Anda di halaman 1dari 60

BAB III

ANALISA DAN PENYELESAIAN MASALAH

3.1 Profil Rumah Sakit


3.1.1 Gambaran Umum RSUD Cibabat Cimahi
Sebelum tahun1940-an Rumah Sakit Cibabat merupakan kawasan
Rumah Dinas tempat tinggal pejabat Belanda di Kabupaten
Bandung, dihuni oleh Tn.Rydee yang pada saat itu menjabat sebagai
Kepala GBO, Sarana dan prasarana yang ada pada saat itu terdiri
dari bangunan seluas ±300m2 dan lahan seluas ±912m2.
Pada tahun 1943 pada masa pendudukan tentara Jepang di
Indonesia atas instruksi komandan tentara jepang di Cimahi, rumah
kediaman Tn.Rydee dialih fungsikan menjadi klinik kesehatan
bagimasyarakat dan tentara tahanan perang Belanda, dimana
pengelolaan klinik tersebut diserahkan kepada
Prof.R.H.MoechamadsyahS,DSOG yang sebelumnya membuka
klinik di Jl.Kaum Kaler No.651 Cimahi dari tahun1940.
Pada Tahun 1942 Sebelum tahun 1940-an Rumah Sakit Cibabat
merupakan kawasan Rumah Dinas tempat tinggal pejabat Belanda di
Kabupaten Bandung, dihuni oleh Tn. Rydee yang saat itu menjabat
sebagai Kepala Naamloze Vennootschap (NV) Gemeenschappelijk
Electriciteitsbedrijf Bandoeng en Omstreken (GEBEO) untuk kota
Cimahi, semacam perusahaan umum listrik. Sarana dan prasarana
yang ada saat itu terdiri dari bangunan seluas ± 300 m² dan lahan
seluas ± 912 m².1943Klinik Kesehatan Masyarakat dan Tahanan
Perang Belanda (dalam pendudukan Jepang)1945 Klinik Kesehatan
Plus Markas Badan Keamanan Rakyat (BKR)1947 Klinik Kesehatan
Plus Markas BKR dan Markas Palang Merah Indonesia
(PMI)1949Rumah Sakit Pembantu Cibabat di bawah koordinasi
Kantor Kesehatan Kab. Bandung 1978 Rumah Sakit Umum (RSU)
Kelas D di bawah koordinasi Dinas Kesehatan Kab. Bandung 1985

46
47

RSU Kelas D - Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari Dinas


Kesehatan Kab. Bandung 1987 RSUD.

3.1.2 Visi dan Misi Rumah Sakit Umum Daerah Cibabat


1. Visi
Terdepan dan Kreatif Dalam Pelayanan Kesehatan
2. Misi
1. Meningkatkan sumber daya manusia secara berkesinambungan
sesuai kebutuhan pelayanan.
2. Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan
Rumah Sakit.
3. Meningkatkan dan mengembangkan saran dan prasarana sesuai
kebutuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK).
3.1.3 Motto
Prioritas pada kesehatan dan mutu pelayanan\

3.1.4 Gambaran Gedung E Lantai 3 Ruangan Rawat Inap Penyakit


Dalam
Ruangan Penyakit Dalam E3 adalah ruangan rawat inap khusus
wanita yang berada di Rumah Sakit Cibabat Cimahi. Kapasitas
ruangan yang tersedia dirungan E3 mempunyai 6 ruangan yang
terdiri dari 1 ruang perawat, 1 ruang mahasiswa dan 4 ruang pasien
yang setiap ruangannya terdiri dari 8 tempat tidur.
48

3.1.5 Struktur Organisasi

DIREKTUR RSUD CUBABAT


Dr. Hj. ENDANG K. WARDANI

WAKIL DIREKTUR PELAYANAN

Ka. SEKSI KEPERAWATAN


KOMITE INSTALASI
Hj. MURNIATI, S. Sos. Kep, M. M. Kes
KEPERAWATAN

KOORDINATOR KOORDINATOR KOORDINATOR


ASKEP DIKLAT MUTU / ETIKA

SUPERVISIOR

KEPALA RUANGAN

1. Efi Afrianti, S.Kep. Ners


2. Tasdik Komarudin, S.Kep. Ners
3. Tintin Sumarni, S.Kep. Ners
4. Sumari Astuti, S.Kep. Ners
5. Maria Widiawati, S.Kep. Ners
6. Lala Nurlaela, S.Kep. Ners
7. Bd. Suciati. S.ST
8. Bd. Hj. Sri Iriani, Amd. Kep
9. Dianto, Amd. Kep
10. Hendi Herliyandi, Amd. Kep
11. Mariana Raidam, S.Kep. Ners
12. Oman Hendi, S.Kep. Ners
13. Melly Pusparani, S.Kep, NERS
49

3.2 Pengumpulan Data MAN M1

3.2.1 Struktur Organisasi Rang E3 Ruang Penyakit Dalam

KEPALA RUANGAN
Melly Pusparani, S.Kep, NERS

KATIM II
KATIM I KATIM III
Sudarman, S.Kep.NERS
Arini Budi Endang, S.Kep Nunik Anggraini, Amd.Kep

PERAWAT PELAKSANA PERAWAT PELAKANA PERAWAT PELAKSANA

1. Yiyin Yinawati, Amd.Kep 1. Iin Setiawati, Amd.Kep 1. Iceu Herlinai, Amd.Kep


2. Rina Agustina, Amd.Kep 2. Maya Marani, S.Kep, Ners 2. Suci Setia, Amd.Kep
3. Liska Kustinawati, Amd.Kep 3. Ahmad Hidayat, Amd.Kep 3. Sidka Fauziah, Amd.Kep
4. Indra Ahmad, Amd.Kep 4. Ai Nurhayati, Amd.Kep 4. Ana Perina, Amd.Kep
5. Nunik Anggaeni, S.Kep, NERS 5. Roosye M, S.Kep, Ners
50

3.2.2 Komposisi tenaga perawat di ruang E3 (Penyakit Dalam)

Tabel 3.1.
Komposisi ketenagaan keperawan runagan rawat inap
RSUD Cibabat Ruangan E3
.
NO NAMA JK PENDIDIK JABATAN SETATUS
AN KEPEGA
WAIAN
1 Melly P S.Kep, KEPALA
Pusparani NERS RUANGAN
2 Arini Budi P S.Kep KATIM I
Endang,

3 Sudarman, P S.Kep.NERS KATIM II PNS III B

4 Nunik P Amd.Kep KATIM III


Anggraini

5 Yiyin P Amd.Kep PP/TIM I PNS III B


Yinawati

6 Rina Agustina P Amd.Kep PP/TIM I PNS III B

7 Liska P Amd.Kep PP/TIM I TKK


Kustinawati

8 Indra Ahmad L Amd.Kep PP/TIM I TKK

9 Nunik P S.Kep, PP/TIM I PNS III B


Anggaeni NERS

10 Iin Setiawati P Amd.Kep PP/TIM II TKK

11 Maya Marani P S.Kep, Ners PP/TIM II TKK

12 Ahmad L Amd.Kep PP/TIM II TKK


Hidayat
13 Ai Nurhayati P Amd.Kep PP/TIM II PNS III A

14 Roosye M P S.Kep, Ners PP/TIM II PNS III B

15 Iceu Herlinai, P Amd.Kep PP/TIM III PNS III B

16 Suci Setia, P Amd.Kep PP/TIM III TKK

17 Sidka Fauziah, P Amd.Kep PP/TIM III TKK

18 Ana verina P Amd.Kep PP/TIM III PNS III C


51

3.2.3 Penghitungan Kebutuhan Tenaga Keperawatan

1. Pembagian Jum

Kebutuhan Tenaga Ruangan Berdasarkan Klasifikasi Derajat

Ketergantungan Pasien (Nursalam, 2012)

a. Keperawatan minimal : 1 – 2 jam / 24 jam

b. Keperawatan intermediete : 3 - 4 jam / 24 jam

c. Keperawatan total : 5 – 6 jam / 24 jam

Tabel.3.2 klasifikasi pasien shift dinas

Klasifikasi Shift Dinas


Minimal 0,17 0,14 0,07
Intermediete 0,27 0,15 0,10

Total 0,36 0,30 0,20

Tabel. 3.3
Perhitungan 21 agustus 2017 komposisi ketenagaan
Keperawatan ruang E3

Tingkat Jumlah kebutuhan tenaga


ketergantung
an
Tingkat ktg Jmh Pagi sore Malam
Pasie
n
Minimal 12 12x0,7= 12x 0,14 = 12x0,07=
2,04 1,68 0,84
Parsial 10 10x0,27= 10,x0,15=1 10x0,10=
2,7 ,5 1
Total 7 7x0,36=2, 7x0.36=2,5 7x0,2=1,
52 2 4

Jumlah 29 7,52 5,7 3,24


8 6 3
52

Tabel. 3.4
Perhitungan 22 agustus 2017 komposisi ketenagaan
Keperawatan ruang E3

Tingkat Jumlah kebutuhan tenaga


ketergantungan
Tingkat Jmh Pagi sore Malam
ktg Pasien
Minimal 8 8x0,17= 1,36 8x0,14=1,13 8x0,07=0,56
Parsial 12 12x0,27=3,27 12x0,15=1,8 12x0,10=1,2
Total 4 4x0,36=1,44 4x0,36=1,44 4x0,2=0,8
Jumlah 24 6,07 4,37 2,56
6 4 3

Tabel. 3.5
Perhitungan 23 agustus 2017 komposisi ketenagaan
Keperawatan ruang E3

Tingkat Jumlah kebutuhan tenaga


ketergantungan
Tingkat Jmh Pagi sore Malam
ktg Pasien
Minimal 10 10x0,7=,17 10x0,14=1,4 10x0,07=0,7
Parsial 5 5x0,27=1,35 5x0,15=0,75 5x0,10=0,5
Total 5 5x0,36=1,8 5x0,36=1,8 5x0,2=1
Jumlah 20 4,85 3,95 2,2
5 4 2
Rata-rata total tenaga perawat hasil analisa dalam 3 hari :
Dinas pagi : 6 perawat
Dinas Sore : 5 perawat
Dinas malam : 3 perawat
86𝑥14 1204
= = 4,05 = 4 perawat
297 297
Jadi perwat yang dibutuhkan 14 orang + 2 orang struktur
organisasi (kepala ruangan + CI) + 4 orang lepas dinas = 20
perawat.
53

3.2.4 Kepuasan Perawat

Tabel 3.6
Distribusi Frekuensi Kepuasan Terhadap Manajemen Rumah
Sakit Rawat Inap Gedung E Lantai 3 Rumah Sakit Umum Cibabat

Kepuasan Persentas
Frekuensi
Perawat e (%)
Tidak Puas 3 16,6
Cukup Puas 6 33,3
Puas 6 33,3
Sangat Puas 3 16,6

Total 18 100%
Hasil analisis: (Dalam Buku Nursalam, 2012)

Berdasarkan hasil analisa dapat diketahui dari tabel diatas bahwa

kepuasan perawat rawat inap gedung E lantai 3, sebagian kecil

responden menyatakan tidak puas yaitu sebanyak 3 orang responden

(16,6%)

3.2.5 Struktur Organisasi

Tabel 3.7
Hasil Pengkajian Analisa Pada Perawat di Ruangan Rawat Inap
Gedung E Lantai 3 Rumah Sakit Umum Cibabat

Struktur organisasi Jumlah %


Sangat tidak sesuai dengan struktur 1 5,5 %
organisasi
Tidak sesuai dengan struktur organisasi 0 0 %
Sebagian sesuai dengan struktur 14 77,8 %
organisasi
Sesui dengan struktur organisasi 3 16,6 %
Total 18 100 %
54

Berdasarkan hasil analisa dari table 3.4 di atas dapat di ketahui

bahwa struktur organisasi di ruanagn E3. Di mana dari 18 responden

sebagian besar responden 14 (77,8 %) menjawab sebagian sesuai

denga struktur organisasi.

3.2.6 Komposisi Pendidikan

Tabel 3.8
Hasil Pengkajian Komposisi Pendidikan Pada Perawat
Diruangan Rawat Inap Gedung E Lantai 3 Rumah Sakit Umum
Cibabat

No Jenis Pendidikan Jumlah %


1. S1.Kep, Ners 5 orang 27,8 %
2. S1 Keperawatan 1 orang 5,5 %
3 D3 Keperawatan 12 orang 66,7 %
TOTAL 18 orang 100 %
Hasil analisis: (Dalam Buku Nursalam: 2012)

Di ruang E3 66,7 % (12 orang) berpendidikan D3 keperawatan dan

5,5 % (1 Orang) berpendidikan S1 keperawatan dan 27,8 % (5

orang) berpendidikan S1.Kep,Ners. Hal ini menunjukkan bahwa

SDM tenaga perawat di ruang E3 membutuhkan penambahan tingkat

pendidikan SDM keperawatan.


55

3.2.7 Beban Kerja Perawat

Tabel 3.9
Hasil Pengkajian Beban Kerja Perawat Diruangan Rawat Inap
Gedung E Lantai 3 Rumah Sakit Umum Cibabat

Beban Kerja Jumlah %


Berat 4 22,2%
Ringan 2 11,1 %
Sedang 12 66,6 %
Sesuai 0 0%
Total 18 100 %
Hasil analisis, (Dalam buku Nursalam, 2012)

Berdasarkan hasil analisa dari table 3.6 di atas dapat di ketahui

bahwa beban kerja perawat di ruangan E3 “berat” di mana dari 18

responden sebagian besar responden 12 (66,6 %) menjawab Sedang.

3.2.8 Beban Kerja Perawat


Tabel 3.10
Hasil Pengkajian Komposisi Pembagian Tugas Perawat Dirungan
Rawat Inap Gedung E Lantai 3 Rumah Sakit Umum Cibabat
Pembagian tugas Jumlah %
Sangat tidak sesuai degan 0 0%
job description
Tidak sesuai dengan job 0 0 %
description
Sebagian sesuai dengan job 3 16,6 %
description
Sesuai dengan job 15 83,3 %
description
Total 18 100 %
56

Hasil analisis:(Dalam Buku Nursalam, 2012)

Berdasarkan hasil analisa dari table 3.7 di atas dapat di ketahui bahwa

pembagian tugas perawat di ruang E3 dimana dari 18 responden

sebagian besar responden 15 (83,3 %). Menjawab pembagian tugas

perawat di ruang E3 adalah telah sesuai dengan job description.

3.2.9 Komposisi Jumlah Tenaga Perawa

Tabel 3.11
Hasil Pengkajian Komposisi Jumlah Tenaga Perawat Diruangan
Rawat Inap Gedung E Lantai 3 Rumah Sakit Umum Cibabat

Jumlah Tenaga Jumlah %


1 Perawat menangani seluruh pasien di 0 0%
ruangan
1 perawat menangani sebagian pasien 4 22,2
ruangan %
1 perawat menangani 10 pasien 12 66,6
%
Perawat menangani 6 pasien 2 11,1 %
Total 18 100 %
Hasil analisis: ( Nursalam,2012)

Berdasarkan hasil analisa dari table 3.8 di atas dapat di ketahui jumlah

tenaga perawat di ruang E3, di mana dari 18 responden sebagian besar

responden 12 (66,6 %). Menjawab jumlah tenaga kerja perawat

diruang E3 adalah 1 perawat menangani 10 pasien. Dimana hasil

analisa yang didapatkan bahwa dirungan gedung E lantai 3

Membutuhkan perawat dalam beberapa tim, agar beban kerja perawat


57

lebih ringan dan berjalan sesui metode dalam tim sehingga pasien

mendaptkan asuhan keperawatan lebih baik.

3.2.10 Sertifikasi Perawat


Tabel 3.12
Hasil Pengkajian Komposisi Sertifikasi Perawat dirungan
Rawat Inap Gedung E Lantai 3 Rumah Sakit Umum Cibabat

Sertifikasi Jumlah %
Tidak pernah mengikuti pelatihan 0 0%
Mendapatkan pengetahuan dan perawat 0 0%
lain
mengikuti pelatiahan bukan pelatihan 0 0 %
perawat
Mengikuti pelatihan keperawatan 18 100 %
Total 18 100 %
Hasil analisis: ( Nursalam,2012)

Berdasarkan hasil analisa dari table 3.9 di atas dapat di ketahui

sertifikasi perawat di ruang E3 di dapatkan dari 18 responden (100

%) telah mengikuti pelatihan keperawatan.


58

3.2.11 Tingkatan Ketergantungan Pasien

Tabel 3.13
Hasil Pengkajian Komposisi Tingkatan Ketergantungan Pasien
Rawat Inap Gedung E Lantai 3 Rumah Sakit Umum Cibabat

Tingakatan ketergantungan pasien Jumlah %


Tidak ada yang membantu pasien 0 0%
Total, segala kebutuhan dibantu 4 22,2 %
Parsial, sebagian kebutuhan di 14 77,7 %
bantu
Minimal, kebutuhan pasien hanya 0 0%
dibantu sedikit
Total 18 100 %

Berdasarkan hasil analisa dari table 3.10 di atas dapat di ketahui

tingkatan ketergantungan pasien kepada perawat di ruang E3, di

dapatkan dari 18 responden (77,7 %) menjawab parsial, dimana

sebagian kebutuhan pasien dibantu oleh perawat.


