Anda di halaman 1dari 5

Profesionalisme bagi dokter meliputi kompetensi, etika, altruism , collegiality,

dan accountability. Mengembangkan profesionalisme merupakan kewajiban profesi


(professional imperative ) bagi setiap dokter dan itu dimulai saat seorang calon dokter
menjalani pendidikan di fakultas kedokteran. Oleh karena itu umumnya dokter
muda/baru yang baru memperoleh kompetensinya, yang baru mempelajari etika
kedokteran, dan yang baru mulai melangkah menapaki citacitanya tampak “idealis”.
Namun, kita tidak dapat menjamin idealisme itu masih tetap ada setelah beberapa tahun
ia berpraktik. Terlalu banyak faktor yang membuat seseorang “terpaksa” meninggalkan
cita-cita awalnya untuk mengabdikan diri bagi kemanusiaan. Semua unsur
profesionalisme yang seharusnya dipertahankan dan/atau dikembangkan dalam
kehidupan seorang profesional, terasa sulit sekali diwujudkan. Tentu saja ada CME,
tetapi itu tidak cukup karena CME hanya menyangkut kompetensi. Apalagi dengan
CME yang kita kenal sekarang yang lebih banyak berupa pengalihan (transfer)
pengetahuan, yang belum tentu mencakup juga keterampilan. Apakah pengetahuan yang
diperoleh dari CME itu membuat seorang dokter berpraktik lebih baik (bermutu), itu
masalah lain. Di sinilah letak kepentingan organisasi profesi yang pada akhirnya, secara
lembaga, bertanggungjawab atas pelayanan profesinya kepada masyarakat.
Di dalam proses komunikasi dokter-pasien, misalnya, sikap profesional ini
sangatlah penting untuk membangun rasa nyaman, aman, dan percaya pada dokter, yang
merupakan landasan bagi berlangsungnya komunikasi secara efektif (Silverman,1998).
Sikap profesional ini hendaknya dijalin terus-menerus sejak awal konsultasi, selama
proses konsultasi berlangsung, dan di akhir konsultasi.
Sama halnya dengan hubungan tersebut, dokter juga harus mengamalkan
keprofesionalannya kepada masyarakat luas dan negara, terlepas dari profesinya sebagai
seorang dokter. Jangan sampai seorang dokter mendapat imej jelek dari masyarakat
hanya karena tidak datang dalam pertemuan RT/RW karena beranggapan “saya seorang
dokter, saya tidak pantas bergabung dengan masyarakat biasa kebanyakan”. Perilaku
tersebut tidak seharusnya dimiliki oleh seorang dokter yang profesional.
Dewasa ini, banyak sekali kasus mengenai tuntutan kepada dokter dari berbagai
pihak akan kinerja dokter. Misalnya saja ada dokter yang melakukan kelalaian atau
malah melakukan malpraktik. Hal ini bisa menjadi sasaran yang empuk bagi para
“pencari” kesalahan dokter. Tuntutan-tuntutan tersebut, dapat dicegah atau setidaknya
diminimalisasi dengan cara meningkatkan keprofesionalan dokter, yaitu antara lain
dengan bekerja sesuai standar profesi dan standar prosedur operasional serta kebutuhan
masyarakat dan taat kepada hukum negara..

DOKTER SEBAGAI PROFESIONAL:

Seorang Dokter bertanggung jawab secara:


1) Moral : terhadap Sang Pencipta (melalui Sumpah Dokter)
2) Etik : terhadap organisasi profesi & masyarakat kedokteran
3) Disiplin : terhadap Konsil Kedokteran Indonesia & MKDK
4) Hukum : -Kedokteran
-Pidana
-Perdata
-Administrasi
Seperti yang kita lihat pada pernyataan-pernyataan di atas, seorang dokter memiliki
banyak tugas dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan, baik sebagai tenaga medis
maupun sebagai warga negara. Dalam perwujudannya, tugas-tugas tersebut hendaknya
dilakukan secara seimbang. Sikap professional dokter dapat kita lihat ketika dokter
berhadapan dengan tugasnya (dealing with task), yang berarti mampu menyelesaikan
tugas-tugasnya sesuai dengan peran dan fungsinya. mampu mengatur diri sendiri seperti
ketepatan waktu, pembagian tugas profesi dengan tugas-tugas pribadi yang lain (dealing
with one-self); dan mampu menghadapi berbagai macam tipe pasien serta mampu
bekerja sama dengan profesi kesehatan yang lain (dealing with others).

