Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH IMUNOLOGI

Limfosit B

Oleh

Kelompok 5

1. Asmiwati
2. Deby Vista Lestari
3. Izel Hendri
4. Mawaddah Ismi
5. Mutiara Sari
6. Suci Intan Nisa Rahmi

Dosen pembimbing : Ringga Novelni, M. Farm, Apt

PROGRAM STUDI FARMASI


UNIVERSITAS MOHAMMAD NATSIR
BUKITTINGGI
2016
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Sistem kekebalan tubuh sangat mendasar peranannya bagi kesehatan, tentunya harus
disertai dengan pola makan sehat, cukup berolahraga, dan terhindar dari masuknya senyawa
beracun ke dalam tubuh. Sekali senyawa beracun hadir dalam tubuh, maka harus segera
dikeluarkan.
Kondisi sistem kekebalan tubuh menentukan kualitas hidup. Dalam tubuh yang sehat
terdapat sistem kekebalan tubuh yang kuat sehingga daya tahan tubuh terhadap penyakit juga
prima. Semakin dewasa, sistem kekebalan tubuh terbentuk sempurna. Namun, pada orang
lanjut usia, sistem kekebalan tubuhnya secara alami menurun. Itulah sebabnya timbul
penyakit degeneratif atau penyakit penuaan.
Sistem imunitas yang sehat adalah jika dalam tubuh bisa membedakan antara diri
sendiri dan benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Biasanya ketika ada benda asing yang
yang memicu respons imun masuk ke dalam tubuh (antigen) dikenali maka terjadilah proses
pertahanan diri.
Secara garis besar, sistem imun menurut sel tubuh dibagi menjadi sistem imun
humoral dan sistem imun seluler. Sistem imun humoral terdiri atas antibodi (Imunoglobulin)
dan sekret tubuh (saliva, air mata, serumen, keringat, asam lambung dan pepsin). Sedangkan
sistem imun dalam bentuk seluler berupa makrofag, limfosit, neutrofil beredar di dalam tubuh
kita.
Salah satu bagian yang paling berperan penting yakni sel limfosit, dimana sel limfosit
ini terbagi menjadi dua, limfosit B dan limfosit T. Disini kami akan membahas tentang
limfosit B
I.2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yakni untuk mengetahui lebih mendalam
tentang peran limfosit B dalam sistem imun tubuh manusia.
I.3 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini yakni :
a) Apakah yang dimaksud dengan sel limfosit B?
b) apakah peran dari limfosit B dalam sistem imun manusia ?
c) Bagaimana cara kerja dari limfosit B membentuk antibodi?
BAB II
PEMBAHASAN
LIMFOSIT B

