Anda di halaman 1dari 28

BAB IV

IDENTIFIKASI MASALAH

4.1 Data Standar Pelayanan Minimal


4.1.1 UKM Esensial
4.1.1.1 KIA / KB

Tabel 27 . Standar Pelayanan Minimal KIA/KB


No. Indikator Sasaran Target Target Cakupan Pencapaian
SPM Sasaran
(%) (%)
1. Cakupan 1736 99 99 1750 98,21%
kunjungan
bumil K1
2. Cakupan 1736 95 95 1631 93,95%
kunjungan
bumil K4
3. Deteksi risti 1736 20 20 357 20,56%
bumil oleh
Nakes
4. Deteksi risti 1736 10 10 197 11,34%
bumil oleh
masyarakat
5. Cakupan 347 80 80 279 80,36%
komplikasi
kebidanan
yang
ditangani
6. Cakupan 1651 95 95 1547 93,70%
pertolongan
persalinan
oleh Nakes
7. Cakupan 1651 95 95 1547 93,70%
pelayanan
Nifas (Kf3)
8. Bumil 1736 <20 <20 431 24,83%
anemia
9. Bumil KEK 1736 <20 <20 116 6,68%
10. Cakupan 18.000 80 80 15811 87,83%
peserta KB

71
aktif
11. Jumlah Ibu 0 0 0 0%
kematian
ibu
12. Cakupan 237 80 80 205 86,6%1
neonatal
dengan
komplikasi
yang
ditangani
13. Cakupan 1578 97 97 1562 98,99%
kunjungan
bayi
14. Cakupan 4879 97 97 4878 99,98%
pelayanan
anak balita
15. Cakupan 1578 99 99 1548 98,10%
kunjungan
neonatal
pertama
(Kn1)
16. Cakupan 1578 98 98 1543 97,98%
kunjungan
neonatal
lengkap
(Kn3)
17. Kehamilan 1356 <1 <1 8 0%
remaja
perempuan
18. Angka 1356 <1 <1 0 0%
kelahiran
remaja
perempuan
(15-19 th)
19. Jumlah Bayi <1% <1% 9 0,44%
kematian kelahiran kelahiran
bayi hidup= < hidup= < 16
16
20. Jumlah Balita <1% <1% 0 0%
kematian kelahiran kelahiran
balita hidup= < hidup= < 16
16

72
21. Kunjungan Anak 100 100 1393 100%
pelayanan sekolah
APRAS
22. Neonatus 1578 95 95 1551 98,29%

Berdasarkan data tersebut didapatkan bahwa pelayanan KIA / KB pada


wilayah kerja Puskesmas Mlonggo masih terdapat beberapa indikator yang belum
memenuhi target standar pelayanan minimal. Indikator dengan pencapaian kurang
dari 100% diantaranya adalah: cakupan kunjungan bumil K1 dengan presentase
pencapaian 98,21% dari target 99%, cakupan kunjungan bumil K4 dengan
presentase pencapaian 93,95% dari target 95%, pencapaian pertolongan persalinan
oleh Nakes dengan presentase pencapaian 93,70% dari target 95%, Bumil anemia
dengan presentase pencapaian 24,83% dari target <20%. Cakupan kunjungan
neonatal pertama (Kn1) dengan presentase pencapaian 98,10% dari target 99%.
Kunjungan neonatal lengkap dengan presentase pencapaian 97,98% dari target
98%.
4.1.1.2 Kesehatan Lingkungan

Tabel 28. Standar Pelayanan Minimal Kesehatan Lingkungan

No Indikator Target Sasaran 1 Hasil Cakupan (%)


Tahun tahun Kegiatan
2017 Bulan
Berjalan
1 % Penduduk yang 85% 25.252 17.155 67.93
memiliki akses
terhadap air minum
berkualitas
2 % Penduduk yang 80% 25.252 20.991 68.3
menggunakan
jamban sehat
3 Jumlah desa bebas 2 1 0 0
buang air besar
sembarangan/ODF

73
4 Jumlah desa STBM 1 1 0 0
(Sanitasi Total
Berbasis
Masyarakat)
5 %TTU yang 79% 30 21 70
memenuhib syarat
kesehatan
6 % rumah yang 79% 800 596 74.5
memenuhi syarat
kesehatan
7 % Tempat 65% 10 TPM 8 TPM 80
pengelolaan
makanan (TPM)
yang memenuhi
syarat kesehatan
8 Klinik sanitasi 100% 216 195 90

Dari data diatas didapatkan bahwa untuk kegiatan kesehatan lingkungan


didapatkan beberapa indikator yang belum memenuhi standar pelayanan minimal
karena presentasi cakupan tersebut belum memenuhi target yaitu penduduk yang
memiliki akses terhadap air minum berkualitas dengan presentase cakupan 67.93%
dari target 85%, % penduduk yang menggunakan jamban sehat dengan cakupan
68.3% dari target 80%, jumlah desa buang air bebas sembarangan dengan cakupan
0% dari target 2 desa, jumlah desa STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat)
cakupan 0% dari target 1 desa, % rumah yang memenuhi syarat kesehatan cakupan
74.5% dari target 79%, klinik sanitasi dengan cakupan 90% dari target 100%.
4.1.1.3 GIZI
Tabel 29. Standar Pelayanan Minimal Gizi
No Indikator Sasaran Target Target Pencapai Cak
SPM Sasaran an upan
1 Penimbangan balita
D/S 6571 80% 6571 5751 87,5
0%
N/D 6571 80% 5618 5112 88,8
0%
K/S 6571 90% 6571 6571 100
%

