Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

STIMULASI PERSEPSI: HALUSINASI

OLEH:

KELOMPOK III

ANITA NURAZMI, S.Kep


FISTA JULIANI, S.Kep
INGGRID DWI WAHYUNI, S.Kep
LINDA LISARNI, S.Kep
NATASYA SRI ZEKIA, S.Kep
PRATIWI NINGSIH, S.Kep
RISFINDA, S.Kep
SITI LANGGA LUBIS, S.Kep
UNTARI TEJAWATI, S.Kep

PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN JIWA


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2018
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
STIMULASI PERSEPSI: HALUSINASI

A. Topik
Topik pada Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) adalah Stimulasi Persepsi: Halusinasi
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Klien memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang diakibatkan oleh
paparan stimulus kepadanya
2. Tujuan khusus
a. Klien dapat mengenal halusinasinya
b. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan menghardik
c. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan aktivitas terjadwal
d. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain
e. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan meminum obat
C. Landasan Teori
1. Pengertian
Kelompok adalah kumpulan individu yang mempunyai hubungan antara satu
dengan yang lainnya, saling ketergantungan serta mempunyai norma yang sama.
Sedangkan kelompok terapeutik memberi kesempatan untuk saling bertukar
(sharing) tujuan, misalnya membantu individu yang berperilaku destruktif dalam
berhubungan dengan orang lain, mengidentifikasi dan memberikan alternatif untuk
memberi tahu merubah perilaku destruktif menjadi konstruktif.
Setiap kelompok mempunyai struktur dan identitas tersendiri. Kekuatan
kelompok memberikan kontribusi pada anggota dan pimpinan kelompok untuk saling
bertukar pengalaman dan memberi penjelasan untuk mengatasi masalah anggota
kelompok. Dengan demikian kelompok dapat dijadikan sebagai wadah untuk praktik
dan arena untuk uji coba kemampuan dan perilaku terhadap orang lain.
Terapi aktivitas kelompok adalah terapi modalitas yang dilakukan perawat
kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama.
Aktivitas yang digunakan sebagai terapi, dan kelompok digunakan sebagai target
asuhan. Didalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung, saling
membutuhkan dan menjadi laboratorium tempat klien berlatih perilaku baru yang ada
untuk memperbaiki perilaku lama yang maladaptif.
Terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang
menggunakan aktivitas stimulus yang terkait dengan pengalaman dan atau kehidupan
untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa
kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian masalah.
2. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi: Halusinasi
Kegiatan dari TAK ini adalah mempersepsikan stimulus nyata sehari-hari terdiri dari:
a. Terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi: sesi III Mengontrol
halusinasi dengan melakukan kegiatan.
b. Terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi: sesi IV Mencegah
halusinasi dengan bercakap-cakap.
D. Klien
1. Karakteristik
a. Klien dengan riwayat skizofrenia disertai perubahan sensoris persepsi; halusinasi
dan klien yang mengalami isolasi sosial
b. Klien yang tidak mengalami perilaku agresif atau mengamuk, dalam keadaan
tenang
c. Klien dapat diajak kerjasama (cooperative)

2. Proses Seleksi
a. Mengobservasi klien halusinasi.
b. Mengidentifikasi klien yang termasuk kriteria.
c. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
d. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut kelompok
e. Menjelaskan tujuan terapi pada klien atau kelompok
f. Menjelaskan rencana kegiatan kelompok
g. Menjelaskan aturan main dalam kelompok
E. Pengorganisasian
1. Waktu
a. Hari /tanggal : Selasa, 11 Desember 2018 (Sesi 3)
Kamis, 13 Desember 2018 (Sesi 4)
b. Durasi : 30 menit
c. Pukul : 10.00 – 10. 30 WIB

2. Tim ners muda


Sesi 3
a. Leader :
b. Co Leader :
c. Fasilitator :
1) …
2) ..
3) ..
4) ..
d. Observer : ..
e. Dokementasi : ..

