Anda di halaman 1dari 37

KARBOHIDRAT

Dosen Pembimbing :
Lailaturrahmi, M.Farm, Apt

Oleh:
Aulia rahima nazib (2015.01.00.01.0)

Lia permata sari (2015.01.00.022)

(20125.01.00.02.0)

(2015.01.00.02.0)

(2015.01.00.02.0)

PRODI FARMASI
UNIVERSITAS MOHAMMAD NATSIR
BUKITTINGGI
T.A 2017/2018
KARBOHIDRAT

Karbohidrat yaitu senyawa organik terdiri dari unsur karbon, hidrogen, dan oksigen.
Terdiri atas unsur C, H, O dengan perbandingan 1 atom C, 2 atom H, 1 atom O. Karbohidrat
banyak terdapat pada tumbuhan dan binatang yang berperan struktural & metabolik.
sedangkan pada tumbuhan untuk sintesis CO2 + H2O yang akan menghasilkan amilum/selulosa,
melalui proses fotosintesis, sedangkan Binatang tidak dapat menghasilkan karbohidrat sehingga
tergantung tumbuhan. karbohidrat merupakan sumber energi dan cadangan energi, yang melalui
proses metabolisme. Banyak sekali makanan yang kita makan sehari hari adalah suber
karbohidrat seperti : Nasi/beras, singkong, umbi-umbian, gandum, sagu, jagung, kentang, dan
beberapa buahbuahan lainnya, dll.

Rumus umum karbohidrat yaitu Cn(H2O)m, sedangkan yang paling banyak kita kenal yaitu
glukosa : C6H12O6, sukrosa : C12H22O11, sellulosa : (C6H10O5)n

A. Sifat Karbohidrat

Sebagai sumber energi, karbohidrat memiliki dua sifat yaitu sifat fisik karbohidrat dan
sifat kima karbohidrat. Kalau untuk sifat fisika karbohidrat mungkin kita sudah tidak terlalu
asing, namun untuk memahami lebih detail lagi mari kita bahas karbohidrat dari segi sifat
fisik maupun sifat kimianya.

1. Sifat Fisik Karbohidrat

Kalau dilihat secara umum, jenis karbohidrat ada 3 yaitu karbohidrat monosakarida dan
turunannya, oligosakarida serta polisakarida. Dari ketiga jenis karbohidrat tersebut
mempunyai keunggulan masing-masing.

Sifat fisik karbohidrat monosakarida dan aligosakarida adalah dapat larut dalam air
maupun etanol. Tapi karbohidrat jenis ini tidak larut di dalam cairan organic misalnya pada
ether, chloroform, benzene. Monosakarida dan aligosakarida memiliki rasa khas yaitu terasa
manis.
2. Sifat Kimia Karbohidrat

Dilihat dari sifat kimianya, monosakarida adalah suatu bentuk molekul yang sudah tidak
dapat di uraikan atau di pecah kedalam bentuk yang lebih kecil lagi. Molekul ini merupakan
molekul pembentuk oligosakarida dan polisakarida. Glukosa, fruktosa dan galaktosa
merupakan beberapa jenis karbohidrat yang termasuk ke dalam kelompok monosakarida.
Sedangkan oligosakarida adalah gabungan dari molekul-molekul monosakarida yang dapat
berbentuk disakarida, trisakarida, dsb. Oligosakarida yang paling banyak digunakan dalam
industri pangan adalah maltosa, laktosa dan sukrosa. Biasanya maltosa digunakan sebagai
bahan pemanis

B. Peranan Karbohidrat

1. Peran dalam biosfer Fotosintesis

menyediakan makanan bagi hampir seluruh kehidupan di bumi, baik secara langsung atau
tidak langsung. Organisme autotrof seperti tumbuhan hijau, bakteri, dan alga fotosintetik
memanfaatkan hasil fotosintesis secara langsung. Sementara itu, hampir semua organisme
heterotrof, termasuk manusia, benar-benar bergantung pada organisme autotrof untuk
mendapatkan makanan. Pada proses fotosintesis, karbon dioksida diubah menjadi karbohidrat
yang kemudian dapat digunakan untuk mensintesis materi organik lainnya. Karbohidrat yang
dihasilkan oleh fotosintesis ialah gula berkarbon tiga yang dinamai gliseraldehida 3-
fosfat.menurut rozison (2009) Senyawa ini merupakan bahan dasar senyawa-senyawa lain
yang digunakan langsung oleh organisme autotrof, misalnya glukosa, selulosa, dan amilum.

2. Peran sebagai cadangan energi

Beberapa jenis polisakarida berfungsi sebagai materi simpanan atau cadangan, yang
nantinya akan dihidrolisis untuk menyediakan gula bagi sel ketika diperlukan. Pati
merupakan suatu polisakarida simpanan pada tumbuhan. Tumbuhan menumpuk pati sebagai
granul atau butiran di dalam organel plastid, termasuk kloroplas. Dengan mensintesis pati,
tumbuhan dapat menimbun kelebihan glukosa. Glukosa merupakan bahan bakar sel yang
utama, sehingga pati merupakan energi cadangan.

3. Peran sebagai materi pembangun

Organisme membangun materi-materi kuat dari polisakarida struktural. Misalnya,


selulosa ialah komponen utama dinding sel tumbuhan. Selulosa bersifat seperti serabut, liat,
tidak larut di dalam air, dan ditemukan terutama pada tangkai, batang, dahan, dan semua
bagian berkayu dari jaringan tumbuhan. Kayu terutama terbuat dari selulosa dan polisakarida
lain, misalnya hemiselulosa dan pektin. Sementara itu, kapas terbuat hampir seluruhnya dari
selulosa.

Polisakarida struktural penting lainnya ialah kitin, karbohidrat yang menyusun kerangka
luar (eksoskeleton) arthropoda (serangga, laba-laba, crustacea, dan hewan-hewan lain
sejenis). Kitin murni mirip seperti kulit, tetapi akan mengeras ketika dilapisi kalsium
karbonat. Kitin juga ditemukan pada dinding sel berbagai jenis fungi. Sementara itu, dinding
sel bakteri terbuat dari struktur gabungan karbohidrat polisakarida dengan peptida, disebut
peptidoglikan. Dinding sel ini membentuk suatu kulit kaku dan berpori membungkus sel
yang memberi perlindungan fisik bagi membran sel yang lunak dan sitoplasma di dalam sel.

Karbohidrat struktural lainnya yang juga merupakan molekul gabungan karbohidrat


dengan molekul lain ialah proteoglikan, glikoprotein, dan glikolipid. Proteoglikan maupun
glikoprotein terdiri atas karbohidrat dan protein, namun proteoglikan terdiri terutama atas
karbohidrat, sedangkan glikoprotein terdiri terutama atas protein. Proteoglikan ditemukan
misalnya pada perekat antarsel pada jaringan, tulang rawan, dan cairan sinovial yang
melicinkan sendi otot. Sementara itu, glikoprotein dan glikolipid (gabungan karbohidrat dan
lipid) banyak ditemukan pada permukaan sel hewan. Karbohidrat pada glikoprotein
umumnya berupa oligosakarida dan dapat berfungsi sebagai penanda sel. Misalnya, empat
golongan darah manusia pada sistem ABO (A, B, AB, dan O) mencerminkan keragaman
oligosakarida pada permukaan sel darah merah.

