Anda di halaman 1dari 30

BAB II

PROFIL INDUSTRI
A. Sejarah Singkat dan Profil Industri

1. Sejarah Industri

Pada tanggal 10 november 2006 – PT. Nissan indomobil (NIM)


meresmikan dealer terbarunya dengan fasilitas 3S (Sales, Service,
Spareparts), PT. Wahana Wirawan Nissan Surabaya cabang Surabaya
yang berlokasi di jl.ahmad yani no 248.

Sejak berdiri pertama pada tahun 2006, kini PT. Nissan indomobil
(NIM) telah memiliki karyawan sebanyak 1.346 orang. Selain itu, PT.
Nissan indomobil (NIM) dari tahun ke tahun selalu menunjukan
peningkatan penjualan. Sejak tahun 2007 sampai 2013, angka penjualan
dari PT. Wahana Wirawan Nissan Surabaya menunjukan tren positif,
terbukti pada tahun 2008 tercatat sebanyak 7.296 unit mobil yang terjual.
Pada tahun tahun 2011, PT Nissan indomobil (NIM) berhasil mencatatkan
penjualan sebanyak 5.563 unit, diikuti penjualan sebanyak 9.750 unit pada
2012. Sedangkan hingga Januari 2014, PT. Nissan indomobil (NIM) telah
berhasil mencatatkan total penjualan kendaraan roda empat sebanyak
18.301 unit.
Dalam rangka memperluas jaringan penjualan, perbaikan dan suku
cadang produk Nissan dengan tujuan untuk meningkatkan pelayanan dan
memenuhi kepuasan konsumen dan calon konsumen secara maksimal,
maka PT. Nissan indomobil (NIM) telah melakukan standarisasi terhadap
outlet 3S (Sales, Service, Spareparts) Dealer terbaru PT. Wahana
Wirawan Nissan Surabaya berlokasi di jl.ahmad yani no.248 Surabaya
, berdiri di atas lahan seluas 4.000 m2 dengan luas bangunan sebesar 3.600
m2; terbagi atas bangunan bengkel dua lantai. Showroom dan bengkel
dilengkapi dengan ruang pamer dan ruang tunggu bengkel yang sangat
nyaman serta didukung oleh fasilitas, sarana dan peralatan yang sesuai
dengan standar Nissan yang modern, lengkap dan terkini sehingga

5
PT. Wahana Wirawan Nissan Surabaya diharapkan mampu melayani
masyarakat yang membutuhkan kendaraan dan bengkel Nissan di
Surabaya dan sekitarnya.
Dealer PT. Wahana Wirawan Nissan Surabaya ini dibangun dengan
konsep desain bangunan dan eksterior serta interior yang modern dan
terkini, memberikan kesan mewah dan nyaman untuk memberikan layanan
maksimal kepada konsumen dan calon konsumen Nissan, serta adanya
fasilitas - fasilitas yang terdapat di showroom, yaitu , Wi-Fi, Full Air
Conditioner dan sebagainya. Sedangkan untuk fasilitas bengkel,
dilengkapi dengan kapasitas servis, yaitu dari 12 stall terdapat total
lift sebanyak 12 unit . Sehingga total kapasitas bengkel baru ini, mampu
menampung hingga 100 unit.

2. Visi dan Misi Industri


 Visi
Membangun jaringan pemasaran dan pola manajemen di
bidang otomotif, sehingga menjadi perusahaan yang
mempunyai reputasi terpercaya dan terbaik di bidangnya.
 Misi
1. Melakukan pengembangan usaha di bidang otomotif
2. Mensukseskan program pemerintah di bidang otomotif dan
transportasi.
3. Memberikan manfaat bagi masyarakat luas dan pelanggan
4. Meningkatkan kesejahteraan karyawan.
 Nilai
1. Usaha
Tekad dan kerja keras yang terarah, terpadu dan terus
menerus dalam meningkatkan dan mengembangkan usaha
di bidang otomotif.
2. Mutu
Selalu mengutamakan mutu pelayanan sehingga
menghasilkan tingkat kepuasan pelanggan yang maksimal.

6
3. Citra
Selalu bersikap dan berperilaku profesional pada setiap
kesempatan untuk menjaga, mempertahankan dan
meningkatkan citra NISSAN.

Lokasi Bengkel:

Gambar 2.1 Lokasi Bengkel

7
B. Struktur Organisasi Karyawan

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Bengkel

C. Job Description Karyawan


Adapun penjabaran tugas dari masing-masing jabatan adalah
sebagai berikut:
1. Kepala Cabang
a. Melakukan kegitan pengelolaan cabang dibidang penjualan,
service, administrasi serta mengoptimalkan sumber daya yang ada
dalam usaha pencapaian target.
b. Meningkatkan produktivitas / performa cabang serta kepuasan
customer.
c. Membuat perencanaan stategis, transfer, demosi, training atau PHK
karyawan bawahannya.

8
2. Workshop Head (Kepala Bengkel)
a. Bertanggung jawab atas kelancaran operasional mekanis, mesin-
mesin dan peralatan produksi,juga bertanaggung jawab
terhadapperkembangan bengkel atau perushaan baik administrasi
maupun kualitas dan kuantitas bengkeltersebut.
b. Menyusun, mengatur dan mengawasi kegiatan pemeliharaan,
repair, dan peralatan bengkel agar tidak mengganggu jalannya
operasi perusahaan.
c. Menjaga kedisiplinan kerja dan menilai prestasi kerja bawahannya
secara berkala.

3. Service Advisor
a. Menerima permintaan spare part dan bahan dari bagian
administrasi dan menandatangani tanda terimanya.
b. Mencatat keluhan-keluhan pada kendaraan customer pada blangko
work order (WO). Selanjutnya WO diserahkan kepada foreman.
c. Mendiagnosis kendaraan bersama customer.
d. Menyerahkan dokumen pada recepsionist dan kemudian dokumen
tersebut diserahkan ke kasir.
e. Menyampaikan penggantian spare part,kerusakan dari mekanik ke
pemilik mobil.

4. Foreman
a. Menerima work order (WO) dari SA. Dan memberikan WO
kepada mekanik.
b. Mendiagnosis kerusakan/permasalahan yang terjadi pada mobil
customer.
c. Menginstruksiskan pekerjaan ke teknisi untuk menangani masalah
yang ada pada mobil customer.
d. Mendampingi trobel kendaraan yang dikerjakan mekanik.
e. Menginstruksikan apabila ada suku cadang yang perlu diganti
pada mobil tersebut.

9
f. Memeriksa kondisi keseluruhan kendaraan setelah proses
perbaikan dan memastikan semua pekerjaan telah selesai
dilakuakan dan tidak ada masalah dalam pekerjaan tersebut.
Sebelum diserahkan ke SA dan selanjutnya ke customer.

5. Teknisi
a. Mekanik merupakan pelaksana perintah dari SA dan mempunyai
tugas menangani kerusakan kendaraan konsumen, menjamin
kendaraan dalam kondisi baik setelah service dan menjaga
kebersihan kendaraan saat di service dibawah pengawasan
foreman. Mekanik dalam tugasnya dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1) Mekanik ahli
Mekanik ini bertugas menangani pekerjaan-pekerjaan
tertentu (kelistrikan,AC, spooring dan balancing) dan
membantu mekanik yang kesulitan.
2) Mekanik general repair
Mekanik ini bertugas menangani pekerjaan-pekerjaan
kerusakan engine dan chasis
3) Mekanik body repair
Mekanik ini bertugas menangani pekerjaan perbaikan body
dan pengecekan kendaraan, pekerjaan ini diterima oleh
mekanik langsung dari SA body repair.

6. Final inspection
a. Bertugas melakukan pengecekan mobil setelah dilakukan
perbaikan dan memastikan tidak ada masalah pada mobil sebelum
mobil diserahkan kepada SA dan selanjutnya ke customer.

7. Workshop And Warranty Administrator


a. Workshop Admininstrator (WA) merupakan staff yang
mempunyai tugas mengatur administrasi workshop terutama
dalam pelayanan after service.
1) Mengatur appointment pelanggan
2) Memonitor stok dan pengadaan suku cadang.

10
3) Penataan gudang suku cadang yang efisien dan bersih.
4) Melakukan proses administrasi/laporan.
5) Mencatat jasa perbaikan dan biaya tiap akhir bulan
6) Bertanggung jawab terhadap warranty (part to part atau part
to money)

8. Technical Advisor
a. Membantu teknisi dan SA memecahkan masalah teknis dibengkel.
b. Menangani keluhan pelanggan dan keluhan teknik.
c. Memberikan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilanpersonil bengkel.
d. Meningkatkan improvement perbaikan dan kualitas perbaikan
e. Technical information

9. Part Administrator
a. Part administration merupakan staff workshop yang berada
dibawah koordinasi pekerjaan kepala bengkel. Part administration
memiliki tugas mendistribusikan dan menjaga persediaan suku
cadang yang dibutuhkan oleh personil workshop khususnya teknisi
maupun pelanggan, sehingga jumlah persediaan suku cadang
berada pada tingkat yang optimal. Selain memiliki tugas part
administrator juga memiliki tanggng jawab yaitu memastikan
ketepatan nomor, jumlah stok, kondisi dan mencegah kerusakan
spare part, menjaga harga spare part, menjamin kualitas barang,
menjaga genuine part, menjaga data-data part yang bersifat
rahasia.
b. Part administratorjuga memiliki wewenang diantaranya
menandatangani supply slip, menjaga keakuratan harga susku
cadang, menerima, menolak dan mengeluarkan suku cadang dari
teknisi ke pelanggan.

11
10. Workshop Tool And Equipment Keeper (toolman)
a. Memelihara dan menjaga special service tools (SST)
b. Mengendalikan peminjaman SST ke teknisi
c. Melakukan pengecekan caddy set teknisi
d. Melakukan pemeriksaan rutin equipment bengkel yang ada sperti
car lift, air compressor, gas analyzer dll

11. Traffic controller


a. Mengatur kelancaran lalu lintas kendaraan service di area bengkel,
mulai dari area penerimaan kendaraan sampai kendaraan tersebut
selesai di service ( area parkir selesai service )

12. Petugas cuci kendaraan service


a. Melakukan pencucian exterior kendaraan dan karpet tambahan.
b. Membersihkan interior kendaraan yang telah dilakukan final tes
oleh foreman dengan cara men-vacum karpet dan karpet dasar dan
seluruhn jok kendaraan.
c. Melakukan pencucian kendaraan sesuai work order (WO).
d. Melakukan pencucian kendaraan operasional bengkel.

D. Ketenagakerjaan dan Tata Tertib Karyawan

1. Procedure Penerimaan Karyawan


Proses penerimaan Karyawan baru cukup sensitif untuk
menimbulkan masalah dikemudian hari kalau tidak ditangani secara
profesional dan adil.Untuk memproses kebutuhan Karyawan dikota
besar atau yang berada di kawasan industri cukup bebas mendatangkan
pelamar dari mana saja asal memenuhi syarat dan kualitas yang telah
ditentukan. Standartd Sistem dan prosedur penerimaan Karyawan baru

12
bisa lebih profesional dijalankan. Karena tidak perlu adanya
kesepakatan. Bagaimana cara memproses penerimaan Karyawan yang
lebih profesional antara lain :
a. Departemen user membutuhkan Karyawan baru diluar rencana
mutasi atau promosi dari dalam Departemen sendiri dengan
mengisi blanko kebutuhan Karyawan
b. Kebutuhan Karyawan baru tersebut dimintakan persetujuan
Direktur atau Manager, baik jumlah, persyaratan jabatannya,
maupun waktu dibutuhkannya.
c. Apabila tidak atau belum mendapat persetujuan dari
Manager/Direktur, maka kebutuhan Karyawan tersebut di
cancel.
d. Apabila mendapat persetujuan dari Direktur atau Manager, HRD
menerima dokumen kebutuhan Karyawan tersebut untuk
diproses lebih lanjut.
e. Departemen user menerima form kosongan persyaratan jabatan
dan tugas jabatan dari Departemen HRD untuk diisi dengan
lengkap.
f. Berdasarkan form isian Persyaratan Jabatan dan Tugas Jabatan
dari Departemen user, HRD bisa melakukan seleksi arsip
lamaran kerja yang sudah masuk sebelumnya (Bank data
pelamar).
g. Apabila ada arsip lamaran yang cocok dan memenuhi
kualufikasi dengan kebutuhan, HRD tidak perlu hunting pelamar
ketempat lain atau pasang advertensi dimedia masa.
h. Apabila arsip di Bank Data Pelamar tidak ada yang cocok
dengan kebutuhan, HRD melakukan hunting kepasar tenaga
kerja, job fair, atau pasang advertensi dimedia massa termasuk
di internet.
i. Pencari kerja memberikan respon terhadap advertensi yang telah
disebar baik berupa dokumen lamaran by postmail ataupun
berupa email yang masuk ke team rekruitmen HRD.

13
j. Tes seleksi Karyawan yang dilakukan oleh HRD didahului
dengan pengisian biodata Karyawan yang selanjutnya diikuti
dengan wawancara terstruktur.
k. Departemen user ikut melakukan wawancara teknis yang fokus
pada tugas pekerjaan dan ketrampilan wajib yang harus
dikuasai. Hasilnya disimpulkan secara tertulis didalam form
'hasil test' yang sebelumnya telah diterima, kepada Departemen
HRD.
l. Departemen HRD mengirimkan peserta test yang telah lolos
seleksi wawancara dan test ketrampilan ke Lembaga
Independence untuk mengikuti psichotest.
m. Departemen HRD melakukan evaluasi dan membuat rekap hasil
test sesuai dengan rankingnya , permintaan gajinya, kesiapan
mulai kerjanya termasuk memberikan rekomendasinya kepada
Manajer atau Direktur.
n. Manajer atau Direktur menerima dokumen rekap hasil test yang
telah dilakukan HRD untuk mendapatkan persetujuan.
o. Departemen user menerima Karyawan baru dari hasil
rekruitmen untuk mulai bekerja.
p. Selesai.

2. Tata Tertib Personalia


Tata tertib kerja diberlakukan bagi semua karyawan, agar dapat
melaksanakan fungsi/tugas/ jabatan operasionalnya secara optimal, dan
terciptanya suasana kerja yang aman, tertib dan teratur di perusahaan
ini. Hal ini sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku
di Indonesia Setiap karyawan berkewajiban menaati peraturan yang
berlaku dan berusaha sebaik-baiknya menghindari perbuatan atau
tingkah laku yang bertentangan dengan tata tertib kerja di perusahaan.

14
1. Tata Tertib Kehadiran
a. Jam kerja normal bagi karyawan adalah 6 (enam) hari kerja,
pukul 07.30 sampai dengan 16.30 WIB. Namun terdapat pula
jam piket tertentu untuk karyawan bengkel .
b. Setiap karyawan sudah harus siap di tempat kerjanya 10
(sepuluh) menit sebelum saat dimulainya jam kerja.
c. Setiap Karyawan wajib hadir dan bekerja pada waktu yang
telah ditetapkan sesuai jadwal kerjanya.
d. Karyawan, selain yang dikecualikan oleh Direktur, sebelum
dan sesudah melakukan kerja wajib melakukan absensi
(Pencatatan manual/finger print) yang disediakan oleh
Perusahaan.
e. Mengabaikan kewajiban melakukan absensi ini dianggap
sebagai mangkir atau cuti, kecuali jika ada penjelasan seperti
sakit, perjalanan dinas, dan lain-lain.
f. Perhitungan absensi dapat menjadi dasar pemberian uang
hadir/makan, untuk penilaian kinerja karyawan yang
bersangkutan serta untuk penerapan sanksi administratif
bilamana perlu.
g. Keterlambatan masuk kerja mencapai 30 (tiga puluh) menit
dan atau datang terlambat lebih dari 3 (tiga) kali dalam 1 (satu)
bulan dianggap melanggar tata tertib, dan akan mendapatkan
sanksi administratif kecuali bila telah diberitahukan dan
mendapat izin dari atasan langsung.
h. Karyawan yang tidak masuk kerja lebih dari 1 (satu) hari
karena sakit diwajibkan membawa surat keterangan dokter dan
menyerahkan kepada HRD langsung pada hari pertama masuk
kerja kembali.
i. Ketidakhadiran tanpa pemberitahuan akan dikenakan sanksi
Administrasi.

15
2. Tata Tertib Umum
a. Setiap karyawan wajib mentaati ketentuan-ketentuan dalam
Perjanjian Kerja, Peraturan perusahaan, tata tertib kerja
ini, maupun peraturan-peraturan pelaksanaannya.
b. Setiap karyawan wajib mentaati perintah atasannya, sejauh
perintah tersebut diberikan dengan sah dan tidak bertentangan
dengan Peraturan Perusahaan.
c. Setiap karyawan wajib melaksanakan tugasnya sebaik
mungkin, dan dengan penuh tanggung jawab.
d. Setiap karyawan diharapkan untuk berpenampilan rapi,
terpelihara serta mengenakan pakaian yang menunjukkan sikap
kerja profesional.
e. Wajib menjaga ketertiban, kebersihan dan keserasian di
lingkungan Perusahaan.
f. Setiap karyawan wajib bertingkah laku yang baik dan sopan,
sesuai dengan tata krama pergaulan yang umum.
g. Setiap karyawan diminta untuk selalu menghormati dan
menghargai setiap tamu perusahaan.
h. Dilarang menggunakan fasilitas atau memanipulasi milik
Perusahaan untuk kepentingan diri pribadi atau kelompok lain
di luar kepentingan Perusahaan.

3. Tata Tertib Kerja


a. Setiap karyawan wajib merapikan dan mengamankan tempat
kerjanya sebelum meninggalkan tempat kerjanya tersebut.
b. Setiap karyawan bertanggung jawab atas peralatan kerja yang
dipergunakan.
c. Karyawan tidak diperkenankan membawa, memindahkan, dan
meminjamkan dokumen perusahaan dan alat-alat perlengkapan
kerja tanpa izin yang berwenang.
d. Setiap karyawan wajib mengikuti dan mematuhi keseluruhan
petunjuk-petunjuk dan instruksi-instruksi kerja yang diberikan

16
oleh atasannya atau Pimpinan yang berwenang memberikan
petunjuk atau instruksi kerja tersebut
e. Setiap karyawan tidak diperkenankan untuk menerima atau
melakukan pekerjaan lain dalam jam kerja resmi.

4. Tata Tertib Administrasi


a. Bila seorang karyawan diharuskan membuat laporan, maka ia
harus membuat laporan yang benar. Membuat laporan secara
sengaja dengan data yang tidak benar, atau yang dipalsukan,
dianggap sebagai tindakan manipulasi yang dapat dikenakan
sanksi.
b. Pekerja harus menjaga rahasia dan keselamatan dokumen
Perusahaan, yang dipercayakan kepadanya.

5. Rahasia Perusahaan Dan Rahasia Jabatan


a. Rahasia Perusahaan, Yang dimaksud dengan rahasia
Perusahaan adalah semua informasi baik yang berupa data,
dokumen, gambar, atau hal lainnya yang berkaitan dengan
Perusahaan, yang tidak boleh diberitahukan kepada pihak-
pihak yang tidak berhak untuk mengetahuinya, berdasarkan
pertimbangan keselamatan Perusahaan, pesaing usaha ataupun
karena pertimbangan kepantasan (etika).
b. Rahasia Jabatan, Yang dimaksud dengan rahasia jabatan
adalah rahasia Perusahaan yang diketahui oleh seorang
karyawan karena jabatannya ataupun karena tugasnya.
c. Pekerja wajib menjaga rahasia Perusahaan, dan bila ia
menduduki suatu jabatan, maka ia wajib menjaga rahasia
jabatan yang disandangnya. Membocorkan rahasia Perusahaan
ataupun rahasia jabatan adalah suatu pelanggaran yang dapat
dikenakan sanksi.

17
6. Pelanggaran Dan Sanksi
a. Peringatan Lisan
Dalam hal prestasi kerja yang buruk atau pelanggaran
ringan atas peratuan yang berlaku, maka karyawan akan
ditegur dan dinasehati oleh pimpinan atau pejabat perusahaan
yang berwenang yang harus menunjukkan bukti kekurangan
dari karyawan yang bersangkutan dan meminta karyawan
tersebut untuk melakukan perbaikan atas kekurangan
tersebut.
b. Peringatan Tertulis
Dalam kasus-kasus pelanggaran yang lebih berat
terhadap peraturan yang berlaku atau prestasi kerja yang
tidak memuaskan dari seorang pegawai berlanjut terus,
perusahaan wajib untuk mengeluarkan surat peringatan. Surat
peringatan tersebut harus secara terinci memuat kekurangan
pegawai melalui tahapan sebagai berikut:
1) Surat Peringatan Pertama
Dikeluarkan oleh perusahaan untuk pegawai yang
bersangkutan dan berlaku selama 6 (enam) bulan sejak
tanggal dikeluarkan.
2) Surat Peringatan Kedua
Dikeluarkan apabila pegawai yang bersangkutan
setelah menerima surat peringatan pertama masih gagal
untuk memperbaiki kekurangan-kekurangannya, dan atau
melakukan pelanggaran tata tertib dan atau Peraturan
Perusahaan lain dalam waktu berlakunya Surat Peringatan
Pertama. Surat Peringatan Kedua dikeluarkan dan berlaku
selama 6 (enam) bulan sejak tanggal dikeluarkan.
3) Surat Peringatan Ketiga
Dikeluarkan apabila tidak ada perbaikan yang
dicapai oleh pegawai setelah menerima dan Surat
Peringatan Kedua, dan atau melakukan pelanggaran tata

18
taertib dan atau Peraturan Perusahaan dalam masa
berlakunya Surat Peringatan Kedua. Surat Peringatan
Ketiga harus disetujui oleh Direktur dan berlaku selama 6
(enam) bulan sejak tanggal dikeluarkannya. Bila dengan
Surat Peringatan Ketiga ini masih juga tidak ada perbaikan
dari pegawai yang bersangkutan, maka tindakan
Pemutusan Hubungan Kerja dapat ditempuh oleh PT.
WAHANA WIRAWAN SURABAYA
4) Pemutusan Hubungan Kerja
Perusahaan dapat melakukan Pemutusan
Hubungan Kerja pada karyawan yang melakukan
pelanggaran berat. Seperti di bawah ini;
a. Melakukan pencurian/penggelapan.
b. Melakukan penganiayaan terhadap keluarga atau
sesama karyawan.
c. Mengajak teman sekerja untuk melakukan sesuatu
yang melanggar hukum atau melakukan kejahatan
d. Merusak dengan sengaja atau karena kecerobohannya
milik Perusahaan sehingga Perusahaan menderita
kerugian.
e. Mabuk, berjudi dan berkelahi di tempat kerja;
f. Menghina secara kasar atau mengancam atasan,
karyawan lain atau teman sekerja.
g. Membongkar/membuka rahasia Perusahaan.

E. Alur (Proses Produksi, Pelayanan Jasa)

Prosedur kegiatan bengkel adalah salah satu kegiatan yang


dilaksanakan oleh karyawan dan customer di dalam bengkel. Agar
kegiatan bengkel dapat tertib dan teratur sehingga dapat diseleseikan
dengan cepat dan berkualitas serta aktivitas kegiatan perlu pembagian
tugas yang jelas dan tegas. Adapun prosedur kegiatan bengkel dapat
digambarkan sebagai berikut:

19
E. 1 Proses Pengerjaan Awal

Service Advisor
Penerimaan customer, pembuatan WO
(Work Order) & pemeriksaan awal

Forman
Pemeriksaan keluhan customer

Mekanik
Menerima dan melaksanakan WO
(Work Order)

Gambar: 2.3 Proses Pengerjaan Awal

Penjelasan proses pengerjaan awal diatas adalah sebagai berikut:


b. Service Advisor membuat WO (Work Order) untuk Customer
Sebelum Service Advisor menerima keluhan dari
customer,customer datang ke bengkel dan disambut oleh security dan
menenyakan keperluan datang ke bengkel Suzuki UMC surabaya. Jika
berkepentingan untuk melakukan service/perbaikan maka security akan
mengarahkan customer ke ruang tunggu. Setelah customer menunggu
antrian service advisor akan melayani keluhan kendaraan customer.
Setelah itu service advisor akan melakukan pemeriksaan awal pada
kendaraan customer

c. Forman memeriksa keluhan customer dari WO


Ketika mobil masuk bengkel forman akan memeriksakeluhan
customer yang tertera pada WO dan forman akan memerintahkan mekanik
untukmengerjakannya.

d. Mekanik menerima & melaksanakan WO

20
Mekanik yang telah menerima perintah dari forman dan menerima
WO akan segera melaksanakan proses service seuai perintah forman dan
WO. Jika ada pergantian spare part maka mekanik menghubungi bagian
spare part untuk menyediakan barang yang dibutuhkan.
E.2 Proses Pengerjaan Akhir

Mekanik melaksanakan WO - selesei

Forman
Final Checking
(pemeriksaan akhir)

Cuci

Service Advisor
Membuat faktur pembayaran

Selesei
surat kendaraan dikembalikanke customer

Gambar: 2.4 Proses Pengerjaan Akhir

Penjelasan proses pengerjaan akhir di atas adalah sebagai berikut:


a. Mekanik melaksanakan pekerjaan sesuai perintah forman dan WO –
Selesei
Pelaksanaan service ringan dan berkala dilakukan tidak lebih dari 2
jam pengerjaan. Setelah pekerjaan selesei dan apabila membutuhkan tes
drive maka mekanik bersama forman yang akan menjalankannya untuk
mengecek performa mobil dan menyesuaikan dengan keinginan customer.
b. Forman final cheking (pemeriksaan akhir)
Setelah dilakukan test drive mobil masuk area final cheking/final
inspeksion untuk pengecekan akhir.

21
c. Cuci
Pencucin kendaraan dilkukan apabila customer menghendaki
mobilnya di cuci,maka setelah final chek mekanik langsung membawa ke
area cici mobil.
d. Service Advisor membuat faktur pembayaran
Masuk padaa tahap akhir dimana pelayanan kepada customer
sudah dilakukan dengan baik, setelah mekanik menyerahkan WO kepada
SA, selanjutnya akan di urus tentang total biaya service yang harus dibayar
oleh customer.
e. Selesei – surat kendaraan dikembalikan ke customer
Jika proses administrasi telah tuntas customer bisa mengambil
surat kendaraan dan dipersilahkan membawa kembali kendaraannya.