A. Pengertian Tentang limfosit


Sel limfosit B adalah sel sel dalam sistem imun yang mengkhususkan diri dalam proses
pembentukan anti bodi. Walupun keberadaan molekul antibodi sudah dikenal seabad yang lalu
namun sel yang merupakan penghasil molekul tersebut baru jelas setelah diketahui hubungan
antara sel plasma dalam jaringan limfoid dengan produksi antibodi dalam tahun 1948. Demikian
juga peranan Bursa Fabriclus yang merupakan jaringan limfoid primer pada kloaka keluarga
burung baru diketahui kemudian.
Sifat yang paling menonjol dari limfosit B yaitu kemampuannya membuat antibodi yang
telah diprogramkan sebelumnya dengan spesifitas sekitar lebih dari 108.
Berkat kemajuan yang pesat dalam mempelajari mekanisme dan peristiwa yang berkaitan
dengan pembentukan anti bodi, maka banyak hal – hal baru yang dikemukakan. Namun
seringkali dijumpai kebingungan dalam memahami perihal limfosit ini, oleh karena kurangnya
kesepakatan dalam pemakaian istilah dalam imunologi klinik dan imunologi eksperimental, hal
tersebut tercermin dalam beberapa hal yang mengakibatkan tidak terselesaikannya masalah
perbedaan interpretasi data atau pendapat, bahkan lebih sering digunakan istila istilah yang
berbeda untuk satu jenis sel ataupun fenomena yang sama.
Khususnya untuk limfosit B, untuk menghindari hal – hal tersebut digunakan istilah bagi
sel – sel yang pada permukaannya terdapat molekul – molekul imunoglobulin yang dihasilkan
sendiri. Sedang umtuk sel pendahulunya langsung dinamakan sel pra-B, tidak dimiliki molekul
imunoglobulin secara lengkap atau kadang – kadang hanya rantai µ saja. Banyak istilah yang
dipakai untuk sel – sel sebelum sel pra-B, diantaranya sel prekursor garis B awal (early B lineage
precursor).
Kalau untuk limfosit T dapat dibedakan limfosit memori maka limfosit B memori dan
limfosit B “perawan” tidak diketemukan markanya masing – masing.
Adanya pola ekspresi gena imunoglobulin, morfologi dan keberadaan marka lainnya pada
permukaan limfosit B dan pendahulunya dapat digunakan untuk memantau tahap – tahap
diferensiasinya, ataupun untuk membedakan dengan limfosit B istitarahat ataupun yang sedang
aktif terlibat dalam respons imun.
Sebenarnya orang belum tahu pasti sel induk yang mana yang memberikan keturunan
limfosit T ataupun Limfosit B, namun orang tela dapat menemukan sel pregenitor dengan marka
tertentu pada tahap paling dini dalam jaringan hematopoietik pada janin manusia umur 8 minggu
dalam bentuk sel pra-B yang diikuti oleh sel – sel dengan molekul imunoglobulin pada
permukaannya.
Pendahulu sel pra-B dalam sumsum tulang tersebut membelah diri dengan cepat dan
menjadi jenis sel berukuran besar yang mengandung rantai µ dari imunoglobulin (Ig) dalam
sitoplasmanya. Agar dapat mengekspresikan rantai µ, sel prekursor mengatur kembali gena
variabel (V) dengan gena D dan J. Gena – gena ini bersama dengan gena rantai tetap µ
selanjutnya ditranskripsikan agar selanjutnya dapat disintesis molekul proteinnya. Maka sel pra-
B memiliki fenotipe : rantai µ sitoplasma+, rantai ringan-, Ig permukaan-, HLA-DR+ serta reseptor
untuk C3b+.
Sel – sel pra-B membelah diri dengan cepat menjadi sel dengan ukuran yang lebih kecil.

Tahapan perkembangan limfosit B

Apabila sel – sel pra-B telah memiliki molekul Ig sebagai molekul integral membran
selnya, maka sel tersebut telah berkembang menjadi sel B muda. Sel ini belum dapat bereaksi
terhadap antigen bahkan akan mengakibatkan gejala toleransi imunologik di kemudian hari
apabila terpapar antigen.
Bagan molekul – molekul permukaan limfosit B
Sel B muda yang bertambah dewasa akan berkurang kepadatan molekul Ig M-nya,
tetapi muncul molekul IgD diantaranya. Makin dewasa sel B tersebut, makin menigkat
molekul Ig D nya. Limfosit B yang telah teraktifkan oleh antigen akan kehilangan molekul
IgD nya, tetapi sebaliknya menunjukkan ekspresi beberapa jenis molekul lain, misalnya :
reseptor untuk IL-2, transferin dan sebagainya.
Sel B muda dengan cepat memiliki reseptor untuk virus Epstein Barr, C3b dan untuk Fe
dari IgG. Demikian pula dapat diketemukan MHC kelas 1 yang bertambah jumlahnya dengan
makin dewasa selnya.
Kalau pada limfosit T dikenal berbagai antigen dengan nomenklatur CD, maka pada
limfosit B pun juga dikenal antigen demikian yaitu : CD19, CD20, CD21, CD22, CD23, CD37,
CD39, CD40 dan CD45.
Pasmasit merupakan sel diferensiasi akhir dari limfosit B. Pada tahp ini limfosit B telah
mampu memproduksi Ig dalam kekuatan penu sehingga dapat disekresikan. 40% dari protein
dalam sitoplasma adalah molekul Ig, sehingga sebuah plasmasit dapat menghasilkan ribuan
molekul antibodi setiap detiknya.
Kadang – kadang orang membedakan jenis sel yang dinamakan plasmablas yang
merupakan bentuk antara limfosit yang teraktifkan dan plasmasit.ukuran plasmablas besar
dengan inti yang lebih besar dari plasmasit. Plasmablas sudah mampu mensekresikan antibodi
walaupun tidak sebanyak plasmasit. Pada membran plasmablas masih dijumpai molekul Ig dan
reseptor untuk Fe yang akan sangat berkurang apabila telah berubah menjadi plasmasit dewasa.
Plasamasit berbentuk lonjong dangan inti eksentris, umurnya tidak lebih dari 4 hari dan tidak
dapat ditemukan dalam darah.
Limfosit B memiliki sifat mampu membentuk anti body.Sel limfosit B merupakan
pembunuh alami menghancurkan sel berbahaya.yang diproduksi di dalam sumsum tulang
sebelum melakukan perjalanan ke daerah-daerah dari sistem limfatik seperti limpa, timus dan
kelenjar getah bening.
Sel limfosit B memiliki reseptor pada permukaan mereka yang mengenali antigen
tertentu. Antigen ini bisa apa saja yang mengancam tubuh, seperti virus, bakteri, alergi atau
molekul racun. Peran limfosit dari jenis sel pembunuh alami adalah tidak spesifik dan mereka
dapat mengenali berbagai jenis antigen, termasuk sel yang terinfeksi dan beberapa sel tumor.
Limfosit B menjadi aktif ketika mereka mengikat antigen spesifik mereka. Kemudian
mereka dibagi menjadi dua jenis sel, yang dikenal sebagai sel memori dan sel plasma. Salah satu
peran penting dari limfosit adalah produksi antibodi, dan sel plasma yang bertanggung jawab
untuk ini. Mereka dapat dengan cepat memproduksi dan melepaskan ribuan antibodi yang
memasuki peredaran darah.siap melek melepas kembali antigen

Gambar perkembangan limfosit B


a. gambar I
b. gambar II

Progenitor sel limfosit B adalah sel stem hematopoietik pluripoten. Dinamakan


pluripoten karena sel ini juga merupakan progenitor sel hematopoietik lainnya, seperti sel
polimorfonuklear, sel monosit dan sel makrofag.
Pada masa embrio sel ini ditemukan pada yolk sac, yang kemudian bermigrasi ke hati,
limpa dan sumsum tulang. Setelah bayi lahir, sel asal (stem cell) hanya ditemukan pada
sumsum tulang. Dinamakan limfosit B karena tempat perkembangan utamanya pada burung
adalah bursa fabricius,sedangkan pada manusia tempat perkembangan utamanya adalah
sumsum tulang.
Sel pertama yang dapat dikenal sebagai prekursor (pendahulu) sel limfosit B adalah
sel yang sitoplasmanya mengandung rantai berat µ, terdiri atas bagian variabel V dan bagian
konstan C tanpa rantai ringan L, dan tanpa imunoglobulin pada permukaannya. Sel ini
dinamakan sel pro-limfosit B. Selain rantai µ, sel pro-limfosit B juga memperlihatkan
molekul lain pada permukaannya, antara lain antigen HLA-DR, reseptor komplemen C3b dan
reseptor virus Epstein-Barr (EBV). Pada manusia sel pro-limfosit B sudah dapat ditemukan di
hati fetus pada masa gestasi minggu ke-7 dan ke-8.
Sel pro-limfosit B ini berkembang menjadi sel limfosit B imatur. Pada tahap ini sel
limfosit B imatur telah dapat membentuk rantai ringan L imunoglobulin sehingga mempunyai
petanda imunoglobulin pada permukaan membran sel yang berfungsi sebagai reseptor
antigen. Bila sel limfosit B sudah memperlihatkan petanda rantai berat H dan rantai ringan L
yang lengkap, maka sel ini tidak akan dapat memproduksi rantai berat H dan rantai ringan L
lain yang mengandung bagian variabel (bagian yang berikatan dengan antigen) yang berbeda.
Jadi setiap sel limfosit B hanya memproduksi satu macam bagian variabel dari
imunoglobulin. lni berarti imunoglobulin yang dibentuk hanya ditujukan terhadap satu
determinan antigenik saja. Sel B imatur mempunyai sifat yang unik. Jika sel ini terpajan
dengan ligannya (pasangan kontra imunoglobulin yang ada pada permukaan membran sel),
sel ini tidak akan terstimulasi, bahkan mengalami proses yang dinamakan apoptosis sehingga
sel menjadi mati (programmed cell death).Jika ligannya itu adalah antigen diri (self
antigen),maka sel yang bereaksi terhadap antigen diri akan mengalami apoptosis sehingga
tubuh menjadi toleran terhadap antigen diri. Hal ini terjadi pada masa perkembangan di
sumsum tulang.
Oleh karena itu, sel limfosit B yang keluar dari sumsum tulang merupakan sel limfosit
B yang hanya bereaksi terhadap antigen asing. Kemudian sel limfosit B imatur yang telah
memperlihatkan imunoglobulin lengkap pada permukaannya akan keluar dari sumsum tulang
dan masuk ke dalam sirkulasi perifer serta bermigrasi ke jaringan limfoid untuk terus
berkembang menjadi sel matur (lihat Gambar 9-1). Sel B ini memperlihatkan petanda
imunoglobulin IgM dan IgD dengan bagian variabel yang sama pada permukaan membran sel
dan dinamakan sel B matur.
Perkembangan dari sel asal (stem cell) sampai menjadi sel B matur tidak memerlukan
stimulasi antigen, tetapi terjadi di bawah pengaruh lingkungan mikro dan genetik. Tahap
perkembangan ini dinamakan tahapan generasi keragaman klon (clone diversity), yaitu klon
yang mempunyai imunoglobulin permukaan dengan daya ikat terhadap determinan antigen
tertentu.
Tahap selanjutnya memerlukan stimulasi antigen, yang dinamakan tahapan respons
imun. Setelah distimulasi oleh antigen, maka sel B matur akan menjadi aktif dan dinamakan
sel B aktif. Sel B aktif kemudian akan berubah menjadi sel blast dan berproliferasi serta
berdiferensiasi menjadi sel plasma yang akan memproduksi imunoglobulin.
Beberapa progeni sel B aktif tersebut akan mulai mensekresi imunoglobulin kelas lain
seperti IgG, IgA, dan IgE dengan bagian variabel yang sama yang dinamakan alih isotip atau
alih kelas rantai berat (isotype switching).
Beberapa progeni sel B aktif lainnya ada yang tidak mensekresi imunoglobulin
melainkan tetap sebagai sel B yang memperlihatkan petanda imunoglobulin pada
permukaannya dan dinamakan sel B memori.
Sel B memori ini mengandung imunoglobulin yang afinitasnya lebih tinggi. Maturasi
afinitas ini diperoleh melalui mutasi somatik. Sel B matur yang tidak distimulasi, jadi yang
tidak menemukan ligannya, akan mati dengan waktu paruh 3-4 hari. Sedangkan sel B memori
akan bertahan hidup lebih lama berminggu-minggu sampai berbulan-bulan tanpa stimulasi
antigen. Sel B memori ini akan beresirkulasi secara aktif melalui pembuluh darah, pembuluh
limfe, dan kelenjar limfe. Bila antigen dapat lama disimpan oleh sel dendrit di kelenjar limfe,
maka sel dendrit ini pada suatu waktu akan mengekspresikan antigen tersebut pada
permukaannya. Antigen yang diekspresikan oleh sel dendrit ini akan merangsang sel B
memori menjadi aktif kembali, berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi sel plasma yang
memproduksi antibodi. Dalam hal ini, kadar antibodi terhadap suatu antigen tertentu dapat
bertahan lama pada kadar protektif, sehingga kekebalan yang timbul dapat bertahan lama.
B. Peran limfosit B bagi tubuh manusia