C. Fungsi Karbohidrat
1. Sumber Energi
Fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energi bagi tubuh. Karbohidrat merupakan
sumber utama energi bagi penduduk di seluruh dunia, karena banyakdi dapat di alam dan
harganya relatif murah. Satu gram karbohidrat menghasilkan 4 kkalori. Sebagian karbohidrat
di dalam tubuh berada dalam sirkulasi darah sebagai glukosa untuk keperluan energi segera;
sebagian disimpan sebagai glikogen dalam hati dan jaringan otot, dan sebagian diubah
menjadi lemak untuk kemudian disimpan sebagai cadangan energi di dalam jaringan lemak.
Seseorang yang memakan karbohidrat dalam jumlah berlebihan akan menjadi gemuk.

2. Pemberi Rasa Manis pada Makanan


Karbohidrat memberi rasa manis pada makanan, khususnya mono dan disakarida. Gula
tidak mempunyai rasa manis yang sama. Fruktosa adalag gula yang paling manis. Bila
tingkat kemanisan sakarosa diberi nilai 1, maka tingkat kemanisan fruktosa adalah 1,7;
glukosa 0,7; maltosa 0,4; laktosa 0,2.

3. Penghemat Protein
Bila karbohidrat makanan tidak mencukupi, maka protein akan digunakan untuk
memenuhi kebutuhan energi, dengan mengalahkan fungsi utamanya sebagai zat pembangun.
Sebaliknya, bila karbohidrat makanan mencukupi, protein terutama akan digunakan sebagai
zat pembangun.

4. Pengatur Metabolisme Lemak


Karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak yang tidak sempurna, sehingga
menghasilkan bahan-bahan keton berupa asam asetoasetat, aseton, dan asam beta-hidroksi-
butirat. Bahan-bahan ini dibentuk menyebabkan ketidakseimbangan natrium dan dehidrasi.
pH cairan menurun. Keadaan ini menimbulkan ketosis atau asidosis yang dapat merugikan
tubuh.

5. Membantu Pengeluaran Feses


Karbohidrat membantu pengeluaran feses dengan cara emngatur peristaltik usus dan
memberi bentuk pada feses. Selulosa dalam serat makanan mengatur peristaltik usus. Serat
makanan mencegah kegemukan, konstipasi, hemoroid, penyakit-penyakit divertikulosis,
kanker usus besar, penyakiut diabetes mellitus, dan jantung koroner yang berkaitan dengan
kadar kolesterol darah tinggi. Laktosa dalam susu membantu absorpsi kalsium. Laktosa lebih
lama tinggal dalam saluran cerna, sehingga menyebabkan pertumbuhan bakteri yang
menguntungkan.

D. Penggolongan Karbohidrat
1. Karbohidrat Sederhana
Karbohidrat sederhana terdiri dari:

a. Monosakarida
Sebagian besar monosakarida dikenal sebagai heksosa, karena terdiri atas 6-rantai atau
cincin karbon. Atom-atom hidrogen dan oksigen terikat pada rantai atau cincin ini secara
terpisah atau sebagai gugus hidroksil (OH). Ada tiga jenis heksosa yang penting dalam ilmu
gizi, yaitu glukods, fruktosa, dan galaktosa. Ketiga macam monosakarida ini mengandung
jenis dan jumlah atom yang sama, yaitu 6 atom karbon, 12 atom hidrogen, dan 6 atom
oksigen. Perbedaannya hanya terletak pada cara penyusunan atom-atom hidrogen dan
oksigen di sekitar atom-atom karbon. Perbedaan dalam susunan atom inilah yang
menyebabkan perbedaan dalam tingkat kemanisan, daya larut, dan sifat lain ketiga
monosakarida tersebut. Monosakarida yang terdapat di alam pada umumnya terdapat dalam
bentuk isomer dekstro (D). gugus hidroksil ada karbon nomor 2 terletak di sebelah kanan.
Struktur kimianya dapat berupa struktur terbuka atau struktur cincin. Jenis heksosa lain yang
kurang penting dalam ilmu gizi adalah manosa. Monosakarida yang mempunyai lima atom
karbon disebut pentosa, seperti ribosa dan arabinosa
2. Glukosa, dinamakan juga dekstrosa atau gula anggur, terdapat luas di alam dalam
jumlah sedikit, yaitu di dalam sayur, buah, sirup jagung, sari pohon, dan bersamaan
dengan fruktosa dalam madu. Glukosa memegang peranan sangat penting dalam
ilmu gizi. Glukosa merupakan hasil akhir pencernaan pati, sukrosa, maltosa, dan
laktosa pada hewan dan manusia. Dalam proses metabolisme, glukosa merupakan
bentuk karbohidrat yang beredar di dalam tubuh dan di dalam sel merupakan
sumber energi.
3. Fruktosa, dinamakan juga levulosa atau gula buah, adalah gula paling manis.
Fruktosa mempunyai rumus kimia yang sama dengan glukosa, C6H12O6, namun
strukturnya berbeda. Susunan atom dalam fruktosda merangsang jonjot kecapan
pada lidah sehingga menimbulkan rasa manis.
4. Galaktosa, tidak terdapat bebas di alam seperti halnya glukosa dan fruktosa, akan
tetapi terdapat dalam tubuh sebagai hasil pencernaan laktosa.
5. Manosa, jarang terdapat di dalam makanan. Di gurun pasir, seperti di Israel
terdapat di dalam manna yang mereka olah untuk membuat roti.
6. Pentosa, merupakan bagian sel-sel semua bahan makanan alami. Jumlahnya sangat
kecil, sehingga tidak penting sebagai sumber energi.
b. Disakarida
Ada empat jenis disakarida, yaitu sukrosa atau sakarosa, maltosa, laktosa, dan
trehaltosa.
Trehaltosa tidak begitu penting dalam milmu gizi, oleh karena itu akan dibahas secara
terbatas. Disakarida terdiri atas dua unit monosakarida yang terikat satu sama lain melalui
reaksi kondensasi. kedua monosakarida saling mengikat berupa ikatan glikosidik melalui
satu atom oksigen (O). ikatan glikosidik ini biasanya terjadi antara atom C nomor 1
dengan atom C nomor 4 dan membentuk ikatan alfa, dengan melepaskan satu molekul
air. hanya karbohidrat yang unit monosakaridanya terikat dalam bentuk alfa yang dapat
dicernakan. Disakarida dapat dipecah kembali mejadi dua molekul monosakarida melalui
reaksi hidrolisis. Glukosa terdapat pada ke empat jenis disakarida; monosakarida lainnya
adalah fruktosa dan galaktosa
.

 Sukrosa atau sakarosa dinamakan juga gula tebu atau gula bit. Secara komersial
gula pasir yang 99% terdiri atas sukrosa dibuat dari keuda macam bahan makanan
tersebut melalui proses penyulingan dan kristalisasi. Gula merah yang banayk
digunakan di Indonesia dibuat dari tebu, kelapa atau enau melalui proses
penyulingan tidak sempurna. Sukrosa juga terdapat di dalam buah, sayuran, dan
madu.
 Maltosa (gula malt) tidak terdapat bebas di alam. Maltosa terbentuk pada setiap
pemecahan pati, seperti yang terjadi pada tumbuh-tumbuhan bila benih atau bijian
berkecambah dan di dalam usus manusia pada pencernaan pati.
 Laktosa (gula susu) hanya terdapat dalam susu dan terdiri atas satu unit glukosa
dan satu unit galaktosa. Kekurangan laktase ini menyebabkan ketidaktahanan
terhadap laktosa. Laktosa yang tidak dicerna tidak dapat diserap dan tetap tinggal
dalam saluran pencernaan. Hal ini mempengaruhi jenis mikroorgnaisme yang
tumbuh, yang menyebabkan gejala kembung, kejang perut, dan diare.
Ketidaktahanan terhadap laktosa lebih banyak terjadi pada orang tua. Mlaktosa
adalah gula yang rasanya paling tidak manis (seperenam manis glukosa) dan lebih
sukar larut daripada disakarida lain.
 Trehalosa seperti juga maltosa, terdiri atas dua mol glukosa dan dikenal sebagai
gila jamur. Sebanyak 15% bagian kering jamur terdiri atas trehalosa. Trehalosa
juga terdapat dalam serangga.
c. Gula Alkohol
Gula alkohol terdapat di dalam alam dan dapat pula dibuat secara sintesis. Ada empat
jenis gula alkohol yaitu sorbitol, manitol, dulsitol, dan inositol.

 Sorbitol, terdapat di dalam beberapa jenis buah dan secara komersial dibuat dari
glukosa. Enzim aldosa reduktase dapat mengubah gugus aldehida (CHO) dalam
glukosa menjadi alkohol (CH2OH). Struktur kimianya dapat dilihat di bawah.
Sorbitol banyak digunakan dalam minuman dan makanan khusus pasien diabetes,
seperti minuman ringan, selai dan kue-kue. Tingkat kemanisan sorbitol hanya 60%
bila dibandingkan dengan sukrosa, diabsorpsi lebih lambat dan diubah di dalam
hati menjadi glukosa. Pengaruhnya terhadap kadar gula darah lebih kecil daripada
sukrosa. Konsumsi lebih dari lima puluh gram sehari dapat menyebabkan diare
pada pasien diabetes.
 Manitol dan Dulsitol adalah alkohol yang dibuat dari monosakarida manosa dan
galaktosa. Manitol terdapat di dalam nanas, asparagus, ubi jalar, dan wortel. Secara
komersialo manitol diekstraksi dari sejenis rumput laut. Kedua jenis alkohol ini
banyak digunakan dalam industri pangan.
 Inositol merupakan alkohol siklis yang menyerupai glukosa. Inositol terdfapat
dalam banyak bahan makanan, terutama dalam sekam serealia.
d. Oligosakarida
Oligosakarida terdiri atas polimer dua hingga sepuluh monosakarida.

 Rafinosa, stakiosa, dan verbaskosa adalah oligosakarida yang terdiri atas unit-unit
glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Ketiga jenis oligosakarida ini terdapat du dalam
biji tumbuh-tumbuhan dan kacang-kacangan serta tidak dapat dipecah oleh enzim-
enzim perncernaan.
 Fruktan adalah sekelompok oligo dan polisakarida yang terdiri atas beberapa unit
fruktosa yang terikat dengan satu molekul glukosa. Fruktan terdapat di dalam
serealia, bawang merah, bawang putih, dan asparagus. Fruktan tidak dicernakan
secara berarti. Sebagian ebsar di dalam usus besar difermentasi.
2. Karbohidrat Kompleks
2.1.Polisakarida
Karbohidrat kompleks ini dapat mengandung sampai tiga ribu unit gula sederhana
yang tersusun dalam bentuk rantai panjang lurus atau bercabang. Jenis polisakarida yang
penting dalam ilmu gizi adalah pati, dekstrin, glikogen, dan polisakarida nonpati.

 Pati merupakan simpanan karbohidrat dalam tumbuh-tumbuhan dan merupakan


karbohidrat utama yang dimakan manusia di seluruh dunia. Pati terutama terdapat
dalam padi-padian, biji-bijian, dan umbi-umbian.
Jumlah unit glukosa dan susunannya dalam satu jenis pati berbeda satu sama lain,
bergantung jenis tanaman asalnya. Bentuk butiran pati ini berbeda satu sama lain
dengan karakteristik tersendiri dalam hal daya larut, daya mengentalkan, dan rasa.
Amilosa merupakan rantai panjang unit glukosa yang tidak bercabang, sedangkan
amilopektin adfalah polimer yang susunannya bercabang-cabang dengan 15-30 unit
glukosa pada tiap cabang.

amilosa amilopektin

 Dekstrin merupakan produk antara pada perencanaan pati atau dibentuk melalui
hidrolisis parsial pati. Dekstrin merupakan sumber utama karbohidrat dalam
makanan lewat pipa (tube feeding). Cairan glukosa dalam hal ini merupakan
campuran dekstrin, maltosa, glukosa, dan air. Karena molekulnya lebih besar dari
sukrosa dan glukosa, dekstrin mempunyai pengaruh osmolar lebih kecil sehingga
tidak mudah menimbulkan diare.
 Glikogen dinamakan juga pati hewan karena merupakan bentuk simpanan
karbohidrat di dalam tubuh manusia dan hewan, yang terutama terdapat di dalam
hati dan otot. Dua pertiga bagian dari glikogen disimpan dalam otot dan selebihnya
dalam hati. Glikogen dalam otot hanya dapat digunakan untuk keperluan energi di
dalam otot tersebut, sedangkan glikogen dalam hati dapat digunakan sebagai
sumber energi untuk keperluan semua sel tubuh. Kelebihan glukosa melampaui
kemampuan menyimpannya dalam bentuk glikogen akan diubah menjadi lemak
dan disimpan dalam jaringan lemak.
2.2.Polisakari dan Nonpati/Serat
Serat akhir-akhir ini banyak mendapat perhatian karena peranannya dalam
mencegah berbagai penyakit. Ada dua golongan serat yaitu yang tidak dapat larut
dan yang dapat larut dalam air. Serat yang tidak larut dalam air adalah selulosa,
hemiselulosa, dan lignin. Serat yang larut dalam air adalah pektin, gum, mukilase,
glukan, dan algal.

Metabolism Karbohidrat

Metabolism adalah peristiwa didalam unsur-unsur makanan setelah dicerna dan


diserap adalah metabolism intermediate. Jadi metabolism intermediate mencakup suatu
bidang luas yang berupaya memahami bukan saja lintasan metabolic yang dialami oleh
masing-masing molekul, tetapi juga interelasi dan mekanisme yang mengatur arus
metabolit melewati lintasan tersebt
Lintasan metabolism dapat tergolong menjadi 3 kategori:

1. Lintasan anabolic( penyatuan/pembentukan) ini merupakan lintasan yang


digunakan pada sintesis senyawa pembentukan struktur dan mesin tubuh.
Salah satu contoh dari kategori ini adalah sintesis protein.
2. Lintasan katabolic (pemecahan) lintasan ini meliputi berbagai proses
oksidasi yang melepaskan energy bebas, biasanya dalam bentuk fosfat
energy tinggi atau unsur ekuivalen pereduksi, seperti rantai respirasi dan
fosforilasi oksidatif.
3. Lintasan amfibolik (persimpangan) lintasan ini memiliki lebih dari satu
fungsi dan terdapat pada persimpangan metabolism sehingga bekerja
sebagai penghubung antara lintasan anabolic danlintasan katabolic.
Contoh dari lintasa ini adalah siklus asam sitrat.
Sifat diet atau makanan menentukan pola dasar metabolism didalam tubuh.
Mamalia termaksud manusia harus memprosduksi hasil penyerapan. Produk-produk
pencernaan karbohidrat, lipid dan protein dari makanan. Secara berurutan, produk-produk
ini terutama adalah glikosa, asam lemak serta gliserol dan asam amino. Semua produk
hasil pencernaan diproses melalui lintasan metaboliknya masing-masing menjadi suatu
produk umum yaitu KoA, yang kemudian akan dioksidasi secara sempurna melalui siklus
asam sitrat.
Terdapat beberapa jalut metabolism karbohidrat baik tergolong sebagai
katabolisme maupun anabolisme, yaitu glikolisis, oksidasi piruvat, siklus asam sitrat,
likogenesis, glikogenolisis serta gluconeogenesis.

Secara ringkas, jalur-jalur metabolism karbohidrat dijelaskan sebagai berikut:

1. Glukosa sebagai bahan bakar utama akan mengalami glikolisis (dipecah) menjadi 2
piruvat jika tersedis oksigen. Dalam tahap ini dihasilkan energy berupa ATP.
2. Selanjutnya masing-masing piruvat oksidasi menjadi asetil KoA. Dalam tahap ini
dihasilkan energy berupa ATP.
3. Asetik KoA masuk ke jalur persimpangan yaitu siklus asam sitrat. Dalam tahap ini
dihasilkan energy berupa ATP.
4. Jika sumber glukosa berlebihan, melebihi kebutuhan energy kita maka glikosa tidak
dipecah, melainkan akan dirangkai menjadi polimer glukosa(glikogen). Glikogen ini
disimpan di hati dan diotot sebagai cadangan energy jangka pendek. Jika kapasitas
penyimpanan glikogen sudah penuh, maka karbohidrat harus dikonversi menjadi jaringan
lipid sebagai cadangan energy jangka panjang.
5. Jika terjadi kekurangan glukosa dari diet sebagai sumber energy, maka glikogen yang
dipecah menjadi glukosa. Selanjutnya glukosa mengalami glikolisis, diikuti dengan
oksidasi pirvat sampai dengan siklus asam sitrat.
6. Jika glukosa dari diet tak tersedia dan cadangan glikogenpun juga habis, maka sumber
energy non karbohidrat y gluconeogenesis karena dianggap lipid dan protein harus
diubah menjadi glukosa baru yang selanjutkan yaitu mengalami katabolisme untuk
memperoleh energy.

Glikolisis

Glikolisis berlangsung didalam sitosol semua sel. lintasan katabolisme ini adalah proses
pemecah glukosa menjadi:

1. Asam piruvat, pada suasana aerob (tersedia oksigen)


2. Asam laktat, pada suasana anaerob ( tidak tersedia oksigen)

Glikolisis merupakan jalur utam metabolism glukosa agar terbentuk asam piruvat dan
selanjutnya asetil KoA untuk dioksidasi dalam siklus asam sitrat selain itu glikolisis juga
menjadi lintasan utam metabolism fruktosa dan galaktosa.

Keseluruhan persamaan reaksi untuk glikolisis yang menghasilkan laktat adalah


Glikosa+ ADP+ 2(+)- LAKTAT + 2atp+ 2H2O

Secara rinci, tahap-tahap dalam lintasan glikolisis adalah sebagai berikut ( pada setiap
tahap, lihat dan hubungkan dengan gambar lintasan detail metabolism karbohidrat):

1. Glukosa masuk lintasan glikolisis melalui fosforilasi menjadi gllukosa-6- fosfat dengan
dikatalisir oleh enzim heksokinase atau glukokinase ada sel parenkim hati dan sel pulau
langgerhans pancreas. Proses ini memerlukan atp sebagai donor fosfat.ATP bereaksi
sebagai komplek Mg-ATP. Terminal fosfat berenergi tinggi pada ATP digunakan,
sehingga hasilnya adlah ADP. Reaksi ini disertai kehilangan energy bebas dalam jumlah
yang sangat besar berupa kalori, sehingga dalam kondisi fisiologis dianggap irreversible.
Heksokinase dihambat secara alosterik oleh produk reaksi glukosa 6- fosfat.
2. Glukosa 6- fosfat diubah menjadi fruktosa 6- fosfat dengan bantuan enzim fosfatheksosa
isomerase dalam suatu reaksi isomer aldose ketosa. Enzyme ini hanya bekerja pada
anomer- glukosa6-fosfat.
3. Fruktosa 6-fosfat diubah menjadi fruktosa 1,6-bifosfat dengan bantuan enzyme
fosfofruktokinase. Fosfofruktokinase merupakan enzim yang berpasangan alosterik
sekaligus bisa diinduksi, sehingga berperan penting dalam laju glikolisis. Dalam kondisi
fisiologis tahap ini bisa dianggap irreversible. Reaksi ini memerlukan ATP sebagai donor
fosfat, sehingga hasilnya dalah ADP.
4. Fruktosa 1,6 bifosfat dipecah menjadi senyawa tiosa fosfat yaitu gliserahdehid 3- fosfat
dan dihidroksi aseton fosfat. Reaksi ini dikatalisir oleh enzim aldolase ( fruktosa 1,6-
bifosfat aldolase)
5. Gliseraldehid 3-fosfat dapat berubah menjadi dihidroksi aseton fosfat dan sebaiknya
(reaksi interkonversi). Reaksi bolak balik ini mendapatkan katalisatos enzim fosfotiosa
isomerase.
6. Glikolisis berlangsung melalui oksidasi gliseraldehid 3-fosfat menjadi 1,3-
bifosfogliserat, dan karena kativitas enzim fosforioksa isomerase, senyawa dihidroksi
aseton fosfat juga dioksidasi menjadi 1,3 bifosfagliserat melewati gliseraldehid 3—
fosfat.

