LAPORAN KASUS
PENATALAKSANAAN PANKREATITIS AKUT
DI UNIT PERAWATAN INTENSIF
Oleh:
Dr ARDIYAN
Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis Anestesiologi
Dan Terapi Intensif Tahap I
Pembimbing
r 6
Dr. INDRO MULYONO, SpAnKIC
Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
2008PENDAHULUAN
Pankreatitis akut merupakan permasalahan Kesehatan yang umum terjadi
dengan meningkatnya angka kejadian ( 38/100.000 penduduk di Inggris), dengan 3%
dari pasien datang dengan keluhan nyeri abdomen di unit gawat darurat. Angka ini
juga menggambarkan adanya masalah yang serius terutama angka mortalitas yang
tidak berubah yaitu 6%-15% dalam 12 tahun terakhir, tetapi pasien yang dapat
sembuh memiliki kualitas hidup yang baik. '*
Terjadinya peningkatan insidens pankreatitis akut sejalan dengan
penatalaksanaan terbaru dan merupakan suatu tantangan saat ini. Insiden pankreatitis
akut sangat bervariasi. Antara 1960 sampai 1980, insidens pankreatitis akut
meningkat 10 kali lipat. Angka mortalitas sekunder pankreatitis akut antara 2%
sampai 9%, Seorang dokter pelayanan primer harus dapat melakukan diagnosis,
menentukan etiologi, memberikan terapi suportif dan memilih terapi yang paling
tepat. Walaupun pankreatitis akut timbul akibat bermacam-macam penyebab, dua
penyebab yang paling sering yaitu alkohol dan obstruksi traktus bilier akibat
kolelithiasis. Dua kondisi ini menyebabkan 60% sampai 80% pankreatitis akut.’
Di Indonesia penyakit ini sudah mulai banyak dilaporkan, meskipun sebelumnya
Jarang dilaporkan karena ada dugaan bahwa tingkat konsumsi alkohol yang rendah. '*
Seorang dokter pelayanan primer harus dapat melakukan diagnosis,
menentukan etiologi, memberikan terapi suportif dan memilih terapi yang paling
tepat. Anamnesis yang cermat terhadap riwayat pasien dan pemeriksaan penunjang
yang tepat membantu seorang klinisi untuk mengidentifikasi penyebab penyakit dan
penatalaksanaan pasien. Nilai serum enzim amilase dan lipase sampai saat ini masih
digunakan untuk menentukan diagnosis pankreatitis akut. Walaupun tidak rutin
dilakukan, nilai enzim tripsin merupakan indikator laboratorium yang akurat untuk
pankreatitis. Ultrasonography, computed tomography dan endoscopic retrograde
cholangiopancreatography merupakan modalitas tambahan yang dapat membantu
untuk pemilihan titalaksana yang paling tepat, Identifikasi segera pasien yang
memerlukan rujukan atau konsultasi perawatan intensif sangat penting. Skala skoring
dan kegagalan sistem multi organ memberikan informasi tentang prognosis pasien
saat datang dan dapat dilakukan monitoring harian untuk menilai progresifitas
penyakit. ***Terapi seperti penyedotan nasogastrik, obat antikolinergik dan obat blokade
reseptor histamin Hz belum dapat menurunkan gejala penyakit atau lama perawatan di
tumah sakit pada pasien dengan pankreatitis akut. Antibiotik sistemik telah dibuktikan
memperbaiki keadaan pasien pada pasien dengan kondisi berat. Dengan perawatan
suportif, sebagian besar pasien mempunyai perbaikan kondisi yang maksimal, Dalam
laporan kasus ini akan dibahas mengenai diagnosis, komplikasi dan penatalaksanaan
pasien di ruang perawatan intensif. '2>
TINJAUAN PUSTAKA.
Definisi dan klasifikasi
Pankreatitis adalah reaksi peradangan pada pankreas. Pankreatitis dibagi atas:
1. pankreatitis akut, dimana fungsi pankreas masih normal, 2. pankreatitis kronik,
dimana terdapat sisa-sisa kerusakan yang permanen. Pankreatitis dapat merupakan
episode tunggal atau berulang. Tergantung pada beratnya proses peradangan dan
luasnya nekrosis parenkim pankreas, pankreatitis akut dibedakan menjadi:1.
pankreatitis akut tipe interstisial, dimana terdapat nekrosis lemak di tepi pankreas dan
edema interstisial, biasanya bersifat ringan. 2. pankreatitis akut tipe nekrosis setempat
atau difus, dimana terdapat korelasi antara derajat nekrosis pankreas dan beratnya
serangan serta manifestasi sistemiknya, ™>*
Epidemiologi
Di negara-negara barat penyakit ini seringkali ditemukan dan berhubungan
erat dengan penyalahgunaan pemakaian alkohol dan penyakit hepatobilier. Frekuensi
berkisar antara 0.14 -1% atau 10-15 kasus per 100.000 penduduk. Di Indonesia
penyakit ini sudah banyak dilaporkan, meskipun sebelumnya jarang dilaporkan
mungkin karena dugaan bahwa tingkat konsumsi alkohol masih rendah. Sebelumnya
pasien-pasien dengan nyeri ulu hati hebat didiagnosis sebagai gastritis akut atau tukak
peptik. Lesmana dan kawan-kawan pertama-tama melaporkan kasus-kasus
pankreatitis akut karena batu empedu. 2