74
Gibur 6571 <3 5618 15 0,3
%
Gikur 6571 <12 5618 181 3,14
%
BGM 6571 <15 5618 50 0,87
%
2 Pemberian Vit A dosis
tinggi
Balita Vit A merah 5066 90% Anak 12- 5028 99,2
59 bln 0%
Vit A biru 1578 90% Bayi 0- 866 99,1
11 bln 0%
Bufas 1362 90% 100% 1362 100
%
3 Balita gibur yang Anak 100% 100% 15 100
mendapat perawatan Gibur %
4 ASI eksklusif Bufas 1398 80% 1398 1387 99%
5 Strata Posyandu 0% 0% 0 0%
Pratama
0% 0% 16 26,7
Madya %
60
52% 52% 32 53,3
Purnama %
35% 35% 12 20%
Mandiri
6 Penggunaan garam RT 90% 90% 0 0%
beryodium tingkat
rumah tangga
7 Bumil mendapatkan 1861 95% 95% 1627 93,7
90 tablet Fe Bumil 0%
8 Puskesmas Gibur 100% 15 15 100
melaksanakan %
surveilans gizi
9 Pemberian obat cacing 4366 100% 4366 4366 100
di posyandu Balita %
10 Cakupan Fe Remaja 8628 100% 8628 4423 51,2
Putri Remaja 0%
11 Balita Kurus dapat 242 100% 242 197 81,4
PMT Balita 0%
12 Bumil KEK dapat Bumil 100% 274 274 100
PMT %
13 Gaky Bumil dan Neonatus 100% 181 135 74,0

75
Neonatus Hypotyroid 0%

Data diatas menunjukan terdapat beberapa indikator yang masih belum


memenuhi standar pelayanan minimal. Indikator tersebut adalah strata posyandu
mandiri dengan pencapaian 20%, penggunaan garam beryodium tingkat rumah tangga
dengan pencapaian 0%, bumil mendapatkan 90 tablet Fe dengan pencapaian 93,70% ,
cakupan Fe remaja putri dengan pencapaian 51,20%, balita kurus dapat PMT dengan
pencapaian 81,40%. Gaky Bumil dan Neonatus hypotiroid dengan pencapaian 74%.

4.1.1.4 Promosi Kesehatan

Tabel 30. Standar Pelayanan Minimal Promosi Kesehatan


Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat
No Indikator Sasaran Target Target Cakupan Pencapaian
SPM Sasaran
1 % Rumah 25.252 75.4% 210/De 1761 KK 104% (90 %
Tangga ber KK RT sa (90 % RT Sehat)
PHBS Sehat (1680K RT
K) Sehat)
2 % Desa 8 Desa 100% 100% 8 100
dilakukan
survey PHBS
tatanan rumah
tangga
3 % Institusi 69 100% 100% 69 100%
Pendidikan Sekolah
dilakukan
penilaian
PHBS
4 % Tempat kerja 56 100% 56 88 157%
dilakukan Tempat Tempat
penilaian Kerja Kerja
PHBS
5 % Sarana 20 100% 20 44 220%
kesehatan Institusi Institusi
dilakukan Kesehat
penilaian an
PHBS

76
6 % TTU TTU 100% 3 Pasar 3 100%
dilakukan
penilaian
PHBS
71 79 111%
T.Ibada
h
76 WR. 92 121%
Makan
Pemberdayaan
Masyarakat
1 %Desa Siaga 8 Desa 5.55% 5.55% 3 38%
Aktif Mandiri
2 %PKD dengan 7 PKD 100% 50% 0 0%
hari buka 6 hari
kerja
3 %Posyandu 60 25.22 25.22% 12 20%
Mandiri Posyand %
u
4 %Pembinaan 12 100% 100% 13 108%
Poskestren Poskestr
en
5 %Pembinaan Pos Kelomp 100% 18 kali 18 100.00%
UKK ok Kerja (2
UKK)
6 %Pembinaan 1 SBH 100% 40 40 100.00%
SBH X/Tahu
n
7 %Pembinaan Pos 8 Pos 100% 32 103 321.00%
Lansia Usila X/Tahu
n
8 %Pendataan 2 100% 100% 2 100.00%
UKBM lainnya Posbind
(Posbindu) u
Promosi Kesehatan
1 %SD/Sederajat 51 100% 100% 51 100%
yang SD/MI
mempromosikan
kesehatan
2 %SMP/sederajat 10 100% 100% 11 110%
yang SMP/M
mempromosikan Ts

77
kesehatan
3 %SMA/sederajat 8 100% 100% 8 100%
yang SMA/M
mempromosikan A/SMK
kesehatan
4 %SMP dilakukan 10 100% 100% 10 100%
kegiatan SMP/M
penyuluhan Ts
ABAT
HIV/AIDS
5 %SMP dilakukan 10 100% 100% 10 100%
kegiatan SMP/M
penyuluhan Ts
bahaya rokok dan
narkoba
6 %SMA dilakukan 8 100% 100% 8 100%
kegiatan SMA/M
penyuluhan A/SMK
ABAT
HIV/AIDS

Berdasarkan data diatas terdapat 3 indikator yang pencapaiannya masih dibawah


100%. Indikator % desa siaga aktif dengan pencapaian 38%, % PKD dengan 6 hari
buka 6 hari kerja dengan pencapaian 0%, posyandu mandiri dengan pencapaian 20%.

4.1.1.5 P2P
Tabel 31. Standar Pelayanan Minimal P2P
Target Target
No. Indikator Sasaran Cakupan Pencapaian
SPM Sasaran
Pengendalian penyakit tidak menular
1. Prevalensi 15547 25,3% 15547 35,2 35,2%
Tekanan darah
tinggi
2. Prevalensi obesitas 15,40% 0 0%
3. Prevalensi 5,9% 0 0%
merokok pada
penduduk umur
<18tahun
4. Desa dengan 2 40% 40% 66,7 66,70%
posbindu
5. Kawasan bebas 69 30% 30% 2,2 2,2%

78
rokok (Disdikpora,
sarkes, TTU)
6. Faskes 50% 50% 0 0%
melaksanakan
deteksi Ca cervix
IMS/HIV
1. Jumlah kumulatif 15 21 5 100,00%
ODHA berobat
ARV (penemuan
>10%)
2. Tersedia 16 16 16 100,00%
kelompok VCT
3. JUmlah penemuan 2 2 7 350,00%
penderita baru
HIV/AIDS (10%
dari kasus lama)
4. Remaja 15- 1422 1422 0,00%
24tahun dengan
pengetahuan
tentang HIV/AIDS
5. Kasus PMS yang 770 770 114 14,81%
diobati
6. Klien yang 756 756 1763 447,46%
mendapatkan
penanganan
HIV/AIDS (0,5%
dari jumlah
penduduk usia 15-
49tahun = 15
penderita)
7. PDP 100% 100% 5 100,00%
TB Paru
1. Penemuan insiden >4% >4% 10
TB paru (+) umur
15-19 tahun
2. Penemuan angka >5% >5% 1 0,00%
mortalitas TB paru
3. Pengobatan 90 243/83 26 31,71%
penderita TB paru
(DOTS) BTA +
4. Pengobatan 9 9 14 155,56%
penderita TB paru

79
(DOTS) BTA –
Rq+
5. Penemuan 2 2 1 50,00%
penderita
meninggal
0,003/1000
penduduk
6. Suspek TB 820 820 391 47,68%
Program Malaria
1. Pemeriksaan 110 0 44 40,00%
sediaan darah (SD
2. Penderita malaria 0 0 0 0,00%
klinis yang diobati
3. Penderita malaria 1 0 0 0,00%
(+) yang diobati
Kusta
1. Penemuan 7 7 4 57,14%
tersangka
penderita kusta
baru/tahun
0,9/100.000
penduduk
2. Pengobatan 7 7 4 57,14%
penderita kusta
3. Pemeriksaan 52 28 0 0,00%
kontak kusta
Diare
1. Penemuan kasus 6,6% 1762 2415 137,06%
diare di puskesmas
2. Kasus diare 100% 1762 2415 137,06%
ditangani oleh
puskesmas
3. Kasus diare 100% 170 298 175,29%
ditangani dengan
rehidrasi IV
ISPA
1. Penemuan kasus 803 803 1994 248,32%
ISPA oleh
puskesmas
2. Jumlah kasus PN 82 82 164 200,00%
dan PNB ditangani
3. Jumlah kasus PNB 24 24 0 0,00%

80
dengan tanda
bahaya dirujuk
DBD
1. Penemuan DBD 50 50 26 52,00%
(+) per 100.000
penduduk
2. ABJ (8 desa 85% 8 1 12,50%
>85%)
3. Cakupan PE 100% 224 100% 100,00%
4. IR kasus DBD 1 0 0%
(1/100.000
penduduk)
Imunisasi
1. %UCI desa 100% 8
2. %cakupan LIL 90% 1578 1565 99,18%
3. Cakupan BIAS 1508 100% 1508 1499 99,40%
4. Cakupan per 1460 100% 1460 1455 99,66%
antigen
a. HB0 1578 90% 1578 1524 96,58%
<7hari
b. BCG 1578 95% 1578 1570 99,49%
c. Polio1 1578 95% 1578 1570 99,49%
d. Polio2 1578 95% 1578 1535 97,28%
e. Polio3 1578 90% 1578 1515 96,01%
f. Polio4 1578 90% 1578 1427 90,43%
g. DPT, HB, 1578 95% 1578 1535 97,28%
HiB1
h. DPT, HB, 1578 95% 1578 1514 95,94%
HiB2
i. DPT, HB, 1578 90% 1578 1560 98,86%
HiB3
5. Cakupan TT 2 19039 80% 19039 1808 9,50%
WUS
6. Imunisasi booster 3184 90% 3184 1605 50,41%
DPT, HB, HiB
7. Imunisasi campak 3184 95% 3184 1472 46,23%

Dari data tersebut didapatkan bahwa untuk pengendalian dan pencegahan


penyakit dengan kategori pemberantasan penyakit tidak menular didapatkan beberapa
indicator yang belum memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) karena

81
pencapaian <100%, diantaranya adalah untuk indicator prevalensi tekanan darah
tinggi dengan pencapaian 35,2%, obesitas dengan pencapaian 0%, prevalensi
merokok pada penduduk umur <18 tahun dengan pencapaian 0%, desa dengan
posbindu dengan pencapaian 66,7%, kawasan bebas rokok dengan pencapaian 2,2%,
faskes melaksanakan deteksi Ca cervix dengan pencapaian 0%.
Dari data tersebut didapatkan bahwa untuk kategori IMS/HIV terdapat beberapa
indicator yang belum memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) karena
pencapaian <100%, diantaranya adalah untuk indicator Remaja 15-24tahun dengan
pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan pencapaian 0%, dan kasus PMS yang diobati
dengan pencapaian 14,81%.
Dari data tersebut didapatkan bahwa untuk kategori TB paru terdapat beberapa
indicator yang belum memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) karena
pencapaian <100%, diantaranya adalah untuk indicator penemuan angka mortalitas
TB paru dengan pencapaian 0%, Pengobatan penderita TB paru (DOTS) BTA (+)
dengan pencapain 31,71%, penemuan penderita meninggal 0,003/1000 penduduk
dengan pencapaian 50%, suspek TB dengan pencapaian 47,68%.
Dari data tersebut didapatkan bahwa untuk kategori program malaria terdapat
beberapa indicator yang belum memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) karena
pencapaian <100%, diantaranya adalah untuk indicator pemeriksaan sediaan darah
(SD) dengan pencapaian 40%, penderita malaria klinis yang diobati dengan
pencapaian 0%, penderita malaria (+) yang diobati dengan pencapaian 0%.
Dari data tersebut didapatkan bahwa untuk kategori kusta terdapat beberapa
indicator yang belum memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) karena
pencapaian <100%, diantaranya adalah untuk indicator Penemuan tersangka
penderita kusta baru/tahun 0,9/100.000 penduduk dengan pencapaian 57,14%,
Pengobatan penderita kusta dengan pencapaian 57,14%, pemeriksaan kontak kusta
dengan pencapaian 0%.
Dari data tersebut didapatkan bahwa untuk kategori ISPA terdapat beberapa
indicator yang belum memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) karena

82
pencapaian <100%, diantaranya adalah untuk indicator Jumlah kasus PNB dengan
tanda bahaya dirujuk dengan pencapaian 0%.
Dari data tersebut didapatkan bahwa untuk kategori DBD terdapat beberapa
indicator yang belum memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) karena
pencapaian <100%, diantaranya adalah untuk indicator penemuan DBD (+) per
100.000 penduduk dengan pencapaian 52%, ABJ (8 desa>85%) dengan pencapaian
12,5%, IR kasus DBD (1/100.000 penduduk) dengan pencapaian 0%.
Dari data tersebut didapatkan bahwa untuk kategori imunisasi terdapat beberapa
indicator yang belum memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) karena
pencapaian <100%, diantaranya adalah untuk indicator %cakupan LIL dengan
pencapaian 99,18%, cakupan BIAS dengan pencapaian 99,40%, cakupan per antigen
dengan pencapain 99,66% dengan pencapaian HB0<7/hari 96,58%, pencapaian BCG
99,49%, pencapaian polio1 99,49%, pencapaian polio2 97,28%, pencapaian polio3
96,01%, pencapaian polio4 90,43%, pencapaian DPT, HB, HiB1 97,28%,
pencapaian DPT, HB, HiB2 95,94%, pencapaian DPT, HB, HiB3 98,86%, untuk
indicator cakupan TT 2 WUS dengan pencapaian 9,5%, Imunisasi booster DPT, HB,
HiB dengan pencapaian 50,41%, imunisasi campak dengan pencapaian 46,23%

4.1.2 UKM Pengembangan


Tabel 32. Indikator Kegiatan UKM Pengembangan yang belum memenuhi SPM
No Indikator Target Sasaran 1 Hasil Cakupan
tahun tahun kegiatan (%)
2017 bulan
berjalan
Kesehatan Jiwa
1 Rujukan 10 6 60%
(100%)
Lansia
2 Kunjungan pelayanan 100 %
14818 65,9 65,3
kesehatan individu usila (14818)
3 100 %
Kunjungan rumah usila resti 96 34 70,8
(96)
4 Kebugaran usilan(senam) 100 % 96 46 95,8

83
(96)
5 100
Rekreasi 8 1 25
%(8)

Kesehatan Reproduksi
Remaja
6 Penjaringan anemia melalui 8 6 sekolah 75%
pemriksaan Hb/LiLa untuk sekolah
siswi putri kelas XII (100%)
UKGS
7 Uji petik sikat ggi bersama 100% 20 kali 16 kali 80
8 Penyuluhan di Posyandu 100% 16 kali 12 kali 75
9 Penyaringan kesehatan di kelas 100% 51 kali 29 kali 57
1 SD/MI
UKS
10 Penyuluhan Kesehatan di 100% 69 67 97
Sekolah SD/SMP/SMA/SMK
11 Pengobatan 100% 69 67 97
12 Pelatihan Kader UKS 100% 69 39 56,5

Dari tabel tersebut menjelaskan bahwa data pada kegiatan upaya kesehatan
pengembangan kesehatan jiwa belum memenuhi target standar pelayanan minimal
yaitu pada indikator rujukan dengan presentase cakupan 60% dari target 100%. Pada
kegiatan UKM Pengembangan Lansia terdapat indikator kunjungan pelayanan
kesehatan individu usila, kunjungan rumah usila resti, kebugaran usila (senam), dan
rekreasi belum memenuhi target cakupan standar minimal. Pada indicator kunjungan
pelayanan kesehatan individu usila dengan presesntasi cakupan 65,3 dari 100 %,
indikator kunjungan rumah usila resti dengan presentase cakupan 70,8 % dari 100 %,
indikator kebugaran usila (senam) dengan presentase cakupan 95,8 % dari 100 %, dan
indicator rekreasi dengan presentasi cakupan 25 % dari 100 %. Sedangkan pada
kegiatan upaya kesehatan pengembangan kesehatan reproduksi remaja terdapat satu
indikator yang masih belum memenuhi target cakupan standar pelayanan minimal,
yaitu indikator Penjaringan anemia melalui pemriksaan Hb/LiLa untuk siswi putri
kelas XII dengan presentase cakupan 75% dari target 100%.

84
Dari tabel tersebut didapatkan data untuk kegiatan UKGS yaitu tiga indikator
yang belum memenuhi target cakupan standar pelayanan minimal, yaitu indikator uji
petik sikat gigi bersama dengan presentase cakupan 80% dan target 100%,
penyuluhan di Posyandu dengan presentasi cakupan 75% dengan target 100%, dan
indikator lainnya ialah Penyaringan kesehatan di kelas 1 SD/MI dengan presentase
cakupan 57% dari target 100%.
Dari tabel data tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk upaya kesehatan
pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah belum memenuhi target yaitu ada tiga
indikator diantaranya penyuluhan kesehatan di sekolah SD/SMP/SMA/SMK dengan
presentase cakupan 97% dari target 100%, indikator pengobatan dengan cakupan
97% dari 100%, serta indikator pelatihan kader UKS dengan presentase cakupan
56,5% dari target 100%.

85
4.1.3. UKP
Tabel 33. Indikator mutu unit pelayanan BP Umum yang belum memenuhi
SPM
Unit
Pelayanan Indikator Mutu Target Capaian
BP Umum a. Waktu tunggu pelayanan 100% 99,2%
≤ 60 menit

b. Pengisian kelengkapan 80% 81,6%


pengkajian awal klinis

Dari data di atas didapatkan bahwa indikator unit pelayanan BP Umum


diantaranya adalah pada indikator mutu waktu tunggu pelayanan ≤ 60 menit dan
kelengkapan pengkajian awal klinis belum memenuhi Standart Pelayanan
Minimal. Data di atas menunjukkan bahwa presentase capaian waktu tunggu
pelayanan ≤ 60 menit sebesar 99,2 % dari 100 % sedangkan presentasi capaian
pengisian kelengkapan pengkajian awal klinis adalah 81,6 % sementara target
yang telah disepakati bersama adalah sebesar 80%.

Tabel 34. Indikator mutu unit pelayanan KIA/KB yang belum memenuhi
SPM
Unit
Pelayanan Indikator Mutu Target Capaian
a. Kelengkapan
KIA/MTBS pengkajian 80% 56%
awal klinis

d. Pemeriksaan lab protein 80% 72,7%


urin pada trimester
akhir

e. Kasus diare pada balita


yang diberikan oralit di
pojok oralit 50% 0%

86
Dari data di atas didapatkan bahwa indikator unit pelayanan KIA/MTBS
diantaranya adalah pada indikator mutu kelengkapan pengkajian awal klinis,
pemeriksaan lab protein urin pada trimester akhir, dan kasus diare pada balita yang
diberikan oralit di pojok oralit belum memenuhi Standart Pelayanan Minimal. Data
di atas menunjukkan bahwa presentase capaian kelengkapan pengkajian awal klinis
sebesar 56 % dari target yang telah disepakati yaitu 80 % , presentase capaian pemeriksaan lab
protein urin pada trimester akhir adalah sebesar 72,7 % dari target yang telah
disepakati bersama adalah 80 %, sedangkan kasus diare pada balita yang diberikan
oralit di pojok oralit adalah 0 % sementara target yang telah disepakati bersama
adalah sebesar 50 %.

Tabel 35. Indikator mutu unit pelayanan Gigi yang belum memenuhi SPM
Unit
Pelayanan Indikator Mutu Target Capaian
Gigi a. Pencabutan gigi susu 90% 82,1%
dengan topical anastesi ≤
15 menit

c. Pemakaian alat 90% 95,5%


pelindung diri pada
tindakan gigi

Dari data di atas didapatkan bahwa indikator unit pelayanan Gigi diantaranya
adalah pada indikator mutu pencabutan gigi susu dengan tropical anastesi ≤ 15 menit
dan pemakaian alat pelindung diri pada tindakan gigi belum memenuhi Standart
Pelayanan Minimal. Data di atas menunjukkan bahwa presentase capaian pencabutan
gigi susu dengan tropical anastesi ≤ 15 menit sebesar 82,1% dari target yang telah disepakati
yaitu 90 % dan pemakaian alat pelindung diri pada tindakan gigi adalah sebesar 95,5 %
dari 100 %.

87
Tabel 36. Indikator mutu unit pelayanan Farmasi yang belum memenuhi SPM
Unit Pelayanan Indikator Mutu Target Capaian
Farmasi d. Kejadian stok obat 0% 2%
esensial kosong

Dari data di atas didapatkan bahwa indikator unit pelayanan farmasi dimana
pada indikator mutu kejadian stok obat esensial kosong belum memenuhi Standart
Pelayanan Minimal. Data di atas menunjukkan bahwa presentase capaian 2 %
sementara target yang telah disepakati bersama adalah sebesar 0%.

Tabel 37. Indikator mutu unit pelayanan Sanitasi yang belum memenuhi SPM
Unit Pelayanan Indikator Mutu Target Capaian
Sanitasi a. Kunjungan rumah pasien 100% 0%

b. Memberikan penyuluhan 100% 24 %


kepada pasien berbasis
lingkungan

Dari data di atas didapatkan bahwa indikator unit pelayanan Sanitasi dimana
pada indikator mutu kunjungan rumah pasien dan memberikan penyuluhan kepada
pasien berbasis lingkungan belum memenuhi Standart Pelayanan Minimal. Data di
atas menunjukkan bahwa presentase capaian kunjungan rumah pasien sebesar 0 %
dari 100 % sedangkan presentase capaian memberikan penyuluhan kepada pasien
berbasis lingkungan sebesar 24 % dari 100 %.

Tabel 38 . Indikator mutu unit pelayanan Klinik Permata yang belum memenuhi
SPM
Unit Pelayanan Indikator Mutu Target Capaian
Klinik Permata c. Pemeriksaan HIV pada 100% 73,6 %
pasien TB

Dari data di atas didapatkan bahwa indikator unit pelayanan Klinik Permata
dimana pada indikator mutu pemeriksaan HIV pada pasien TB belum memenuhi

88
Standart Pelayanan Minimal. Data di atas menunjukkan bahwa presentase
pemeriksaan HIV pada pasien TB sebesar 73,6 % dari 100 %.

Tabel 39 . Indikator mutu unit pelayanan PONED yang belum memenuhi SPM

Unit Pelayanan Indikator Mutu Target Capaian


b. Kepatuhan petugas
PONED terhadap SPO 80% 80,4%

Dari data di atas didapatkan bahwa unit pelayanan Poned dimana pada
indikator mutu kepatuhan petugas terhadap SPO belum memenuhi Standart
Pelayanan Minimal. Data di atas menunjukkan bahwa presentase capaian kepatuhan
petugas terhadap SPO sebesar 80,4 %. Presentasi capaian tersebut sudah melebihi
target yaitu 80 % namun masih kurang dari 100 %.

Tabel 40. Indikator mutu unit pelayanan Keselamatan Pasien yang belum memenuhi
SPM
Unit Pelayanan Indikator Mutu Target Capaian
Keselamatan c. Survey kepatuhan hand 80% 70,3%
Pasien hygiene

Dari data di atas didapatkan bahwa unit pelayanan Keselamatan Pasien dimana
pada indikator mutu survey pada kepatuhan hand hygiene belum memenuhi Standart
Pelayanan Minimal. Data di atas menunjukkan bahwa presentase capaian survey pada
kepatuhan hand hygiene sebesar 70,3 % sementara target yang telah disepakati adalah
80 %.

4.2. Pembahasan SPM


 Permenkes No. 43 tahun 2016 menyatakan bahwa SPM Kesehatan
adalah acuan bagi Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam

89
penyediaan pelayanan kesehatan yang berhak diperoleh setiap warga
secara minimal.
 Pelayanan Kesehatan Dasar

Tabel 41 . Pelayanan Kesehatan Dasar

NO JENIS MUTU PENERIMA PERNYATAAN


LAYANAN LAYANAN LAYANAN STANDAR
DASAR DASAR DASAR
1 Pelayanan Sesuai standar Ibu hamil. Setiap ibu hamil
kesehatan ibu pelayanan mendapatkan pelayanan
hamil antenatal. antenatal sesuai standar.

2 Pelayanan Sesuai standar Ibu bersalin. Setiap ibu bersalin


kesehatan ibu pelayanan mendapatkan pelayanan
bersalin persalinan. persalinan sesuai
standar.
3 Pelayanan Sesuai standar Bayi baru lahir. Setiap bayi baru lahir
kesehatan bayi pelayanan mendapatkan pelayanan
baru kesehatan kesehatan sesuai
lahir bayi baru lahir. standar.
4 Pelayanan Sesuai standar Balita. Setiap balita
kesehatan pelayanan mendapatkan
balita kesehatan pelayanan kesehatan
balita. sesuai
standar.
5 Pelayanan Sesuai standar Anak pada usia Setiap anak pada usia
kesehatan pada skrining kesehatan pendidikan pendidikan dasar
usia usia pendidikan dasar. mendapatkan skrining
pendidikan dasar. kesehatan sesuai
dasar standar.
6 Pelayanan Sesuai standar Warga Negara Setiap warga negara
kesehatan pada skrining kesehatan Indonesia usia Indonesia usia 15 s.d. 59
usia usia produktif. 15 s.d. 59 tahun mendapatkan
produktif tahun. skrining
kesehatan sesuai
standar.
7 Pelayanan Sesuai standar Warga Negara Setiap warga negara
kesehatan pada skrining kesehatan Indonesia usia Indonesia usia 60 tahun
usia usia lanjut. 60 tahun ke ke
lanjut atas. atas mendapatkan

90
skrining
kesehatan sesuai
standar.
8 Pelayanan Sesuai standar Penderita Setiap penderita
kesehatan pelayanan hipertensi. hipertensi
penderita kesehatan mendapatkan pelayanan
hipertensi penderita kesehatan sesuai
hipertensi. standar.
9 Pelayanan Sesuai standar Penderita Setiap penderita
kesehatan pelayanan Diabetes Diabetes
penderita kesehatan Melitus. Melitus mendapatkan
Diabetes penderita Diabetes pelayanan kesehatan
Melitus Melitus. sesuai
standar.
10 Pelayanan Sesuai standar Orang dengan Setiap orang dengan
Kesehatan pelayanan gangguan jiwa gangguan jiwa (ODGJ)
orang kesehatan (ODGJ) berat. berat
dengan jiwa. mendapatkan pelayanan
gangguan kesehatan sesuai
jiwa berat standar.
11 Pelayanan Sesuai standar Orang dengan Setiap orang dengan TB
kesehatan pelayanan TB. mendapatkan pelayanan
orang kesehatan TB
dengan TB TB. sesuai standar.
12 Pelayanan Sesuai standar Orang berisiko Setiap orang berisiko
kesehatan mendapatkan terinfeksi HIV terinfeksi HIV (ibu
orang pemeriksaan HIV. (ibu hamil, hamil,
dengan risiko pasien TB, pasien TB, pasien IMS,
terinfeksi HIV pasien IMS, waria/transgender,
waria/transgend pengguna
er, pengguna napza, dan warga binaan
napza, dan lembaga
warga binaan pemasyarakatan)
lembaga mendapatkan
pemasyarakata pemeriksaan
n). HIV sesuai standar.

Berdasarkan Permenkes No. 43 tahun 2016 pada bab II pasal 2 mengenai


Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan serta Keputusan Dinas Kesehatan
Kabupaten Jepara Nomor 127 tahun 2015, sejumlah indikator telah terpenuhi, tetapi

91
masih ditemukan indikator-indikator pelayanan kesehatan dasar yang nilai
cakupannya belum mencapai target pelayanan.
Rincian indikator-indikator pelayanan kesehatan dasar yang belum mencapai
target pelayanan adalah sebagai berikut :
Tabel 42. Standar Pelayanan Minimal KIA/KB yang belum mencapai target:
Kunjungan bumil K1 98,21% (target

99%)

Kunjungan bumil K4 93,95% (target

95%)

Pertolongan persalinan oleh Nakes 93,70% (target

95%)

Pelayanan Nifas (Kf3) 93,70% (target

95%)

Bumil Anemia 24,83% (target

<20%)

Kunjungan neonatal pertama 98,10% (target

99%)

Kunjungan neonatal lengkap 97,98% (target

98%)

Tabel 43. Standar Pelayanan Minimal Kesehatan Lingkungan yang belum mencapai

target

% Penduduk yang memiliki akses air minum berkualitas 83%


(target 85%)

92
% Penduduk yang menggunakan jamban sehat 78% (target
80%)
Jumlah desa STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) 0% (target
30%)
%TTU yang memenuhi syarat kesehatan 68% (target
79%)

Tabel . Standar Pelayanan Minimal Gizi yang belum mencapai target


Strata Posyandu Mandiri 35% (target
20%)
Penggunaan garam beryodium tingkat rumah tangga 0% (target
90%)
Bumil mendapatkan 90 tablet Fe 93,70% (target
95%)
Cakupan Fe Remaja Putri 51,20% (target
100%)
Balita Kurus dapat PMT 81,40% (target
100%)

Tabel 44 . Standar Pelayanan Minimal Promosi Kesehatan yang belum mencapai

target

Pemberdayaan Masyarakat
%PKD dengan hari buka 6 hari kerja 0% (target
100%)
%Posyandu Mandiri 20% (target
25,22%)

Tabel 45. Standar Pelayanan Minimal P2P yang belum mencapai target

Pengendalian penyakit menular


Kawasan bebas rokok 2,2% (target
30%)
Faskes melaksanakan deteksi Ca cervix 0% (target
50%)
IMS/HIV

93
Remaja 15-24 tahun dengan pengetahuan tentang HIV/AIDS 0%
(target 1422)
Kasus PMS yang diobati 114 (target
770)
TB Paru
Pengobatan penderita TB paru (DOTS) BTA+ 26 (target 90)
Program Malaria
Pemeriksaan sediaan darah (SD) 44 (target
110)
Kusta
Penemuan tersangka penderita kusta baru/tahun 0,9/100.000 penduduk 4
(target 7)
Pengobatan penderita kusta 4 (target 7)
Pemeriksaan kontak kusta 0 (target 52)
Imunisasi
Cakupan BIAS 99,40% (target
100%)
Cakupan per antigen 99,66% (target
100%)
Cakupan TT2 WUS 9,50% (target
80%)
Imunisasi booster DPT, HB, HiB 50,41% (target
90%)
Imunisasi campak 46,23% (target
95%)

Ukuran/konstanta yang digunakan adalah dalam persentase (%). Pada SPM


Puskesmas Mlonggo ada beberapa indikator yang tidak menggunakan
ukuran/konstanta dalam persentase (%).
Beberapa indikator dari puskesmas memiliki hasil cakupan 0 karena tidak
adanya kasus yang berkaitan dengan penyakit tersebut, sehingga hasil capaian
menjadi > 100%, tetapi perlu dilakukan evaluasi lebih lanjut mengenai kasus yang
berkaitan, apakah memang tidak ada ataupun dikarenakan skrining yang belum
mencakup keseluruhan sehingga terdapat kasus yang luput dari pendataan.

94
4.3. Daftar Masalah Kegiatan Luar Puskesmas
4.3.1 Puskesmas Pembantu (Pustu) Sekuro
Permasalahan :
 Tenaga kerja berjumlah 1 orang yang menangani permasalahan
kesehatan (pemeriksaan dan pengobatan), administrasi, dan
kebersihan.
 Dari 3 ruangan yang ada, hanya 2 ruangan yang digunakan
dalam operasional yaitu 1 ruang sebagai ruang tunggu dan 1
ruang sebagai ruang periksa sekaligus tempat penyimpanan
obat, berkas administrasi, dll.
 Terdapat dinding-dinding yang catnya sudah mulai terkelupas.
Atap ruang periksa terkadang masih bocor jika hujan sangat
deras. Bangunan lembab.
 Ruang BP Umum tidak terdapat kasur untuk memeriksa pasien.
 Hanya terdapat 1 meja, 1 kursi petugas kesehatan, 2 kursi
pasien dan 3 kursi panjang untuk pasien menunggu.
 Tidak terdapat lampu pada semua ruangan Pustu
 Tidak terdapat fasilitas kendaraan puskesmas
4.3.2 Pos Kesehatan Desa (PKD) Sekuro
Permasalahan :
 Jumlah tenaga kerja, dana, sarana fisik, sarana pelayanan
kesehatan, penunjang medis, tidak ada masalah berarti.
4.3.3 Pos Kesehatan Desa (PKD) Sinanggul
Permasalahan :
 Jumlah tenaga kerja masih kurang yaitu hanya 2 orang, tanpa
adanya petugas administrasi dan kebersihan.
 Pemanfaatan ruangan yang belum maksimal, yaitu ruang bersalin
dan nifas hanya dijadikan sebagai ruang penyimpanan barang.

95
 Belum lengkapnya peralatan medis yang tersedia seperti partus set
dan bedah minor set.
 Akses yang sulit untuk menjangkau PKD Sinanggul tidak
dilengkapi dengan fasilitas kendaraan.
4.3.4 Posyandu Harapan III Desa Karangondang
Permasalahan :
 Tidak adanya bangunan khusus untuk kegiatan posyandu sehingga
posyandu masih dilaksanakan didalam rumah ketua kader
kesehatan.
 Tidak adanya bangunan tertutup yang mengakibatkan kegiatan
posyandu cukup terganggu apabila cuaca hujan.
 Jumlah tenaga kerja, dana, sarana fisik, sarana pelayanan
kesehatan, penunjang medis, tidak ada masalah berarti.

4.4 Keluarga Sehat
4.4.1 Identifikasi Masalah Data Hasil Survey Keluarga Sehat

Pada indikator 1, keluarga yang mengikuti KB terdapat 29 keluarga, sedangkan


sebanyak 20 keluarga tidak mengikuti KB. Pada indikator 2, yaitu keluarga yang
melakukan persalinan di fasilitas kesehatan, terdapat 2 keluarga yang melakukan
persalinan di fasilitas kesehatan. Tidak ada anggota keluarga yang melakukan
persalinan selainan di fasilitas kesehatan. Pada indikator 3, bayi yang mendapatkan
imunisasi dasar lengkap, terdapat 6 bayi yang mendapatkan imunisasi dasar lengkap,
dan tidak ada bayi yang belum mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Pada indikator
4, bayi mendapat ASI eksklusif, terdapat 4 bayi yang mendapatkan ASI eksklusif,
dan 3 bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif. Pada indikator 5, balita yang
mendapatkan pemantauan pertumbuhan sebanyak 16, sedangkan terdapat 1 balita
yang tidak mendapatkan pemantauan pertumbuhan. Pada indikator 6, dari 1 orang
penderita tuberkulosis paru, seluruhnya menjalani pengobatan sesuai standar. Pada

96
indikator 7, terdapat 6 penderita hipertensi yang melakukan pengobatan secara
teratur, sedangkan 23 penderita hipertensi tidak berobat secara teratur. Pada indikator
8, didapatkan 1 orang penderita gangguan jiwa berat yang tidak melakukan
pengobatan secara teratur. Pada indikator 9, dari 105 keluarga, 66 keluarga terdapat
anggota keluarga yang meroko. Sedangkan 39 keluarga tidak ada yang menjadi
perokok. Pada indikator 10, terdapat 41 keluarga yang terdaftar sebagai anggota JKN,
sedangkan 64 keluarga lainnya belum terdaftar sebagai anggota JKN. Pada indikator
11, terdapat 103 keluarga yang memiliki dan menggunakan sarana air bersih,
sedangkan 2 anggota keluarga masih belum memiliki dan menggunakan sarana air
bersih. Pada indikator 12, terdapat 95 keluarga yang memiliki akses dan
menggunakan jamban sehat, sedangkan 9 keluarga tidak memiliki akses dan
menggunakan jamban sehat.
Tabel. 46 . Cakupan Indikator Keluarga Sehat Desa Jambu Timur RT 012 Kecamatan
Mlonggo, Kabupaten Jepara
Puskesmas Mlonggo
Desa Jambu Timur
RW 003
RT 012
P1 Keluarga mengikuti program KB 59,18
P2 Ibu melakukan persalinan di fasilitas 100,00
kesehatan
P3 Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap 100,00
P4 Bayi mendapat ASI ekslusif 57,14
P5 Balita mendapatkan pemantauan 94,11
pertumbuhan
P6 Penderita TB Paru melakukan 33,33
pengobatan secara teratur
P7 Penderita hipertensi melakukan 20,68
pengobatan secara teratur
P8 Penderita gangguan jiwa mendapatkan 00,00
pengobatan dan tidak ditelantarkan
P9 Anggota keluarga tidak ada yang 37,14
merokok
P10 Keluarga sudah menjadi anggota JKN 39,04
P11 Keluarga mempunyai dan menggunakan 98,09

97
sarana air bersih
P12 Keluarga mempunya akses atau 91,34
menggunakan jamban sehat

Dari analisis cakupan masing-masing indikator keluarga sehat pada tingkat RT


012, didapatkan beberapa indikator keluarga sehat dengan cakupan yang rendah. Pada
RT 012 didapatkan masalah berupa keluarga yang mengikuti program KB sebesar
59,18%, bayi yang mendapatkan ASI eksklusif sebesar 57,14%, balita mendapat kan
pemantauan pertumbuhan sebesar 94,11%, penderita TB paru yang melakukan
pengobatan secara teratur sebesar 33,33%, penderita hipertensi yang melakukan
pengobatan secara teratur sebesar 20,68%, penderita gangguan jiwa yang
mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan sebesar 0%, anggota keluarga tidak
ada yang merokok sebesar 37,14%, keluarga sudah menjadi peserta JKN sebesar
39,04%, keluarga yang mempunyai dan menggunakan sarana air bersih sebesar
98,09%, keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat sebesar 91,34%.

98

Anda mungkin juga menyukai