D- Gliseraldehid 3 Fosfat + NAD + P-1,3bifosfogliserat +NADH +H


Enzim yang bertanggung jawab terhadap oksidasi diatas adalah gliseraldehid 3-
fosfatdehidrogenase, suatu enzim yang bergantung kepada NAD. Atom-atom hydrogen
yang dikeluarkan dari proses oksidasi ini dipindahkan kepada NAD yang terikat pada
enzim. Pada rantai respirasi mitokondria akan dikeluarkan tiga fosfat berenergi tinggi
(+3p)
Catatan:
Karena fruktosa 1,6- bifosfat yang memiliki 6 atom c dipecah menjadi
gliseraldehid 3- fosfat dan dihidroksi aseton fosfat yang masing-masing memiliki 3 atom
c, dengan demikian terbentuk 2 molekul gula yang masing-masing beratom c tiga(tiosa).
Jika molekul dihidroksiaseton fosfat juga berubah menjadi 1,3 bifosfogliserat, maka dari
1 molekul glkosa pada bagian awal, sampai dengan thap ini akan menghasilkan 2x 3p =
6p (+6p)
7. Energy yang dihasilkan dalam proses oksidasi disimpan melalui pembentukan ikatan
sulfur berenergi tinggi, setelah fosforolisi, sebuah gugus fosfat berenergi tinggi dalam
posisi 1 senyawa 1,3 bifosfoliserat. Fosfat berenergi tinggi ini ditangkap menjadi ATP
dalam reaksi lebih lanjut dengan ADP, yang dikatalisir oleh enzim fosfogliserat kinase.
Senyawa sisa yang dihasilkan adalah 3- fosfogliserat.
1,3 bifosfogliserat +ADP – 3 fosfogliserat +ATP

Catatan: karena ada dua molekul 1,3- biofosfagliserat, maka energy yang dihasilkan
adalah 2x 1p =2p (+2p)

8. 3- fosfogliserat diubah menjadi 2- fosfogliserat dengan dikatalisir oleh enzim


fosfogliserat mutase. Senyawa 2.3 bifosfogliserat merupakan intermediate dalam reaksi
ini.
3- fosfogliserat – 2 fosfogliserat
9. 2- fosfogliserat diubah menjadi fosfoenol piruvat dengan bantuan enzim enolase. Reaksi
ini melibatkan dehidrasi serta pendistribusian kembali energy di dalam molekul,
menaikkan valensi fosfat dari posisi 2 status berenergi tinggi.
Enolasi dihambat oleh fluoride, suatuunsur yang dapat digunakan jika glikolisis di dalam
darah perlu dicegah sebelum sebelum kadar glukosa darah diperiksa. Enzim ini
bergantung pada keberadaan Mg atau Mn.
2- fosfogliserat –fosfoenol piruvat +H2O
10. Fosfat Berenergi Tinggi PEP dipindahkan pada ADP oleh enzim piruvat kinase sehingga
menhasilkan ATP. Enol piruvat yang terbentuk dalam reaksi ini mengalami konvensi
spontan menjadi keto piruvat.reaksi ini disertai kehilangan energy bebas dalam jumlah
besar sebagai panas dansecara fisiologis adalah irreversible.
Fosfoenol piruvat +ADP- piruvat +ATP

Catatan: karena ada 2 molekul PEP maka terbentuk 2 molekul etanol piruvat sehingga
total hasil energy pada tahap ini adalah 2x1p= 2p (+2p)
11. Jika keadaan bersifat anaerob (tak tersedia oksigen), reokssidasi NADH melalui
pemindahan sejumlah unsur ekuivalen produksi akan dicegah. Piruvat akan direduksi
oleh NADH menjadi laktat. Reaksi ini dikatalisir oleh enzim laktat dehydrogenase.
Piruvat + NADH+ H (+) LAKTAT + NAD
Dalam keadaan aerob, piruvat diambil oleh smitokondria, dan setelah konversi menjadi
asetil-KoA, akan dioksidasi menjadi CO2 melalui siklus asam sitrat. Ekiuvalen pereduksi
dari reaksi NADH +H yang terbentuk dalam glikolisi akan diambil oleh mitokondria
untuk oksidasi melalui sala satu dari reaksi ulang alik.

Kesimpulan:

Pada glikolisis aerob, energy yang dihasilkan terinci sebagai berikut:

 Hasil tingkat substrat +4P


 Jumlah oksidasi respirasi +6P
 Jumlah +10P
 Dikurangi untuk aktifasi glukosa fruktosa 6P +2P
+8P

Pada glikolisi anaerob, energy yang dihasilkan terdiri sebagai berikut :

 Hasil tingkat substrat +4P


 Hasil oksidasi +0P
 Jumlah +4P
 Dikurangi untuk aktifitas glukosa dan fruktosa 6P -2P
+2P

OKSIDASI PIRUVAT

Dalam jalur ini, piruvat dioksidasi( dekarboksilasi oksidatif) menjadi asetil KoA,
yang terjadi di dalam mitokondria sel. reaksi ini dikatalisis oleh berbagai enzyme yang
berbeda yang bekerja secara berurutan didalam suatu komplek multienzim yang
berkaitan dengan mimbran interna mitikondria. Secara kolektif, enzim tersebut diberi
nama komplek piruvat dehydrogenase dan analog, dengan komplek-keto glutarat
dehydrogenase pada siklus asam sitrat.

Jalur ini merupakan penghubung antara glikolisis dengan siklus kreb, jalur ini juga
merupakan korversi glikosa menjadi asam lemak dan asam lemak sebaiknya dari
senyawa non karbohidrat menjadi karbohidrat.

Rangkaian reaksi kimia yang terjadi dalam lintasan oksidasi piruvat adalah sebagai
berikut:

1. Dengan adanya TDP ( thiamine diphosphate), piruvat didekarboksilasi menjadi derivate


hidroksietik tiamin difosfat terikat enzim oleh komponen komplek enzim piruvat
dehydrogenase. Produk sisa yang dihasilkan adalah CO2.
2. Hidroksietil tiamin difosfat akan bertemu dengan lipoamid teroksidasi, suatu kelompok
prostetik dihidroksilipoil transasetilase untuk membentuk asetil lipoamid, selanjutnya
TDP lepas.
3. Selanjutnya dengan adanya KoA-SH, asetil lipoamid akan diubah menjadi asetil KoA,
dengan hasil sampingan berupa lipoamid tereduksi.
4. Siklus ini selesai jika lipoamid tereduksi oleh flavoprotein, yang mengandung FAD, pada
kehadiran dihidrolipoil dehydrogenase. Akhirnya flavoprotein tereduksi ini dioksidasi
oleh NAD, yang akhirny memindahkan ekuivale produksi kepada rantairespirasi.
Pirufat +NAD+Koa –asetil KoA+NADH+H+CO2
Siklus asam sitrat

Siklus ini juga sering disebut sebagai siklus krebs dan siklus asam trikarboksilat
dan berlangsung di dalam mitokondria. Siklus asam sitrat merupakan jalur bersama
oksidasi karbohidrat, lipid dan protein.

Siklus asam sitrat merupakan rangkaian reaksi yang menyebabkan katabolisme


asetil KoA, dengan membeabaskan sejumlah ekuivalen hydrogen yang pada oksidasi
menyebabkan pelepasan dan penangkapan sebagaian besar energi yang tersedia dari
bahan baker jaringan, dalam bentuk ATP. Residu asetil ini berada dalam bentuk asetil
KoA (CH3-CO-KoA, asetat aktif), suatu ester koenzim A, Ko-A mengandung vitamin
asam pantotenat.

