumlah tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan yang terbatas
2. Pembayaran untuk biaya operasional rumah sakit atau klinik pemerintah dengan
cara melihat pengeluaran tahun sebelumnya sehingga kemungkinan rumah sakit
bisa mengalami kerugian apabila terjadi pembengkakan biaya untuk tahun
selanjutnya.
3. Bersifat kurang stabil atau kurang memadai karena anggaran secara tahunan
harus bersaing dengan dinas lain / bagian lain
4. Tidak efisien karena cenderung menguntungkan yang kaya dibanding dengan
masyarakat miskin apabila tidak ada kondisi yang mendukung misalnya
pertumbuhan ekonomi yang baik, administrasi pajak yang profesional dan institusi
yang kompeten
5. Rentan terhadap “moral hazard” karena masyarakat akan tergantung dengan
pelayanan kesehatan yang gratis sehingga keinginan menjaga kesehatan menjadi
rendah.

Referensi :
1. Jaafar, Safurah Noh. Kamaliah, Mohd Muttalib. Khairiyah, Abdul Othman.
Nour, Hanah. Healy, Judith (2013). Malaysia Health System Review.Health
System in Transation Vol (3).No1

2. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2012). Buku Pegangan Sosialisasi


Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dalam Sistem jaminan Kesehatan Nasional.
Jakarta

SISTEM BIAYA PELAYANAN KESEHATAN DI INDONESIA


Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan
pelayanan kesehatan promotif dan preventif.Pelayanan promotif adalah
upaya meningkatkan kesehatanmasyarakat ke arah yang lebih baik lagi dan
yang preventifmencegah agar masyarakat tidak jatuh sakit agar terhindardari
penyakit. Sebab itu pelayanan kesehatan masyarakat itutidak hanya tertuju
pada pengobatan individu yang sedangsakit saja, tetapi yang lebih penting
adalah upaya-upayapencegahan (preventif) dan peningkatan
kesehatan(promotif). Sehingga, bentuk pelayanan kesehatan bukanhanya
puskesmas atau balkesmas saja, tetapi juga bentuk-bentuk kegiatan lain, baik
yang langsung kepada peningkatankesehatan dan pencegahan penyakit,
maupun yang secaratidak langsung berpengaruh kepada peningkatan
kesehatan.(Juanita, 2002)

Dampak krisis ekonomi di Indonesia sampai saat ini meluas ke


seluruh bidang kehidupan, termasuk bidangpelayanan kesehatan. Dilema
yang dihadapi pelayanankesehatan, disatu pihak pelayanan kesehatan
harusmenjalankan misi sosial, yakni merawat dan menolong yangsedang
menderita tanpa memandang sosial, ekonomi, agamadan sebagainya. Namun
dipihak lain pelayanan kesehatanharus bertahan secara ekonomi dalam
menghadapi badaikrisis tersebut. Oleh sebab itu pelayanan kesehatan
harusmelakukan reformasi, reorientasi dan revitalisasi. (Juanita,2002)

A. MODEL SISTEM PEMBIAYAAN

Pertanyaan yang mengemuka ialah model kebijakan kesehatan seperti


apa yang layak diterapkan di Indonesia, sistem pembiayaan yang bagaimana
yang cocok dengankehidupan masyarakat kita. Terdapat beberapa model
sistempembiayaan pelayanan kesehatan yang dijalankan olehbeberapa
negara, berdasarkan sumber pembiayaannya:

1. Direct Payments by Patients


Ciri utama model direct payment adalah setiap individu menanggung
secara langsung besaran biaya pelayanankesehatan sesuai dengan tingkat
penggunaannya. Pada umumnya sistem ini akan mendorong penggunaan
pelayanan kesehatan secara lebih hati-hati, serta adanya kompetisi antara
para provider pelayanan kesehatan untukmenarik konsumen atau free
market. Meskipuntampaknya sehat, namun transaksi kesehatan
padaumumnya bersifat tidak seimbang dimana pasiensebagai konsumen
tidak mampu mengenalipermasalahan dan kebutuhannya, sehingga
tingkatkebutuhan dan penggunaan jasa lebih banyak diarahkan oleh
provider. Sehingga free market dalam pelayanan kesehatan tidak selalu
berakhir dengan peningkatan mutu dan efisiensi namun dapat mengarah
pada penggunaan terapi yang berlebihan.

2. User payments
Dalam model ini, pasien membayar secara langsung biaya pelayanan
kesehatan baik pelayanan kesehatan pemerintah maupun swasta.
Perbedaannya dengan model informal adalah besaran dan
mekanismepembayaran, juga kelompok yang menjadi pengecualian telah
diatur secara formal oleh pemerintah dan provider. Bentuk yang paling
kompleks adalah besaran biayayang bebeda setiap kunjungan sesuai dengan
jasapelayanan kesehatan yang diberikan (biasanya terjadiuntuk fasilitas
pelayanan kesehatan swasta). Namunmodel yang umum digunakan adalah
’flat rate’, dimana besaran biaya per-episode sakit bersifat tetap.
3. Saving based
Model ini mempunyai karakteristik ‘risk spreding’ pada individu
namun tidak terjadi risk pooling antar individu. Artinya biaya kesehatan
langsung, akan ditanggung oleh individu sesuai dengan tingkat
penggunaannya,namun individu tersebut mendapatkan bantuan dalam
mengelola pengumpulan dana (saving) danpenggunaannya bilamana
membutuhkan pelayanankesehatan. Biasanya model ini hanya mampu
mencakuppelayanan kesehatan primer dan akut, bukan pelayanankesehatan
yang bersifat kronis dan kompleks yangbiasanya tidak bisa ditanggung oleh
setiap individumeskipun dengan mekanisme saving. Sehingga model ini
tidak dapat dijadikan model tunggal pada suatu negara, harus didukung
model lain yang menanggung biaya kesehatan lain dan pada kelompok yang
lebihluas.
4. Informal
Ciri utama model ini adalah bahwa pembayaran yang dilakukan oleh
individu pada provider kesehatan formal misalnya dokter, bidan tetapi juga
pada providerkesehatan lain misalnya: mantri, dan pengobatan tradisional;
tidak dilakukan secara formal atau tidakdiatur besaran, jenis dan mekanisme
pembayarannya.Besaran biaya biasanya timbul dari kesepakatan ataubanyak
diatur oleh provider dan juga dapat berupapembayaran dengan barang.
Model ini biasanya munculpada negara berkembang dimana belum
mempunyai sistem pelayanan kesehatan dan pembiayaan yang mampu
mencakup semua golongan masyarakat danjenis pelayanan.
5. Insurance Based
Sistem pembiayaan dengan pendekatan asuransi mempunyai
perbedaan utama dimana individu tidak menanggung biaya langsung
pelayanan kesehatan. Konsep asuransi memiliki dua karakteristik khusus
yaitu pengalihan resiko kesakitan pada satu individu pada satu kelompok
serta adanya sharing looses secara adil. Secara sederhana dapat digambarkan
bahwa satu kelompok individu mempunyai resiko kesakitan yang telah
diperhitungkan jenis, frekuensi dan besaranbiayanya. Keseluruhan besaran
resiko tersebut diperhitungkan dan dibagi antar anggota kelompok sebagai
premi yang harus dibayarkan. Apabila anggota kelompok, maka keseluruhan
biaya pelayanan kesehatan

B. SISTEM PEMBIAYAAN KESEHATAN

ASURANSI KESEHATAN

Pada umumnya model asuransi mendorong munculnya apa yang


disebut sebagai moral hazard:

a. Pada sisi tertanggung (pasien)


Adanya kecenderungan untuk memaksimalkan pelayanan kesehatan
karena semua biaya akan ditanggung asuransi, dan kecenderungan untuk
tidak melakukan tindakan preventif
b. Pada sisi provider
Mempunyai kecenderungan untukmemberikan terapi secara
berlebihan untukme maksimalkan pendapatan.

Sehingga beberapa skema asuransi diatur sedemikian rupa untuk


mengurangi terjadinya moral hazard, misalnya dengan mengatur batasan
paket pelayanan, mengatur besaran kontribusi sesuai dengan tingkat resiko
tertanggung. Sistemini dapat dibedakan menjadi asuransi yang bersifat
umum yaitu mencakup semua golongan dan asuransi yang bersifat khusus
untuk kelompok masyarakat tertentu.

Sifat asuransi dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Asuransi bersifat umum

General taxation merupakan model dimana sumber pembiayaan


diambil dari pajak pendapatan secaraproporsional dari seluruh
populasi yang kemudian dialokasikan untuk berbagai sektor (tidak
terbatas pelayanankesehatan). Alokasi pada sektor kesehatan biasanya
berupa budget pada fasilitas kesehatan dan gaji staf kesehatan.
Meskipun mempunyai cakupan yang luas, keberhasilan sistemini
tergantung pada tingkat pendapatan masyarakat dana ngkatan kerja,
besaran alokasi pada pelayanan kesehatan dan sistem penarikan pajak.
Rendahnya pendapatan masyarakat (ekonomi negara) akan
menurunkan nilai pajak,alokasi biaya pada pelayanan kesehatan
sehingga mendorong rendahnya cakupan dan mutu pelayanan
sehingga pada akhirnya biaya pelayanan kesehatan akan kembali
ditanggunglangsung oleh individu.

Earmarked payroll tax Sistem ini memiliki karakteristik yang


hampir serupa dengan general taxation hanya saja penarikan pajak
dialokasikan langsung bagi pelayanan kesehatan sehingga lebih
bersifattransparan dan dapat mendorong kesadaran pembayaranpajak
karena kejelasan penggunaan.
2. Asuransi bersifat khusus

Dibandingkan dengan sistem umum, asuransi selektif


mempunyai perbedaan dalam hal kontribusi dan tanggungan hanya
ditujukan pada suatu kelompok tertentu dengan paket pelayanan yang
telah ditetapkan.

1) Social insurance

Social insurance mempunyai karakteristik khusus yang


membedakan dengan private insurance, yaitu:
a. Keanggotaan bersifat wajib
b. Kontribusi (premi) sesuai dengan besaran gaji
c. Cakupan pelayanan kesehatan yang diasuransikan
sesuaidengan besaran kontribusi
d. Pelayanan dirupakan dalam bentuk paket
e. Dikelola oleh organisasi yang bersifat otonom
f. Biasanya merupakan bagian dari sistem jaminan sosial yang
berskala luas
g. Umumnya terjadi cross subsidi

2) Voluntary community

Perbedaan utama sistem ini dengan asuransi sosial adalah


keanggotaan yang bersifat sukarela serta skala cakupan
tertanggung yang lebih sempit. Biasanya asuransi ini berkembang
pada kelompok masyarakat yang tidak tertanggung oleh asuransi
sosial yaitu kelompok yang tidak memiliki pekerjaan formal, yang
tidak memungkinkan untuk dilakukan penarikan kontribusi rutin
dari penghasilan. Contoh penerapan dari sistem ini adalah kartu
sehat/kartugakin yang dikembangkan pemerintah daerah dan
ditujukanpada kelompok tertentu (masyarakat miskin).

3). Private Insurance


Perbedaan utama private insurance dan social insurance adalah
tidak adanya risk pooling dan bersifat voluntary. Disamping itu
private insurance juga memperhitungkan resiko kesakitan individu
dengan besaran premium dan cakupan pelayanan asuransi yang
diberikan. Artinya individu yang lebih beresiko sakit misalnya
kelompok rentan (bayi, ibuhami, lansia), orang dengan perilaku
tertentu misalnyaperokok, dan orang dengan pekerjaan yang
beresiko akandikenakan premi yang lebih tinggi dibandingkan
kelompok yang dengan resiko rendah. Model ini tentunya
mempunyai mekanisme lebih rumit mengingat harus
memperhitungkantingkat resiko tertanggung. Model private
insurance mungkin bersifat profit yaitu mencari keuntungan untuk
pengelolaan dan pemilik, ataumenggunakan keuntungan untuk
mengurangi besaran premitertanggung. Bentuk private insurance
dapat berupa lembaga asuransi swasta atau NGO bagi umum
maupun asuransi kelompok khusus seperti asuransi pekerja

4). Funding/Donation

Seluruh sistem pembiayaan yang telah diuraikan diatas


menganut keterkaitan antara pengguna jasa pelayanan kesehatan
atau tertanggung dan penggunaan jasa pelayanan kesehatan. Model
funding tidak ditujukan langsung padakelompok individu tetapi
lebih pada program kesehatan misalnya bantuan alat kesehatan,
pelatihan atau perbaikan fasilitas pelayanan kesehatan.
Permasalahan yang sering muncul adalah ketidaksesuaian program
funding dengan kebutuhan atau kesalahan pengelolaan oleh negara.
Disamping itu sumber dana dari funding tentu saja tidak dapat
diandalkan keberlangsungannya. Berdasarkan pengelolaan
manajemennya, sistem pembiayaan menggambarkan hubungan
antara pasien sebagai konsumen dan atau sumber biaya,
provider/penyelenggara atau pemberi pelayanan kesehatan (dokter,
perawat atau institusi seperti rumah sakit), pemerintah sebagai
pengatur, pengelola pelayanan kesehatan dan sumber biaya.

Asuransi kesehatan yang paling mutakhir adalah man-aged


care, dimana sistem pembiayaan dikelola secara terintegrasi
dengan sistem pelayanan. Asuransi kesehatan dengan model
managed care ini mulai dikembangkan di Amerika. Hal ini timbul
oleh karena sistem pembiayaan kesehatan yang lama, inflasi biaya
kesehatan terus meningkat jauh diatas inflasi rata-rata, sehingga
digali model lain untuk mengatasi peningkatan biaya kesehatan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan alokasi anggaran


untuk kesehatan yang ideal adalah sekurang-kurangnya 6% dari anggaran
belanja negara (APBN).Sementara itu di negara-negara maju, alokasi
anggaran untukkesehatan mencapai 6%-15%. Di Indonesia anggaran untuk
Departemen Kesehatan kurang 5% dari APBN.

Melihat karakteristik tersebut diatas, maka biaya yang timbul akibat


gangguan kesehatan (penyakit) merupakan obyek yang layak diasuransikan
untuk meringankan beban yang ditanggung oleh penderita serta
meningkatkan akses pelayanan kesehatan yang merupakan kebutuhan hidup
masyarakat. WHO didalam The World Health Report 2000-Health System:
Inproving Pervormance juga merekomendasikan untuk mengembangkan
sistem pembayaran secara ”prepayment”, baik dalam bentuk asuransi, tax,
maupun social security. Sistem kesehatan haruslah dirancang sedemikian
rupa, sehingga bersifat terintegrasi antara sistem pelayanandan sistem
pembiayaan, mutu terjamin (quality assurance) dengan biaya terkendali
(cost containment).

Indonesia dengan kondisi yang sangat turbulensi dalam berbagai hal


pada saat ini, serta dengan keterbatasan resources ada, maka sistem managed
care merupakan pilihan yang tepat dalam mengatasi masalah pembiayaan
kesehatan. Managed care dianggap tepat untuk kondisi di Indonesia,
kemungkinan karena sistem pembiayaan managed care dikelolasecara
terintegrasi dengan sistem pembiayaan, dengan managed care berarti badan
pengelola dana (perusahaan asuransi) tidak hanya berperan sebagai juru
bayar, sebagaimana berlaku pada asuransi tradisional, tapi ikut berperan
dalam dua hal penting, yaitu pengawasan mutupelayanan (quality control)
dan pengendalian biaya (cost con-tainment). Salah satu elemen managed
care adalah bahwa pelayanan diberikan oleh provider tertentu, yaitu yang
memenuhi kriteria yang ditetapkan meliputi aspek administrasi, fasilitas
sarana, prasarana, prosedur dan proses kerja atau dengan istilah lain meliputi
proses bisnis, proses produksi, sarana, produk dan pelayanan. Dengan cara
ini, maka pengelola dana (asuransi) ikut mengendalikan mutu pelayanan
yang diberikan kepada pesertanya.

Sumber : Juanita, 2002, Peran Asuransi Kesehatan dalam Bench marking


Rumah Sakit dalam Menghadapi Krisis Ekonomi, Fakultas Kesehatan
Masyarakat Jurusan Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Universitas
Sumatera Utara, Diaksestanggal 12 Februari 2012, (www.
repository.usu.ac.id/bitstream/ 123456789/3747/1/ fkm-juanita5.pdf).

Analisis Sistem Pembiayaan Kesehatan di Inggris

Di dunia, terdapat berbagai negara yang telah mencapai universal coverage

salah satunya adalah negara Inggris. Inggris selain sebagai salah satu negara yang

telah mencapai universal coverage, juga merupakan negara pertama yang

memperkenalkan Asuransi Kesehatan Nasional (AKN) di tahun 1911. Sistem

kesehatan Inggris kini lebih dikenal dengan istilah National Health Service (NHS)

yaitu suatu sistem kesehatan yang didanai dan dikelola oleh pemerintah secara

nasional yang sebagian besar bersumber dari pajak umum (tax-funded).

Efisiensi biaya adalah tema utama NHS yang bertujuan untuk memperbaiki

pelayanan kesehatan yang sudah ada. Inggris juga memberi kesempatan bagi

warganya untuk membeli pelayanan kesehatan tambahan melalui asuransi swasta,

karakteristik yang menyerupai sistem pembayar ganda (two-tier).

Di Inggris diterapkan sebuah sistem jaminan kesehatan berbasis pajak yang

bernama “Pelayanan Kesehatan Nasional” (National Health Service disingkat

NHS). Pembiayaan untuk NHS didanai oleh pajak yang diberikan kepada
Departemen Kesehatan oleh parlemen. NHS memberikan secara gratis hampir

semua jenis pelayanan kesehatan, seperti pemeriksaan kehamilan, perawatan gawat

darurat, dan lain-lain. Pengecualiannya, yang memerlukan pembayaran hanya

sedikit, seperti obat yang diresepkan (prescriptions), pengobatan gigi dan mata.

Universal coverage atau cakupan semesta merupakan suatu tujuan Setiap

negara untuk bisa menjangkau seluruh masyarakatnya di dalam penyediaan

layanan kesehatan. Menurut teori Health Financing Functions, untuk mencapai

universal coverage terdapat tiga pilar penting yang mempengaruhi yaitu Revenue

Collection, Pooling Mechanism, dan Purchasing.

1. Revenue Collection National Health Service di Inggris

Revenue collection merupakan suatu kegiatan atau proses untuk

memperoleh pendanaan pelayanan kesehatan dari rumah tangga, organisasi,

perusahaan ataupun donor. Di Inggris diterapkan sebuah sistem jaminan

kesehatan nasional yang berbasis pajak yang dinamakan dengan “Pelayanan

Kesehatan Nasional” (National Health Service) atau disingkat NHS. The

National Health Service adalah sistem kesehatan yang pendanaannya berasal

dari public yang menyediakan cakupan kepada semua orang yang bermukim

di Inggris (“Comparison Health Insurance”). Pada tahun 1948, Menteri

Kesehatan di Inggris membentuk pelayanan kesehatan nasional, NHS, sebagai


layanan pelayanan kesehatan gratis komprehensif dan tersedia untuk seluruh

penduduk.

Sumber pendanaan dari NHS sebagian besar dibiayai oleh pemerintah

yakni sebanyak 85% dari pendapatan pemerintah yang berasal dari pajak.

Pemerintah mengalokasikan dana ke NHS di Inggris melalui pajak.

Pendanaan untuk NHS datang dari Kementerian Keuangan melalui

Departemen Kesehatan selanjutnya Sekretaris Negara (Secretary of State for

Health) memutuskan bagaimana dana tersebut akan dihabiskan dan

bertanggung jawab kepada parlemen untuk kinerja keseluruhan dari NHS di

Inggris.

2. Pooling Mechanism National Health Service di Inggris

Pooling Mechanism adalah sebuah mekanisme bagaimana cara

mengelola dana yang terkumpul untuk menciptakan “insurance pool” secara

efisien dan adil serta bagaimana manajemen pengelolaannya untuk menjamin

agar dana kesehatan berasal dari partisipasi seluruh masyarakat dan bukan

dari perseorangan. National Health Service merupakan sebuah sistem

kesehatan publik di Inggris dimana pemerintah menarik pajak umum (general

taxation) dari warga yang antara lain digunakan untuk membiayai pelayanan

kesehatan yang diselenggarakan oleh NHS (National Health Services). Model

pelayanan kesehatan dilaksanakan dalam NHS ini adalah model sistem


pembiayaan nasional. NHS menggunakan sistem pendanaan yang bersifat

sentralistik dengan prinsip ekuitas berdasarkan kebutuhan serta status

kesehatan setempat. sedangkan pelayanan yang diberikan bersifat

desentralistis dengan dokter umum sebagai gate keeper yang bukan pegawai

negeri. Selanjutnya apabila pasien tersebut dirasa perlu untuk penanganan

lebih lanjut maka pasien akan dirujuk ke dokter rumah sakit (RS) yang

merupakan pegawai negeri. Untuk mengatasi permintaan yang berlebihan

maka diberlakukan co-payment misalnya: obat-obatan di luar rumah sakit

serta rationing yang berkaitan dengan waktu. Hal ini dirasa cukup efektif

dalam menekan biaya kesehatan.

3. Purchasing Mechanism National Health Service di Inggris

Purchasing mechanism yaitu pemilihan dan system pembayaran kepada

pemberi pelayanan kesehatan (PPK) (Carrin, Mathauer et al. 2008).

Purchasing Mechanism merupakan tata kelola dalam penyediaan teknis

pelayanan kesehatan. Bagaimana sistem pembayaran, birokrasi, penyediaan

obat dan lain-lain terhadap PPK pemberi pelayanan kesehatan). Sistem

pembayaran kepada pemberi pelayanan kesehatan sangat penting dan

berpengaruh besar pada mutu pelayanan kesehatan yang didapatkan.

Sistem jaminan kesehatan di Inggris dikenal dengan National Health

Service (NHS), yaitu sistem kesehatan yang didanai publik yang menyediakan
cakupan kepada semua orang yang bermukim di Inggris (“Comparison Health

Insurance”). NHS menerapkan sistem pembaya ran prospektif dimana

pembayaran dilakukan sebelum seseorang sakit atau sebelum mendapat

pelayanan kesehatan. Selain itu, sistem purchasing mechanism yang dianut

oleh sistem jaminan kesehatan NHS di Inggris yaitu Pembayar Tunggal

(Single Payer) yang tidak selalu berarti bahwa pemerintah merupakan satu-

satunya pihak yang menyediakan dan membiayai pelayanan kesehatan untuk

semua warga.

Inggris juga memberi kesempatan bagi warganya untuk membeli

pelayanan kesehatan tambahan melalui asuransi swasta, karakteristik yang

menyerupai sistem pembayar ganda (two-tier). Tetapi yang jelas dalam sistem

pembayar tunggal, peran pemerintah sangat dominan sebagai pembayar dan

pembeli pelayanan kesehatan bagi warga.Sistem pembayar tunggal

merupakan suatu bentuk ‘monopsoni’, karena hanya terdapat sebuah pembeli

(pemerintah) dan sejumlah penjual pelayanan kesehatan. Sistem asuransi

kesehatan nasional dengan pemerintah sebagai pembayar tunggal hanya cocok

jika sebelumnya tidak terdapat skema asuransi kesehatan di suatu negara.

Dengan sistem pembayar tunggal, pemerintah (dengan parlemen) bisa

menetapkan legislasi sehingga semua warga dapat mengakses pelayanan

kesehatan komprehensif, dengan pemerintah sebagai satu-satunya pengelola

dana asuransi.
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN DI SINGAPURA

Singapura memiliki sistem non-dimodifikasi kesehatan universal di mana


pemerintah menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan dalam sistem kesehatan
masyarakat, terutama melalui sistem tabungan wajib, subsidi dan kontrol harga.
Sistem Singapura menggunakan kombinasi tabungan wajib dari pemotongan gaji
untuk memberikan subsidi dalam rencana asuransi kesehatan dinasionalisasi
dikenal sebagai Medisave. Dalam Medisave, setiap warga negara terakumulasi
dana yang secara individual dilacak, dan dana tersebut dapat dikumpulkan di dalam
dan melintasi seluruh keluarga. Sebagian besar warga Singapura memiliki
tabungan besar dalam skema ini. Salah satu dari tiga tingkat subsidi dipilih oleh
pasien pada saat episode kesehatan.

Jenis jenis asuransi kesehatan di Singapura di antaranya adalah :

1. Singapore Asuransi Kesehatan Pribadi

2. Singapore Fa

3. mily Asuransi Kesehatan

4. Singapore Medical Group Asuransi

5. Singapore Travel Medical Insurance

6. Singapore Guru Asuransi Kesehatan

Singapura memberikan jaminan kesehatan menyeluruh bagi penduduknya melalui


sebuah sistem pembiayaan yang berdasarkan kepada tanggung jawab individual
dan pelayanan kesehatan yang terjangkau. Sistem pembiayaan yang dipakai oleh
Singapura merupakan sistem pembiayaan campuran yang terdiri dari beberapa
tingkatan sistem. Tingkat perlindungan (sistem pembiayaan) yang pertama
dilakukan melalui subsidi pemerintah yang berasal dari perolehan pajak. Subsidi
ini biasanya menutupi hingga 80% dari keseluruhan tagihan biaya pelayanan
kesehatan. Tingkatan sistem pembiayaan selanjutnya dilakukan melalui social
insurance (asuransi sosial) yang telah ditetapkan oleh pemerintah
Singapura. Asuransi sosial ini terdiri dari MediSave (pembiayaan bersumber dari
potongan uang yang sengaja disimpan oleh masing-masing individu untuk
persiapan biaya pelayanan kesehatan), MediShield dan ElderShield (asuransi
dengan biaya premi rendah), serta Medifund (bantuan pembiayaan dari pemerintah
untuk mereka yang tidak mampu menutupi biaya pelayanan kesehatannya dengan
subsidi, MediSave, dan MediShield). Sistem pembiayaan pelayanan kesehatan
seperti yang telah disebutkan diatas hanya berlaku untuk pelayanan kesehatan yang
dilakukan di sektor publik. Sedangkan pelayanan kesehatan yang dilakukan di
sektor privat (swasta) dibiayai oleh sumber pribadi serta asuransi komersial yang
ada.

Singapura juga mempunyai beberapa jenjang pelayanan kesehatan seperti


pelayanan kesehatan primer (poliklinik atau klinik GP), pelayanan rumah sakit,
serta Intermediate and Long Term Care Service (ILTC).Pelayanan kesehatan
primer diselenggarakan oleh dokter umum, dokter keluarga dan perawat di dalam
komunitas. Pelayanan kesehatan jenis inilah yang pertama kali berkontak dengan
pasien dan kemudian memiliki kemampuan untuk merujuk pasien ke spesialisasi
kedokteran tertentu ataupun rumah sakit untuk diagnosis dan tata laksana yang
lebih lanjut. Untuk layanan rumah sakit sendiri, singapura menyediakan delapan
rumah sakit publik yang terdiri dari enam rumah sakit umum, satu rumah sakit ibu
dan anak, serta satu rumah sakit psikiatri. Sedangkan ILTC sendiri digunakan
untuk pasien-pasien yang tidak memerlukan perawatan di dalam rumah sakit lagi,
akan tetapi tetap membutuhkan perawatan dalam jangka waktu yang
panjang. Biasanya ILTC ini bersifat community-based.

Rasio dokter per 1.000 populasi di negara Singapura mencapai 1.9 dokter atau
190:100.000. Singapura termasuk ke dalam negara yang tidak mempunyai daerah
rural, sehingga semua dokter bekerja di sektor urban.Pembagian dokter yang ada
juga tidak bergantung kepada urban atau rural akan tetapi pembagiannya dilakukan
berdasarkan sektor publik dan sektor privat. Geografi negara yang kecil juga
membuat pemerataan dokter di Singapura sudah tergolong baik.

Sumber : Eka wahyu puji. Oktober 2015. Perbandingan system kesehatan Indonesia
dengansinagpura.https://ekawahyupuji.wordpress.com/2015/10/14/perbandingan-
sistem-kesehatan-indonesia-dan-singapura/

Renne R.A Kawilarang.februari 2012.Layanan wisata medis, dan pasar


turisme di Singapura bisa meraup $7 miliar pada
2012. http://fokus.news.viva.co.id/news/read/288546-pasien-ri-lebih-suka-ke-
singapura-malaysia

Anda mungkin juga menyukai