Sesi 4
a. Leader : ..
b. Co Leader : ..
c. Fasilitator
1) ..
2) ..
3) ..
4) ..
5) ..
d. Observer : ..
e. Dokumentasi : ..
3. Setting Tempat

P F P P
F F P

L
Obs

CL

P F P F P
P F

Keterangan Gambar
L: Leader
CL:Co Leader
F: Fasilitator
O: Observer
P: Pasien
Op: Operator

4. Pembagian Tugas
1. Peran Leader
a. Memimpin jalannya kegiatan
b. Menyampaikan tujuan dan waktu permainan
c. Menjelaskan cara dan peraturan kegiatan
d. Memberi respon yang sesuai dengan perilaku klien
e. Meminta tanggapan dari klien atas permainan yang telah dilakukan
f. Memberi reinforcement positif pada klien
g. Menyimpulkan kegiatan (Lilik, 2011)
2. Peran Co-Leader
a. Membantu tugas leader
b. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader
c. Mengingatkan leader tentang kegiatan
d. Bersama leader menjadi contoh kegiatan
3. Peran Observer
a. Mengobservasi jalannya acara
b. Mencatat jumlah klien yang hadir
c. Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama kegiatan berlangsung
d. Mencatat tanggapan tanggapan yang dikemukakan klien
e. Mencatat penyimpangan acara terapi aktivitas
f. Membuat laporan hasil kegiatan
4. Peran Fasilitator
a. Memfasilitasi jalannya kegiatan
b. Memfasilitasi klien yang kurang aktif
c. Mampu memotivasi klien untuk kesuksesan acara
d. Dapat mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dari dalam /luar kelompok

5. Metode dan Media


a. Metode
Diskusi, tanya jawab
b. Media
Kertas, kursi, dan pena.
F. Proses Pelaksanaan
Sesi 3: Mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan
A. Tujuan
1. Klien dapat memahami pentingnya melakukan kegiatan untuk mencegah
munculnya halusinasi.
2. Klien dapat menyusun jadwal kegiatan untuk mencegah terjadinya halusinasi.
B. Setting
1. Terapis dank lien duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang
C. Alat
1. Jadwal kegiatan harian
2. Pulpen
3. Spidol dan whiteboard/papan tulis/flipchart
D. Metode
1. Diskusi dan Tanya jawab
2. Bermain peran/stimulasi dan latihan
E. Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi 2
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Perkenalan ners muda
2) Klien dan terapis pakai papan nama
b. Evaluasi/validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
2) Menanyakan masalah yang dirasakan
3) Menanyakan cara mengontrol halusinasi yang sudah dipelajari
4) Menanyakan pengalaman klien menerapkan cara menghardik halusinasi
c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan
2) Menjelaskan aturan main yaitu
a) Jika klien ingin meninggalkan kelompok harus meminta izin kepada
ners muda
b) Lama kegiatan 30 menit
c) Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan cara kedua, yaitu melakukan kegiatan sehari-hari.
Jelaskan bahwa dengan melakukan kegiatan yang teratur akan mencegah
munculnya halusinasi.
b. Terapis meminta tiap klien menyampaikan kegiatan yang biasa dilakukan
sehari-hari, dan tulis di whiteboard.
c. Terapis membagikan formulir jadwal kegiatan harian. Terapis menulis
formulir yang sama whiteboard.
d. Terapis membimbing satu persatu klien untuk membuat jadwal kegiatan
harian, dari bangun pagi sampai tidur malam. Klien menggunakan formulir,
terapis menggunakan whiteboard.
e. Terapis melatih klien memperagakan kegiatan yang telah disusun.
f. Berikan pujian dengan tepuk tangan bersama kepada klien yang sudah selesai
membuat jadwal dan memperagakan kegiatan.
4. Terminasi
a. Evaluasi
1) Ners muda menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Ners muda memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
1) Menganjurkan klien untuk melaksanakan dua cara mengontrol
halusinasi, yaitu menghardik dan melakukan kegiatan.
c. Kontrak waktu yang akan datang
1). Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK berikutnya, yaitu
belajar cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap.
2). Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat.
Lembar Observasi Stimulasi persepsi: halusinasi
Kemampuan mencegah halusinasi dengan melakukan kegiatan
No Aspek yang dinilai Nama Klien

