Anda di halaman 1dari 24

HALAMAN SAMPUL

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PEMANFAATAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera) SUHU


PANAS (70oC) SEBAGAI BIOPESTISIDA PADA HAMA PUTIH PALSU
(Cnaphalocrocis medinalis)

BIDANG KEGIATAN:

PKM PENELITIAN

Diusulkan Oleh:

Waisah 1815500020 2015


Siti Nuryati 1816500029 2016
Alfi Nur Afidah 1516500009 2016

UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL

KOTA TEGAL

2017
PENGESAHAN PROPOSAL PKM-PENELITIAN

1. Judul Kegiatan : Pemanfaatan


Ekstrak Daun Kelor (Moringa
oleifera) Suhu Panas (70oC) sebagai
Biopestisida pada Hama Putih Palsu
(Cnaphalocrocis medinalis)
2. Bidang Kegiatan : PKM-P
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Waisah
b. NIM : 1815500020
c. Jurusan : Pendidikan IPA
d. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Pancasakti Tegal
e. Alamat Rumah dan No Telp./HP
: Desa Wotgalih, RT 007/007,
Kec. Jatinegara, Kabupaten Tegal /
085742470423
f. Email : waisah97@gmail.com
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 2 Orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Agus Wibowo, ST., MT
b. NIDN : 0618107201
c. Alamat Rumah dan No Telp./HP
: Desa Dukuhwaru, RT 02/03,
Kec. Dukuhwaru, Kab. Tegal
6. Biaya Kegiatan Total
a. Kemristekdikti : Rp. 12.468.000,00
b. Sumber Lain :-
7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 5 Bulan

Kota Tegal, 1 November 2017


Menyetujui
Wakil Dekan III FKIP UPS Tegal Ketua Pelaksana Kegiatan,

(Drs. Tri Mulyono, M.Pd) (Waisah)


NIPY 75525111965 NIM 1815500020
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Dosen Pendamping,

(Dr. Fajar Ari Sudewo, S.H., M.H.) (Agus Wibowo, ST., MT)
NIPY 58506061960 NIDN 126518101972

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.............................................................................................I

PENGESAHAN PROPOSAL PKM-PENELITIAN..........................................II

DAFTAR ISI........................................................................................................III

BAB 1. PENDAHULUAN.....................................................................................1

1.1. Latar Belakang............................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah...........................................................................................2

1.3. Tujuan Penelitian............................................................................................2

1.4. Luaran yang Diharapkan...............................................................................2

1.5. Kegunaan.........................................................................................................2

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................1

2.1. Kelor (Moringa oleifera).................................................................................1

2.2. Uji Fitokimia dan Toksisitas...........................................................................4

2.3. Hama Putih Palsu (Cnaphalocrocis medinalis).............................................4

2.4. Biopestisida......................................................................................................5

BAB 3. METODE PENELITIAN.........................................................................6

Bagian I. Ekstraksi Daun Kelor Suhu Panas (70oC)...........................................6

Bagian 2. Uji Metabolit Sekunder/Fitokimia......................................................7

Bagian 3. Pembuatan dan Penyemprotan Biopestisida Ekstrak Daun Kelor. .8

Pelaksanaan............................................................................................................8

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN.......................................................9

BAB 5. DAFTAR PUSTAKA................................................................................10


1

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara yang kaya akan potensi alam. Salah satunya
adalah sawah yang tersebar merata hampir disetiap wilayah. Hal ini menunjukkan
bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia bermata pencaharian dibidang agraris
dengan hasil utamanya berupa padi. Untuk memenuhi hasil panen yang melimpah,
masyarakat melakukan berbagai macam cara untuk menunjang keberhasilan
usahanya tersebut, diantaranya dengan menggunakan pestisida sebagai pencegah
hama dan pupuk sebagai penyubur tanaman.
Hama yang dapat merusak tanaman padi salah satunya adalah hama putih
palsu (Cnaphalocrocis medinalis). Hama tersebut menjadi kendala biologis yang
dihadapi dalam melakukan usaha tani padi. Hama ini telah menimbulkan masalah
serius pada tanaman padi di beberapa daerah di Indonesia, sehingga sangat
merugikan bagi para petani padi. Ciri-ciri tanaman padi yang terserang hama
tersebut yaitu daun tanaman padi tiba-tiba menjadi putih tipis dan banyak yang
menggulung vertikal.
Masalah yang dihadapi para petani dapat diatasi dengan pestisida yang
tepat. Penggunaan pestisida pada tanaman sebenarnya membuat para petani
merasa bingung. Meskipun dapat menunjang tingkat produktivitas pertanian
namun perlu diantisipasi bahaya dari penggunaan pestisida. Secara garis besar ada
dua jenis pestisida, yaitu pestisida sintetis dan pestisida alami. Beberapa dampak
negatif dari penggunaan pestisida sintetis, diantaranya biaya perawatan yang
mahal, tanah menjadi tidak subur dan terjadi ketidakseimbangan ekosistem serta
meningkatnya daya tahan hama terhadap pestisida. Dilihat dari dampak tersebut,
maka penggunaan pestisida alami sangat diperlukan. Pestisida alami dapat berupa
biopestisida. Biopestisida dapat diartikan sebagai semua bahan hayati, baik berupa
tanaman, hewan, mikroba, atau protozoa yang dapat digunakan untuk
memusnahkan hama dan penyebab penyakit pada manusia, hewan, dan tanaman.
Biopestisida juga diistilahkan sebagai pestisida biorasional artinya tidak dapat
mengakibatkan pemusnahan total dari populasi hama yang ada (Untung, 2013).
Dengan demikian, penggunaan biopestisida hanya berpotensi untuk mengurangi
populasi hama.
Berdasarkan penelitian yang sudah ada, tanaman yang bersifat toksik dapat
diperoleh dari tanaman daun srikaya, daun pepaya, ubi gadung, daun mimba, dan
daun kelor. Dalam penelitian ini, daun kelor dijadikan sebagai bahan dasar dalam
pembuatan biopestisida. Kelor (Moringa oleifera) dalam dunia ilmu pengetahuan
telah diakui memiliki kandungan kaya nutrisi. Berdasarkan penelitian uji fitokimia
sebelumnya, daun kelor dalam suhu panas (70o C) mengandung senyawa
metabolit sekunder, seperti flavonoid, alkaloid, tanin dan triterpenoid. Dari hasil
2

tersebut, bisa diketahui potensi daun kelor sebagai tanaman herbal yang
mempunyai kemampuan sebagai antipestisida (Anwar, dkk., 2014).
Suatu ekstrak dikatakan toksik berdasarkan metode BST jika harga LC <
1000 µg/ml (Cahyadi, 2009). Sehingga dalam penelitian ini diharapkan ekstrak
daun kelor suhu panas (70o C) berpotensi sebagai biopestisida.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, dapat dirumuskan


pertanyaan penelitian yaitu, apakah ekstrak daun kelor dapat dimanfaatkan
sebagai biopestisida dengan objek penelitian hama putih palsu?

1.3. Tujuan Penelitian

Dari permasalahan di atas, tujuan penelitian ini yaitu, mengetahui kegunaan


dari senyawa aktif ekstrak daun kelor dan tingkat toksisitasnya serta potensinya
dalam mematikan hama putih palsu.

1.4. Luaran yang Diharapkan

Luaran yang diharapkan adalah artikel ilmiah dan potensi HKI (Hak
Kekayaan Intelektual).

1.5. Kegunaan

Penelitian ini dapat digunakan:


a. Mengatasi berbagai macam masalah pertanian, dalam hal ini untuk
mengurangi jumlah hama yang dapat merusak padi.
b. Menambah inovasi tentang biopestisida dengan menggunakan ekstrak daun
kelor.
3

2.1. Kelor (Moringa oleifera)

Tanaman kelor atau Moringa oleifera merupakan tanaman yang dapat


mentolerir berbagai kondisis lingkungan, sehingga mudah tumbuh meski dalam
kondisi ekstrim seperti temperatur yang sangat tinggi, di bawah naungan dan
dapat hidup di daerah bersalju ringan. Kelor tahan dalam musim kering yang
panjang dan tumbuh dengan baik di daerah dengan curah hujan tahunan berkisar
antara 250 sampai 1500 mm. Meskipun lebih suka tanah kering lempung berpasir
atau lempung, tetapi dapat hidup di tanah yang didominasi tanah liat.
2.1.1. Taksonomi Tanaman Sukun
Kingdom : Plantae
Sub kingdom : Tracheobionta
Super divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub kelas : Dilleniidae
Ordo : Capparales
Famili : Moringacae
Genus : Moringa
Spesies : Moringa oliefera Lam
2.1.2 Morfologi
Kelor atau Moringa oleifera tumbuh dalam bentuk pohon, berumur
panjang (perenial) dengan tinggi 7-12 m. Batang berkayu (lignosus), tegak,
berwarna putih kotor, kulit tipis, dan permukaan kasar. Percabangan
simpodial, arah cabang tegak atau miring, cenderung tumbuh lurus dan
memanjang. Perbanyakan bisa secara generatif (biji) maupun vegetatif (stek
batang). Tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi sampai di
ketinggian ± 1000 m dpl, banyak ditanam sebagai tapal batas atau pagar di
halaman rumah atau ladang.
2.1.3 Daun (folium)
Daun kelor merupakan daun majemuk, bertangkai panjang, tersusun
berseling (alternate), beranak daun gasal (imparipinnatus), helai daun saat
muda berwarna hijau muda, setelah dewasa menjadi hijau tua, bentuk helai
daun bulat telur, panjang 1-2 cm, lebar 1-2 cm, tipis lemas, ujung dan
pangkal tumpul (obtusus), tepi rata, susunan pertulangan menyirip (pinnate),
permukaan atas dan bawah halus.
2.1.3. Manfaat Daun Kelor
Kelor digunakan sebagai bahan utama ratusan obat baik untuk mencegah
maupun pengobatan. Salah satunya daun segar yang dilumatkan dapat
mengurangi rasa nyeri karena bersifat analgesik (Sayeed, dkk., 2012). Daun
kelor juga mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, tanin, dan triterpenoid.
Dari hasil ini bisa diketahui potensi daun kelor sebagai tanaman herbal yang
4

