BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN
Diusulkan Oleh:
KOTA TEGAL
2017
PENGESAHAN PROPOSAL PKM-PENELITIAN
(Dr. Fajar Ari Sudewo, S.H., M.H.) (Agus Wibowo, ST., MT)
NIPY 58506061960 NIDN 126518101972
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.............................................................................................I
DAFTAR ISI........................................................................................................III
BAB 1. PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.5. Kegunaan.........................................................................................................2
2.4. Biopestisida......................................................................................................5
Pelaksanaan............................................................................................................8
BAB 1. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan Negara yang kaya akan potensi alam. Salah satunya
adalah sawah yang tersebar merata hampir disetiap wilayah. Hal ini menunjukkan
bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia bermata pencaharian dibidang agraris
dengan hasil utamanya berupa padi. Untuk memenuhi hasil panen yang melimpah,
masyarakat melakukan berbagai macam cara untuk menunjang keberhasilan
usahanya tersebut, diantaranya dengan menggunakan pestisida sebagai pencegah
hama dan pupuk sebagai penyubur tanaman.
Hama yang dapat merusak tanaman padi salah satunya adalah hama putih
palsu (Cnaphalocrocis medinalis). Hama tersebut menjadi kendala biologis yang
dihadapi dalam melakukan usaha tani padi. Hama ini telah menimbulkan masalah
serius pada tanaman padi di beberapa daerah di Indonesia, sehingga sangat
merugikan bagi para petani padi. Ciri-ciri tanaman padi yang terserang hama
tersebut yaitu daun tanaman padi tiba-tiba menjadi putih tipis dan banyak yang
menggulung vertikal.
Masalah yang dihadapi para petani dapat diatasi dengan pestisida yang
tepat. Penggunaan pestisida pada tanaman sebenarnya membuat para petani
merasa bingung. Meskipun dapat menunjang tingkat produktivitas pertanian
namun perlu diantisipasi bahaya dari penggunaan pestisida. Secara garis besar ada
dua jenis pestisida, yaitu pestisida sintetis dan pestisida alami. Beberapa dampak
negatif dari penggunaan pestisida sintetis, diantaranya biaya perawatan yang
mahal, tanah menjadi tidak subur dan terjadi ketidakseimbangan ekosistem serta
meningkatnya daya tahan hama terhadap pestisida. Dilihat dari dampak tersebut,
maka penggunaan pestisida alami sangat diperlukan. Pestisida alami dapat berupa
biopestisida. Biopestisida dapat diartikan sebagai semua bahan hayati, baik berupa
tanaman, hewan, mikroba, atau protozoa yang dapat digunakan untuk
memusnahkan hama dan penyebab penyakit pada manusia, hewan, dan tanaman.
Biopestisida juga diistilahkan sebagai pestisida biorasional artinya tidak dapat
mengakibatkan pemusnahan total dari populasi hama yang ada (Untung, 2013).
Dengan demikian, penggunaan biopestisida hanya berpotensi untuk mengurangi
populasi hama.
Berdasarkan penelitian yang sudah ada, tanaman yang bersifat toksik dapat
diperoleh dari tanaman daun srikaya, daun pepaya, ubi gadung, daun mimba, dan
daun kelor. Dalam penelitian ini, daun kelor dijadikan sebagai bahan dasar dalam
pembuatan biopestisida. Kelor (Moringa oleifera) dalam dunia ilmu pengetahuan
telah diakui memiliki kandungan kaya nutrisi. Berdasarkan penelitian uji fitokimia
sebelumnya, daun kelor dalam suhu panas (70o C) mengandung senyawa
metabolit sekunder, seperti flavonoid, alkaloid, tanin dan triterpenoid. Dari hasil
2
tersebut, bisa diketahui potensi daun kelor sebagai tanaman herbal yang
mempunyai kemampuan sebagai antipestisida (Anwar, dkk., 2014).
Suatu ekstrak dikatakan toksik berdasarkan metode BST jika harga LC <
1000 µg/ml (Cahyadi, 2009). Sehingga dalam penelitian ini diharapkan ekstrak
daun kelor suhu panas (70o C) berpotensi sebagai biopestisida.
Luaran yang diharapkan adalah artikel ilmiah dan potensi HKI (Hak
Kekayaan Intelektual).
1.5. Kegunaan
Hama putih palsu ditemukan pada populasi rendah disemua lahan pada setiap
musim. Penyebaran hama putih palsu dalam kurun waktu serta tempat tertentu
dapat ditemukan hama putih palsu dalam jumlah besar. Larva hama putih palsu
memakan bagian permukaan atas daun padi. Larva muncul sekitar 4 hari
kemudian, dan makan daun dengan menggores permukaan daun. Pada waktu larva
makan, hama ini mengikat kedua tepi daun menjadi satu sehingga menampakkan
daun terlipat. Daun yang dimakan terlihat terang dan tembus cahaya (transparan)
dari atas ke bawah. Perpaduan garis-garis warna terang dan daun yang terlipat,
menjadikan hama putih palsu mudah ditemukan. Fase dewasa hama putih palsu
merupakan ngengat putih. Perbedaan spesies dapat dipisahkan dengan adanya
gambaran pada sayap. Ngengat sangat aktif pada malam hari sedangkan pada
5
siang hari mereka bersembunyi pada pangkal tanaman. Hama putih palsu merusak
pada saat awal pembentukan malai (Kevin, 1994).
2.4. Biopestisida
Dalam membuat ekstrak daun kelor pada suhu panas dibutuhkan alat dan
bahan sebagai berikut:
a. Alat:
Alat yang digunakan dalam proses ekstraksi meliputi, gelas kimia cutter,
neraca digital, cawan penguap, ayakan, desikator, blender, termometer,
corong, bunsen, dan kaki tiga serta rotary evaporator vaccum.
b. Bahan:
Bahan yang digunakan dalam proses ekstraksi meliputi, daun kelor, plastik
dan akuades.
Tahap 1 terbagi menjadi dua bagian yaitu, proses preparasi sampel dan
ekstraksi maserasi. Preparasi sampel daun kelor meliputi pembersihan,
pengeringan, dan penghalusan. Daun kelor dibersihkan dengan air, dikeringkan
dengan oven pada suhu 30-35o C selama 19 jam untuk mengurangi kadar air
sehingga menghambat tumbuhnya jamur, kemudian dihaluskan menggunakan
blender dan dilakukan pengayakan. Filtrat yang dihasilkan dari proses pengayakan
digunakan untuk ektraksi maserasi. Sebelum ekstraksi dilakukan, serbuk daun
kelor ditimbang. Kemudian diekstraksi menggunakan akuades suhu panas secara
bertahap. Pada hari pertama serbuk daun kelor direndam dengan akuades panas
sambil diaduk selama beberpa jam sampai homogen. Pada hari kedua dilakukan
pencampuran ekstrak daun kelor yang sama dengan pelarut berbeda yang suhunya
7
70o C. Pada hari ketiga dan keempat diberikan perlakuan yang sama seperti hari
kedua hingga mendapatkan filtrat yang cukup bening. Hasil maserasi dipisahkan
dengan corong untuk memisahkan filtrat dan residunya. Selanjutnya filtrat
akuades panas diuapkan dengan rotary evaporator vaccum sampai diperoleh
ekstrak pekat daun kelor.
b. Bahan
Uji ini dilakukan untuk golongan alkaloid, flavonoid, tanin, dan triterpenoid.
Setelah diketahui kandungan senyawa aktif pada ekstrak daun kelor, maka
perlu diuji toksisitasnya. Uji toksisitas ini bertujuan untuk memperkirakan
konsentrasi yang aman dari suatu bahan kimia toksik atau pencemar terhadap
organisme tertentu. Pada hal ini, nilai LC50 harus <30 ppm sebagai acuan bahwa
golongan senyawa yang terdapat dalam ekstrak daun kelor memiliki bioaktivitas
paling tinggi (Anwar, 2014). Perhitungan LC50 dilakukan dengan menggunakan
analisis probit. Berdasarkan penelitian Anwar, 2014 ekstrak terbaik didapat dari
ekstrak akuades panas daripada ekstrak akuades dingin dengan nilai LC 50 yang
kecil, yaitu pada ekstrak akuades suhu panas. Oleh karena itu, penelitian ini
menggunakan akuades suhu panas (70 oC).
Ekstrak pekat daun kelor yang telah melalui proses ekstraksi maserasi
dicampurkan dengan tween-80 dan akuades. Hasil pencampuran tersebut
dimasukkan ke dalam ember, lalu diaduk sampai merata dan ditutup rapat.
Campuran tersebut disimpan dan didiamkan selama 3-4 hari (fermentasi).
Hasil fermentasi tersebut kemudian diperas menggunakan kain belacu
untuk mendapatkan ekstrak daun kelor yang akan dijadikan biopestisida.
Kemudian ekstraksi tersebut dimasukan ke dalam penyemprot (sprayer)
dengan dosis yang telah ditentukan.
Pelaksanaan
ketiga sampai hari keempat belas melakukan pengamatan dan mencatat data. Pada
tahap ini, peneliti mengamati perkembangan hama putih palsu selama proses
kematian hama dengan mengacu pada tiga perlakuan yang berbeda.