Fungsi utama siklus asam sitrat adalah sebagai lintasan akhir bersama untuk
oksidasi karbohidrat, lipid dan protein. Hal ini terjadi karena glukosa, asam lemak dan
banyak asam amino dimetabolisme menjadi asetil KoA atau intermediate yang ada dalam
siklus tersebut.
Selam proses oksidasi asetil KoA didalam siklus, akan terbentuk ekiuvalen
pereduksi dalam bentuk hydrogen atau elekrogen sebagai hasil kegiatan enzim
dehidrogenasespesifik. Unsur ekiuvale pereduksi ini kemudiaan memasuki rantai
respirasi tempat sejumlah besar ATP dihasilkan dalam proses fosfolisasi oksidatif. Pada
keadaan tanpa oksigen atau kekurangan oksigen terjadi hambatan total pada siklus
tersebut.

Enzim-enzim siklus asam sitrat terletak didalam matriks mitokondria, baik dalam
bentuk bebas ataupun melekat pada permukaan dalam membrane internal mitokondria
sehingga memfasilitasi pemindahan unsur ekiuvalen pereduksi ke enzim terdekat pada
rantai respirasi, yang bertempat didalam membrane interna mitokondria.
Reaksi-reaksi pada siklus asam sitrat diuraikan sebagai berikut:

1. Kondensasi awa asetil KoA denganoksaloaksetat membentuk sitrat, dikatalisir oleh enzim
sitrat sintase menyebabkan sintesis ikatan karbon ke karbon di antara atom karbon metil
pada aseti lKoA dengan atom karbon karbonil pada oksaloasetat. Reaksi kondensasi,
yang membentuk sitril KoA, diikuti oleh hidrolisi ikatan tioester KoA yang disertai
dengan hilangnya enzim bebas dalam bentuk panas dalam jumlah besar, memastikan
reaksi tersebut selesai dengan sempurna.
Asetil KoA +oksaloaselat+H20- Sitrat+KoA
2. Sitrat dikonvermasi menjadi isositrat oleh enzim akonitase yang mengandung besi Fe
dalam bentuk protein besi-sulfur. Konversi ini berlangsung dalam 2 tahap yaitu: dehidrasi
menjadi SiS-akonitrat, yang sebagian di antaranya terikat pada enzim dan rehidrasi
menjadi isositrat.
Reaksi tersebut dihambat oleh flurosetat yang dalam bentuk fluoroasetil KoA
mengadakan kondensasi dengan oksaloasetat untuk membentuk fluorositrat senyawa
terakhir ini melibat akonitase sehingga menimbulkan penumpukan sitrat.
3. Isositrat mengalami dehydrogenase terbentuk oksalosuksinat dengan adanya enzim
isositrat dehydrogenase. Diantra enzim ini ada yang spesifik NAD hanya ditemukan
didalam mitokondria. Dua enzim lainnya bersifst spesifik NADP dan masing-masing
secara berurutan dijumpai didalam mitokondria serta sitosol. Oksidasi terkait respirasi
terhadap isositrat berlangsung hamper sempurna melalui enzim yang bergantung NAD.
Isositrat + NAD  oksalosuksinat - ketoglutarat +CO2+ NADH+ H (terikat
enzim)
Kemudian terjadi dekarboksilasi menjadi - ketoglutarat yang juga dikatalisir oleh enzim
isositrat dehydrogenase. Mn2+ atau Mg2+ merupakan komponen penting reaksi
dekarboksilasi. Oksalosuksinat tampaknya akan tetap terikat pada enzim sebagai
intermediate dalam keseluruhan reaksi.
4. Selanjutnya - ketoglutarat mengalami dekarboksilasi oksidatif melalui cara yang sama
dengan dekarboksilasi oksidatif piruvat, dengan kedua subrat berupa asam - sketo.
- ketoglutarat +NAD+ KoAsuksinil KoA +CO2+ NADH +H

Reaksi tersebut yang dikatalisir oleh kompleks - ketoglutarat dehydrogenase, juga


memerlukan kofaktor yang identic dengan komplrks piruvat dehydrogenase, contohnya
TDP, lipoat, NAD, FAD serta KoA, dan menghasilkan pembentukan suksinil KoA.
Arsenit menghambat reaksi diatas sehingga menyebabkan penumpukan - ketoglutarat.

5. Tahap selanjutnya terjadi perubahan suksinil KoA menjadi suksinat dengan adanya peran
enzim suksinat( suksinil KoA sintetase).
Suksinil KoA + P+ADH  suksinat +ATP +KoA

Dalam siklus asam sitrat, reaksi ini adalah satu-satunya contoh pembentukan fosfat
berenergi tinggi pada tingkatan substrat dan terjadi karena pelepasan energy bebas dari
dekarboksila oksidatif - ketoglutarat cukup memadai untuk menghasilkan ikatan
berenergi tinggi disamping pembentukan NADH.
6. Suksinat dimetabolisir lebih lanjut melalui reaksi dehidrogenasi yang diikuti oleh
penambahan air dan kemudian oleh dehidrogenasi lebih lanjut yang menghasilkan
kembali oksaloasetat.
Suksinat +FAD  fumarat + FADH

Reaksi dehidrogenesi pertama dikatalisir oleh enzim suksinat dehydrogenase yang terikat
pada permukaan dalam membrane interna mitokondria, berbeda berbeda dengan enzim-
enzim lain yang ditemukan pada matriks. Reaksi ini adalah satu- satunya reaksi
dehydrogenase dalam siklus asam sitrat yang melibatkan pemindahan langsung atom
hydrogen dari subtract kepada flavoprotein tanpa peran NAD. Enzim ini mengandung
FAD dan protein besi-sulfur. Fumarat terbentuk sebagai hasil dehidrogenasi. Fumarase
mengkatalisir penambahan air pada furamat untuk menghasilkan malat.

Fumarat +H2O L- malat

Enzim fumarase juga mengkatalisir penambahan unsur-unsur air kapada ikatan rangkap
fumarat dalam konfigurasi trans.

Malat dikonversikan menjadi oksaloasetat dengan katalisator berupa enzim malat


dehydrogenase, suatu reaksi yang memerlukan NAD.

L-Malat+ NAD  Oksaloasetat +NADH +H

Enzim-enzim dalam siklus asam sitrat, kecuali alfa ketoglutarat dan suksinat
dehydrogenase juga ditemukan diluar mitokrondria. Meskipun dapat mengkatalisir reaksi
serupa, sebagian enzim tersebut, misalnya malat dehydrogenase pada kenyataannya
mungkin bukan merupakan protein yang sama seperti enzim mitokondria yang
mempunyai nama sama( dengan kata lain enzim tersebut merupakan isoenzim).

Energy yang dihasilkan dalam siklus asam sitrat

Pada proses oksidasi yang dikatalisir enzim dehydrogenase,3 molekul NADH dan
FADH2 akan menghasilkan untuk setiap molekul asetil –KoA yang dikatabolisir dalam
siklus asam sitrat. Dalam hal ini sejumlah ekiuvalen pereduksi akan dipindahkan ke
rantai respirasi dalam membrane interna mitokondria

Selama melintas rantai respirasi tersebut, ekiuvalen pereduksi NADH menghasilkan 3


ikatan fosfat berenergi tinggi melaui esterifikasi ADP dalam proses fosforilasi oksidatif.
Namun demikian FADH2 hanya menghasilkan 2 ikatan fosfat berenergi tinggi. Fosfat
berenergi tinggi selanjutnya akan dihasilkan pada tingkat siklus itu sendiri pada saat
suksinil KoA diubah menjadi suksinat.

Dengan demikian rincian energy yang dihasilkan dalam siklus asam sitrat adalah:

1. Tiga molekul NADH, menghasilkan : 3 x 3p = 9p


2. Satu molekul FADH2, menghasilkan :1 x 2p =2p
3. Pada tingkat substrat : =1p
Jumlah =12p

Satu siklus krebs akan menghasilkan energy 3p + 3p+ 1p+ 3p =12p

Kalau kita hubungkan jalur glikolisis, oksidasi piruvat dan siklus krebs, akan
dapat kita hitung bahwa 1 mol glukosa jika dibakar sempurna akan menghasilkan energy
dengan rincian sebagai berikut:

1. Glikolisis :8P
2. Oksidasi piruvat :6P
3. Siklus krebs :24P
Jumlah :38P

Glikogenesis

Tahap pertama metabolism karbohidrat adalah pemecahan glukosa menjadi


piruvat. Selanjutnya piruvat dioksidasi menjadi asetil KoA. Akhirnya asetil KoA masuk
ke dalam siklus asam sitrat untuk katabolisir menjadi energy.
Proses diatas terjadi jika kita membutuhkan energy untukaktifitas, misalnya
berfikir, mencerna makanan, bekerja dan sebagainya. Jika kita memiliki glukosa
melampaui energy, maka kelebihan glukosa yang ada akan disimpan dalam bentuk
glikogen. Proses anabolisme ini dinmakan glikogenesis.

Glikogen merupakan bentuk simpanan karbohidrat yang utama didalam tubuh dan
analog dengan amilum pada tumbuhan. Unsur ini terutama terdapat didalamhati( sampai
6%), otot jarang melampaui jumlah 1% . akan tetapi karena masa otot jauh lebih besar
dari pada hati, maka besarnya simpanan glikogen diotot bisa mencapai tiga sampai empat
kali lebih banyak. Seperti amilum, glikogen merupakan polimer -D glikosa yang
bercabang.

Glikogen otot berfungsi sebagai sumber heksosa yang tersedia dengan mudah
untuk proses glikolisis di dalam otot itu sendiri. Sedangkan glikogen hati sangat
berhubungan dengan simpanan dan pengiriman heksosa keluar untuk mempertahankan
kadar glukosa darah, khususnya pada saat diantara waktu makan. Setelah 12-18 jam
puasa, hamper semua simpanan glikogen dihati terkuras habis. Tetapi glikogen otot
hanya terkuras secara bermakna setelah seseorang melakukan olahraga yang berat dan
lama.

Rangkaian proses terjadinya glikogenesis digambarkan sebagai berikut:

1. Glukosa mengalami fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat(reaksi yang lazim terjadi juga
pada lintasan glikolisis). Di otot reaksi ini dikatalisir oleh heksokinase sedangkan dihati
oleh glukokinase.
2. Glukosa 6- fosft diubah menjadi glukosa 1- fosfat dalam reaksi dengan bantuan
katalisator enzim fosfoglukomutase. Enzim itu sendiri akan mengalami fosforilasi dan
gugus fosfo akan mengambil bagian di dalam reaksi reversible yang intermediatnya
adalah glukosa 1,6- bifosfat.
Enz-p + Glukosa 6- fosfat  Enz + Glukosa 1,6 – bifosfat  Enz- P + Glukosa
1- fosfat
3. Selanjutnya glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin trifosfat (UTP) untuk membentuk
uridin difosfat glukosa (UDPGIc). Reaksi ini dikatalisir oleh enzim UDPGIc
pirofosforilase.
UTP +Glukosa 1- fosfat  UDPGIc + PPi

4. Hidrolisis pirofosfat inorganic berikutnya oleh enzim pirofosfatase inorganic akan


menarik reaksi kearah kanan persamaan reaksi.
5. Atom C pada glukosa yang diaktifkan oleh UDPGIc membentuk ikatan glikosidik dengan
atom C4 pada residu glukosa terminal glikogen, sehingga membebaskan uridin difosfat.
Reaksi ini dikatalisir oleh enzim glikogen sintesis. Molekul glikogen yang sudah ada
sebelumnya (disebut glikogen primer) harus ada untuk memulai reaksi ini. Glikogen
primer selanjutnya dapat terbentuk pada primer protein yang dikenal sebagai glikogenin.
UDPGIc +(C6)  UDP + (C6)
Glikogen glikogen
Residu glukosa yang lebih lanjut melekat pada posisi 14 untuk membentuk rantai
pendek yang diaktifkan oleh glikogen sintase. Pada otot rangka glikogenin tetap melekat
pada pusat molekul glikogen, sedangkan di hati terdapat jumlah molekul glikogen yang
melebihi jumlah molekul glikogenin.

6. Setelah rantai dari glikogen primer diperpanjang dengan penambahan glukosa tersebut
hingga mencapai minimal 11 residu glukosa, maka enzim pembentukan cabang
memindahkan bagian dari rantai 14( panjang minimal 6 residu glukosa) pada rantai
yang melekat untuk pembentukan rangkaian 16 sehingga membentuk titik cabang pada
molekul tersebut. cabang-cabang ini akan tumbuh dengan penambahan lebih lanjut 1
glukosil dan pembentukan cabang selanjutnya. Setelah jumlah residu terminal yang non
residu bertambah, jumlah total tapak reaktif dalam molekul akan meningkat sehingga
akan mempercepat glikogenesis maupun glikogenolisis.

Tahap-tahap perangkaian glukosa digambarkan pada bagan berikut:

Tampak bahwa setiap penambahan 1 glukosa pada glikogen dikatalisir oleh enzim
glikogen sintase. Sekelompok glukosa dalam rangkaian linier dapat putus dari glikogen
induknya dan berpindah tempat untuk membentuk cabang. Enzim yang berperan dalam
tahap ini adalah enzim pembentukan cabang(branching enzyme).

Glikogenolisis
Jika glukosa dari diet tidak dapat mengcukupi kebutuhan, maka glikogen harus pecah
untuk mendapatkan glukosa sebagai sumber energy. Proses ini dinamakan glikogenolisis.
Glikogenolisis seakan-akan kebalikan dari glikogenesis, akan tetapi sebenarnya tidak
demikian. Untuk memutuskan ikatan glukosa satu demi satu dari glikogen diperlukan
enzim fosforilase. Enzim ini spesifik untuk proses fosforolisis rangkaian 14 glikogen
untuk menghasilkan glukosa 1- fosfat. Residu glukosil terminal pada rantai paling luar
molekul glikogen dibuang secara berurutan sampai kurang lebih ada 4 buah residu
glukosa yang tersisa pada tiap sisi cabang 16.

Glukan transferase dibutuhkan sebagai katalisator pemindahan unit trisakarida dari satu
cabng ke cabang lainnya sehingga membuat titik cabang 16 terpanjang. Hidrilisis
ikatan 16 memerlukan kerja enzim enzim pemutusan cabang ( debranching enzyme)
yang spesifik. Dengan pemutusan cabang tersebut, maka kerja enzim fosforilase
selanjutnya dapat berlangsung.

Glukoneogenesis
Gluconeogenesis terjadi jika sumber energy dari karbohidrat tidak tersedia lagi.
Maka tubuh adalah menggunakan lemak sebagai sumber energy. Jika lemak jugatersedia,
barulah memecah protein untuk energy yang sesungguhnya protein berperan pokok
sebagai pembangun tubuh.
Jadi bisa disimpulkan bahwa gluconeogenesis adalah proses pembentukan
glukosa dari senyawa-senyawa non karbohidrat, bisa dari lipid maupun protein.
Secara ringkas, jalur gluconeogenesis dari bahan lipid maupun protein dijelaskan sebagai
berikut:
1. Lipid terpecah menjadi komponen penyusun yaitu asam lemak dan gliserol. Asam
lemak dapat dioksidasi menjadi asetil KoA. Selanjutnya asetil KoA masuk dalam
siklus krebs. Sementara itu gliserol masuk dalam jalur glikolisis.
2. Untuk protein, asam- asam amino penyusunnya akan masuk kedalam siklus kreb’s.
Beberapa penyakit akibat kelainan metabolism karbohidrat

1. Galaktosemia
Galaktosemia ( kadar galaktosa yang tinggi dalam darah) biasanya disebabkan
oleh kekurangan enzim galaktose 1-fosfat uridil transferase. Kelainan ini merupakan
kelainan bawaan.
Sekitar dari 50.000-70.000 bayi terlahir tanpa enzim tersebut. patofisiologis
awalnya, pasien tampak normal, tetapi beberapa hari atau beberapa minggu kemudiaan,
nafsu makanannya berkurang, muntah, tampak kuning (jaundice) dan pertumbuhannya
yang normal terhenti. Hati membesar, didalam air kemihnya ditemukan sejumlah besar
protein dan asam amino, terjadi pembemgkakan jaringan dan menimbulkan cairan dalam
tubuh.
Karena kelainan ini merupakan herediter yang dibawah oleh ibu dan ayahnya.
Seorang wanita yang diduga membawa gen untuk penyakit ini sebaiknya tidak
mengkomsumsi galaktosa selama kehamilan.
Jika pengobatan tertunda, anak akan memiliki tubuh yang pendek dan pengalami
keterbelakangan mental. Banyak yang menderita katarak. Kebanyakan penyebabnya tidak
diketahui.
Pasien dengan galaktosemia, dilarang mengkonsumsi bahan makanan yang
mengandung galaktosa dari karbohidrat seumur hidupnya, seperti susu yang kaya akan
galaktosa.
2. Glikogenesis
Glikogenesisi( penyakit penimbunan glikogen) adalah sekumpulan penyakit
keturunan yang disebabkan oleh tidak adanya 1 atau beberapa enzim yang diperlukan
untuk mengubah glikogen menjadi glukosa ( atau glikogenesis digunakan sebagai energy)
pada glikogenesis, sejenis atau sejumlah glikogen yang abnormal yang diendapkan
didalam jaringan tubuh, terutamah dihati.
diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap contoh jaringan(
biasanya otot atau hati), yang menunjukan adanya enzim yang hilang. Pengobatan
tergantung kepada jenis penyakitnya untuk membantu pencegah turunnya kadar gula
darah, dilanjutkan untuk mengkomsumsi makanan kaya karbohidrat dalam porsi kecil
kebanyakan beberapa kali dalam sehari. Pada beberapa anak yang masih kecil, masalah
ini bisa diatasi dengan memberikan tepung jangung yang tidak masak setiap 4-6 jam.
Kadang pada malam hari diberikan larutan karbohidrat melalui selang yang dimasukan ke
lambung.
Penyakit penimbunan glikogen cenderung menyebabkan penimbunan asam urat,
yang dapat menyebabkan gout dan batu ginjal. Untuk mencegah hal tersebut seringkali
perlu diberikan obat-obatan.
Pada beberapa jenis glikogenesis, untuk mengurangi kram otot, aktivitas anak
harus dibatasi.

3. Intoleransi fruktosa herediter


Intoleransi fruktosa herediter adalah suat penyakit keturunan dimana tubuh tidak
dapat menggunakan fruktosa karena tidak memiliki enzim fosfofruktaldolase.
Sebagai akibatnya, fructose 1-fosfatase( yang merupakan hasil pemecahan dari
fruktosa) tertimbun didalam tubuh, menghalangi pembentukan glikogen dan menghalangi
perubahan glikogen menjadi glukosa sebagai sumber energy.
Mencerna fruktosa atau sukrosa (yang dalam tubuh akan diuraikan menjadi
fruktosa, kedua jenis gula ini terkandung dalam gula meja) dalam jumlah yang lebih ,
bisa menyebabkan:
 Hipoglikemia ( kadar gula darah yang rendah) disertai keringat dingin
 Tremor ( gerakan gemetar diluar kesadaran)
 Linglung
 Mual
 Muntah
 Nyeri perut
 Kejang(kadang-kadang)
 Koma
4. Fruktosuria
Fruktosuria merupakan suatu keadaan yang tidak berbahaya, dimana fruktosa
dibuang kedalam air kemih. Fruktosuria disebabkan oleh kekurangan enzim fruktokinase
yang sifatnya diturunkan.
1 dari 130.000 penduduk menderita fruktosuria. Fruktosuria tidak menimbulkan
gejala, tetapi kadar fruktosa yang tinggi didalam darah dan air kemih dapat menyebabkan
kekeliruan diagnose dengan diabetes mellitus tidak perlu dilakukan pengobatan khusus.
5. Pentosuria

Pentosuria adalah suatu keadaan yang tidak berbahaya, yang ditandai dengan
ditemukannya gula xylulosa didalam air kemih karena tubuh tidak memiliki enzim yang
diperlukan untuk mengolah xylulosa.

Pentosuria hamper selalu hanya ditemukan pada orang yahudi. Pentosuria tidak
menimbulkan masalah kesehatan, tetapi adanya xylulosa dalam air kemih bisa
menyebabkan kekeliruan diagnosis dengan diabetes mellitus. Tidak perlu dilakukan
pengobatan khusus.
Daftar Pustaka

Wijaya, Hendra. metode analisis urine. http//www.igk233.weblog.esaunggul.ac.id diakses


tanggal 20/02/2016

Mahar, Jaya. 2014. Analisis karbohidrat. Program studi ilmu dan teknologi pangan. Jurursan
teknologi hasil pertanian. Fakultas teknologi pertanian. Universitas Brawijaya

Kurniawan, Sulfiendi. Peran Biologis Karbohidrat.

Juniarso,Triman.BiokimiaKarbohidrat.http//www.timanjuniarso.files.wordpress.com.diakses
tanggal 20/02/2016

Anda mungkin juga menyukai