mempunyai kemampuan sebagai antipestisida, antibakteri, dan antikanker


(Anwar, dkk.,2014)

2.2. Uji Fitokimia dan Toksisitas


Setiap tumbuhan atau tanaman mengandung sejenis zat yang disebut fitokimia,
yang merupakan zat kimia alami yang terdapat di dalam tumbuhan dan dapat
memberikan arasa, aroma, atau warna pada tumbuhan itu. Fitokimia biasanya
digunakan untuk merujuk pada senyawa yang ditemukan pada tumbuhan yang
tidak dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh, tapi memiliki efek yang
menguntungkan bagi kesehatan atau memiliki peran aktif bagi pencegahan
penyakit. Uji fitokimia dilakukan untuk mengetahui kandungan senyawa aktif
yang terdapat pada tanaman.
Toksisitas adalah kemampuan suatu bahan atau senyawa kimia untuk
menimbulkan kerusakan pada saat mengenai bagian dalam atau permukaan tubuh
yang peka.Uji toksisitas digunakan untuk mempelajari pengaruh suatu bahan
kimia toksik atau bahan pencemar terhadap organisme tertentu. Uji toksisitas
sangat diperlukan untuk memperkirakan konsentrasi yang aman dari suatu bahan
kimia di lingkungan. Nilai LC50 yang lebih tinggi berarti suatu senyawa sifatnya
tidak begitu toksik karena dibutuhkan konsentrasi yang lebih besar untuk
menyebabkan kematian pada 50% organisme uji.
Penentuan LC50 digunakan untuk mempersempit kisaran konsentrasi
mematikan suatu senyawa. Pada penentuan LC 50, diberikan senyawa dengan
berbagai konsentrasi. Penentuan LC50 dapat dilakukan dengan beberapa cara,
anatar lain dengan grafik probit log konsentrasi, metode grafik, perhitungan secara
matematik. Penentuan metode grafik probit konsentrasi dilakukan dengan
menempatkan presentasi respon dari tiap kelompok hewan pada ordinat dan
logaritma dosis obat yang diberikan secara absis (Aras, 2013).

2.3. Hama Putih Palsu (Cnaphalocrocis medinalis)

Hama putih palsu ditemukan pada populasi rendah disemua lahan pada setiap
musim. Penyebaran hama putih palsu dalam kurun waktu serta tempat tertentu
dapat ditemukan hama putih palsu dalam jumlah besar. Larva hama putih palsu
memakan bagian permukaan atas daun padi. Larva muncul sekitar 4 hari
kemudian, dan makan daun dengan menggores permukaan daun. Pada waktu larva
makan, hama ini mengikat kedua tepi daun menjadi satu sehingga menampakkan
daun terlipat. Daun yang dimakan terlihat terang dan tembus cahaya (transparan)
dari atas ke bawah. Perpaduan garis-garis warna terang dan daun yang terlipat,
menjadikan hama putih palsu mudah ditemukan. Fase dewasa hama putih palsu
merupakan ngengat putih. Perbedaan spesies dapat dipisahkan dengan adanya
gambaran pada sayap. Ngengat sangat aktif pada malam hari sedangkan pada
5

siang hari mereka bersembunyi pada pangkal tanaman. Hama putih palsu merusak
pada saat awal pembentukan malai (Kevin, 1994).

2.4. Biopestisida

Biopestisida dapat diartikan sebagai semua bahan hayati, baik berupa


tanaman, hewan, mikroba, atau protozoa yang dapat digunakan untuk
memushnahkan hama dan penyebab penyakit pada manusia, hewan, dan tanaman.
Dalam istilah Indonesia, sering juga para pakar dibidang ini menyebutnya dengan
istilah agensia pengendali hayati. Sama halnya dengan pestisida kimia,
biopestisida juga banyak jenisnya yaitu sesuai dengan target sasaran organisme
pengganggu dan penyebab penyakit (Untung, 2013).

Cakupan biopestisida sangat luas, yaitu mencakup semua organisme hidup


yang dapat difungsikan sebagai agen pengendali hayati hama dan penyakit.
Sementara jenis atau macamnya disesuaikan dengan sasaran target organisme
pengganggu, diantaranya:

a. Bioinsektisida, yaitu semua organisme hidup (baik itu bakteri, virus,


jamur, protozoa, tanaman, dan hewan) yang dapat digunakan untuk
mengendalikan serangga hama.

b. Biofungisida, yaitu semua jenis organisme hidup yang dapat digunakan


untuk mengendalikan jamur yang berperan sebagai hama atau penyebab
penyakit pada tanaman, hewan, dan manusia.

c. Bioherbisida, yaitu ditunjukkan untuk pengendalian gulma atau tanaman


pengganggu (Untung, 2013).
6

BAB 3. METODE PENELITIAN

Tahap I. Ekstraksi Daun Kelor Suhu Panas (70oC)

Dalam membuat ekstrak daun kelor pada suhu panas dibutuhkan alat dan
bahan sebagai berikut:

a. Alat:

Alat yang digunakan dalam proses ekstraksi meliputi, gelas kimia cutter,
neraca digital, cawan penguap, ayakan, desikator, blender, termometer,
corong, bunsen, dan kaki tiga serta rotary evaporator vaccum.

b. Bahan:

Bahan yang digunakan dalam proses ekstraksi meliputi, daun kelor, plastik
dan akuades.

Tahap 1 terbagi menjadi dua bagian yaitu, proses preparasi sampel dan
ekstraksi maserasi. Preparasi sampel daun kelor meliputi pembersihan,
pengeringan, dan penghalusan. Daun kelor dibersihkan dengan air, dikeringkan
dengan oven pada suhu 30-35o C selama 19 jam untuk mengurangi kadar air
sehingga menghambat tumbuhnya jamur, kemudian dihaluskan menggunakan
blender dan dilakukan pengayakan. Filtrat yang dihasilkan dari proses pengayakan
digunakan untuk ektraksi maserasi. Sebelum ekstraksi dilakukan, serbuk daun
kelor ditimbang. Kemudian diekstraksi menggunakan akuades suhu panas secara
bertahap. Pada hari pertama serbuk daun kelor direndam dengan akuades panas
sambil diaduk selama beberpa jam sampai homogen. Pada hari kedua dilakukan
pencampuran ekstrak daun kelor yang sama dengan pelarut berbeda yang suhunya
7

70o C. Pada hari ketiga dan keempat diberikan perlakuan yang sama seperti hari
kedua hingga mendapatkan filtrat yang cukup bening. Hasil maserasi dipisahkan
dengan corong untuk memisahkan filtrat dan residunya. Selanjutnya filtrat
akuades panas diuapkan dengan rotary evaporator vaccum sampai diperoleh
ekstrak pekat daun kelor.

Tahap 2. Uji Fitokimia dan Toksisitas

Uji metabolit sekunder dilakukan untuk mengetahui senyawa aktif yang


terdapat dalam ekstrak daun kelor. Alat dan bahan yang digunakan sebagai
berikut:
a. Alat

Alat yang digunakan dalam proses pengujian senyawa aktif yang


terkandung dalam ekstrak daun kelor meliputi, tabung reaksi dan rak.

b. Bahan

Bahan yang digunakan dalam proses pengujian senyawa aktif yang


terkandung dalam ekstrak daun kelor meliputi, larutan HCl, reagen
dragendorff, reagen meyer, metanol, logam Mg, larutan FeCl3, kloroform,
asam asetat anhidrat, H2SO4, dan kertas label.

Uji ini dilakukan untuk golongan alkaloid, flavonoid, tanin, dan triterpenoid.

a. Alkaloid diuji dengan menggunakan ekstrak daun kelor yang dimasukan


dalam tabung reaksi, ditambahkan dengan 1 mL HCl 2%. Larutan dibagi
dalam dua tabung. Tabung 1 ditambahkan 1 mL reagen dragendorff,
tabung 2 ditambahkan 1 mL reagen meyer. Jika tabung 1 terbentuk
endapan jingga dan tabung 2 terbentuk endapan kekuning-kuningan maka
ekstrak daun kelor mengandung alkaloid.

b. Flavonoid diuji dengan menggunakan ekstrak daun kelor yang dimasukkan


dalam tebung reaksi dan dilarutkan ke dalam 2-3 mL metanol panas 50%.
Setelah itu ditambah logam Mg dan 6-7 tetes HCl pekat. Jika dihasilkan
warna merah atau jingga maka terbukti adanya flavonoid.

c. Tanin diuji dengan menggunakan ekstrak daun kelor yang dimasukan ke


dalam tabung reaksi kemudian ditambahakan FeCl3 1% 2-3 tetes. Warna
hitam menunjukan adanya tanin.

d. Triterpenoid diuji dengan menggunakan ekstrakdaun kelor yang


dimasukan ke dalam tabung reaksi kemudian dilarutkan ke dalam 1 mL
kloroform dan ditambahkan 1 mL asam asetat anhidrat. Setelah tercampur,
ditambahkan 2-3 H2SO4 pekat. Apabila didapat cicin kecoklatan atau violet
pada perbatan dua pelarut menunjukkan adnya triterpenoid.
8

Setelah diketahui kandungan senyawa aktif pada ekstrak daun kelor, maka
perlu diuji toksisitasnya. Uji toksisitas ini bertujuan untuk memperkirakan
konsentrasi yang aman dari suatu bahan kimia toksik atau pencemar terhadap
organisme tertentu. Pada hal ini, nilai LC50 harus <30 ppm sebagai acuan bahwa
golongan senyawa yang terdapat dalam ekstrak daun kelor memiliki bioaktivitas
paling tinggi (Anwar, 2014). Perhitungan LC50 dilakukan dengan menggunakan
analisis probit. Berdasarkan penelitian Anwar, 2014 ekstrak terbaik didapat dari
ekstrak akuades panas daripada ekstrak akuades dingin dengan nilai LC 50 yang
kecil, yaitu pada ekstrak akuades suhu panas. Oleh karena itu, penelitian ini
menggunakan akuades suhu panas (70 oC).

Tahap 3. Pembuatan dan Uji Biopestisida Ekstrak Daun Kelor

Pembuatan dan uji biopestisida memerlukan alat dan bahan diantaranya,


ember, pengaduk, penutup ember, penyemprot (sprayer), corong, kain belacu,
tween-80, dan akuades.

a. Pembuatan Biopestisida Ekstrak Pekat Daun Kelor

Ekstrak pekat daun kelor yang telah melalui proses ekstraksi maserasi
dicampurkan dengan tween-80 dan akuades. Hasil pencampuran tersebut
dimasukkan ke dalam ember, lalu diaduk sampai merata dan ditutup rapat.
Campuran tersebut disimpan dan didiamkan selama 3-4 hari (fermentasi).
Hasil fermentasi tersebut kemudian diperas menggunakan kain belacu
untuk mendapatkan ekstrak daun kelor yang akan dijadikan biopestisida.
Kemudian ekstraksi tersebut dimasukan ke dalam penyemprot (sprayer)
dengan dosis yang telah ditentukan.

b. Penyemprotan Biopestisida Ekstrak Daun Kelor

Biopestisida ekstrak daun kelor disemprotkan pada tanaman padi yang


terkena hama putih palsu. Mekanisme reaksi kerja senyawa tersebut, pada
kadar tertentu memiliki potensi toksisitas akut serta dapat menyebabkan
kematian hama (Cahyadi, 2009).

Pelaksanaan

Penelitian ini menggunakan tiga jenis kotakan sawah dengan perlakuan


berbeda. Kotakan sawah I tidak diberi perlakuan apapun, bersifat sebagai kontrol.
Kotakan sawah II diberi perlakuan dengan disemprot menggunakan pestisida
sintetis, bersifat sebagai pembanding. Kotakan sawah III diberi perlakuan dengan
disemprot menggunakan biopestisida yang bersifat sebagai objek utama.
Penelitian ini dilakukan selama 2 minggu. Hari pertama menentukan batas sawah
uji coba. Hari kedua melakukan penyemprotan dengan pestisida sintetis dan
biopestisida ekstrak daun kelor pada sawah yang terserang hama putih palsu. Hari
9

ketiga sampai hari keempat belas melakukan pengamatan dan mencatat data. Pada
tahap ini, peneliti mengamati perkembangan hama putih palsu selama proses
kematian hama dengan mengacu pada tiga perlakuan yang berbeda.
10

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1. Anggaran Biaya Kegiatan

No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)

1 Peralatan penunjang penelitian (alat 3.008.000


laboratorium, oven, penyaring, dll)

2 Bahan habis pakai (daun kelor, HCl pekat, dll) 916.000,00

3 Perjalanan ( Penelitian dan seminar ilmiah) 6.090.000,00

4 Lain-lain (sewa printer, kerts A4, alat tulis, dll) 2.454.000,00

Jumlah 12.468.000,00

4.2. Jadwal Kegiatan

No Jadwal Kegiatan Bulan

1 2 3 4 5

1 Studi Literatur

2 Pembuatan Proposal

3 Survey Lapangan

4 Pengumpulan Bahan Baku

5 Pembuatan Ekstrak Daun Kelor

6 Uji Fitokimia

7 Pembuatan Biopestisida

8 Pengujian Biopestisida dan


Pengamatan

9 Pembuatan Laporan
11

BAB 5. DAFTAR PUSTAKA

Anwar, syaiful, dkk. 2014. Uji Toksisitas Ekstrak Akuades (Suhu Kamar) dan
Akuades Panas (70oC) Daun Kelor (Moringa oliefera Lamk.) terhadap Larva
Udang (Artemia salina Leach). Alchemy.III. (1):84-92. Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

Cahyadi, R. 2009. Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Buah Pare (Momordica
charantia L) terhadap Larva Artemia salina Leach dengan Metode Brine
Shrimp Lethality Test (BST). Laporan Akhir Penelitian Karya Tulis Ilmiah.
Diterbitkan. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang.

Nuryanti, Siti,dkk. 2016. Uji Daya Hambat Ekstrak Buah Kelor (Moringa oleifera
Lamk) terhadap Jamur Candida albicans. J.Akad. Kim. 5 (4) : 178-184.
FKIP Universitas Tadulako Palu.

Gallagher, Kevin. 1994. Pengendalian Hama Terpadu untuk Padi.

Krisnadi, A Dudi. 2014. Kelor Super Nutrisi. Blora: Kelorina.com

Kilala, Anggreini, dkk. Populasi dan Serangan Hama Putih Palsu (Cnaphalocrosis
medinalis) (Guenee) pada Tanaman Padi Sawah di Kecamatan Dumoga
Timur Kabupaten Bolaang Mongondow. Fakultas Pertanian Universitas
Sam Ratulangi.

Sayeed, M.A., Hossain, M. S., Chowduny, M. E. H., & Haque, M. 2012. In Vitro
Antimicrobial Activity of Methanolic Extract of Moringa Oleifera Fruits.
Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry. J (4), 94-98.

Aras T. S. 2013. Uji Toksisitas Ekstrak Teripang Holothurian Scraba terhadap


Atremia Salina (skripsi). Universitas Hasanudin. Makasar

Suwahyono, Untung. 2013. Membuat Pestisida. Cibubur: Penebar Swadaya


Lampiran 1.1 Biodata Ketua

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Waisah


2 Jenis Kelamin L/P
3 Program Studi Pendidikan IPA
4 NIM 1815500020
5 Tempat dan Tanggal Lahir Tegal, 4 Januari 1997
6 E-mail Waisah97@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 085742470423

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA
Nama Institusi SDN Wotgalih SMPN 1 SMAN 1
02 Jatinegara Dukuhwaru
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-Lulus 2003-2009 2009-2012 2012-2015

C. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir

No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun


Penghargaan
1 LKBB juara II Se-Kabupaten Tegal Kwarcab Kab. Tegal 2014
2. Paduan Suara juara II Se-Kabupaten Kwarcab Kab. Tegal 2013
Tegal

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Usulan PKM-P Keefektifan Penggunaan
Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera) Suhu Panas sebagai Biopestisida pada
Hama Putih Palsu (Cnaphalocrocis medinalis).

Tegal, 1 November 2017

Pengusul,

(Waisah)
Lampiran 1.2 Biodata Anggota

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Alfi Nur Afidah


2 Jenis Kelamin L/P
3 Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
4 NIM 1516500009
5 Tempat dan Tanggal Lahir Tegal, 5 Juni 1998
6 E-mail alfinurafidah@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 085201932665

B. Riwayat Pendidikan

SD/MI SMP/MTs SMA


Nama Institusi MI Al- MTs N Slawi SMAN 1
Islamiyah 01 Dukuhwaru
Dukuhwaru
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-Lulus 2004-2010 2010-2013 2013-2016

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Usulan PKM-P Keefektifan Penggunaan
Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera) Suhu Panas sebagai Biopestisida pada
Hama Putih Palsu (Cnaphalocrocis medinalis).

Tegal, 1 November 2017

Pengusul,

(Alfi Nur Afidah)


Lampiran 1.3 Biodata Anggota

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Siti Nuryati


2 Jenis Kelamin L/P
3 Program Studi Pendidikan IPA
4 NIM 1816500029
5 Tempat dan Tanggal Lahir Tegal, 9 November 1995
6 E-mail sitinuryati452@yahoo.com
7 Nomor Telepon/HP 083839167853

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA
Nama Institusi SDN Wotgalih SMPN 1 SMAN 1
02 Jatinegara Pangkah
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-Lulus 2004-2010 2010-2013 2013-2016

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Usulan PKM-P Keefektifan Penggunaan
Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera) Suhu Panas sebagai Biopestisida pada
Hama Putih Palsu (Cnaphalocrocis medinalis).

Tegal, 1 November 2017

Pengusul,

(Siti Nuryati)
Lampiran 1.4 Biodata Dosen Pembimbing

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Agus Wibowo, ST., MT


2 Jenis Kelamin L/P
3 Jabatan Fungsional Lektor
4 NIDN 0618107201
5 Tempat, Tanggal Lahir Tegal, 18 Oktober 1972
6 E-mail aguswi1@gmail.com
7 No Hp 08156662152

B. Riwayat Pendidikan

S1 S2 S3
Nama Institusi Unmuh Malang Universitas -
Brawijaya Malang
Jurusan Teknik Mesin Teknik Mesin -
Tahun Masuk-Lulus 1991-1997 2007-2009 -
Judul Skripsi/Thesis Penentuan PQR dan Laju Reaksi
WBS pada SMA W Pencampuran
Berdasarkan ASME Minyak Jarak dan
Section IX Air pada Hydrogen
Reformer
Menggunakan
Pemanas dan Katalis
Nama Pembimbing/ 1. Mujayin, ST Prof. Ir. IGN -
Promotor Wardana, P. Hd
C. Pengalaman Penelitian

No Tahun Judul Penelitian Pendanaan

Sumber* Jumlah (Rp)

Penggunaan Aplikasi Software


pada Peningkatan dan Dana LPPM
1 2011 2.000.000
Penurunan Produksi Hidrogen UPS Tegal
dengan Bahan

Penentuan Model Letak Katalis


Dana LPPM
2 2013 pada Hidrogen Reformer untuk 2.000.000
UPS Tegal
Penggunaan Jatropha oil

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir


No Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor/Tahun Nama Jurnal
1 Sistem Instalasi Gas 6/1/2010 OSEATEK
Bio Penggunaan PIPA
PVC
2 Penentuan Jumlah 1/2/1010 Engineering
Sudut yang Optimal
Kipas Kondensor
Terhadap Laju
Pendinginan pada AC 1
PK
3 Pengaruh Jarak 2/2/2010 Engineering
Kerenggangan
Elektroda Busi
terhadap Konsumsi
bahan Baker pada
Motor Bakar Toyota 5k
Kijang

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hokum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Usulan PKM-P Keefektifan Penggunaan
Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera) Suhu Panas sebagai Biopestisida pada
Hama Putih Palsu (Cnaphalocrocis medinalis).

Tegal, 1 November 2017

Pendamping,

(Agus Wibowo, ST., MT)


Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

1. Peralatan penunjang

Justifikasi Harga Satuan


Material Kuantitas Jumlah (RP)
Pemakaian (RP)
Sewa Gelas Uji Fitokimia 5 buah 80.000 400.000
Kimia & Eksraksi
Kelor
Cutter Ekstraksi 2 buah 18.000 36.000
Kelor
Sewa Neraca Ekstraksi 1 buah 100.000 100.000
Digital Kelor
Sewa Cawan Ekstraksi 2 buah 15.000 30.000
Penguap Kelor
Ayakan Ekstraksi 1 buah 400.000 400.000
Kelor
Sewa Desikator Ekstraksi 1 buah 100.000 100.000
Kelor
Blender Ekstraksi 1 buah 500.000 500.000
Kelor
Sewa Ekstraksi 1 buah 10.000 10.000
Termometer Kelor
Corong Ekstraksi 1 buah 50.000 50.000
Kelor,
Pembuatan
Biopestisida
Sewa Bunsen Ekstrak 1 buah 10.000 10.000
Kelor
Sewa Kaki Tiga Ekstrak 1 buah 10.000 10.000
Kelor
Rotary Ekstrak 1 buah 500.000 500.00
Evaporator Kelor
Sewa Tabung Uji Fitokimia 2 rak 50.000 100.000
Reaksi dan Rak
Ember Pembuatan 2 buah 40.000 80.000
Biopestisida
Pengaduk Pembuatan 1 buah 12.000 12.000
Biopestisida
Penyemprot Pembuatan 1 buah 670.000 670.000
Biopestisida
SUB TOTAL (RP) 3.008.000
2. Bahan Habis Pakai

Justifikasi Harga Satuan


Material Kuantitas Jumlah (RP)
Pemakaian (RP)
Daun Kelor Ekstraksi 2 karung 25.000 50.000
daun kelor
Serbuk Mg Uji Fitokimia 10 gram 10.000 100.000
HCl Pekat Uji Fitokimia 1L 45.000 45.000
FeCl3 Uji Fitokimia 10 gram 10.000 100.000
Reagen Uji Fitokimia 1L 19.000 19.000
Dragendroff
Reagen Mayer Uji Fitokimia 1 L 19.000 19.000
Kloroform Uji Fitokimia 1 L 20.000 20.000
Asam Asetat Uji Fitokimia 1 L 23.000 23.000
anhidrat
H2SO4 Uji Fitokimia 250 mL 55.000 55.000
Kertas Label Pembuatan 1 bandel 15.000 15.000
biopestisida
Kain Belacu Pembuatan 3m 36.000 108.000
biopestisida
Tween-80 Pembuatan 1 wadah 27.000 27.000
biopestisida
Akuades Pembuatan 5L 5.000 25.000
biopestisida
dan Ekstraksi
Pestisida Sintetis Pembanding 1 L 250.000 250.000
Biopestisida
Methanol Uji Fitokimia 3 L 20.000 60.000
SUB TOTAL 916.000
3. Perjalanan

Justifikasi Harga Satuan


Material Kuantitas Jumlah (RP)
Perjalanan (RP)
Survey Lokasi Perjalanan ke 3 orang 105.000 315.000
sawah
Jatinegara
Seminar Ilmiah Perjalanan 3 orang 350.000 1.050.000
Seminar
Penelitian Perjalanan 3 orang 105.000 x 15 4.725.000
menuju lokasi
SUB TOTAL (RP) 6.090.000

4. Lain-lain
Justifikasi Harga Satuan Jumlah (RP)
Material Kuantitas
Pemakaian (RP)
Sewa Printer Print gambar, 2 bulan 500.000 1.000.000
surat
Sewa Pengambilan 2 bulan 500.000 1.000.000
Handycame gambar
Kertas A4 Surat 1 rim 40.000 40.000
menyurat,
laporan
penulisan
Alat Tulis Alat 5 paket 30.000 150.000
Penelitian
Meteran Alat Alat 3 buah 28.000 84.000
Penelitian
Paket Internet 2 Studi 2 bulan 131.000 130.000
bulan (Tri 10 Literatur
GB)
Sampul dan Jilid Proposal 5 buah 10.000 50.000
Proposal
SUB TOTAL (RP) 2.454.000
TOTAL (Keseluruhan) 12.468.000,00
Lampiran 3. Susuan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas

No Program Bidang Alokasi Waktu Uraian


Nama/NIM
Studi Ilmu (jam/minggu) Tugas
1 Waisah Pend. IPA IPA 24 jam/minggu Ketua
(1815500020) Pelaksana
2 Siti Nuryati Pend. IPA IPA 18 jam/minggu Anggota
(1816500029) Pelaksana
3 Alfi Nur Afidah Pend. IPS 18 jam/minggu Anggota
(1516500009) Bahasa Pelaksana
Indonesia
YAYASAN PENDIDIKAN PANCASAKTI TEGAL
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Jl. Halmahera Km.1 Tegal 52122 Telp./Fax. (0283) 351082
e-mail : upstegal@gmail.com website : www.upstegal.ac.id

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana

SURAT PERNYATAAN KETUA PELAKSANA

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Waisah
NIM : 1815500020
Program Studi : Pendidikan IPA
Fakultas : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dengan ini menyatakan bahwa proposal (Isi sesuai dengan bidang PKM) saya
dengan judul Pemanfaatan Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera) Suhu Panas
(70o C) sebagai Biopestisida pada Hama Putih Palsu (Cnaphalocrocis
medinalis).yang diusulkan untuk tahun anggaran 2017/2018 bersifat orisinal dan
belum pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain.

Bilamana di kemudian hari diketemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini,


maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dan mengembalikan seluruh biaya penelirian yang sudah diterima ke kas negara.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-
benarnya.

Tegal, 1 November 2017


Mengetahui, Yang menyatakan,
Ketua Program Studi,

(Drs. Tri Mulyono, M.Pd) (Waisah)


NIPY 75525111965 NIM 1815500020

Anda mungkin juga menyukai