F. Alat dan Teknologi


1. Peralatan Tetap
a. Peralatan Tangan
Peralatan tangan adalah alat bantu yang sangat penting dan selalu
digunakan oleh mekanik dalam melaksanakan pekerjaan servis ketika
membuka, mengencangkan, melepaskan, merakit, maupun menyetel
berbagai komponen kendaraan. Peralatan tangan dilihat pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5 Peralatan Tangan (Tool Set)

Peralatan tangan pada kegiatan servis kendaraan yang utama antara lain
meliputi kunci pas, kunci ring, obeng, dan lain-lain. Agar terlihat terlebih
rapi dan tertata, maka peralatan ini harus diletakkan dalam satu unit atau
box sehingga lebih mudah pada saat akan menggunakannya.

22
b. Lift
Lift digunakan untuk mengangkat kendaraan agar mempermudah dalam
perbaikan kendaraan. Jenis lift yang digunakan adalah two post lift.

c. Impact

Impact digunakan untuk mempermudah dalam melepas baut roda agar


pekerjaan perbaikan kendaraan lebih cepat. Selain untuk melepas impack
juga dapat digunakan untuk memasang baut roda.

d. Kunci momen
Pada kendaraan, baut dan mur harus dikencangkan sesuai dengan
kebutuhan, karena apabila ikatannya tidak kuat maka ikatan akan lepas dan
menimbulkan kecelakaan. Demikian juga bila ikatan terlalu kuat melebihi
batas yang diijinkan, baut atau mur akan melebihi batas elastisitasnya dan
memungkinkan patah, sehingga juga bisa menimbulkan kecelakaan.Dan
disinilah fungsi dari kunci momen, yaitu suatu alat yang digunakan untuk
mengencangkan baut atau mur dengan ukuran momen atau pengerasan
tertentu. Biasanya kunci momen baru digunakan setelah baut atau mur
dipasang tetapi belum dikencangkan.Dan di bengkel-bengkel mobil, kunci
Momen ini paling sering digunakan untuk pengencangan baut roda dengan
rata-rata momen pengencangan sebesar 12 Kgm. Kunci momen dapat dilihat
pada Gambar 2.6.

23
Gambar 2.6 Kunci Momen
e. Air gun
Air gun digunakan untuk membersihkan filter udara serta untuk
membersihkan ruang mesin dari debu.

f. Fuller gauge
Fuller Gauge digunakan untuk mengukur celah pada komponen kendaraan
seperti celah katup.

g. Exhaust gas analyzer


Exhaust gas analyzer digunakan untuk mengukur kadar emisi gas buang
seperti CO, HC. O2, dan H2O yang terkandung dalam gas buang.

h. Tire pressure gauge


Merupakan alat untuk mengukur tekanan angin, supaya tekanan angin ban
sesuai dengan batas yang dijinkan. Tirepressure gauge ada yang terpisah
sendiri dan ada yang dirangkaian dengan katup dan selang angin dari
kompresor sehingga saat pengisian angin dapat langsung terukur. Saat ini
sudah banyak juga tyre gauge yang menggunakan display digital untuk
lebih mempermudah pembacaan. Tire pressure gaugedapat dilihat pada
Gambar 2.7.

Gambar 2.7 Tyre Pressure Gauge

24
2. Peralatan Tidak Tetap
a. Dongkrak buaya
Dongkrak lantai atau sering disebut dengan dongkrak buaya,
digunakan untuk mengangkat sebagian dari bodi kendaraan. Dongkrak
dioperasikan dengan cara memompa silinder dengan tangan melalui handle
(tuas pemompa). Pada dongkrak juga dilengkapi katup pembebas, yang
digunakan untuk mengembalikan posisi piston pada kondisi semula. Ketika
sedang menggunakan dongkrak, penyangga harus pada posisi yang tepat
pada kendaraan, sebab bila tidak, maka dongkrak bisa terguling dan dapat
menyebabkan bodi kendaraan terguling dan memungkinkan kerusakan.

Dongkrak dibedakan berdasarkan besar kekuatan yang dimilikinya.


Terdapat salah satu jenis dongkrak yang memiliki kekuatan yang besar
disebut dengan dongkrak buaya. Untuk tindakan keamanan, gunakan
penyangga tambahan (jack stand) dibawah kendaraan pada chasis atau
komponen yang kuat menahan beban mobil, agar kita aman bekerja dibawah
kendaraan. Dongkrak Buaya dapat dilihat pada Gambar 2.8.

Gambar 2.8 Dongkrak Buaya


b. Jangka Sorong

Jangka sorong/mistar geser atau vernier caliper merupakan alat ukur


yang mampu menentukan ukuran diameter luar silinder, diameter dalam
sebuah lubang atau kedalaman suatu lubang. Pada jangka sorong terdapat
rahang bawah untuk mengukur diamater luar, rahang atas untuk diameter
dalam serta batang pengukur kedalaman. Ketiganya dapat bergeser

25
bersamaan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Jangka Sorong dapat
dilihat pada Gambar 2.9.

Gambar 2.9 Jangka Sorong


c. Multitester (Avometer)
Adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur tegangan AC dan DC
(voltase), tahanan (ohm) dan besarannya arus (i) dari suatu jaringan
kelistrikan sampai nilai tertentu. Seiring dengan berkembangnya teknologi,
selain dalam bentuk analog, alat ini juga tersedia dalam bentuk digital dalam
penunjukannya sehingga dapat mempermudah lagi dalam pembacaan hasil
pengukuran.Multitester (Avometer) dapat dilihat pada Gambar 2.10.

Gambar 2.10 Multitester (Avometer)

d. Mikrometer
Adalah suatu alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur
diameter luar atau diameter dalam dari suatu benda bersilinder secara
akurat. Mikrometer dapat dilihat pada Gambar 2.11.

26
Gambar 2.11 Mikrometer
e. Dial Gauge
Merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengukur tendangan
roda gigi (backlash) kelurusan dari suatu poros (endplay), tinggi tonjolan
pada suatu permukaan, dsb. Dial Gauge terdiri dari sensor yang bersentuhan
langsung dengan benda yang diukur, jarum indikator, skala jam, serta stand
penopang yang yang dapat disetel/digeser sesuai kebutuhan dilengkapi
dudukan blok magnet sehingga lebih mudah dalam penempatan selama
proses pengukuran. Skala jam pada dial indikator dapat diputar
untukmenentukan awal pengukuran atau angka nol (0). Dial Gauge dapat
dilihat pada Gambar 2.12.
Dial gauge tersedia dalam dua macam ukuran adalah:
- 0,5 mm -0,01 mm

Gambar 2.12 Dial Gauge

27
f. Hidrometer
Adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur berat jenis
elektrolit. Dalam hal ini adalah elektrolit yang digunakan pada battery (aki).
Hidrometer dapat dilihat pada Gambar 2.13.

Gambar 2.13 Hidrometer

G. Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Dalam melakukan suatu pekerjaan tentu saja harus memperhatikan


keselamatan dan kesehatan kerja. Keselamatan dan kesehatan kerja di
bengkel otomotif memang merupakan salah satu aspek penting di
lingkungan kerja. Setiap orang yang bekerja di bengkel otomotif
seharusnya memahami pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja.
Selain pekerjaan harus terselesaikan juga harus dapat menjamin kesehatan
dan keamanannya, dibutuhkan kesadaran tenaga kerjanya dalam menjaga
keamanan dan kesehatan kerja, dan melaksanakan pekerjaannya sesuai
dengana prosedur yang ada.
Pelaksanaan keamanan dan kesehatan kerja harus memenuhi
sasaran yaitu untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, mencegah
timbulnya penyakit akibat kerja, mencegah/mengurangi kematian dan
cacat tetap, pemeliharaan terhadap peralatan kerja, dapat meningkatkan
produktifitas kerja sehingga tenaga kerja tidak harus memeras tenaganya,
dapat menjamin keadaan kempat kerja yang aman dan sehat, dapat
memperlancar kegiatan dan pekerjaan pada bengkel tersebut.

28
Berikut adalah prosedur K3 yang harus diketahui dan diterapkan di
tempat kerja, terutama di bengkel otomotif.
1. Mematuhi peraturan perundang-undangan (UU No 1 tahun 70
tentang keselamatan dan kesehatan kerja, UU No 23 tahun 1992
tentang kesehatan kerja dan UU no 13 tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan ).
2. Mematuhi peraturan K3 yang diberlakukan diperusahaan.
3. Menganalisis kondisi lingkungan kerja.
4. Menganalisis kondisi peralatan dan perlengkapan kerja, termasuk
penggunaannya sesuai dengan fungsinya.
5. Menjaga lingkungan kerja tetap bersih dan rapih (5 S)
6. Bekerja sesuai prosedur (SOP).
7. Tersedianya alat keselamatan kerja dan terampil dalam
penggunaannya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menghindari terjadinya
kecelakaan kerja:
a) Pekerjaan perbaikan
 Pakailah sarung tangan waktu mengerjakan bagian bersuhu panas
(engine & radiator), bagian yang kotor (brake), bagian yang berat
(transmisi).
 Pakailah masker waktu mengerjakan bagian yang berdebu dan
berbau (trotle & brake)
 Pakailah sepatu waktu mengerjakan bagian yang berat (transmisi)
b) Pekerjaan di bawah mobil
 Posisikan dengan benar kaki-kaki car lift pada tumpuan yang ada
di mobil agartidak terjadi ketidakseimbangan pada saat mobil di
angkat.
 Pakailah helm jika mengerjakan pada bagian bawah mobil dengan
posisi berdiri.
 Bersihkan lantai jika dalam kondisi kotor atau basah agar tidak
terpeleset.

29
c) Pekerjaan dengan mesin
 Pakailah kacamata waktu menggunakan mesi bubut dan gerinda.
 Pakailah sarung tangan setiap mengerjakan bagian mesin.

1. Beberapa bahan Keselamatan Kerja di Bengkel Otomotif


a. Tabung Pemadam Kebakaran
Beberapa bahan d bengkel otomotif merupakan bahan yang
mudah terbakar maka kita memerlukan alat ini untuk memadamkan
kebakaran yang mungkin terjadi.
b. Pasir
Pasir ini kita gunakan sebagai penutup lantai yang tergenang
air atu minyak pelumas yang tumpah. Dengan pasir ini, maka
tumpahan minyak kita tutupi sehingga tidak menyebabkan kecelakaan
saat ada orang yang menginjaknya.
c. Kain Majun
Kain ini kita gunakan untuk mengelap kotoran yang ada di
tangan atau alat-alat kerja kita. Dengan kain majun ini, maka
kebersihan alat dapat kita pertahankan
d. Serbuk Kayu Gergaji
Serbuk ini kita gunakan untuk menutup genangan air atau
terutama minyak pelumas di lantai bengkel. Prinsipnya sama dengan
pasir, tetapi dengan menggunakan serbuk kayu ini, lebih bersih dan
mudah dibersihkan.

2. Alat Keselamatan Kerja


Dengan mengetahui alat keselamatan kerja dan alat pendukung
keselamatan kerja serta cara penggunaannya, mungkin akan meminimalisir
terjadinya kecalakaan kerja. Berikut adalah alat keselamatan kerja yang
harus selalu ada di industri terutama dibengkel otomotif.

30
a. Alat Pemadam Kebakaran

Gambar 2.14 Alat Pemadam Kebakaran

Digunakan untuk memadamkan api yang menyebabkan


terjadinya kebakaran. Dibengkel otomotif terutama, sangat besar
kemungkinan terjadinya kebakaran, karena banyak bahan-bahan yang
mudah terbakar seperti bahan bakar, oli/pelumas, lap bekas
membersihkan tumpahan bahan bakar/oli, cairan pembersih yang
mengandung alkohol, dll. Penyebab terjadinya kebakaran juga banyak,
diantaranya percikan api akibat terjadi korslet (hubungan singkat),
terbukanya sirkuit kelistrikan, kabel tegangan tinggi yang terendam
oli/air, salah dalam menggunakan mesin charging, kecerobohan
teknisi (merokok ketika bekerja, membuang puntung rokok
sembarangan, ketika mengerjakan sistem kelistrikan tidak mencabut
negatif baterai, dll).

b. Pakaian Kerja

Gambar 2.15 Pakaian Kerja

31
Untuk mencegah kecelakaan, pilih pakaian kerja yang kuat dan
dapat memudahkan pekerjaan. Hindari pakaian kerja yang
memperlihatkan sabuk, gesper, dan kancing yang dapat merusak
kendaraan saat bekerja.
Sebagai tindakan pengamanan terhadap kemungkinan cidera
atau terbakar, jangan memperlihatkan kulit secara terbuka.

c. Sepatu Kerja

Gambar 2.16 Sepatu Kerja

Pastikan untuk selalu mengenakan sepatu kerja (safety shoes)


saat bekerja, untuk menghindari bahaya tergelincir, dan cidera kaki
karena adanya benda yang terjatuh.

d. Sarung Tangan Kerja

Gambar 2.17 Sarung Tangan

Saat mengangkat benda atau melepas pipa knalpot yang panas


atau benda serupa, kenakanlah sarung tangan. Namun untuk pekerjaan
seperti menggunakan mesin bor, mesin gerinda, jangan sekali-kali
menggunakan sarung tangan, hal ini akan menyebabkan terjadinya
kecelakaan

32
e. Pelindung Mata

Gambar 2.18 Pelindung Mata

Pelindung mata (googles) digunakan untuk melindungi mata


dari serpihan-serpihan kecil pada saat bekerja, seperti mengebor,
menggerinda, dll. Atau dari cahaya yang keluar pada saat mengelas.
Sehingga mata bisa terbebas dari cidera yang mengakibatkan
kebutaan.

3. Cara penanganan Kendaraan pelanggan


 Selama bekerja, pakailah selalu fender cover, seat cover, dan floor
cover agar tidak merusak atau mengotori kendaraan.
 Jagalah selalu kebersihan fender cover dan seat cover.
 Oli atau gemuk yang ada pada tangan atau alat-alat anda dapat
mengotori kendaraan. Karena itu tangan dan alat-alat harus dijaga
agar tetap bersih.
 Jangan sekali-kali memasukkan benda yang tajam seperti obeng ke
dalam kantong baju karena dapat merusak kendaraan dan melukai
anda sendiri misalnya anda terjatuh.
 Bersihkan selalu minyak dan oli yang tertumpah sehingga kendaraan
tidak dalam keadaan kotor. Jika oli yang tertumpah dibiarkan begitu
saja, langganan akan mengira terdapat kebocoran pada
kendaraannya, lalu membawanya kembali ke bengkel.
 Apabila kendaraan tertumpah minyak rem, jangan mengelap
tumpahan karena dapat merusak cat. Cara menanganinya adalah
dengan memberi air pada tempat yang tertumpah minyak rem.

33
4. Menangani Kendaraan pelanggan
 Selama bekerja, pakailah selalu fender cover, seat cover, dan floor
cover agar tidak merusak atau mengotori kendaraan.
 Jagalah selalu kebersihan fender cover dan seat cover.
 Kerjakan pekerjaan menggunakan SST yang benar.
 Oli atau gemuk yang ada pada tangan atau alat-alat anda dapat
mengotori kendaraan. Karena itu tangan dan alat-alat harus dijaga
agar tetap bersih.
 Jangan sekali-kali memasukkan benda yang tajam seperti obeng ke
dalam kantong baju karena dapat merusak kendaraan dan melukai
anda sendiri misalnya anda terjatuh.

34

Anda mungkin juga menyukai