Bila sel limfosit B matur distimulasi antigen ligannya, maka sel B akan berdiferensiasi
menjadi aktif dan berproliferasi. Ikatan antara antigen dan imunoglobulin pada permukaan
limfosit B, akan mengakibatkan terjadinya ikatan silang antara imunoglobulin permukaan
limfosit B. Ikatan silang ini mengakibatkan aktivasi enzim kinase dan peningkatan ion Ca++
dalam sitoplasma.

Terjadilah fosforilase protein yang meregulasi transkripsi gen antara lain protoonkogen
(proto oncogene)yang produknya meregulasi pertumbuhan dan diferensiasi sel. Aktivasi
mitosis ini dapat terjadi dengan atau tanpa bantuan sel T, tergantung pada sifat antigen yang
merangsangnya. Proliferasi akan mengakibatkan ekspansi klon diferensiasi dan selanjutnya
sekresi antibodi. Fungsi fisiologis antibodi adalah untuk menetralkan dan mengeliminasi
antigen yang menginduksi pembentukannya.

Dikenal 2 macam antigen yang dapat menstimulasi limfosit B, yaitu antigen yang tidak
tergantung pada sel T (TI = T cell independent)dan antigen yang tergantung pada sel T (TD =
T cell dependent).Antigen TI dapat merangsang limfosit B untuk berproliferasi dan
mensekresi imunoglobulin tanpa bantuan sel T penolong (Th =T helper).Contohnya adalah
antigen dengan susunan molekul karbohidrat, atau antigen yang mengekspresikan determinan
antigen (epitop) identik yang multipel, sehingga dapat mengadakan ikatan silang antara
imunoglobulin yang ada pada permukaan limfosit B. Ikatan silang ini mengakibatkan
terjadinya aktivasi limfosit B, proliferasi, dan diferensiasi. Polisakarida pneumokok, polimer
D-asam amino dan polivinil pirolidin mempunyai epitop identik yang multipel, sehingga
dapat mengaktifkan limfositB tanpa bantuan sel T.

Demikian pula lipopolisakarida (LPS), yaitu komponen dinding sel beberapa bakteri
Gram negatif dapat pula mengaktifkan limfositB. Tetapi LPS pada konsentrasi tinggi dapat
merupakan aktivator limfositB yang bersifat poliklonal. Hal ini diperkirakan karena LPS
tidak mengaktifkan limfosit B melalui reseptor antigen, tetapi melalui reseptor mitogen.
Antigen TD merupakan antigen protein yang membutuhkan bantuan sel Th melalui
limfokin yang dihasilkannya, agar dapat merangsang limfosit B untuk berproliferasi dan
berdiferensiasi.

Terdapat dua macam respons antibodi, yaitu : respons antibodi primer dan sekunder.
1.Respons antibodi primer adalah respons limfositB terhadap pajanan antigen ligannya yang
pertama kali.

2.Respons antibodi sekunder adalah respons limfosit B pada pajanan berikutnya, jadi
merupakan respons limfosit B memori.

Kedua macam respons antibodi ini berbeda baik secara kualitatif maupun secara
kuantitatif. Perbedaan tersebut adalah pada respons antibodi sekunder terbentuknya antibodi
lebih cepat dan jumlahnya pun lebih banyak.

Pada respons antibodi primer, kelas imunoglobulin yang disekresi terutama adalah IgM,
karena limfositvB istirahat hanya memperlihatkan IgM dan IgD pada permukaannya (IgD
jarang disekresi). Sedangkan pada respons antibodi sekunder, antibodi yang disekresi
terutama adalah isotip lainnya seperti IgG, IgA, dan IgE sebagai hasil alih isotip. Afinitas
antibodi yang dibentuk pada respons antibodi sekunder lebih tinggi dibanding dengan respons
antibodi primer, dan dinamakan maturasi afinitas.

Respons limfosit B memori adalah khusus oleh stimulasi antigen TD, sedangkan
stimulasi oleh antigen TI pada umumnya tidak memperlihatkan respons limfosit B memori
dan imunoglobulin yang dibentuk umumnya adalah IgM. Hal ini menandakan bahwa respons
antibodi sekunder memerlukan pengaruh sel Th atau limfokin yang disekresikannya

C. Cara kerja limfosit B memproduksi antibodi

a) Sel limfosit B mengidentifikasi antigen.


b) Sel limfosit B bereplikasi dengan cepat menghasilkan sejumlah besar sel yang disebut
sel B plasma.
c) Sel B plasma akan menghasilkan antibodi yang bersifat spesifik terhadap satu jenis
antigen dan melepaskannya ke dalam sistem sirkulasi tubuh.
d) Selain menghasilkan sel B plasma, sel limfosit B menghasilkan sel B memori dan sel
B pembelah. Sel B memori dapat hidup untuk jangka waktu lama. Apabila terjadi
feksi untuk kedua kalinya sel B memori akan bereaksi lebih cepat dan lebih giat
dibanding sel B lainnya. sedangkan sel B pembelah berfungsi menghasilkan banyal
lagi sel-sel limfosit.

Apabila infeksi telah berakhir, sel limfosit B mati dan respon imun yang yang
dihasilkan disebut sebagai respon imun primer. Dan apabila terjadi infeksi yang kedua oleh
patogen yang sama, maka sel B akan membelah dengan cepat dan melindungi tubuh dari
serangan penyakit, respon ini disebut respon imun sekunder. Perlu diingat bahwa sel-sel
lmfosit telah matang sebelum bertemu dengan antigen
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Berdasarkanpenjelasan yang ada maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :


Limfosit merupakan sejenis sel darah putih pada sistem kekebalan makhluk
vertebrata. Ada dua kategori besar limfosit, limfosit berbutiran besar (large granular
lymphocytes) dan limfosit kecil. Limfosit memiliki peranan penting dan terpadu
dalam sistem pertahanan tubuh.
Sel limfosit B adalah sel sel dalam sistem imun yang mengkhususkan diri dalam
proses pembentukan anti bodi.memiliki sifat mampu membentuk anti body.Sel
limfosit B merupakan pembunuh alami menghancurkan sel berbahaya. yang
diproduksi di dalam sumsum tulang sebelum melakukan perjalanan ke daerah-daerah
dari sistem limfatik seperti limpa, timus dan kelenjar getah bening.
Fungsi fisiologis antibodi adalah untuk menetralkan dan mengeliminasi antigen yang
menginduksi.
Sel limfosit B mengidentifikasi antigen membentuk antibodi spesifik kemudian Sel
limfosit B bereplikasi dengan cepat menghasilkan sejumlah besar sel yang disebut sel
B plasma. Sel B plasma akan menghasilkan antibodi yang bersifat spesifik terhadap
satu jenis antigen dan melepaskannya ke dalam sistem sirkulasi tubuh.Selain
menghasilkan sel B plasma, sel limfosit B menghasilkan sel B memori dan sel B
pembelah. Sel B memori dapat hidup untuk jangka waktu lama. Apabila terjadi feksi
untuk kedua kalinya sel B memori akan bereaksi lebih cepat dan lebih giat dibanding
sel B lainnya. sedangkan sel B pembelah berfungsi menghasilkan banyal lagi sel-sel
limfosit
DAFTAR PUSTAKA

Subowo, 1993, Imunobiologi, anggota IKAPI, Angkasa : Bandung.

Brunner, Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah Edisi 8. Jakarta: EGC.

Ariana, yuliana. 2003. Pengaruh Asing Terhadap Sistem Imun. Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Jember. Jember

Sistem imun, materi78.co.nr (imun_ bio3_4.pdf) (diaskes tanggal 26 oktober 2016)

BAB-III-PERKEMBANGAN-LIMFOSIT.pdf (diaskes tanggl 26 oktober 2016)

Anda mungkin juga menyukai