B. HAK DAN KEWAJIBAN DOKTER:


Hak dan Kewajiban Dokter secara umum:
1)Hak Dokter: Bekerja sesuai peraturan kedokteran yang berlaku serta memeroleh
perlindungan Hukum (Pasal 35 jo ps 50)
a) Memberikan pelayanan medis menurut standar profesi dan standar prosedur
operasional
b) Memeroleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau keluarganya
c) Menerima imbalan jasa
d) Diperlakukan sesuai Asas Hukum RI: Praduga Tak Bersalah/Presumption of
Innocence
f) Mendapat perlindungan HAM (UU no39 th 1999)
g) Mendapat perlindungan Peradilan Umum

2)Kewajiban Dokter:
a) Memberikan pelayanan medis sesuai dg standar profesi dan standar prosedur
operasional serta kebutuhan pasien
b) Merujuk pasien ke dokter atau drg lain yg memiliki keahlian/ ketrampilan yg
lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan
c) Merahasiakan segala sesuatu yg diketahuinya tentang pasien, bahkan setelah
pasien meninggal dunia, serta tunduk pada tata cara pembukaan Rahasia
Kedokteran menurut Hukum yg berlaku
d) Melakukan pertolongan darurat atas dasar kemanusiaan, kec: ia yakin ada orang
lain yang bertugas dan mampu melakukannya
e) Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran
atau kedokteran gigi.

3) Kewajiban Dokter kepada Teman Sejawat


a) Setiap dokter memperlakukan teman sejwatnya sebagaimana ia sendiri ingin
diperlakukan
b) Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari teman sejawat, kecuali
dengan persetujuan atau berdasarkan prosedur yang etis

4. Kewajiban Dokter Terhadap Diri Sendiri


a) Setiap dokter harus memelihara kesehatannya, supaya bekerja dengan baik
b) Setiap dokter harus senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi kedokteran/kesehatan

5. Kewajiban dokter kepada negara


a) Membayar pajak atas ijin prakteknya.
b) Menjalankan profesi dokternya sesuai dengan undang-undang yang ditetapkan
oleh pemerintah.
c) Bersedia untuk ditempatkan didaerah terpencil sesuai dengan Surat Keputusan
dari pemerintah.
d) Memberikan tenaga medisnya terhadap korban bencana alam atau korban
perang.

5) Kewajiban Dokter Kepada Masyarakat


a) Setiap dokter harus senantiasa mengingat akan kewajibannya melindungi untuk
hidup insani.
b) Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan menggunakan segala ilmu yang
dimiliki dan ketrampilannya untuk kepentingan masyarakat.
c) Setiap dokter wajib memberikan kesempatan pada penderita agar senantiasa dapat
berhubungan dengan keluarga dan penasehatnya dalam beribadat maupun dalam
masalah lainnya.
d) Memberikan layanan kesehatan semaksimal mungkin
e) Melayani atau menerima konsultasi
f) Melakukan kederisasi masyarakat dalam bidang kesehatan kompleks
g) Menanggulangi penyakit atau wabah tertentu
h) Memberikan penyuluhan/informasi kesehatan pada masyarakat.
i) Melaporkan apabila terjadi kejadian luar biasa.
j) Seorang dokter harus mengutamakan/mendahulukan kepentingan masyarakat dan
memperhatikan segala aspek pelayanan kesehatan yang menyeluruh,serta berusaha
menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat yang sebenarnya.
k) Dalam melakukan pekerjaannya sebagai dokter,seorang dokter tidak boleh
dipengaruhi oleh pertimbangan keuntungan pribadi.
l) Seorang dokter harus senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan dan menerapkan
setiap penemuan atau tekhnik baru yang belum teruji kebenarannya.

DAFTAR PUSTAKA
1. Konsil kedokteran Indonesia . standar kompentensi dokter Indonesia :
http://www.kki.go.id/assets/data/arsip/SKDI_Perkonsil,_11_maret_1 . H. Fuad
Alhamidy,
2. Ibrahim Njoto. KEK dan IDI.2001.KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA
DAN PEDOMAN PELAKSANAAN KODE ETIK KEDOKTERAN
INDONESIA. Jakart Fakultas Kedokteran Univ.Wijaya Kusuma, Surabaya.
2012
3. Hanafiah,M Yusuf dan Amri Amir.1999.Etika Kedoktersn dan Hukum
Kesehatan. Jakarta”Penerbit Buku Kedokteran EGC
4. Wijono,Djoko.2005.Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan
Toeory,Strategi,dan Aplikasi.Surabaya:Airlangga Univercity Pres

Anda mungkin juga menyukai