Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Seiring dengan meningkatnya kemampuan masyarakat dalam mengakses banyak sekali
informasi dan edukasi tentang kesehatan, maka rumah sakit mempunyai peranan yang penting
untuk menyampaikan informasi dan edukasi tentang kesehatan. Pasien dan keluarga
mempunyai hak untuk mendapatkan informasi dan edukasi berkaitan dengan pelayanan yang
sudah dan akan dia terima.
Informasi dan edukasi harus disampaikan kepada pasien maupun keluarga sebagai dasar
untuk mengambil keputusan pelayanan yang akan dijalani. Informasi dan edukasi yang
disampaikan harus jelas dan dimengerti oleh si penerima informasi dan edukasi. Dalam
penyampaian informasi dan edukasi yang baik harus memperhatikan berbagai aspek yang
harus di perhatikan. Tidak semua pasien dan keluarga mendapatkan informasi dan edukasi
dengan hal dan cara yang sama, peranan petugas dalam penguasaan konsep diri, wawasan yang
tinggi tentang kesehatan akan sangat membantu dalam keberhasilan pemberian informasi dan
edukasi pada pasien dan keluarga.
Rumah Sakit sebagai salah satu unit pelayanan kesehatan dalam pelayanannya tidak
hanya kuratif dan rehabilitative tetapi juga melakukan kegiatan prefentif dan promotif.
Kegiatan promotif rumah sakit dilakukan antara lain dalam bentuk pemberian informasi dan
edukasi pada pasien dan keluarga. Kegiatan melibatkan pasien dan keluarga dalam upaya
meningkatkan derajat kesehatan pasien di Rumah Sakit di harapkan mampu mempercepat
upaya penyembuhan pasien.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas Rumah Sakit Bumi Waras selalu melakukan
upaya peningkatan mutu pelayanan dengan mengoptimalkan upaya promotif melalui
pemberian informasi dan edukasi pada pasien dan keluarga tanpa mengabaikan upaya kuratif,
preventif dan rehabilitatif. Pencapaian kegiatan tersebut membutuhkan sebuah panduan
pemberian informasi dan edukasi pada pasien yang di rawat di rumah sakit bumi waras agar
tujuan yang di harapkan dapat di capai dengan maksimal.

Tujuan Umum :
Pedoman ini disusun sebagai acuan dalam memberikan informasi dan edukasi pada pasien dan
keluarga yang di rawat di RS. Bumi Waras Bandar Lampung.
Tujuan Khusus :
1. Diperolehnya informasi dan edukasi oleh pasien dan keluarga sebelum mengambil
keputusan menerima pelayanan di rumah sakit.
2. Diperolehnya informasi dan edukasi mengenai pelayanan yang sudah dan akan di berikan
pada pasien
3. Tersedianya informasi dan edukasi pada pasien, keluarga pasien, pengunjung di
lingkungan Rumah Sakit Bumi Waras.

1
BAB II
RUANG LINGKUP KEGIATAN

A. Penerima Informasi dan Edukasi


Penerima informasi dan edukasi di ruang rawat adalah :
1. Pasien
2. Keluarga atau orang lain yang ditunjuk menjadi wali atau penanggung jawab pasien.
B. Proses Pemberian Informasi dan Edukasi
Proses komunikasi saat memberikan i n f o r m a s i d a n edukasi kepada pasien atau
keluarganya berkaitan dengan kondisi kesehatannya meliputi proses sebagai berikut :
1. Tahap pengumpulan informasi pasien ( assesment pasien )
2. Tahap penyampaian informasi dan edukasi yang efektif.
3. Tahap verifikasi
C. Pelaksanaan Pemberian Informasi Dan Edukasi
1. Waktu pemberian informasi dan edukasi pasien di RS Bumi Waras adalah :
a. Waktu pemberian informasi dan edukasi pada pasien rawat inap.
1) Saat di bagian pendaftaran, poliklinik, IGD.
2) Saat dilakukan tindakan medis.
3) Saat masuk rawat inap.
4) Saat persiapan pasien pulang.
b. Waktu pemberian informasi dan edukasi pada pasien rawat jalan :
1) Saat di bagian pendaftaran, Poliklinik, IGD.
2) Saat dilakukan tindakan medis.
3) Saat pasien mengantri untuk dilakukan pemeriksaan di rawat jalan.
2. Tempat penyampaian informasi dan edukasi paisen dan keluarga di RS Bumi Waras :
a. Di ruang praktek dokter.
b. Di ruangan tempat pasien di rawat.
c. Di tempat lain di lingkungan RS. Bumi Waras Bandar Lampung.
3.. Cara penyampaian informasi dan edukasi pasien dan keluaraga meliputi :
a. Informasi penting.
b. Informasi dengan konteks budaya
c. Persiapan tindakan dan atau pasien rencana pulang
4. Cara menyampaikan berita atau kabar buruk di Ruang rawat.
a. Pasien dengan kondisi penyakit terminal
b. Pasien meninggal
c. Pasien dengan tambahan komplikasi atau penyulit.
d. Pasien dengan kebutuhan alat dan atau obat khusus

2
BAB III
TATA LAKSANA

A. Penerima Informasi dan Edukasi


Penerima informasi dan edukasi adalah :
1. Pasien, apabila pasien bersedia menerima informasi dan kondisinya memungkinkan .
2. Keluarga atau orang lain yang ditunjuk oleh pasien.
3. Keluarga atau pihak lain yang menjadi wali atau penanggung jawab atas pasien kalau
kondisi pasien tidak memungkinkan untuk berkomunikasi sendiri secara langsung.

B. Proses Pemberian Informasi dan Edukasi


Proses komunikasi saat memberikan edukasi kepada pasien atau keluarganya berkaitan
dengan kondisi kesehatannya :
1. Tahap pengumpulan informasi pasien ( assesment pasien )
Sebelum melakukan edukasi, petugas menilai dulu kebutuhan edukasi pasien dan
keluarga berdasarkan hasil assesmen di rekam medis.
a. Keyakinan dan nilai-nilai pasien dan keluarga ( nilai-nilai budaya, suku, agama,
dan kepercayaan ).
b. Kemampuan membaca, tingkat pendidikan dan bahasa yang digunakan.
c. Hambatan emosional dan motivasi ( emosional : depresi, senang dan marah )
d. Keterbatasan fisik dan kognitif
e. Kesediaan pasien untuk menerima informasi
2. Tahap penyampaian informasi dan edukasi yang efektif
Setelah melalui tahap assessment pasien, kemungkinan ditemukan :
a. Pasien dalam kondisi fisik dan emosionalnya baik, maka proses komunikasinya
mudah disampaikan.
b. Jika pada tahap assessment pasien ditemukan hambatan fisik ( tuna rungu dan tuna
wicara ), maka komunikasi yang efektif adalah memberikan leaflet kepada pasien
dan keluarga sekandung ( istri, suami, anak, ayah, ibu atau saudara sekandung ) dan
menjelaskannya kepada mereka.
c. Jika pada tahap assessment pasien ditemukan hambatan emosional ( marah atau
depresi ), maka komunikasi yang efektif belum bisa dilakukan, dan edukasi ditunda
sampai kondisi emosi stabil, edukasi bisa dengan jalan memberikan edukasi kepada
keluarga menggunakan materi edukasi dan menyarankan membaca leaflet
Jika pasien sudah dalam keadaan stabil secara emosi maka pasien diberikan edukasi dan
memberikan materi. Jika pasien masih belum mengerti dengan apa yang diedukasikan , bisa
menghubungi tim PKRS.

3
d. Jika pada tahap assessment pasien ditemukan kendala bahasa, maka segera
menghubungi superviser yang bertugas. Superviser akan menghubungi penerjemah
atau orang yang dianggap mampu sesuai kebutuhan.
3. Tahap verifikasi (memastikan pasien dan keluarganya menerima edukasi yang diberikan ).
a. Apabila pasien dalam kondisi baik dan dapat menerima informasi dan edukasi,
maka verifikasi yang dilakukan adalah: menanyakan kembali edukasi yang telah
diberikan. Pertanyaannya adalah: “Dari materi edukasi yang telah disampaikan,
kira-kira apa yang Bapak/Ibu bisa pelajari ?”.
b. Apabila pasien mengalami hambatan fisik, maka verifikasinya adalah dengan
pihak keluarganya dengan pertanyaan yang sama: “Dari materi edukasi yang telah
disampaikan, kira-kira apa yang bpk/ibu bisa pelajari ?”.
c. Apabila pasien ada hambatan emosional (marah atau depresi), maka verifikasinya
adalah dengan tanyakan kembali sejauh mana pasiennya mengerti tentang materi
edukasi yang diberikan dan pahami. Proses pertanyaan ini bisa via telepon atau
datang langsung ke kamar pasien setelah pasien tenang.
d. Apabila pasien merupakan difabel (different abilities people atau orang dengan
kemampuan yang berbeda ), maka verifikasinya dengan pendamping pasien.
e. Apabila pasien dan/atau keluarga telah memahami informasi dan edukasi yang
disampaikan, maka tahap pemberian informasi dan edukasi dapat dilakukan kembali
untuk menilai kebutuhan edukasi yang lainnya. Apabila pasien dan/atau keluarga
belum memahami materi edukasi yang diberikan, maka pemberian edukasi dapat
dilakukan pada waktu lain sambil mengkaji hambatan yang ada.
Dengan diberikannya informasi dan edukasi pasien,diharapkan komunikasi yang
disampaikan dapat dimengerti dan diterapkan oleh pasien. Dengan pasien mengikuti semua
arahan dari Rumah Sakit, diharapkan mempercepat proses penyembuhan pasien.
Setiap petugas dalam memberikan informasi dan edukasi pasien,wajib untuk mengisi
lembar informasi dan edukasi serta ditandatangani kedua belah pihak antara petugas
rumah sakit dengan pasien atau keluarga pasien. Hal ini dilakukan sebagai bukti bahwa
pasien dan keluarga pasien sudah diberikan informasi dan edukasi yang benar

C. PELAKSANAAN PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI


1. Waktu pemberian informasi dan edukasi
a. Waktu pemberian informasi dan edukasi pada pasien rawat inap
1) Saat admisi ( TPPRI, poli / IGD )
2) Saat dilakukan tindakan medis
3) Saat masuk di Instalasi RawatInap
4) Saat persiapan pasien pulang

4
b. Waktu pemberian informasi dan edukasi pada pasien rawat jalan.
1) Saat admisi ( bagian pendaftaran, poli / IGD )
2) Saat dilakukan tindakan medis
3) Saat pasien mengantri untuk dilakukan pemeriksaan di Instalasi Rawat Jalan
Pemberian informasi dan edukasi dilakukan segera, jika kondisi dan situasinya memungkinkan.
Pemberian informasi pelayanan di Rumah Sakit dapat membantu pasien dan/atau keluarga
berpartisipasi dalam membuat keputusan tentang pelayanan yang terbagi dalam beberapa unit
kerja meliputi :
a. TPPRI menjelaskan mengenai
1) Biaya dan fasilitas kamar yang akan ditempati
2) Hak dan Kewajiban Pasien
b. Dokter IGD, dokter poli spesialis dan umum, dokter gigi, dokter anestesi dan
Dokter Penanggung Jawab Pelayanan yang menjelaskan mengenai :
1) Tujuan anamnesis dan pemeriksaan fisik (kemungkinan rasa tidak nyaman/sakit
saat pemeriksaan )
2) Kondisi saat ini dan berbagai kemungkinan diagnosis
3) Dokter yang akan menjadi DPJP
4) Berbagai tindakan medis yang akan dilakukan untuk menentukan diagnosis,
termasuk manfaat, resiko, serta kemungkinan efek samping atau komplikasi.
5) Hasil dan interpretasi dari tindakan medis yang telah dilakukan untuk menegakkan
diagnosis
6) Diagnosis
7) Pilihan tindakan medis untuk tujuan terapi (kekurangan dan kelebihan masing-
masing )
8) Prognosis
9) Dukungan yang tersedia
c. Instalasi Rawat Inap
Informasi pelayanan kesehatan yang bersifat umum dan khusus meliputi :
1) Rencana pelayanan dan tindakan keperawatan yang akan dilakukan
2) Informasi tentang biaya-biaya : perawatan, pemeriksaan penunjang, obat, operasi
dan lain-lain.
3) Jam kunjungan dokter
4) Peraturan RS
5) Prosedur persiapan operasi
6) Prosedur pemulangan pasien

5
d. Bagian administrasi
Informasi tentang biaya rumah sakit secara keseluruhan.
e. Bagian penunjang seperti laboratorium, radiologi, rehabilitasi medis
1) Rencana tindakan yang akan dilakukan
2) Biaya tindakan
Setelah pasien dan keluarga mendapat informasi pelayanan kesehatan yang jelas maka
pasien atau keluarga membuat keputusan tentang rencana pengobatan dan tindakan terhadap
dirinya sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan oleh rumah sakit.
2. Penyampaian informasi dan edukasi dapat dilakukan di :
a. Di ruang praktek dokter
b. Di ruangan tempat pasien di rawat.
c. Di tempat lain yang pantas, atas persetujuan bersama, pasien/keluarga dan dokter atau
staf lain.
3. Cara menyampaikan informasi dan edukasi :
a. Informasi penting sebaiknya dikomunikasikan secara langsung, tidak melalui telepon,
juga tidak diberikan dalam bentuk tulisan yang dikirim melalui pos, faksimile, SMS (
Short Message Service ), internet.
b. Informasi diberikan dalam konteks nilai, budaya dan latar belakang pasien dan/atau
keluarga.
c. Persiapan, meliputi :
1) Materi yang akan disampaikan
2) Kondisi lingkungan perlu diperhatikan untuk membuat pasien dan/atau keluarga
merasa nyaman dan bebas, antara lain :
a). Dilakukan dalam ruang khusus atau yang dapat menjamin privasi
b). Ruangan cukup luas bagi pasien dan pendamping pasien untuk kenyamanan
mereka
c). Penempatan meja, kursi atau barang-barang lain hendaknya tidak
menghambat komunikasi
d). Suasana tenang, tidak bising dan tidak sering ada interupsi (contoh : pemberi
informasi atau edukasi tidak menerima telepon atau mengerjakan pekerjaan
lain saat sedang menyampaikan materi ).
3) Waktu yang cukup
4) Mengetahui orang yang akan hadir (sebaiknya pasien ditemani oleh
keluarga/orang yang ditunjuk, bila hanya keluarga yang hadir sebaiknya lebih
dari satu orang ).
d. Menilai sejauh mana pengertian pasien dan/atau keluarga tentang hal yang akan
dibacakan.

6
e. Menanyakan kepada pasien dan/atau keluarga, sejauh mana informasi yang
diinginkan dan mengamati kesiapan pasien dan/atau keluarga menerima informasi
yang akan diberikan. Pemberian informasi dan edukasi mendapatkan data yang cukup
mengenai masalah medis pasien (termasuk adanya keterbatasan kemampuan fisik
maupun mental) dan mendapatkan informasi mengenai latar
f. belakan sosial budaya, pendidikan dan tingkat ekonomi pasien dan keluarga.
Pada pasien yang mengalami kendala dalam berkomunikasi, maka pemberian
informasi dan edukai dapat disampaikan kepada keluarga atau pendamping pasien
atas ijin pasien.

Cara menyampaikan berita atau kabar buruk (diadaptasi dari Backman, 1992) “Breaking Bad
News A six Step Protocol “.
S.P.I.K.E.S
S - Setting Listening skills
P - Patient’s Perception
I - Invite Patient to Share Information
K - Knowledge Transmission
E - Explore emotions and Empathize
S - Summarize and Strategize
1. Setting Listening skills
Sebelum menyampaikan kabar buruk kepada pasien, perlu adanya persiapan untuk menjamin
kelancaran penyampaian informasi kepada pasien, sebagai berikut :
a. Persiapkan diri sendiri
1) Dokter atau petugas yang menyampaikan kabar buruk mempersiapkan mental terlebih
dahulu agar tidak ikut larut dalam emosi pasien nantinya, namun tetap berempati
sebagaimana mestinya.
2) Petugas memperkenalkan diri.
3) Yang harus dihindari tampak nervous di hadapan pasien, bahkan sebelum
menyampaikan kabar buruk
4) Tips siapkan tisu di saku untuk diberikan pada pasien bila pasien menangis.
b. Privasi pasien
1) Penyampaian kabar buruk tidak boleh dilakukan di tempat yang ramai atau banyak
orang.
2) Penyampaian dilakukan di tempat tenang yang tertutup seperti kamar praktik ataupun
dengan menutup tirai di sekeliling tempat tidur pasien.
c. Melibatkan pendamping
1) Untuk menghindari kesan kurang baik yang dapat muncul bila pasien dan dokter
berada di tempat tertutup (untuk menjaga privasi diperlukan satu pendamping ).
2) Memperkenalkan pendamping kepada pasien

7
3) Yang dapat menjadi pendamping yaitu keluarga terdekat yang ditunjuk oleh pasien
atau pihak lain yang menjadi wali atau tanggung jawab atas pasien kalau kondisi
pasien tidak memungkinkan untuk berkomunikasi sendiri secara langsung (satu orang
saja, apabila terlalu banyak dapat menyulitkan dokter untuk menangani
emosi dan persepsi banyak orang sekaligus) atau perawat yang ikut terlibat menangani
pasien tersebut.
d. Posisi duduk
1) Posisi pasien dan dokter atau pemberi kabar buruk sebaiknya setara dan dalam posisi
duduk supaya dapat menghilangkan kesan bahwa pemberi informasi berkuasa atas
pasien dan memojokkan pasien.
2) Sebaiknya penghalang fisik seperti meja dihindari. Duduk ditepi tempat tidur pasien
jauh lebih baik.
e. Mendengarkan secara aktif
Sebelum menyampaikan kabar buruk, pemberi informasi mempersiapkan kemampuan
mendengarkan, secara prinsip meliputi :
1) Tidak memotong kata-kata pasien ataupun berbicara tumpang tindih dengan pasien.
2) Mengulangi kata-kata pasien atau memberikan tanggapan, untuk menunjukkan
pemahaman terhadap apa yang ingin disampaikan pasien.
f. Availability
1) Dokter atau pemberi informasi harus ada di tempat mulai awal hingga akhir
penyampaian kabar buruk.
2) Jangan sampai ada gangguan berupa interupsi,seperti SMS (Short Message Service )
telepon, tamu.

2. Patient’s Perception
Sebelum menyampaikan kabar buruk kepada pasien, dokter atau pemberi informasi
sebaiknya mengetahui persepsi pasien tentang kondisi medis terhadap dirinya sendiri dan
harapan pasien terhadap hasil medikasi yang ditempuh. Tujuan mengetahui kedua aspek
tersebut bukan hanya untuk mengubah persepsi pasien agar sesuai dengan kenyataan
melainkan sebagai jalan untuk menilai kesenjangan antara persepsi dan harapan pasien
dengan kenyataan (sebagai pertimbangan penyampaian kabar buruk agar tidak terlalu
membuat pasien terguncang ).
3. Invite Patient to Share Information
a. Tanyakan apakah pasien ingin tahu perkembangan mengenai keadaannya atau tidak.
Apabila pasien menyatakan diri belum siap, pertimbangkan untuk menyampaikan di
waktu lain yang lebih tepat dan minta pasien untuk mempersiapkan diri terlebih
dahulu.
b. Apabila pasien menyatakan ingin tahu perkembangan mengenai keadaanya tanyakan
sejauh mana ia ingin tahu, secara umum ataukah mendetail.

8
4. Knowledge Transmission
Pembukaan dilakukan sebelum menyampaikan kabar buruk dengan mengatakan pada pasien
bahwa ada kabar buruk yang akan disampaikan pada pasien.
Cara penyampaian khabar buruk pada pasien :
1) Menggunakan bahasa yang sama dan menghindari istilah medis.
2) Bila bahasa pasien berbeda, dapat dibantu penerjemah yang kompeten
a) Penerjemah mengerti dan dapat menggunakan bahasa yang digunakan pasien.
b) Penerjemah mengerti dan dapat menggunakan bahasa yang digunakan dokter.
c) Penerjemah dapat mengemas istilah medis ke dalam bahasa yang dimengerti
pasien.
d) Penerjemah bukan merupakan keluarga pasien.
3) Menyampaikan informasi sedikit demi sedikit ( bertahap )
a) Menyampaikan informasi dengan intonasi yang jelas namun lembut, tempo yang
tidak terlalu cepat dengan jeda untuk memberi kesempatan pada pasien dalam
mencerna kalimat yang diterima.
b) Setiap menyampaikan sepenggal informasi, nilai ekspresi dan tanggapan pasien.
Pasien diberi waktu untuk bertanya ataupun mengekspresikan emosinya.
c) Bila kondisi pasien tampak memungkinkan untuk menerima informasi tahap
selanjutnya, penyampaian informasi dilanjutkan.
d) Bila pasien tampak sangat terguncang dan tidak memungkinkan untuk menerima
lebih banyak informasi l agi, penyampaian ulang kabar buruk dipertimbangkan
diberikan di lain waktu sambil mempersiapkan pasien.
5. Explore emotions and Empathize
Ekspresi dan emosi pasien diamati dan dinilai sejauh mana kondisinya. Kondisi emosi
tersebut dimengerti, bukan mengerti apa yang dirasakn pasien, namun lebih pada dapat
memahami bahwa apa yang dirasakan pasien saat ini adalah sesuatu yang dapat dimaklumi.
6. Summarize and Strategize
Diakhir percakapan, percakapan diulang kembali secara keseluruhan :
a. Menyimpulkan kabar buruk yang tadinya disampaikan secara bertahap (sedikit demi
sedikit ).
b. Menyampaikan tanggapan yang diberikan pasien selama kabar buruk disampaikan
(tunjukkan bahwa dokter mendengarkan dan mengerti apa yang disampaikan pasien)
c. Pasien diberi kesempatan bertanya
d. Memberikan feed back.
e. Percakapan yang ada harus terdokumentasi dalam rekam medis pasien.
Harus tertera dengan jelas :
1) Informasi yang telah dikatakan atau disampaikan, dan kepada siapa
2) Istilah yang digunakan ( tumor, massa, dan lain-lain )
3) Informasi spesifik mengenai pilihan terapi dan prognosis.

9
f. Mendiskusikan rencana untuk menindaklanjuti kabar buruk yang telah disampaikan
pada pasien, mengajak pasien ikut serta (pro aktif) dalam medikasi terhadap dirinya.

10
BAB IV
DOKUMENTASI

1. Kebijakan yang mendasari pelayanan


Kebijakan dalam pendidikan pasien dan keluarga mengacu pada :
a. Standar Akreditasi Nasional Rumah Sakit 2012
b. Hak dan kewajiban pasien
2. Pedoman pelayanan suatu unit PKRS
Pedoman pelayanan pendidikan pasien dan keluarga mengacu pada pedoman pelayanan unit
promosi kesehatan Rumah Sakit Bumi Waras. Pedoman yang dimaksud adalah pedoman
pelayanan unit PKRS sebagai acuan dalam penyelenggaraan pemberian informasi dan edukasi
pada pasien di Ruang Rawat RS. Bumi Waras.
3. SPO-SPO terkait proses kerja yang disebutkan di dalam panduan ini.
Standar prosedur operasional yang terkait dalam pemberian informasi dan edukasi pasien
meliputi :
a. SPO Early Dischart Planing
b. SPO Pelaksanaan edukasi kelompok
c. SPO Pelayanan IGD
d. SPO Pelayanan Rawat inap
e. SPO Visite dokter
f. SPO Pemberian informasi dan edukasi pasien
g. SPO pembuatan materi edukasi
h. SPO PKRS
i. SPO Rujukan kepada tim PKRS

4. Form-form yang digunakan di dalam proses kerja


Form untuk pelaksanaan pendidikan pasien dan keluarga menggunakan :
a. Form Early Dischart planning
b. Form Pemberian informasi dan Edukasi pasien

5. Metodologi pendokumentasian proses kerja


Pendokumentian pendidikan pasien di mulai pada saat pasien baru masuk perawat melakukan
Assesement pasien dengan mengisi form Early Dischart planning, setelah pasien dalam
perawatan dan di berikan pemberian informasi dan edukasi perawat mengisi form pemberian
informasi dan edukasi.
Ditetapkan di Bandar Lampung
Pada tanggal 1 Oktober 2015
Direktur Utama,

dr. Kuswandi Sp.JP

11
12
PANDUAN
PENDIDIKAN DAN PROMOSI KESEHATAN
RUMAH SAKIT BUMI WARAS

RUMAH SAKIT BUMI WARAS


JALAN WOLTER. MONGINSIDI NO 235
BANDAR LAMPUNG
2015

13
KEBIJAKAN
PELAYANAN KEPERAWATAN
RUMAH SAKIT BUMI WARAS

14
RUMAH SAKIT BUMI WARAS
JL. WOLTER. MONGINSIDI NO 235
BANDAR LAMPUNG
2015

15

Anda mungkin juga menyukai