Saat ini istilah antibiotika tentu sudah tidak asing lagi di telinga kita. Pasalnya,
pasien sering mendapat resep antibiotika pada waktu berobat. Tak jarang pula, antibiotika
yang beredar di masyarakat bisa dibeli di apotek walau tanpa resep dokter. Peredaran
antibiotika yang tak terkendali ini bisa menimbulkan persepsi baru bagi masyarakat bahwa
antibiotika adalah obat dewa yang mampu mengatasi segala jenis penyakit. Walaupun
antibiotika sudah familiar dalam proses terapi pasien, namun apakah pasien sudah paham
Antibiotika adalah obat yang berfungsi untuk terapi penyakit akibat infeksi
bakteri. Penyakit infeksi dapat dibagi sesuai dengan agen penyebabnya menjadi infeksi
bakteri, virus, jamur, atau parasit. Oleh karena itu, penyakit infeksi tidak selalu diterapi
virus, jamur, ataupun parasit tidak bisa diterapi menggunakan antibiotika. Pemberian
antibiotika yang tidak tepat sasaran dapat mengakibatkan timbulnya efek samping yang
tidak diinginkan. Terlebih lagi, penggunaan antibiotika yang tidak mematuhi aturan terapi
rasional juga akan menimbulkan efek resistensi terhadap golongan antibiotika tertentu.
Untuk batuk dan pilek, yang bukan alergi, atau yang gejalanya berat dan berlangsung
sepanjang hari, lama atau berkelanjutan sampai 10-14 hari, disertai dengan keluarnya
cairan di hidung yang kental dan kuning kehijauan, biasanya batuk atau pilek ini
disebabkan infeksi bakteri. Batuk dan pilek ciri khas alergi biasanya hanya berlangsung di
pagi hari atau malam hari saja, tanpa menyebabkan seseorang menjadi lesu dan terlihat
sakit. Pada kasus batuk alergi, antibiotik tidak dibutuhkan.
Pada diagnosa radang tenggorokan yang disebabkan oleh kuman streptokokus, antibiotik
diperlukan. Hanya saja butuh pemeriksaan labolatorium untuk menegakan diagnosa
bahwa radang tenggorokan disebabkan oleh kuman yang dimaksud.
Pada penyakit tipus, setelah didapatkan hasil kultur lab positif, dibutuhkan antibiotik untuk
membunuh bakteri penyebab penyakit tersebut.
Pada penyakit infeksi saluran kemih, yang gejalanya sering disertai dengan demam tinggi
lebih dari 3 hari, jika diperlukan maka diambil sampel urin untuk melihat keberadaan
mikroba dalam urin, baru diatasi dengan pemberian antibiotik.
Untuk yang memiliki masalah sinusitis, apalagi yang menyebabkan demam tinggi, nyeri
dan pembekakan di wajah karena penimbunan cairan, maka antibiotik diperlukan.
Pada sakit saluran cerna akut, yang disebabkan oleh bakteri H. Pylori ataupun infeksi usus
serius akibat E. Coli.
Antibiotik juga diperlukan beberapa saat sebelum dilakukan bedah atas petunjuk dokter.
Resistensi antibiotika adalah kondisi di mana bakteri tidak lagi dapat mati setelah diterapi
dengan antibiotika. Resistensi dapat terjadi apabila bakteri mengalami perubahan genetik
Penyebab resistensi antibiotika adalah perilaku yang salah dalam penggunaannya, antara
lain 4T:
Sulitnya penanganan infeksi karena bakteri udah resisten, trus penyembuhannya jadi
lebih lama,
Meningkatkan biaya pengobatan. Kan, butuh antibiotik yang lebih tinggi tingkatanya
dan harganya pun jauh lebih mahal,
Timbul penyakit baru terutama akibat bakteri yang didapat dari rumah sakit.