1 Menyebutkan kegiatan yang bisa


dilakukan
2 Memperagakan kegiatan yang bisa
dilakukan
3 Menyusun jadwal kegiatan harian
4 Menyebutkan dua cara mengontrol
halusinasi

Sesi 4: Mencegah Halusinasi dengan Bercakap-Cakap


A. Tujuan
1. Klien memahami pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk mencegah
munculnya halusinasi.
2. Klien dapat bercakap-cakap dengan orang lain untuk mencegah halusinasi.
B. Setting
1. Perawat dan klien duduk bersama membentuk setengah lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang
C. Alat
1. Spidol dan whiteboard/ papan tulis/ flipchart
2. Buku catatan, jadwal kegiatan harian, dan pulpen
D. Metode
1. Diskusi kelompok
2. Bermain peran/simulasi
E. Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi.
b. Terapis membuat kontrak dengan klien.
c. Mempersiapkan dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Perkenalan ners muda
2) Menanyakan nama dan panggilan semua klien
3) Klien dan terapis pakai papan nama
b. Evaluasi/validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
2) Menanyakan pengalaman klien setelah menerapkan dua cara yang telah
dipelajari (menghardik, menyibukkan diri dengan kegiatan terarah) untuk
mencegah halusinasi.
c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan , yaitu mengontrol halusinasi dengan
bercakap-cakap.
2) Menjelaskan aturan main yaitu
a) Jika klien ingin meninggalkan kelompok harus meminta izin kepada
ners muda
b) Lama kegiatan 30 menit
c) Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk
mengontrol dan mencegah halusinasi.
b. Terapis meminta tiap klien menyebutkan orang yang biasa dan bisa diajak
bercakap-cakap.
c. Terapis meminta tiap klien menyebutkan pokok pembicaraan yang biasa dan
bisa dilakukan.
d. Terapus memperagakan cara bercakap-cakap jika halusinasi muncul “suster,
ada suara di telinga, saya mau ngobrol saja dengan suster” atau “suster saya
mau ngobrol tentang kapan saya boleh pulang”.
e. Terapis meminta klien untuk memperagakan percakapan dengan orang
disebelahnya.
f. Berikan pujian atas keberhasilan klien.
g. Ulangi e dan f sampai semua klien mendapat giliran.
4. Terminasi
a. Evaluasi
1) Ners muda menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Terapis menanyakan TAK mengontrol halusinasi yang sudah dilatih
3) Ners muda memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
1) Menganjurkan klien menggunakan tiga cara mengontrol halusinasi, yaitu
menghardik, melakukan kegiatan harian, dan bercakap-cakap.
c. Kontrak waktu yang akan datang
1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK berikutnya, yaitu
belajar cara mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat.
2) Menyepakati waktu dan tempat

Lembar Observasi Stimulasi persepsi: halusinasi


Kemampuan bercakap-cakap untuk mencegah halusinasi
No Aspek yang dinilai Nama Klien

1 Menyebutkan orang yang bisa diajak


bicara
2 Memperagakan percakapan
3 Menyusun jadwal percakapan
4 Menyebutkan tiga cara mengontrol
halusinasi

Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Beri tanda (√) jika klien mampu, dan tanga (x), jika klien tidak mampu.
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, B.A. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas: CMHN (basic course).
Jakarta: EGC
Keliat, B.A & Pawirowiyono, A. (2014). Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok Ed2.
Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai