25%
Sejak masa kampanye para capres dimulai, salah satu topik yang ramai dibicarakan adalah
masalah utang pemerintah. Indonesia mempunyai pengalaman buruk dengan utang di saat
krisis ekonomi 1998, namun demikian kondisi tersebut bukanlah hal yang harus dihindari.
Begitu pula dengan rencana penggabungan Financial institution Danamon dan Bank
Internasional Indonesia (BII) yang ada di bawah kendali mesin investasi Pemerintah
Singapura, Temasek Holdings. Pemerintahan Presiden Joko Widodo pernah
mengungkapkan bahwa untuk membangun infrastruktur di berbagai penjuru negeri pada
2015-2019, Indonesia membutuhkan anggaran sekitar Rp5.000 triliun.
Sementara itu, awalnya pemerintah berencana membiayai defisit anggaran sebesar
Rp325,94 triliun atau 2,19% dari PDB dengan target nominal yang sama. Bila pendapatan
lebih besar dari belanja negara di luar pembayaran bunga utang, maka keseimbangan
primer akan positif atau surplus. Misalnya, pertumbuhan PDB bisa terjadi walaupun hanya
menguntungkan satu orang saja, yaitu yang memiliki perusahaan jasa publik, dengan
membebani utang yang sangat berat untuk rakyatnya.
JAKARTA, - Ketua MPR RI Zulkifli Hasan dan Menteri Keuangan Sri Mulyani ‘saling debat'
tentang utang negara. Perlu diingat pada tahun 2015, pemerintah menargetkan defisit hanya
sebesar 1,9%, tetapi realisasinya mencapai 2,8%. ULN sektor swasta masih mengalami
penurunan 3,9% (yoy) pada Agustus 2016 setelah pada bulan sebelumnya turun 3,0% (yoy),
sementara ULN sektor publik tumbuh 19,2% (yoy) atau meningkat dari 18,7% (yoy) pada
bulan sebelumnya.
Beberapa faktor kunci yang mendukung keputusan tersebut adalah beban utang pemerintah
yang rendah, prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang baik, dan risiko sektor
perbankan yang rendah. Hal itu dilakukan dengan penyederhanaan izin, penyelesaian tata
ruang dan penyediaan lahan, serta percepatan pengadaan barang dan jasa pemerintah.
Utang tersebut mencapai 27,2% dari whole pinjaman luar negeri pemerintah.
Presiden Joko Widodo sementara itu mengatakan, utang dipilih oleh pemerintah karena
pemerintahannya memandang bahwa sampai saat ini rasio utang Indonesia terhadap GDP
masih berada di bawah 25%. Dari September 2017 pembiayaan anggaran turun 25,1 persen
pada September 2018. Rasio whole utang pemerintah per November 2018 tersebut
mencapai 29,ninety one% terhadap Produk Domestik Bruto PDB akhir November 2018