Limfosit B
Oleh
Kelompok 5
1. Asmiwati
2. Deby Vista Lestari
3. Izel Hendri
4. Mawaddah Ismi
5. Mutiara Sari
6. Suci Intan Nisa Rahmi
PENDAHULUAN
Apabila sel – sel pra-B telah memiliki molekul Ig sebagai molekul integral membran
selnya, maka sel tersebut telah berkembang menjadi sel B muda. Sel ini belum dapat bereaksi
terhadap antigen bahkan akan mengakibatkan gejala toleransi imunologik di kemudian hari
apabila terpapar antigen.
Bagan molekul – molekul permukaan limfosit B
Sel B muda yang bertambah dewasa akan berkurang kepadatan molekul Ig M-nya,
tetapi muncul molekul IgD diantaranya. Makin dewasa sel B tersebut, makin menigkat
molekul Ig D nya. Limfosit B yang telah teraktifkan oleh antigen akan kehilangan molekul
IgD nya, tetapi sebaliknya menunjukkan ekspresi beberapa jenis molekul lain, misalnya :
reseptor untuk IL-2, transferin dan sebagainya.
Sel B muda dengan cepat memiliki reseptor untuk virus Epstein Barr, C3b dan untuk Fe
dari IgG. Demikian pula dapat diketemukan MHC kelas 1 yang bertambah jumlahnya dengan
makin dewasa selnya.
Kalau pada limfosit T dikenal berbagai antigen dengan nomenklatur CD, maka pada
limfosit B pun juga dikenal antigen demikian yaitu : CD19, CD20, CD21, CD22, CD23, CD37,
CD39, CD40 dan CD45.
Pasmasit merupakan sel diferensiasi akhir dari limfosit B. Pada tahp ini limfosit B telah
mampu memproduksi Ig dalam kekuatan penu sehingga dapat disekresikan. 40% dari protein
dalam sitoplasma adalah molekul Ig, sehingga sebuah plasmasit dapat menghasilkan ribuan
molekul antibodi setiap detiknya.
Kadang – kadang orang membedakan jenis sel yang dinamakan plasmablas yang
merupakan bentuk antara limfosit yang teraktifkan dan plasmasit.ukuran plasmablas besar
dengan inti yang lebih besar dari plasmasit. Plasmablas sudah mampu mensekresikan antibodi
walaupun tidak sebanyak plasmasit. Pada membran plasmablas masih dijumpai molekul Ig dan
reseptor untuk Fe yang akan sangat berkurang apabila telah berubah menjadi plasmasit dewasa.
Plasamasit berbentuk lonjong dangan inti eksentris, umurnya tidak lebih dari 4 hari dan tidak
dapat ditemukan dalam darah.
Limfosit B memiliki sifat mampu membentuk anti body.Sel limfosit B merupakan
pembunuh alami menghancurkan sel berbahaya.yang diproduksi di dalam sumsum tulang
sebelum melakukan perjalanan ke daerah-daerah dari sistem limfatik seperti limpa, timus dan
kelenjar getah bening.
Sel limfosit B memiliki reseptor pada permukaan mereka yang mengenali antigen
tertentu. Antigen ini bisa apa saja yang mengancam tubuh, seperti virus, bakteri, alergi atau
molekul racun. Peran limfosit dari jenis sel pembunuh alami adalah tidak spesifik dan mereka
dapat mengenali berbagai jenis antigen, termasuk sel yang terinfeksi dan beberapa sel tumor.
Limfosit B menjadi aktif ketika mereka mengikat antigen spesifik mereka. Kemudian
mereka dibagi menjadi dua jenis sel, yang dikenal sebagai sel memori dan sel plasma. Salah satu
peran penting dari limfosit adalah produksi antibodi, dan sel plasma yang bertanggung jawab
untuk ini. Mereka dapat dengan cepat memproduksi dan melepaskan ribuan antibodi yang
memasuki peredaran darah.siap melek melepas kembali antigen
Bila sel limfosit B matur distimulasi antigen ligannya, maka sel B akan berdiferensiasi
menjadi aktif dan berproliferasi. Ikatan antara antigen dan imunoglobulin pada permukaan
limfosit B, akan mengakibatkan terjadinya ikatan silang antara imunoglobulin permukaan
limfosit B. Ikatan silang ini mengakibatkan aktivasi enzim kinase dan peningkatan ion Ca++
dalam sitoplasma.
Terjadilah fosforilase protein yang meregulasi transkripsi gen antara lain protoonkogen
(proto oncogene)yang produknya meregulasi pertumbuhan dan diferensiasi sel. Aktivasi
mitosis ini dapat terjadi dengan atau tanpa bantuan sel T, tergantung pada sifat antigen yang
merangsangnya. Proliferasi akan mengakibatkan ekspansi klon diferensiasi dan selanjutnya
sekresi antibodi. Fungsi fisiologis antibodi adalah untuk menetralkan dan mengeliminasi
antigen yang menginduksi pembentukannya.
Dikenal 2 macam antigen yang dapat menstimulasi limfosit B, yaitu antigen yang tidak
tergantung pada sel T (TI = T cell independent)dan antigen yang tergantung pada sel T (TD =
T cell dependent).Antigen TI dapat merangsang limfosit B untuk berproliferasi dan
mensekresi imunoglobulin tanpa bantuan sel T penolong (Th =T helper).Contohnya adalah
antigen dengan susunan molekul karbohidrat, atau antigen yang mengekspresikan determinan
antigen (epitop) identik yang multipel, sehingga dapat mengadakan ikatan silang antara
imunoglobulin yang ada pada permukaan limfosit B. Ikatan silang ini mengakibatkan
terjadinya aktivasi limfosit B, proliferasi, dan diferensiasi. Polisakarida pneumokok, polimer
D-asam amino dan polivinil pirolidin mempunyai epitop identik yang multipel, sehingga
dapat mengaktifkan limfositB tanpa bantuan sel T.
Demikian pula lipopolisakarida (LPS), yaitu komponen dinding sel beberapa bakteri
Gram negatif dapat pula mengaktifkan limfositB. Tetapi LPS pada konsentrasi tinggi dapat
merupakan aktivator limfositB yang bersifat poliklonal. Hal ini diperkirakan karena LPS
tidak mengaktifkan limfosit B melalui reseptor antigen, tetapi melalui reseptor mitogen.
Antigen TD merupakan antigen protein yang membutuhkan bantuan sel Th melalui
limfokin yang dihasilkannya, agar dapat merangsang limfosit B untuk berproliferasi dan
berdiferensiasi.
Terdapat dua macam respons antibodi, yaitu : respons antibodi primer dan sekunder.
1.Respons antibodi primer adalah respons limfositB terhadap pajanan antigen ligannya yang
pertama kali.
2.Respons antibodi sekunder adalah respons limfosit B pada pajanan berikutnya, jadi
merupakan respons limfosit B memori.
Kedua macam respons antibodi ini berbeda baik secara kualitatif maupun secara
kuantitatif. Perbedaan tersebut adalah pada respons antibodi sekunder terbentuknya antibodi
lebih cepat dan jumlahnya pun lebih banyak.
Pada respons antibodi primer, kelas imunoglobulin yang disekresi terutama adalah IgM,
karena limfositvB istirahat hanya memperlihatkan IgM dan IgD pada permukaannya (IgD
jarang disekresi). Sedangkan pada respons antibodi sekunder, antibodi yang disekresi
terutama adalah isotip lainnya seperti IgG, IgA, dan IgE sebagai hasil alih isotip. Afinitas
antibodi yang dibentuk pada respons antibodi sekunder lebih tinggi dibanding dengan respons
antibodi primer, dan dinamakan maturasi afinitas.
Respons limfosit B memori adalah khusus oleh stimulasi antigen TD, sedangkan
stimulasi oleh antigen TI pada umumnya tidak memperlihatkan respons limfosit B memori
dan imunoglobulin yang dibentuk umumnya adalah IgM. Hal ini menandakan bahwa respons
antibodi sekunder memerlukan pengaruh sel Th atau limfokin yang disekresikannya
Apabila infeksi telah berakhir, sel limfosit B mati dan respon imun yang yang
dihasilkan disebut sebagai respon imun primer. Dan apabila terjadi infeksi yang kedua oleh
patogen yang sama, maka sel B akan membelah dengan cepat dan melindungi tubuh dari
serangan penyakit, respon ini disebut respon imun sekunder. Perlu diingat bahwa sel-sel
lmfosit telah matang sebelum bertemu dengan antigen
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Brunner, Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah Edisi 8. Jakarta: EGC.
Ariana, yuliana. 2003. Pengaruh Asing Terhadap Sistem Imun. Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Jember. Jember