DAMPAK OBAT ASMA

Hampir semua obat asma memiliki efek samping yang buruk. Selain itu, batas
antara sifat racun dan sifat obatnya sangat tipis. Kelebihan tablet atau satu dosis saja bisa
membuat ouat ini menjadi racun. Itu sebabnya, penderita asma sangat dianjurkan
mengetahui seluk beluk obat yang digunakan setiap hari.

Beberapa jenis obat asma seperti fenoterol, salmeterol, dan tiotropium pernah
diduga meningkatkan kematian meski pendapat ini masih diperdebatkan valid tidaknya.
Sebaiknya kita mengambil sikap waspada saja : gunakan obat asma atas petunjuk dokter.

Hingga sekarang, para ilmuan belum bisa mengetahui dengan pasti penyebab yang
membuat seseorang menderita asma. Yang diketahui hanya proses terjadinya serangan
asma. Diduga penyebabnya adalah faktor lingkungan dan faktor genetik (keturunan).

Yang disebut obat asma bukanlah obat yang menyembuhkan asma . Obat-obatan ini
hanya meredakan atau mencegah gejala sesak napas .sama seperti obat sakit kepala yang
hanya meringankan rasa sakitnya tapi tidak menyembuhka sampai ke akar penyebabnya.

Ada dua kelompok besar obat asma. Yang pertama ,obat pertolongan pertama pada
serangan asma. Yang kedua, obat untuk mencegah kekambuhan asma. Dua-duanya
dibutuhkan oleh para penderita penderita.

Sebagian obat asma berupa obat minum, sebagian lainnya berupa obat hirup atau
semprot. Secara umum, obat hirup atau sempro lebih baik dari pada obat minum. Pertama
obat hirup memiliki daya kerja yang cepat karna obat bisa langsung diserap di paru-paru
dan menuju target, yaitu otot saluran atas.

Keuntungan kedua, obat hirup biasanya juga memiliki efek samping yang lebih kecil
dibandingkan obat minum. Ini juga wajar mengingat obat minum akan masuk kedalam
darah dan beredar ke seluruh tubuh, tidak hanya di saluran napas.Sebagian kecil obat kecil
termasuk obat bebas dibeli diapotik atau bahkan toko biasa. Namun sebagian besar lainnya
termasuk obat resep. Sebaiknya kita mengetahui kedua kelompok obat ini karena kita akan
sering berurusan dengan keduanya.