2, Agustus 2017 : 37 - 40
ABSTRAK
Untuk mengetahui keberadaan potensi endapan batubara disuatu daerah, terlebih dahulu perlu dilakukan eksplorasi. Dari data-
data hasil eksplorasi yang didapatkan, kita dapat menghitung sumberdaya batubara. Sumberdaya batubara akan menjadi cadangan
batubara jika pada saat studi kelayakan dinyatakan layak untuk ditambang. Berdasarkan hasil eksplorasi yang dilakukan oleh tim
eksplorasi PT Bhumi Rantau Energi, kajian geologi awal menunjukkan bahwa deposit batubara tersebut bernilai potensial.
Penelitian ini dikerjakan dengan bantuan software tambang, daerah pengaruh pemboran dan geometri lereng yang menjadi
acuan dalam penentuan batas penambangan. Jumlah cadangan didapat dari intersection topografi dengan desain final pit. Batas
penambangan dan perancangan pit mengacu pada rekomendasi geoteknik lereng yang telah ditentukan oleh perusahaan.
Hasil penelitian yang telah dilakukan yaitu mendapatkan permodelan batubara yang dapat dilihat pada gambar-gambar yang
ada di peta di dalam laporan tugas akhir, setelah mendapatkan rancangan pit, maka dilakukan perhitungan cadangan dengan cara
intersection topografi dengan desain final pit, cadangan pit tersebut sebesar 7.274.572,50 ton dengan nilai SR 2,6.
37
JURNAL HIMASAPTA, Vol. 2, No. 2, Agustus 2017 : 37 - 40
2. Metode polygon setinggi 0,5 meter dan lebar 1 meter. Tanggul berfungsi
Metode polygon ini merupakan metode untuk menghalangi longsoran ke bawah jenjang. Lereng
perhitungan yang konvensional. Metode ini umum keseluruhan terdiri atas lereng tunggal yang jumlahnya
diterapkan pada endapan-endapan yang relatif homogen bervariasi tergantung kondisi topografi dengan kemiringan
dan mempunyai geometri yang sederhana. over all sebesar 45o. Lereng pada bagian side wall
Kadar pada suatu luasan di dalam polygon dirancang sama dengan lereng pada bagian highwall.
ditaksir dengan nilai conto yang berada di tengah-tengah Jumlah lereng tunggal pun bervariasi tergantung kondisi
polygon sehingga metode ini sering disebut dengan topografi dilokasi side wall. Sedangkan untuk SR,
metode polygon daerah pengaruh (area of influence). perusahaan merekomendasikan untuk menggunakan SR
Daerah pengaruh dibuat dengan membagi dua jarak antara maksimal 3.
dua titik conto dengan satu garis sumbu. 3. Data pemboran eksplorasi
Data hasil pemboran yang telah dilakukan oleh
perusahaan dengan jumlah lubang bor sebanyak 36 titik.
Data pemboran terdiri dari koordinat titik bor, elevasi titik
bor, total kedalaman bor, elevasi roof dan floor batubara,
ketebalan batubara. Data – data tersebut digunakan
sebagai data untuk memodelkan batubara yang ada
dilokasi penelitian.
Sedangkan tahapan secara umum untuk
menghitung cadangan adalah :
Gambar-2. Metode area influence (poligon) 1. Meng-import data koordinat topografi.
2. Meng-import data lubang bor
Untuk data-data yang sedikit metode polygon ini 3. Membuat permodelan endapan batubara.
mempunyai kelemahan, antara lain: 4. Membuat cropline serta kontur struktur seam.
• Belum memperhitungkan tata letak (ruang) nilai data 5. Membuat batasan daerah yang akan ditaksir
di sekitar polygon, sumberdayanya.
• Tidak ada batasan yang pasti sejauh mana nilai conto 6. Membuat desain pit yang akan digunakan sebagai
mempengaruhi distribusi ruang. batas bawah dalam perhitungan cadangan dan
topografi sebagai batas atasnya.
3. Metode Model Blok (Grid) Analisa data yang dilakukan dalam penelitian ini
Aspek yang paling penting dalam perhitungan antara lain memplot data hasil pemboran, memodelkan
cadangan adalah metode penaksiran, terdapat bermacam- endapan batubara, menghitung volume batubara dan
macam metode penaksiran yang bisa dilakukan yaitu overburden pada daerah penelitian, menentukan pit limit
metode klasik yang terdiri dari NNP (Neighborhood berdasarkan stripping ratio, Pembuatan desain pit
Nearest Point) dan IDW (Inverse Distance Weighting) berdasarkan rekomendasi perusahaan, dan melakukan
serta metode non klasik yaitu penaksiran cadangan dengan perhitungan cadangan pada desain pit yang telah diolah.
meggunakan Kriging.
Permodelan dengan komputer untuk HASIL DAN DISKUSI
merepresentasikan endapan bahan galian umumnya Dari hasil permodelan batubara yang telah
dilakukan dengan model blok (block model). Dimensi dilakukan diketahui daerah penelitian memiliki seam
block model dibuat sesuai dengan disain penambangannya, batubara yang beragam dengan ketebalan yang berbeda-
yaitu mempunyai ukuran yang sama dengan tinggi beda dan tersebar dari arah timur laut menuju barat daya
jenjang. Semua informasi seperti jenis batuan, kualitas, dengan arah sebaran N 280° E dan kemiringan 35°. Dari
dan topografi dapat dimodelkan dalam bentuk blok. hasil section dapat kita lihat seam yang paling tebal adalah
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah : seam G yang memiliki 2 subseam, subseam GL serta
1. Peta topografi daerah penelitian subseam GU dan seam O yang memiliki 5 subseam,
Merupakan data survey pemetaan topografi subseam OL1L, subseam OL1U, subseam OL2, subseam
daerah penelitian yang dilakukan oleh perusahaan, berupa OU1, subseam OU2.
data koordinat dan elevasi. Data tersebut digunakan
sebagai batas atas (surface) dalam memodelkan batubara,
perancangan pit dan dalam perhitungan jumlah volume
overburden.
2. Data geometri lereng
Hasil penelitian geoteknik merupakan
rekomendasi yang diberikan perusahaan untuk pembuatan
desain tambang. Penelitian geoteknik ini digunakan untuk
memberikan rekomendasi desain lereng tambang,
kemiringan lereng pada bagian low wall dirancang sama
dengan kemiringan pada lapisan batubara yaitu dengan
slope 30°. Kemiringan lereng tunggal pada bagian high
wall adalah sebesar 60o dengan tinggi jenjang 10 meter Gambar-3. Section
dan lebar jenjang penangkap 5 meter. Disebelah luar
jenjang penangkap disediakan tanggul (safety berm)
38
JURNAL HIMASAPTA, Vol. 2, No. 2, Agustus 2017 : 37 - 40
Adapun proses pembuatan pit limit didasari dari final pit kemudian dibuat bentuk 3 dimensinya yang juga
seam O, caranya dengan menghitung lingkup daerah seam digunakan sebagai batas dalam perhitungan cadangan.
O yang memiliki SR maksimal 3, sehingga terbentuklah
pit limit SR 3. Seperti yang terlihat dihasil pit limit SR 3 Tabel-1. Perhitungan Cadangan Batubara pada pit yang telah
memiliki warna yang beragam, warna merah mewakilkan dirancang
daerah yang SR nya melebihi 3, sedangkan warna lainnya Cadangan
mewakilkan daerah yang memiliki SR kurang dari sama No Seam Subseam
(Ton)
dengan 3.
Pembuatan desain pit pun diprioritaskan kepada 1 G GL 78.206,34
seam O yang telah diketahui pit limit SR 3 nya dengan 2 GU 13.960,98
ketentuan dari perusahaan yaitu SR maksimal desain pit 3 H HL1L 16,72
4 HL1U 137,21
adalah 3 dengan bench setinggi 10 m dan lebar 5 m. Untuk
5 HL2L 12,59
slope perusahaan menyarankan pada daerah high wall
6 HL2U 32,11
menggunakan overall slope 45° dengan single slope 60°, 7 HU1 1.895,50
sedangkan untuk daerah low wall dirancang menggunakan 8 HU2 569,87
kemiringan yang sama dengan kemiringan batubara yang 9 I IL 34.709,07
ada pada daerah penelitian dan untuk side wall dirancang 10 IU 45.128,17
sama dengan kemiringan lereng yang ada pada high wall. 11 K K 75.093,74
Adapun elevasi terendah pada pit yang didesain terletak 12 L LL 107.914,15
pada elevasi -89. Desain pit itu sendiri nantinya akan 13 LU1 169.170,32
digunakan untuk menghitung cadangan yang ada pada 14 LU2L 5.903,11
daerah penelitian. 15 LU2U 7.085,44
Perhitungan cadangan batubara dilakukan dengan 16 M MU1 248,34
cara mengoverlay peta topografi yang ada dengan desain 17 O OL1L 41.451,37
final pit yang sudah diolah sebelumnya. Overlay yang 18 OL1U 177.936,52
dilakukan akan membentuk suatu perpotongan antara peta 19 OL2 53.697,46
topografi dengan desain final pit yang berbentuk garis 20 OU1 1.344.890,13
poligon. Garis tersebut akan digunakan sebagai salah satu 21 OU2 632.815,77
elemen dalam perhitungan cadangan. Topografi dan desain Total Cadangan 2.790.874,91
39
JURNAL HIMASAPTA, Vol. 2, No. 2, Agustus 2017 : 37 - 40
DAFTAR PUSTAKA
[1] Arif, I. & Adisoma G.S., 2002. Buku Ajar TA 424-
Perencanaan Tambang. ITB. Bandung. Halaman V 2,
VIII-7.
40