10
Jumlah 12.468.000,00
1 2 3 4 5
1 Studi Literatur
2 Pembuatan Proposal
3 Survey Lapangan
6 Uji Fitokimia
7 Pembuatan Biopestisida
9 Pembuatan Laporan
11
Anwar, syaiful, dkk. 2014. Uji Toksisitas Ekstrak Akuades (Suhu Kamar) dan
Akuades Panas (70oC) Daun Kelor (Moringa oliefera Lamk.) terhadap Larva
Udang (Artemia salina Leach). Alchemy.III. (1):84-92. Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
Cahyadi, R. 2009. Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Buah Pare (Momordica
charantia L) terhadap Larva Artemia salina Leach dengan Metode Brine
Shrimp Lethality Test (BST). Laporan Akhir Penelitian Karya Tulis Ilmiah.
Diterbitkan. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang.
Nuryanti, Siti,dkk. 2016. Uji Daya Hambat Ekstrak Buah Kelor (Moringa oleifera
Lamk) terhadap Jamur Candida albicans. J.Akad. Kim. 5 (4) : 178-184.
FKIP Universitas Tadulako Palu.
Kilala, Anggreini, dkk. Populasi dan Serangan Hama Putih Palsu (Cnaphalocrosis
medinalis) (Guenee) pada Tanaman Padi Sawah di Kecamatan Dumoga
Timur Kabupaten Bolaang Mongondow. Fakultas Pertanian Universitas
Sam Ratulangi.
Sayeed, M.A., Hossain, M. S., Chowduny, M. E. H., & Haque, M. 2012. In Vitro
Antimicrobial Activity of Methanolic Extract of Moringa Oleifera Fruits.
Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry. J (4), 94-98.
A. Identitas Diri
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN Wotgalih SMPN 1 SMAN 1
02 Jatinegara Dukuhwaru
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-Lulus 2003-2009 2009-2012 2012-2015
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Usulan PKM-P Keefektifan Penggunaan
Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera) Suhu Panas sebagai Biopestisida pada
Hama Putih Palsu (Cnaphalocrocis medinalis).
Pengusul,
(Waisah)
Lampiran 1.2 Biodata Anggota
A. Identitas Diri
B. Riwayat Pendidikan
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Usulan PKM-P Keefektifan Penggunaan
Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera) Suhu Panas sebagai Biopestisida pada
Hama Putih Palsu (Cnaphalocrocis medinalis).
Pengusul,
A. Identitas Diri
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN Wotgalih SMPN 1 SMAN 1
02 Jatinegara Pangkah
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-Lulus 2004-2010 2010-2013 2013-2016
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Usulan PKM-P Keefektifan Penggunaan
Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera) Suhu Panas sebagai Biopestisida pada
Hama Putih Palsu (Cnaphalocrocis medinalis).
Pengusul,
(Siti Nuryati)
Lampiran 1.4 Biodata Dosen Pembimbing
A. Identitas Diri
B. Riwayat Pendidikan
S1 S2 S3
Nama Institusi Unmuh Malang Universitas -
Brawijaya Malang
Jurusan Teknik Mesin Teknik Mesin -
Tahun Masuk-Lulus 1991-1997 2007-2009 -
Judul Skripsi/Thesis Penentuan PQR dan Laju Reaksi
WBS pada SMA W Pencampuran
Berdasarkan ASME Minyak Jarak dan
Section IX Air pada Hydrogen
Reformer
Menggunakan
Pemanas dan Katalis
Nama Pembimbing/ 1. Mujayin, ST Prof. Ir. IGN -
Promotor Wardana, P. Hd
C. Pengalaman Penelitian
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hokum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Usulan PKM-P Keefektifan Penggunaan
Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera) Suhu Panas sebagai Biopestisida pada
Hama Putih Palsu (Cnaphalocrocis medinalis).
Pendamping,
1. Peralatan penunjang
4. Lain-lain
Justifikasi Harga Satuan Jumlah (RP)
Material Kuantitas
Pemakaian (RP)
Sewa Printer Print gambar, 2 bulan 500.000 1.000.000
surat
Sewa Pengambilan 2 bulan 500.000 1.000.000
Handycame gambar
Kertas A4 Surat 1 rim 40.000 40.000
menyurat,
laporan
penulisan
Alat Tulis Alat 5 paket 30.000 150.000
Penelitian
Meteran Alat Alat 3 buah 28.000 84.000
Penelitian
Paket Internet 2 Studi 2 bulan 131.000 130.000
bulan (Tri 10 Literatur
GB)
Sampul dan Jilid Proposal 5 buah 10.000 50.000
Proposal
SUB TOTAL (RP) 2.454.000
TOTAL (Keseluruhan) 12.468.000,00
Lampiran 3. Susuan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas
Dengan ini menyatakan bahwa proposal (Isi sesuai dengan bidang PKM) saya
dengan judul Pemanfaatan Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera) Suhu Panas
(70o C) sebagai Biopestisida pada Hama Putih Palsu (Cnaphalocrocis
medinalis).yang diusulkan untuk tahun anggaran 2017/2018 bersifat orisinal dan
belum pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain.