Berdasarkan perkembangan pertunjukan dan keramaian umum saat itu, peraturan tersebut
kemudian diganti dengan Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 10 Tahun 1971 tentang
Penetapan dan Pemungutan Pajak Tontonan dalam Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang
diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 1981 tentang Penetapan Kembali Peraturan
Pajak Tontonan dengan nama Pajak Hiburan. Peraturan ini diubah lagi dengan Peraturan Daerah
DKI Jakarta Nomor 1 Tahun 1986 yang terakhir diperbarui kembali dengan Peraturan Daerah
Nomor7 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Hiburan dan Pajak Hiburan Dalam Wilayah
DaerahKhususIbukotaJakarta yang disahkan dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor
973.31 - 531 tanggal 26 Oktober 1998. Dasar Hukum terpenting ialah Undang-Undang Nomor
18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah; Undang-Undang Nomor 34 Tahun
2000 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18Tahun 1997; dan
terakhir diberlakukan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009.
Selanjutnya akan dijelaskan mengenai objek, subjek, tarif dan dasar perhitungan pajak
hiburan serta masa dan saat terutang pajak hiburan.
B. ObjekPajak
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 objek pajak hiburan adalah setiap
penyelenggaraan hiburan dengan dipungut bayaran .Adapun yang dimaksud dalam pengertian
hiburan adalah semua jenis pertuntujakan berupa:
1. tontonan film;
2. pagelaran kesenian, musik, tari, dan/atau busana;
3. kontes kecantikan, binaraga, dan sejenisnya;
4. pameran;
5. diskotek, karaoke, klab malam, dan sejenisnya;
6. sirkus, akrobat, dan sulap;
7. permainan bilyar, golf, dan boling;
8. pacuan kuda, kendaraan bermotor, dan permainnan ketangkasan;
9. panti pijat, refleksi, mandi uap/spa, dan pusat kebugaran (fitness center); dan
10. pertandingan olahraga.
Bila dibandingkan dengan peraturan daerah DKI Jakarta, maka Perda ini lebih terinci dalam
menentukan objek pajaknya, sebagaimana tergambar berikut ini:
1. Pertunjukan film;
2. Pertunjukan kesenian;
3. Pertunjukan pagelaran musik dan tari;
4. Penyelenggarakan diskotek, musik hidup, karaoke, klab malam,ruang musik (music
room), balai gita(singing hall), pub, ruang selera musik (music lounge), klub
eksekutif(executive club) dan sejenisnya;
5. Permainan biliar dan sejenisnya;
6. Permainan ketangkasan, termasuk mesin keping dan sejenisnya;
7. Panti pijat, mandi uap;
8. Pertandingan olahraga;
9. Penyelenggaraan tempat-tempat wisata, taman rekreasi, seluncur (ice skate), kolam
pemancingan, pasar malam, sirkus, komidi putar (yang digerakkan dengan peralatan
elektronik), kereta pesiar, dan sejenisnya;
10. Pertunjukan dan keramaian umum lainnya.
Di dalam perkembangannya Pajak Hiburan telah ikut memainkan peranan penting bagi
penambahan pendapatan pemerintah daerah.Objek Pajak Hiburan tidak hanya dari tontonan saja,
akan tetapi telah berkembang pada objek hiburan lainnya seperti coin game machine (mesin
permainan keping), musik hidup, pertunjukan temporer, klab malam, diskotek, mandi uap,
padang golf, taman hiburan, bioskop dan sebagainya.
Andaikan seorang pengusaha bermaksud untuk membuka suatu usaha baru dalam jenis
permainan ini, maka pengusaha tersebut harus mendapatkan terlebih dahulu izin. Gubernur akan
memberikan izin dalam batas waktu yang telah tertentu. Biasanya dalam surat izin yang
dikeluarkan,masa izinnya tidak lebih dari 1 (satu) tahun.Tetapi pengusaha dapat memperpanjang
masa usahanya setelah jangka waktu satu tahun itu habis masa berlakunya. Untuk mendapatkan
izinnya, pengusaha yang bersangkutan akan dikenakan retribusi yang besarnya ditetapkan oleh
gubernur.
Untuk menjaga hal-hal yang tidak diingkan, seperti halnya permainan judi dalam mesin
permainan keping atau keikutsertaan pelajar yang berseragam sekolah pada jam-jam sekolah ,
maka penyelenggaraan mesin permainan keping diatur waktunya menurut jenis yaitu :
Jenis ding-dong pada tempat tertentu diberlakukan waktu yang berbeda, misalnya untuk
tempat hiburan/rekreasi/pasar dan swalayan/super market dari jam 10.00 s/d 24.00 WIB dan pada
hari-hari libur/hari besar dari jam 10.00 s/d 24.00 WIB.
2.Musik Hidup
Musik hidup diartikan sebagai musik yang dimainkan secara langsung oleh satu atau
beberapa orang dengan menggunakan alat-alat musik. Seperti halnya pertunjukan lain maka
musik hidup harus mendapat izin dari gubernur dengan mengajukan permohonan dan syarat-
syarat tertentu. Biasanya izin hanya berlaku untuk satu tahun dan dapat diperpanjang kembali.
Ketentuan lain yang perlu untuk diketengahkan adalah tempat dan izin pertunjukkan.
Tempat ruangan musik hidup harus memenuhi persyaratan kedap suara dan lampu penerangan
yang cukup. Waktu pertunukkan ditentukan pula dari jam 19.00 sampai jam 24.00 WIB , kecuali
hari Minggu dari jam 19.00 sampai jam 01.00 WIB . Biasanya pada pertunjukkan musik hidup
ditampilkan artis-artis termasuk artis asing. Pada ketentuannya khusus
untukartisasingdilaranguntukmenampilkannya, kecuali telah memenuhi persyaratan yang telah
ditentukan. Pertunjukkan itu mutlak harus diselenggarakan di bar/ coffee house, restoran/rumah
makan atau yang sejenis itu.
3.PERTUNJUKKAN TEMPORER
Selain dari pertunjukkan musik hidup, ada pula pertunjukkan hiburan yang temporer.
Disebut temporer karena tujuan pertunjukan itu memang bukan untuk jangka waktu yang lama.
Yang termasuk pertunjukan yang temporer adalah pertunjukan kesenian, pertandingan olahraga,
pameran, bazaar atau kegiatan lain yang sejenis yang terbuka untuk umum dan waktunya
terbatas, maksimal satu bulan.
Dalam pengertian ini undangan perkawinan,ulangtahun, arisan keluarga/perkumpulan,
ceramah/dakwah yang dilakukan di tempat-tempat peribadatan tidak termasuk kedalam kategori
ini. Untuk itu setiap izin yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah untuk jenis hiburan temporer
akan dikenakan retribusi yang besar ditetapkan kemudian sesuai dengan peraturan daerah. Izin
selanjutnya harus didapatkan dari kepolisian. Pengajuan permohonan izin adalah sekurang-
kurangnya 14 hari sebelum kegiatan temporer diselenggrakan, dan mempunyai keharusan untuk
menyebutkan Harga Tanda Masuk (HTM).
4. KLAB MALAM
Klab malam adalah suatu bentuk usaha komersial yang ruang lingkup penyelengaraannya
ialah menyajikan hiburan untuk orang dewasa yang menyediakan fasilitas untuk melantai dengan
diiringi band dan mengadakan pertujukkan floor show yang bermutu nasional atau internasional
dengan menyediakan pramuria, menyajikan hidangan makanan dan minuman biasa maupun
campuran, baik yang mengandung alkohol maupun tidak, terbuka untuk umum kecuali yang
diselenggarakan atas keanggotaan dan terbatas tidak dibuka untuk umum dan tidak dipungut
bayaran.
Untuk membuka usaha klab malam produsen harus mengajukan permohonan kepada
pemerintah daerah yang nantinya akan diberikan izin dalam jangka waktu satu tahun dan dapat
diperpanjang kemudian. Dalam pengurusan izin tersebut , pengusaha klab malam akan
dikenakan retribusi hiburan.
a. Tarif masuk (cover charge) dengan menggunakan karcis yang telah dilegalisir Dinas
Pendapatan Daerah.
b. Tarif makan dan minum
c. Tarif Pramuria
5. Diskotek
Hampir sama dengan klab malam, yaitu mengenai objek pengusahaan diskotek. Pengertian
diskotek itu sendiri adalah suatu usaha komersial yang ruang lingkupnya menyediakan hiburan
malam untuk orang dewasa dengan menyediakan fasilitas melantai diiringi musik rekaman atau
piringan hitam, tape recorder dan sejenisnya dan terbuka untuk umum. Pengertian yang di
maksud di atas lebih kepada pengertian tempat dan usaha.
Menurut aturan ini waktu penyelenggaran dibatasi dari waktu 19.00 sampai jam 02.00
WIB, sedangkan pada hari minggu/libur dimulai jam 19.00 sampai 03.00 WIB. Dalam
kententuan lainnya mengenai perolehan izin, pengenaan retribusi dan larangan hampir sama
dengan klab malam, kecuali tarif pramuria tidak di atur dalam undang-undang ini.
6. Mandi Uap
Demikian pula halnya dengan pengusahaan mandi uap. Dalam beberapa aturan di
kota/kabupaten di Indonesia maka yang di maksud dengan mandi uap/air panas adalah suatu
usaha komersial yang ruang lingkupnya menyediakan fasilitas mandi uap/air panas di sertai
pelayanan pijat, terbuka untuk umum kecuali usaha yang bertujuan untuk pengobatan
berdasarkan keanggotan terbatas dan tidak menerima keuntungan.
Mengenai perizinannya sama dengan peraturan klab malam dan diskotek. Demikian pula
pengenaan retribusi terhadap Pengusahaan Mandi Uap.
Penggolongan kelas ditetapkan dalam surat izin yang bersangkutan, dapat didasarkan atas
letak lokasi, susunan tata ruang, mutu perlengkapan, banyaknya kamar mandi uap (steam box),
kamar pijat (massage room) dan kelengkapan fasilitas lain.
Pengusaha Klab malam, Diskotek dan Mandi Uap harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
7. Padang Golf
Padang-padang golf seperti padang golf Kebayoran, padang golf Rawamangun dan padang
golf Ancol dikenakan pajak hiburan sebesar 10%.
C. Subjek Pajak
Subjek pajak hiburan adalah setiap pribadi atau badan yang menonton dan/atau
menikmati hiburan, sedangkan wajib pajak hiburan adalah orang pribadi atau badan
menyelenggarakan hiburan (pasal 43, UU no 28 thn 2009). Penyelenggaraan hiburan adalah
orang pribadi atau badan yang bertindak, baik untuk atas namanya sendiri atau untuk dan atas
nama pihak lain yang menjadi tanggungannya menyelenggarakan suatu hibu-ran. Apabila
hiburan diselenggarakan atas nama atau tanggungan beberapa penyelenggara atau oleh satu atau
beberapa badan maka masing-masing anggota penyelenggara atau pengurus badan di anggap
sebagai wajib pajak dan bertanggung jawab renteng atas pembayaran pajaknya. Selain itu, hotel
atau tempat-tempat lain yang ketempatan di selenggarakannya hiburan ikut bertanggung jawab
terhadap pembayaran pajak hiburan terutang atas penyelenggaran hiburan pada tempat tersebut.
Sedangkan pengertian penonton atau pengunjung adalah setiap orang yang menghadiri sesuatu
hiburan untuk melihat dan/atau mendengar atau menikmatinya atau mempergunakan fasilitas
yang disediakan oleh penyelenggara hiburan kecuali penyelenggara, karyawan, artis (para
pemain), dan petugas yang menghadiri untuk melakukan tugas pengawasan.
Dengan demikian, penyelenggara hiburanlah yang bertanggung jawab membayar pajak,
tapi pada dasarnya pajak dibayar para penonton atau pengunjung yang menonton, menikmati,
menggunakan alat hiburan atau mengunjungi hiburan. Jadi penyelenggara adalah wajib pajak dan
juga penanggung pajak. Apabila penonton atau pengunjung tidak melunasi pajak yang terutang,
maka penyelenggara bertanggung jawab atas utang pajak tersebut. Ini berarti, pajak hiburan
merupakan pajak tidak langsung karena beban pajaknya dapat dilimpahkan (can be shifted) baik
seluruhnya maupun sebagian kepada pihak lain (dalam hal ini pengunjung/penonton).
Bagan 1 Seksi-seksi yang Berkaitan dengan Penyelenggaraan Pemungutan Pajak Hiburan (PHi)
Pada bagan tersebut dapat dilihat keterkaitan masing-masing seksi dalam kegiatan
pengelolaan dan pemungutan pajak hiburan di mana seksi-seksi yang terkait di dalamnya antara
lain: Seksi Pendataan dan Pemeriksaan, Seksi Penatausahaan Pendapatan Daerah, Seksi
Penetapan, serta Seksi Penagihan.
Mekanisme pemungutan pajak hiburan dapat digambarkan dan dilihat pada Bagan 2
berikut ini:
Menggunakan Sistem Legalisir
Tanda Masuk SDM
RUTIN
Cetak/Stok
PEMERIKSAAN
Tidak
SKP/Self
WAJIB PJK/ Menggunakan Assesment
Penyelenggara Tanda Masuk
Realisasi
Insidental Jaminan PDm Pembayaran
KKeterangan:
1. SKP = Surat Ketetapan Pajak
2. PDm = Pembayaran di Muka
- Wajib pajak menyampaikan stok cetakan tiket dengan nomor dan seri berurutan dengan
membayar Ongkos Cetak Karcis (OCK) dan mengajukan permohonan legalisasi atau
perporasi tiket. Fiskus dalam hal ini Seksi Penetapan melakukan perhitungan dengan
menggunakan Nota Perhitungan Pajak berdasarkan jumlah tiket yang dipesan dan tarif
dari tiket tersebut.
Contoh :
Jumlah tiket bioskop golongan A.II Utama yang diperporasi 1000 lembar.
Nomor seri: A. 0001 sampaidengan A. 1000
Tiket/Harga Tanda Masuk : Rp30.000,00
Tarif pajak hiburan : 25%
Pajak hiburan yang harus di setor:
1000 x Rp30.000,00 x 25% = Rp7.500.000,00
Membayar ke kasda
paling lambat tanggal 15 Sanksi Terlambat setor
bulan berikutnya Bunga 2% Bulan
SSP
Petugas
Pajak
Diterbitkan
- STP + bunga 2%
SPT diteliti
per bulan
PKP - Tidak sesuai
- Sata meragukan
- Kurang bayar
usul pemeriksaan
- Tidak disampaikan
(terlambat) Sie. P2
Menyampaikan SPT
paling lambat
tanggal 15 bulan
berikutnya dilampiri
dokumen
- Sales Report
- SSP SPT diteliti
File/Berkas WP
- Sesuai/benar
Wajib pajak menyampaikan tiketyang akan digunakan untuk acara insidental tersebut
dalam waktu minimal 7 ( tujuh ) hari sebelum acara insidental dilaksanakan dengan
nomor dan seri tiket beruntun dan mengajukan permohonan legalisasi/perporasi tiket
dengan memberikan uang jaminan berupa Pembayaran Di Muka (PDm) sebesar jumlah
tiket yang akan digunakan
Contoh:
Jumlah tiket dilegalisasi = 200 lembar
Nomor seri = A. 002 sampai A. 0200
Tiket/Harga Tanda Masuk = Rp200.000
Tarif pajak hiburan = 15%
PDm yang harus dibayar = 200 x Rp200.000 ,00 x 15%
= Rp6.000.000,00
Pada waktu penyelenggaraan hiburan insidental, fiskus dalam hal ini seksi pendataan dan
pemeriksaan melakukan pemeriksaan langsungsung atas penjualan tiket acara insidental
tersebut untuk mengawasi dan menghitung jumlah tiket yang terjual dan selanjutnya
fiskus membuat laporan realisasi penjualan tiket dengan mengetahui dan ditandatangani
oleh wajib pajak.
Dalam waktu paling lama 7 (tujuh) hari setelah acara insidental, Seksi Penetapan Balai
Dipenda membuat Surat Ketetapan Pajak yang harus dibayar sesuai dengan jumlah tiket
yang terjual berdasarkan laporan Seksi Pendataan dan Pemeriksaan lalu menyampaikan
pada wajib pajak untuk selanjutnya dilakukan pembayaran ke kantor kas daerah dengan
terlebih dahulu wajib pajak mengambil uang jaminan.
Bukti pembayaran kantor kas daerah aslinya untuk wajib pajak sedangkan tembusannya
disampaikan ke Seksi penetapan dan penagihan.