59

3.2.12 Tingkatan Ketergantungan Pasie

Tabel 3.14
Hasil Pengkajian Komposisi Alur Pasien Masuk diruangan
Rawat Inap Gedung E Lantai 3 Rumah Sakit Umum Cibabat

Alur Pasien Masuk Jumlah %


Tidak ada alur masuk pasien 0 0%
Tidak ada pasien yang mengikuti alur 0 0%
masuk
Sebagian pasien mengikuti alur masuk 6 33,3 %
dengan benar

Pasien mengikuti alur masuk dengan benar 14 77,7 %

Total 18 100 %
Hasil analisis: (Nursalam, 2012)

Berdasarkan hasil analisa dari table 3.11 di atas dapat di ketahui alur

pasien masuk di ruang E3, di dapatkan dari 18 responden sebagian

besar responden (77,7 %) menjawab pasien mengikuti alur masuk

dengan benar.
60

3.2.13 Gambaran Kasus


Tabel 3.15
Hasil Pengkajian Komposisi Gambaran Kasus dirungan Rawat
Inap Gedung E Lantai 3 Rumah Sakit Umum Cibabat

Gambaran kasus Jumlah %


Kasus pasien berpartisipasi 2 11,1 %
Tidak ada pemisahan kasus pasien yang 0 0%
dirawat
Sebagian pasien dirawat gabung dengan 16 88,8 %
beberapa kasus
Seluruh pasien di rawat dengan kasus yang 0 0%
sama
Total 18 100 %
Hasil analisis: (Nursalam, 2012)

Berdasarkan hasil analisa dari table 3.12 di atas dapat di ketahui

gambaran kasus di ruang E3, di mana dari 18 responden sebagian

besar responden (88,8 %) menjawab sebagian pasien dirawat gabung

dengan beberapa kasus.


61

3.2.14 Gambaran Kasus

Tabel 3.16
Hasil Pengkajian Komposisi Komunikasi Perawat dirungan
Rawat Inap Gedung E Lantai 3 Rumah Sakit Umum Cibabat
Komunikasi Jumlah %
Tidak terkordinasi 0 0%
Hubungan social 0 0%
Hubungan sosial, structural 8 44,4 %
Ada hubungan social, structural, dan 10 55,5%
professional
Total 18 100 %
Hasil analisis: ( Nursalam, 2012)

Berdasarkan hasil analisa tabel 3.13 dapat diketahui bahwa jenis

komunikasi perawat dirungan rawat inap gedung E lantai 3, sebagian

besar responden menggunakan jenis komunikasi ada hubungan social,

structural dan profesional yaitu sebanyak 10 responden (55,5%),

sedangkan sebagian kecil responden menggunakan jenis komunikasi

hubungan social,struktural yaitu sebanyak 8 responden (44,4%)


62

Pengumpulan data dalam hal kepuasan perawat dalam

Berdasarkan hasil analisa dapat diketahui bahwa kepuasan perawat

rawat inap gedung E lantai 3, sebagian kecil responden menyatakan

tidak puas yaitu sebanyak 3 orang responden(16,6%) dalam hal ini

sebagian besar perawat dirungan E3 puas dalam melakukan pelayanan

yaitu sebesar 6 (33,3%).

Pengumpulan data analisa pada perawat dalam hal organisasi

rungan dan dapat dilihat Berdasarkan hasil analisa dari table 3.4 di

atas dapat di ketahui bahwa struktur organisasi di ruanagn E3. di mana

dari 18 responden sebagian besar responden 14 (77,8 %) menjawab

sebagian sesuai dengan struktur organisasi, dalam hal ini tidak ada

masalah dalam hal struktur organisasi dalam tim perawat ruangan.

Pengumpulan data pada analisi pendidikan Digedung E lantai

3 dirungan rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Cibabat, dilakukan

melalui pembagian kuesioner secara langsung kepada perawat.

Berdasarkan hasil analisa yang didpatkan data bahwa tingkat

pendidikan perawat dirungan E3 Rata-rata 66,7 % (12 orang)

berpendidikan D3 keperawatan dan 5,5 % (1 Orang) berpendidikan S1

keperawatan dan 27,8 % (5 orang) berpendidikan S1.Kep,Ners. Hal ini

menunjukkan bahwa SDM tenaga perawat di ruang E3 membutuhkan

penambahan tingkat pendidikan SDM keperawatan untuk


63

memaksimalkan sistem pelayanan dalam memberikan asuhan

keperawatan pada pasien.

Pengumpulan data dari analisis beban kerja perawat

digedung E lantai 3 diruangan rawat inap dapat dilihat Berdasarkan

hasil analisa dari table 3.6 di atas dapat di ketahui bahwa beban kerja

perawat di ruangan E3 “berat” di mana dari 18 responden sebagian

besar responden 12 (66,6 %) menjawab berat. Oleh karena itu dalan

sistem kerja perawat dirungan E3 RSUD cibabat membutuhkan

beberapa tenaga perawatan untuk membantu meringankan sistem kerja

perawat pada masing-masing tim.

Pengumpulan data dari analisis Sesuai dengan job description

dirungan E3 dapat dilihat berdasarkan hasil analisa dari table 3.7 di

atas dapat di ketahui bahwa pembagian tugas perawat di ruang E3

dimana dari 18 responden sebagian besar responden 15(83,3 %).

Menjawab pembagian tugas perawat di ruang E3 adalah telah sesuai

dengan job description.

Pengumupalan data dari analisis jumlah tenaga perawat dirungan

E3 Rumah Sakit Umum Daerah Cibabat dapat diketahui Berdasarkan

hasil analisa dari table 3.8 di atas dapat di ketahui jumlah tenaga

perawat di ruang E3, di mana dari 18 responden sebagian besar

responden 12 (66,6 %). Menjawab jumlah tenaga kerja perawat

diruang E3 adalah 1 perawat menangani 10 pasien. Oleh karena itu


64

dirungan gedung E lantai 3 Membutuhkan tenaga perawat, agar beban

kerja perawat lebih ringan dalam melakuan tindakan keperawatan.

Pengumpulan data dari analisi jumlah perawata yang melakukan

pelatihan dapat dilihat Berdasarkan hasil analisa dari table 3.9 di atas

jumlah sertifikasi perawat di ruang E3 di dapatkan dari 18 responden

(100 %) telah mengikuti pelatihan keperawatan.

Pengumpulan data dari analisi jumlah ketergantungan pasien

kepada perawat dapat dilihat Berdasarkan hasil analisa dari table 3.10

di atas dapat diketahui bahwa tingkatan ketergantungan pasien kepada

perawat di ruang E3, di dapatkan dari 18 responden (77,7 %)

menjawab parsial, dimana sebagian kebutuhan pasien dibantu oleh

perawat.

Pengumpulan data dari analisis alur keluar masuk pasien

dapat dilihat Berdasarkan hasil analisa dari table 3.11 di atas dapat di

ketahui alur pasien masuk di ruang E3, di dapatkan dari 18 responden

sebagian besar responden (77,7 %) menjawab pasien mengikuti alur

masuk dengan benar.

Pengumpulan data dari analisis dari gambaran kasus

dirungan E3 Rumah Sakit Umum Daerah Cibabat dapat dilihat

Berdasarkan hasil analisa dari table 3.12 di atas dapat di ketahui bahwa

gambaran kasus di ruang E3, di mana dari 18 responden sebagian

besar responden (88,8 %) menjawab sebagian pasien dirawat gabung


65

dengan beberapa kasus.oleh karena itu dalam sistem gambaran kasus

tidak terdapat masalah.

Pengumpulan data dari analsis dari kuminikasi perawata

dirungan E3 Rumah Sakit Umum Daerah Ciabat dapat dilihat dari

Berdasarkan hasil analisa tabel 3.13 dapat diketahui bahwa jenis

komunikasi perawat dirungan rawat inap gedung E lantai 3, sebagian

besar responden menggunakan jenis komunikasi ada hubungan social,

structural dan profesional yaitu sebanyak 10 responden (55,5%),

sedangkan sebagian kecil responden menggunakan jenis komunikasi

hubungan social,struktural yaitu sebanyak 8 responden (44,4%) oleh

karena itu dalam sistem komunikasi tidak terdapat mas.


66

3.3 Pengumpulan Data Material (M2)

3.3.1 Lokasi dan Denah

Lokasi penerapan proses manajereal keperawatan ini dilakukan pada

ruang E3 RSUD Cibabat.

Denah 3.1 Denah ruangan E3 RSUD Cibabat

SPUOLHO WC
CK
M
RUANG

R.KEPAL PERTEMU 301 302


A AN

RUANG
AN M.

AD
GUDA
MI JALUR EVAKUASI TERAS
NG
NIS
TR
ASI

RUANG
MAHASISW 304 303
A

LIFT

TANGGA
DARURA
T
67

3.3.2 Alat Tenun Ruang Rawat Inap

STANDAR JUMLAH YANG


NO NAMA ALAT KONDISI KETERANGAN
DEPKES ADA DIRUANGAN
1 Bantal Guling 1:1 0 - Tidak tersedia
2 Bantal kepala 1:1 32 Baik TAM
3 Baju pasien 0 - Tidak tersedia
Dalam satu kamar
4 Gordeng Tebal 1:1 56 Baik terdapat 14 buah gordeng
tebal dengan kondisi baik
5 Handuk Besar 1:2 0 - Tidak tersedia
Satu tempat tidur satu
6 Kasur Dewasa 1:1 32 Baik
kasur
7 Laken 1:2 40 Baik Kurang dari kebutuhan
8 Lap 1:1 0 - Tidak tersedia
Dalam 1 minggu ruangan
9 Masker 1:1 4 box Baik
E3 mengajukan 4 box
10 Perlak 1:2 20 Baik Kurang dari kebutuhan
Sesuai dengan jumlah
11 Barak short 1:1 19 Baik
perawat
12 Stik laken 1:3 32 Baik Kurang dari kebutuhan
13 Sarung bantal 1:2 62 Baik TAM
14 Selimut 1:1 32 Baik TAM
15 Sarung windring 1:1 0 - Tidak tersedia
16 Sarung oksigen 1:1 0 - Tidak tersedia
17 Taplak 1:2 20 Baik Kurang dari kebutuhan
18 Taplak meja pasien 1:1 0 - Tidak tersedia
19 Vitrage 1:1 0 - Tidak tersedia
20 Washlap 1:2 0 - Tidak tersedia
68

Jumlah tempat tidur 32 tempat tidur

Hasil analisa

1. Alat yang tidak tersedia : bantal guling, baju pasien, lap handuk besar, sarung windring, taplak meja pasien, washlap,

sarung oksigen, sarung windring

2. Alat tersedia tapi kurang dari kebutuhan : laken, perlak, stik laken, taplak

3. Kerapian dari alat tenun masih belum sesuai pada tempatnya

3.3.3 Alat Rumah Tangga Ruang Rawat Inap

STAND
JUMLAH
AR
NO NAMA ALAT YANG ADA KONDISI Keteranagan
DEPKE
DIRUANGAN
S
1/ruanga
1 Blankar 2 Baik Tidak ada masalah
n
2/ruanga
2 Baki 8 Baik Tidak ada masalah
n
1/ruanga
3 Cermin 1 Baik Tidak ada masalah
n
1/ruanga
4 Dispenser 1 Baik Tidak ada masalah
n
Dorongan 1/ruanga
5 1 Baik TAM
oksigen n
22/ruan
6 Jam dinding 1 Baik TAM
gan
69

2/ruanga
7 Kursi roda 3 Baik Dapat berfungsi dengan baik
n
Kursi penungu 3/ruanga
8 3 Baik TAM
pasien n
1/ruanga
9 Kulkas 1 Baik Tidak ada masalah
n
1/ruanga
10 Kompor gas 1 Baik TAM
n
2/ruanga
11 Washtafel 1 Baik Kurang dari kebutuhan
n
30/ruan
12 Kursi bulat 32 Baik TAM
gan
10/ruan
13 Kursi chitos 5 Baik TAM
gan
22/ruan
14 Kapstok 2 Baik Kurang dari kebutuhan
gan
2/ruanga
15 Lemari alat tenun 2 Baik TAM
n
Lemari loker 3/ruanga
16 5 Baik TAM
perawat n
Lemari obat 1/ruanga
17 1 Baik TAM
emergency n
2/ruanga
18 Lampu sorot 1 Baik Kurang dari kebutuhan
n
1/ruanga
19 Meja pasien 32 Baik TAM
n
1/ruanga
20 Nachkas
n
10/ruan
21 Piring makan 5 Baik TAM
gan
1/ruanga
22 Nursestation 1 Baik Menyatu dengan administrasi
n
70

2/ruanga
23 Rak sepatu 1 Baik TAM
n
2/ruanga
24 Rak handuk 4 Baik TAM
n
10/ruan
25 Sendok 6 Baik TAM
gan
Tempat tidur 30/ruan
26 32 Baik TAM
fungsional gan
1/ruanga
27 Telepon 1 Baik Terletak di administrasi
n
1/ruanga
28 Trolly obat 1 Baik Terletak diruangan tindakan perawat
n
2/ruanga
29 Trolly pispot 0 - Tidak tersedia
n
2/ruanga
30 Trolly suntik 2 Baik TAM
n
2/ruanga
31 Tabung gas LPG 1 1 Baik Kurang dari kebutuhan
n
Tempat sampah 4/ruanga
32 4 4 Baik TAM
medis n
Tempat sampah 10/ruan
33 6 7 Baik TAM
non medis gan
40/ruan
34 Baskom mandi 32 4 Baik Kurang dari kebutuhan
gan
35 Gelas perawat 0 0 - -
20/ruan
36 Termos air 1 0 0 Tidak tersedia
gan
4/ruanga
37 Panci besar 2 1 buah Baik Kurang dari kebutuhan
n
71

3.3.4 Alat Kesehatan

NAMA STANDAR
NO JUMLAH KONDISI Keterangan
BARANG DEPKES
1 Ambu bag 1/ruangan 1 Baik TAM
Bak instrumen
2 2/ruangan 0 - Tidak tersedia
besar
Bak instrument
3 2/ruangan 2 Baik Tidak ada masalah
sedang
Bak instrument
4 2/ruangan 4 Baik 1 tanpa tutup
kecil
5 Bengkok 3/ruangan 2 Baik Kurang dari kebutuhan
6 Diagnostic test 1/ruangan 0 Baik Tidak tersedia
7 Es cap 2/ruangan 1 Baik Kurang dari kebutuhan
8 Gunting perban 2/ruangan 1 Baik Kurang dari kebutuhan
9 Gliserin spuit 1/ruangan 1 Baik TAM
10 Korentang 1/ruangan 1 Baik TAM
Lemari
11 1/ruangan 1 Baik TAM
instrument
12 Lampu senter 1/ruangan 1 Baik TAM
13 Lampu sorot 1/ruangan 4 Baik TAM
14 Manometer 1/ruangan 15 Baik TAM
15 Nebulizer 1/ruangan 1 Baik TAM
16 Reflek hamer 1/ruangan 1 Baik TAM
17 Resusitasi set 1/ruangan 0 - Tidak tersedia
18 Suction pump 1/ruangan 1 Baik TAM
19 Standar infuse 8/ruangan 32 Baik TAM
20 Stestoskop 2/ruangan 3 Baik TAM
21 Sterilisator 1/ruangan 1 Baik TAM
22 Thermometer 2/ruangan 5 0 - Tidak tersedia
72

Ada diruang tindakan


23 Troli obat 1/ruangan 1 1 Baik
perawat
Tempat
24 1/ruangan 1 2 Baik Tidak ada masalah
korentang
25 Tong spatel 1/ruangan 1 0 - Tidak tersedia
26 Timbangan bayi 0:00/ruangan 1 0 - Tidak tersedia
27 Tensimeter 1/ruangan 5 3 2 Baik, 1 rusak Kurang dari kebutuhan
28 Irrigator set 1/ruangan 1
29 Timbangan bb 1/ruangan 1 1 Baik TAM
30 Windring 2/ruangan 2 0 - Tidak tersedia
31 Wwz 3/ruangan 3 1 Baik Kurang dari kebutuhan

Hasilanalisis:

1. Alat yang tidak tersedia : windring, tong spatel, timbangan bayi, thermometer, resusitasi set, diagnostic test, bak

instrument besar

2. Alat tersedia tapi kurang : Wwz, tensi meter, es cup, gunting verban, bengkok
73

Saranadan Prasarana di Ruang Rawat Inap E3 RSUD Cibabat sudah

cukup baik. Fasilitas penunjang seperti: lift, 10 kamarmandi. Tetapi idealnya

lift pasien dengan lift pengunjung dibedakan. Masih terdapat banyak alat

tenun yag tidak ada seperti: standar inpus sudah tidak layak bantalguling,

bajupasien, lap handukbesar, sarung windring, taplak meja pasien, washlap, sarung

oksigen, sarung windring. Idealnya disetiap ruangan harus sudah disediakan

alat2 seperti itu , kerapian alat tenun juga belum sesuai pada tempatnya. Alat

medis sudah cukup memadai tapi ada sebagian alat yang kurang dan perlu

ditambahkan seperti windring, tong spatel, timbanganbayi, thermometer,

resusitasi set, diagnostic test, bak instrument besar, ,Wwz, tensi meter, es cup,

guntingverban, bengkok kerapian alat medis belum rapi alat-alat medis masih

berantakan tidaak ada tempat kusus untuk menyimpan alat-alat penunjang medis.

Ventilasi udara sudah baik, setiap pagi dan sore ruangan dibersihkan

oleh petugas CS dan kondisi ruangan cukup bersih.Tetapi kondisi ruangan

terlalu ramai oleh pengunjung atau keluarga pasien, Idealnya ada

pembatasan kunjungan kepasien. Kondisi administrasi cukup baik yang

terdiri atas: buku dokumentasi, buku injeksi , buku overan. Namun buku

observasi pemeriksaan tanda-tanda vital tidakada, idealnya buku observasi

tanda-tanda vital ada untuk memudahkan perawat memasukan data ke status

pasien.nurse station ada satu , ruangan biasanya digunakan sebagai ruang

pertemuan antar perawat. Tempat Karu sudah Ideal berada di ruang nurse

station.
74

3.4 Pengumpulan Data Metode (M3)

3.4.1 Model profesional

Tabel 3.17
Hasil Pengkajian Kuesioner Model profesional Perawat Rawat
Inap Gedung E Lantai 3 Rumah Sakit Umum Cibabat
Model keperawatan Jumlah %
profesional
Model kasus 0 0%
Model fungsional 0 0 %
Model tim 18 100 %
Model primer 0 0%
Total 18 100 %

Hasil analisis

Berdasarkan hasil analisa dari table 3.14 di atas dapat di ketahui

bahwa struktur organisasi di ruanagn E3. di mana dari 18 responden

(100%) menjawab adalah menggunakan metode tim.

3.4.2 Discharge Planing

Tabel 3.18
Hasil Pengkajian Kuesioner Discharge Planing Perawat Rawat
Inap Gedung E Lantai 3 Rumah Sakit Umum Cibabat

Discharge Planing Jumlah %


Tidak ada format perencanaan 0 0%
pulang
Ada format perencanaan pulang , 4 22,3 %
tetapi tidak lengkap
Ada format perencanaan pulang 9 50 %
tetapi tidak dijalankan
75

Ada format perencanaan pulang 5 27,7 %


dan dijalankan setiap pasien
pulang
Total 18 100 %

sil analisis

Berdasarkan hasil analisa dari table 3.15 di atas dapat di ketahui

bahwa Discharge Planing di ruanagn E3. di mana dari 18 responden

sebagian besar responden ( 50 %) menjawab adalah Ada format

perencanaan pulang tetapi tidak dijalankan.

3.4.3 Timbang Terima Perawat

Tabel 3.19
Hasil Pengkajian Timbang Terima Perawat Rawat Inap
Gedung E Lantai 3 Rumah Sakit Umum Cibabat

Timbang Terima Jumlah %


Tidak dilakukan 0 0%
Dilakukan tanpa 0 0%
mengunjungi pasien
Dilakukan dengan 14 77,7 %
mengunjungi pasien
Dilakukan dengan 4 22,2 %
focus pada masalah
medis dan masalah
keperawatan
Total 18 100 %

Hasil analisis
76

Berdasarkan hasil analisa dari table 3.16 di atas dapat di ketahui

bahwa Timbang Terima di ruanagn E3. di mana dari 18 responden

sebagian besar responden ( 77,7 %) menjawab adalah dilakukan

dengan mengunjungi pasien.

3.4.4 Supervisi Perawat Rawat

Tabel 3.20
Hasil Pengkajian Supervisi Perawat Rawat Inap Gedung E
Lantai 3 Rumah Sakit Umum Cibabat
Supervisi Jumlah %
Tidak dilakukan 0 0%
Dilakukan tidak 0 0%
terstruktur
Dilakukan dan 2 11,1 %
sebagian di
dokumentasikan
Dilakukan dan di 16 88,8 %
dokumentasikan
Total 18 100 %

Hasil analisis

Berdasarkan hasil analisa dari table 3.16 di atas dapat di ketahui

bahwa Timbang supervisi di ruanagn E3. di mana dari 18 responden

sebagian besar responden ( 88,8 %) menjawab adalah Dilakukan dan

di dokumentasikan.
77

3.4.5 Sentralisasi Obat

Tabel 3.18
Hasil Pengkajian Sentralisasi Obat Perawat Rawat Inap
Gedung E Lantai 3 Rumah Sakit Umum Cibabat

Sentalisasi Obat Jumlah %


Disrahkan 0 0%
sepenuhnya pada
pasien
Sebagian sentralisasi 5 27,7%
Setralisasi 13 72,2 %
Seluruhnya dikelolah 0 0%
oleh farmasi
Total 18 100 %

Hasil analisis

Berdasarkan hasil analisa dari table 3.17 di atas dapat di ketahui

bahwa sentralisasi obat di ruanagn E3. di mana dari 18 responden

sebagian besar responden (72,2 %) menjawab adalah Seluruhnya

dikelolah oleh farmasi.

3.4.6 Ronde Keparawatan

Tabel 3.19
Hasil Pengkajian Kuesioner Ronde Keparawatan Perawat
Rawat Inap Gedung E Lantai 3 Rumah Sakit Umum Cibabat
Ronde Keperawatan Jumlah %
Tidak pernah 0 0%
dilakukan ronde
keperawatan
Tidak pernah 0 0%
78

melakukan tetapi
mengenal ronde
keperawatan
Dilakukan ronde 0 0%
keperawatan tetapi
tidak sesuai dengan
kriteria ronde
Dilakukan ronde 18 100 %
keperawatan dan
sesuai dengan
kriteria ronde
Total 18 100 %

Hasil analisis

Berdasarkan hasil analisa dari table 3.19 di atas dapat di ketahui

bahwa ronde keperawatn di ruanagn E3. di mana dari 18 responden

seluruh responden ( 100 %) menjawab adalah Ada dokumentasi dan

sesuai dengan dokumen pasien.


79

3.4.7 Observasi Perekaman EKG

No Jenis kegiatan Aspek Yang Dinilai Observasi


P P P P P P P P P P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1
0
1 Perekaman EKG G.E 1.1 persiapan alat
1.1.1 Alat EKG lengkap dengan siap √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
pakai
1.1.2 Jelly EKG √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
1.1.3 Kapas/kasa lembab/tissue √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
1.2 persiapan pasien
1.2.1 Melakukan penjelasan kepada √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
pasien/keluarga tentang tindakan yang
akan di lakukan
1.2.2 menganjurkan pasien untuk tidur √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
terlentang/datar
1.2.3 memeriksa tekanan darah dan Nadi - √ - - - √ - - - -
pasien
1.3 pelaksanaan
1.3.1 Melakukan cuci tangan - - √ √ - √ - - - -
1.3.2 Membuka dan melonggarkan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
pakaian pasien bagian atas. Bila
pasiennya memakai jam tangan,
gelang dan logam lain di lepas
1.3.3 Membersihkan kotoran dan lemak √ - √ √ √ √ - - √ √
menggunakan kapas pada daerah
80

dada, kedua pergelangan tangan dan


kedua tungkai di lokasi pemasangan
manset elektroda
1.3.4 mengoleskan jelly EKG pada √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
permukaan elektroda. Bila tidak ada
jelly, gunakan kapas basah
1.3.5 memasang manset elektroda pada √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
kedua pergelangan tangan dan
kedua tungkai
1.3.6 Menyambung kabel EKG pada ke √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
dua pergelangan tangan dan kedua
tungkai pasien, untuk rekaman
ekstermitas lead (Lead I, II, III, aVR,
aVF, aVL) dengan cara sebagai berikut
- Warna merah pada tangan tangan
- Warna hijau pada kaki kiri
- Warna hitam pada kaki kanan
- Warna kuning pada tangan kiri
1.3.7 Memasang elektroda dada untuk √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
rekaman precordial lead
1.3.8 Sela iga ke 4 pada garis sternal √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
kanan = V1
1.3.9 Sela iga pada garis sterna kiri = V2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
1.3.10 Terletak diantara V2 & V4 adalah √ √ √ √ √ √ √ √ √
= V3
1.3.11 Ruang iga ke 5 pada garis tengah √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
klavikula =V4
1.3.12 Garis aksila depan sejajar dengan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
V4=V5
1.3.13 Garis aksila tengah sejajar dengan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
81

V4=V6
1.3.14 Garis aksila belakang sejajar √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
dengan V4=V7
1.3.15 Garis skapula belakang sejajar √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
dengan V4=V8
1.3.16 Batas kiri dan kolumna vertebra √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
sejajar dengan V4=V9
1.3.17 Lokasi sama dengan V3 tetapi pada √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
sebelah kanan RV7 V3R kadang
diperlukan
1.3.18 Menghidupkan monitor EKG √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

1.3.19 Melakukan kalibrasi 10mm dengan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √


keadaan 25mm / volt / detik
1.3.20 Membuat rekaman secara √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
automatis
1.3.21Membuat rekaman secara berurutan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
sesuai dengan pilihan lead yang
terdapat pada mesin EKG ( secara
manual)
1.3.22Melakukan kalibrasi kembali √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
setelah perekaman selesai
1.3.23 Memberi identitas pasien hasil √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
rekaman : nama pasien , umur
,tanggal dan jam rekaman serta
nomor lead dan nama pembuat
rekaman EKG
1.3.24 Membersihkan bagian tubuh pasien √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
setelah dilakukan perekaman dengan
tissue
82

1.3.25 Merapihkan alat alat dan pasien √ √ √ √ √ √ √ √ √ √


1.3.26 Melakukan cuci tangan kembali √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
1.3.27 Kelaborasi dengan medik √ V √ √ √ √ √ √ √ √
1.3.28Dokumentasikan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
RUMUS : 𝑥100%
𝑜𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑒𝑟 𝑥 (𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑦𝑔 𝑑𝑖𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖)

317
𝑥 100%
10 𝑥 34
317
𝑥100%
340
= 92,4%

Hasil Analisa:

Dari hasil observasi yang dilakukan pada 10 perawat mengenai perekaman EKG, sudah sesuai dengan SOP yang mencapai

92,4%. Namun ada beberapa yang pelaksanaanya masih kurang dalam tindakan Perekaman EKG G.E adalah pemeriksa

tekanan darah dan nadi pasien, cuci tangan sebelum tindakan, membersihkan kotoran dan lemak menggunakan kapas pada

daerah dada, kedua pergelangan tangan dan kedua tungkai di lokasi pemasangan manset elektroda.
83

3.4.8 Observasi Pemberian Oksigen

No Jenis kegiatan Aspek Yang Dinilai Observasi


P P P P P P P P P P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Pemberian oksigen 1.1 Persiapan alat
1.1.1 Tabung oksigen √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
1.1.2 Hemedifere dengan aquades √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
pelembab
1.1.3 Nasal kanul/masker √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
1.1.4 Cutten bud √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
1.2 Persiapan pasien
1.2.1 Memberi penjelasan kepada - - - - - - - - - -
pasien
1.2.2 Mengatur posisi pasien √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
1.3 Pelaksanaan
1.3.1 Perawat mencuci tangan - - - - - - - - - -
1.3.2 Hubungkan selang nasal kanul
oksigen dan atur kecepatan yang √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
ditentukan, humidifier akan
bergelembung
1.3.3 Cek aliran oksigen dengan √ √ - √ √ - √ - - √
mengalirkan udara yang keluar
melaui selang ke punggung
tangan
1.3.4 Atur aliran oksigen sesuai √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
kebutuhan pasien
84

1.3.5 Masukan lubang kanul ke lubang √ √ √ √ √ √ √ √ √ √


hidung pasien dan sesuaikan
R ikatan tali sehingga pasien
U nyaman
M 1.3.6 Anjurkan pasien untuk bernafas √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
U melalui hidung
1.3.7 Perawat mencuci tangan √ √ √ √ - - √ √ - -
S
1.3.8 Observasi respon pasien - √ - √ - √ - √ √ -
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
: 𝑥100%
𝑜𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑒𝑟 𝑥 (𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑦𝑔 𝑑𝑖𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖)

106
𝑥 100%
10 𝑥 24
106
𝑥100%
240
=44,16%

Hasil analisa:

Dari hasil observasi yang dilakukan pada 10 orang perawat, masih belum sesuai dengan SOP karena hanya mencapai 44,16%

dan yang belum dilakukan dalam tindakan pemberian oksigen adalah Memberi penjelasan kepada pasien, perawat mencuci

tangan, cek aliran oksigen dengan mengalirkan udara yang keluar melaui selang ke punggung tangan, perawat mencuci

tangan, observasi respon pasien.


85

3.4.9 Observasi Pemasangan NGT

No Jenis kegiatan Aspek Yang Dinilai Observasi


P P P P P P P P P P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Pemasangan NGT / 1.1 Persiapan alat
Sonde Fooding
1.1.1 Selang Penduga / NGT sesuai √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
ukuran
1.1.2 Spuit 50 cc lubang tengah √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
1.1.3 Bengkok √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
1.1.4 Plester dan gunting √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
1.1.5 Air matang dan gelas √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
1.1.6 Jelly √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
1.1.7 Stetoskop √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
1.1.8 Kassa steril - - - - - - - - - -
1.1.9 Hand scoon √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
1.1.10 Pengalas - - - - - - - - - -
1.2 Persiapan pasien
1.2.1 Pasien / keluarga diberi √ √ √ - - - - √ √ √
penjelasan tentang tindakan
yang akan dilakukan
1.2.2 Posisi pasien diatur dengan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
bagian kepala fleksi
1.3 Pelaksanaan
1.3.1 Perawat mencuci tangan - - - - - - - - - -
1.3.2 Alat-alat didekatkan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
1.3.3 Pakai hand scoon √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
1.3.4 Pengalas dipasang diatas dada - - - - - - - - - -
86

1.3.5 Bengkok diletakan disamping √ √ √ √ √ √ √ √ √ √


pipi
1.3.6 Lubang hidung dibersihkan - - - - - - - - - -
1.3.7 Selang penduga / NGT diukur √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
panjangnya dari os.frontal
sampai dengan epigastrium /
dari epigastrium sampai dengan
ke hidung kemudian dibelokan
ke telinga dan diberi tanda
1.3.8 Selang dibuka dari bungkusnya √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
kemudian pangkal selang dilpat
dengan lengan kiri dan
ujungnya diberi jelly, selang
dimasukan ke hidung perlahan-
lahan, bila pasien sadar disuruh
menelan
1.3.9 Selang NGT dites dengan cara √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
memasukan udara (pakai spuit)
keadaan epigastrium disertai
dengan perawat mendengarkan
bunyi udara dengan
menggunakan stetoskop. Bila
perawat ragu bias menggunakan
cara memasukan ujung selang
kepermukaan air yang ada
digelas (dinyatakan berhasil
bila tak ada gelembung udara
digelas tersebut)
1.3.10 Fiksasi selang NGT dengan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
plester dihidung
87

1.3.11 Lihat respon pasien √ √ √ √ √ √ √ √ √ √


1.3.12 Perawat mencuci tangan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
1.3.13 Catat tidakan dan respon √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
pasien distatus

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
RUMUS : 𝑥100%
𝑜𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑒𝑟 𝑥 (𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑦𝑔 𝑑𝑖𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖)

140
𝑥 100%
10 𝑥 25
140
𝑥100%
250
= 56%

Hasil analisa:

Dari hasil observasi yang dilakukan pada 10 orang perawat, SOP yang tercapai 80% dan yang belum dilakukan dalam

tindakan pemasangan NGT / Sonde Fooding adalah kassa steril, pengalas, pasien / keluarga diberi penjelasan tentang tindakan

yang akan dilakukan, perawat mencuci tangan, pengalas dipasang diatas dada, lubang hidung dibersihkan.
88

3.4.10 Observasi Pemasangan Infus

No Jenis kegiatan Aspek Yang Dinilai Observasi


P P P P P P P P P P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Pemasangan Infus 1.1 Persiapan alat
1.1.1 IV kateter √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
1.1.2 IV line / infuse set √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
1.1.3 standar infuse √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
1.1.4 Tournikuet √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
1.1.5 Cairan Infus √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
1.1.6 Kapas alcohol √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
1.1.7 Handyplast √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
1.1.8 Gunting √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
1.1.9 Plester √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
1.1.10 Pengalas - - - - - - - - - -
1.1.11 Bengkok √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
1.1.12 Spalek / bila perlu √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
1.1.13 Baki / trolly √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
1.1.14 Handscoon √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
1.2 Persiapan pasien
1.2.1 Pasien diberi inform √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
consent
1.2.2 Atur posisi pasien √ √ √ √ √ √ √ √ √
dan peralatan yang akan
digunakan
1.2.3 Perhatikan keadaan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
umum pasien sebelum dan
sesudah pemasangan infuse
89

1.2.4 Jaga pripacy pasien √ √ √ √ √ √ √ √ √ √


1.3 Pelaksanaan
1.3.1 Siapkan peralatan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
infuse siap pakai
1.3.2 Perawat cuci tangan - - - - - - - - - -
sebelum malakukan
tindakan
1.3.3 Pakai handscoon √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
1.3.4 Tentukan vena pada √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
area yang akan
dipasang infuse
1.3.5 Pasang alas dibawah - - - - - - - - - -
area pemasangan
infuse
1.3.6 Pasang tournikuet √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
1.3.7 Disinfeksi area yang √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
akan ditusuk dengan
diameter 5-10 cm
1.3.8 tusukan jarum / IV √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
kateter disesuaikan
dengan posisi 450
pada vena yang telah
ditentukan
1.3.9 Pastikan insersi IV √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
kateter masuk
kedalam pembuluh
darah dengan
memastikan ada
darah pada Iv kateter
1.3.10 Tarik bagian neadle √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
90

sedikit lalu didorong


sampai Iv kateter
masuk seluruhnya
1.3.11 Fiksasi IV kateter √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
pada permukaan kulit
1.3.12 Tarik bagian needle √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
lalu IV line
sambungkan dengan
IV kateter
1.3.13 Tutup bagian yang √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
ditusuk dengan handyplast
1.3.14 Lanjutkan fiksasi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
untuk keamanan area
Pemasangan
1.3.15 Atur tetesan infuse √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
sesuai program Pengobatan
1.3.16 Perhatikan reaksi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
pasien
1.3.17 Beri label tanggal - - - - - - - - - -
pada area Pemasangan
1.3.18 Pasien dirapihkan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
dan alat-alat dibereskan
1.3.19 Perawat cuci tangan √ √ √ - √ √ √ √ √ √
1.3.20 Catat waktu - - - - √ - √ √ √ -
pemasangan, jenis
cairan dan jumlah
tetesan distatus
pasien
91

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
RUMUS : 𝑥100%
𝑜𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑒𝑟 𝑥 (𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑦𝑔 𝑑𝑖𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖)

233
𝑥 100%
10 𝑥 38
233
𝑥100%
380
=60,27%

Hasil analisa:

Dari hasil observasi yang dilakukan, ternyata belum sesuai dengan SOP yaitu hanya mencapai 60,27% dan yang belum di

lakukan dalam tindakan pemasangan infuse adalah pengalas, cuci tangan sebelum malakukan tindakan, pasang alas dibawah

area pemasangan infuse, beri label tanggal pada area pemasangan, catat waktu pemasangan, jenis cairan dan jumlah tetesan

distatus pasien
92

3.4.11 Observasi Pemasangan Infus

No Jenis kegiatan Aspek Yang Dinilai Observasi


P P P P P P P P P P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Pemasangan Kateter 1.1 Persiapan alat
Kandung Kemih
1.1.1 Persiapan alat steril
a. Bak instrument - - - - - - - - - -
b. Handscoon √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
c. Ketetr sesuai ukuran √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
1.1.2 Persiapan alat tidak steril
a. Plester √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
b. Bengkok √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
c. Kapas cebok - - - - - - - - - -
d. Jelly √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
e. Spuit 10 cc √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
f. Cairan NaCl √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
g. Urine bag √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
h. Kom berisi larutan savlon - - - - - - - - - -
1.2 Persiapan pasien
1.2.1 Pasien diberi penjelasan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
tentang prosedur yang akan
dilakukan
1.3 Pelaksanaan
1.3.1 Perawat mencuci tangan - - - - - - - - - -
1.3.2 Siapkan peralatan yang steril √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
dan yang tidak steril kedekat
pasien
93

1.3.3 Pasang sampiran atau tutup √ √ √ √ √ √ √ √ √ √


gordyn
1.3.4 Atur posisi sesuai kebutuhan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
1.3.5 Buka pakaian bagian bawah, √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
tekuk kedua lutut letakan
bengkok diantara kedua
tungkai
1.3.6 Gunakan handscoon steril, - - - - - - - - - -
bersihkan daerah meatus
uretra dengan kapas savlon,
buang ke bengkok
1.3.7 ujung kateter diberi jelly, √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
masukan perlahan-lahan
kedalam meatus uretra, pasien
dianjurkan menarik nafas
panjang
1.3.8 setelah dipastikan kateter √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
masuk kedalam blas masukan
NaCl 0,9 % sesuai kebutuhan
dengan memakai spuit 10 cc.
1.3.9 Kontrol balon kateter dengan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
cara menarik kateter sampai
terasa ada tekanan dari luar
1.3.10 Hubungkan pangkal kateter √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
dengan urine bag plaster
pangkal kateter diatas paha,
beri tanggal pemasangan
1.3.11 Rapikan pasien dan alat-alat √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
dibereskan
1.3.12 Perawat mencuci tangan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
94

1.3.13 Tutup bagian yang ditusuk √ √ √ √ √ √ √ √ √ √


dengan handyplast
1.3.14 Catat hasil tindakan dan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
respon distatus

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
RUMUS : 𝑥100%
𝑜𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑒𝑟 𝑥 (𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑦𝑔 𝑑𝑖𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖)

210
𝑥 100%
10 𝑥 27
269
𝑥100%
270
=99,6%

Hasil analisa:

Dari hasil observasi yang dilakukan, sudah sesuai dengan SOP mencapai 99,6% dan yang belum dilakukan dalam tindakan

pemasangan kateter kandung kemih adalah bak instrument, kapas cebok, kom berisi larutan savlon, gunakan handscoon steril,

bersihkan daerah meatus uretra dengan kapas savlon, buang ke bengkok.


95

Dari hasil obseravasi tentang model asuhan keperawatan yang digunakan

saat ini didapatkan bahwa model yang digunakan ruang internal RS adalah

metode tim. Sebanyak 18 perawat 100% menyatakan mengerti/memahami model

yang digunakan. 100% menyatakan cocok dengan model yang ada.

Dari hasil observasi serta dari data sekunder tentang efektifitas dan

efisiensi model asuhan keperawatan, didapatkan bahwa dengan menggunakan

model yang sekarang ini rata-rata lama pasien rawat inap diruangan internal

adalah 4,05/hari. Perawat mengatakan bahwa tidak terjadi penurunan kepercayaan

pasien. Ini dilihat dari banyaknya jumlah pasien rujukan dari puskesmas maupun

klinik-klinik lainnya. Sebanyak 18 perawat 100% mengatakan bahwa model yang

digunakan saat ini tidak terlalu membebani kerja tetapi diruangan E3 terkadang

perawat juga masih menggunakan metode kasus fungsional dan primer. Masalah

pembiayaan berpusatb langsung, jadi bias dikatakan, tergantung dari alokasi

anggaran yang disediakan RS untuk tiap-tiap RS. Kritikan yang diterima oleh

ruangan biasanya terkait dengan kurangnya sumber daya tenaga sehingga

pelayanan menjadi kurang optimal.

3.4.12 Discharge Planning

Dari hasil observasi yang dilakukan, rencana pulang sudah

direncanakan akan tetapi hanya pada saat pasien akan pulang. Isi

format perencanaan pulang hanya tentang penjelasan penyakit yang

diderita pasien dan hanya cara pemberian obat. Dalam melakukan

perencanaan pulang, perawat tidak pernah memberikan brosur

maupun leaflet pada pasien, sehingga pasien kadang lupa tentang

penjelasan yang sudah diberikan oleh perawat.


96

Dari hasien kuesioner yang sudah diberikan kepada perawat

diruangan, didapatkan hasil bahwa 9 dari 18 perawat (50%)

mengatakan sudah ada format perencanaan pulang tetapi tidak

dijalankan, kemudian 5 dari 18 perawat (27,7 %) mengatakan bahwa

ada format perencanaan pulang dan dijalankan setiap pasien pulang,

dan 4 dari 18 perawat (22,3%) mengatakan ada format perencanaan

pulang, tetapi tidak lengkap. Sedangkan dari hasil observasi

diruangan, didapatkan bahwa memang selama ini memang tidak

pernah diberikan brosur maupun leaflet saat melakukan perencanaan

pulang dan juga tidak disediakan anggaran khusus dalam pelaksaan

perencanaan pulang.

3.4.13 Timbang terima

Timbang terima dilakukan tiga kali sehari yaitu pada pergantian sif

malam ke pagi (pukul 07:30), pagi kesore (pukul 14:00) dan sore

kemalam (pukul 21:00). Selalu diikuti oleh semua perawat yang

telah akan dinas. Dari hasil observasi diruangan 14 dari 18 perawat

(77,7%) mengatakan bahwa dilakukan timbang terima dengan

mengunjungi pasien, kemudian hanya 4 dari 18 perawat (22,2%)

mengatakan bahwa dilakukan timbang terima dengan focus pada

masalah medis dan tidak dengan masalah keperawatan. Dalam setiap

operan selalu ada klarifikasi langsung Tanya jawab dan validasi

terhadap semua hal yang dioverkan.


97

Seratus persen perawat mengetahui hal-hal prinsip tentang teknik

penyampaian overan ketika didepan pasien yang meliputi:

menggunakan volume suara yang cukup sehingga tidak menggangu

pasien disebelahnya, sesuatu yang dianggap rahasia disampaikan

dengan bahasa medis, dan lain-lain. Selalu ada interaksi dengan

pasien saat overan berlangsung, minimal menanyakan apa yang

dirasakan pasien saat ini, semalam bias tidur atau tidak. Lama

overran bervariasi tergantung kondisi pasien, semakin banyakn yang

akan dilaporkan semakin lama waktunya. Pelaporan overan dicatat

dalam buku khusus yang akan ditanda tangani oleh perawat yang

melaporkan, perawat yang menerima laporan dan kepala ruangan.

3.4.14 Supervisi

Dari hasil observasi yang dilakukan mahasiswa saat melakukan

praktek management keperawatan, didapatkan data bahwa

perlengkapan supervise diruangan belum memenuhi standar yang

telah ditetapkan. Saat supervisi mengawasi dan mengatur ruangan

dengan kepala ruangan. Kepala ruangan secara langsung melakukan

supervise kepada ketua tim dan dan ketua tim secara langsung

melakukan supervise kepada perawat pelaksana. Kemudian ketua

tim melaporkan hasil supervise perawat pelaksana kepada kepala

ruangan ( supervise tidak langsung ) dan hasil ini dijadikan

dokumentasi untuk ruangan.Dari observasi yang dilakukan kepada

perawat diruangan, didapatkan hasil 16 dari 18 perawat (88,8%)


98

mengatakan bahwa supervise dilakukan dan didokumentasikan,

kemudian 2 dari 18 perawat (11,1%) mengatakan supervise

dilakukan dan sebagian di dokumentasikan.

3.4.15 Sentralisasi obat

Dari hasi observasi diruangan diperolehnya tentang pengadaan

sentralisasi obat adalah semua perawat mengemukakan jawaban

mengerti tentang sentralisasi obat. Diruangan tersebut sudah ada

sentralisasi obat. Ini biasa dilihat adanya ruangan khusus obat (loker

obat). Sedangkan pelaksanaan sentralisasi obat belum optimal. 13

dari 18 perawat (72,2%) mengatakan melakukan sentralisasi obat,

sedangkan 5 dari 18 perawat (27,7%) mengatakan sebagian perawat

melakukan sentralisasi obat. Selama ini format yang ada masih obat

oral dan injeksi, dan yang lain tercampu pada salah satu dari

keduanya. Adapun data tentang alur penerimaan obat yang didapat

obat yang diperoleh dari keluarga langsung dibawa keruangan

khusus obat (loker obat) dan selama ini belum ada format

persetujuan sentrlisasi obat untuk pasien.

Data tentang cara penyimpanan obat meliputi adanya ruangan

khusus obat sedangkan alat-alat kesehatan hanya sebgian ada dengan

jumlah terbatas. Selama ini obat-obatan bagi pasien sendiri dengan

etiket kepemilikan. Akan tetapi proses keluar masuknya

didokumentasikan. Dari hasil observasi diruangan perawat tidak

pernah memberikan informasi jumlah sisa obat yang tersedia.


99

3.4.16 Ronde keperawatan

Dari hasil observasi diruangan, pelaksaan ronde keperawatan

diruangan belum optimal, 14 dari 18 perawat (77,7%) mengatakan

dilakukannya ronde keperawatan dan sesuai dengan kriteria ronde,

sedangkan 4 dari 18 perawat (22,2%) mengatakan dilakukannya

ronde keperawatan tetapi tidak sesuai dengan kriteria ronde. Hal ini

dikarenakan kegiatan ruangan yang cukup padat sehingga

kesempatan yang ada hanya terbatas.

3.4.17 Dokumentasi keperawatan

Dari hasi observasi diruangan, dokumentasi keperawatan yang

dilakukan meliputi pengkajian yang menggunakan head to toe serta

diagnosis keperawatan sampai dengan evaluasi menggunakan SOAP.

Format pengkajian sudah ada sehingga dapat memudahkan perawat

dalam pengkajian.

Sistem dokumentasian masih dilakukan secara manual (belum ada

komputerisasi). Catatan keperawatan berisiskan jawaban terhadap

order dokter dan tindakan mandiri perawat, tetapi belum semua

tindakan di dokumentasikan dari hasil kuesioner yang telah

disebarkan, 18 perawat (100%) mengatakan ada dokumentasi dan

sesuai dengan dokumen pasien. Perawat mengatakan format yang

digunakan sangat membantu ( memudahkan ) dalam melakukan

pengkajian pasien.
100

3.5 Pengumpulan Data Many M4

1. Operasional ruangan di dapat dari anggaran Rumah Sakit yang

berasal dari dana APBN dan non APBN.

2. Kesejahteraan ruangan berasal dari pendapatan kontrak yang di

dapat dari Rumah Sakit sedangkan untuk PNS berasal dari

Rumah Sakit dan Pemerintahan Kota.

3. Sumber pendanaan alat kesehatan dan penunjang dengan dana

renovasi ruangan serta bahan kesehatan habis pakai bersumber

dari dana APBD, APBN dan Non APBN

4. Adanya remunerasi gaji pegawai di ruang E3 di peroleh

berdasarkan skor yaitu beban kerja, resiko kerja, jabatan,

pendidikan, pangkat atau golongan dan masa kerja

5. Adanya dana hibah yang berasal dari APBD dan BANGUB

(Bantuan Gubernur)

6. Adanya kerjasama dengan perusahaan perusahaan.

7. Rumah sakit Cibabat bekerjasama dengan badan layanan umum

(BLU)

8. Adanya rumah sakit lain yang lebih membutuhkan perawat

dengan gaji yang besar atau lebih dari UMR.

3.6 Pengumpulan Data Market M5

Pelanggan yang mengunakan pelanggan kesehatan di RS Cibabat sebagian

besar berasal dari jawa barat, tatapi ada yang sebagian yang berasal dari

jawa barat.Usia peanggan diruang E3 bervariasi kiasanusia15->64 tahun. RS


101

Cibabat merupakan rumah sakittipe B dengan fasilitas dan sarana yang

menunjang. Di lain pihak perawat tidak memiliki tugas kusus sebagai

marketing secara langsung untuk mencari pelanggan dalam mencari

pelayanan jasa kesehatan.

3.6.1 BOR pasien

Berdasarkan data yang didapatkan di bagian Rekam Medic BOR

pasien diruangan adalah 81,87 BOR yang di ambil dalam tiga bulan

terakhir, gambaran kapasitas.

3.6.2 Mutu pelayanan keperawatan

Rumah Sakit Umum Daerah Cibabat telah meningkatkan pelayanan

mutu rumah sakit dengan beberapa aspek penilaian untuk:

3.6.3 Jumlah Kasus Terbanyak januari - Juni 2017

180
160
140
120
100
80
60
40
20
0

Keterangan :

1) Cerebral infaction : 166 pasien

2) Atherosclerotic herat disease CAD : 152 pasien

3) Diarrhea and gastroienteritis GE : 117 pasien


102

4) Hypertensive heart disease CHF : 93 pasien

5) Heart failure congestive heart failure : 75 pasien

6) Dyspepsia : 55 pasien

7) Other spec diseases of stomach & duodenum : 47 pasien

8) Typoid : 45 pasien

9) Status asthmaticus : 31 pasien

10) Intra cerebral haemorrhage : 30 pasien

Hasil analisis :

1. Berdasarkan data yang diperoleh penyakit terbanyak pada tahun

2017 adalah Cerebral infaction (166 %)

3.6.4 Standar Pelayanan Kesehatan Januari – Juli Tahun 2017

No Indikator Nilai
1 BOR 81,87 %
2 LOS 4,05 Hari
3 BTO 45,84
4 TOI 0,57
5 GDR 65,54

Hasil setandar pelayanan kesehatan ruangan E3 BOR 81,87 %

sudah cukup baik dan hari perawatan sudah cukup baik 4,05 % .

3.6.5 JumlahGolongan Pasiendi Ruang E3 Tahun 2017


103

1200

1000

800

600

400

200

0
BPJS UMUM KONTRAK

Hasil analisis :

1. Berdasarkan data yang diperoleh jumlah pasien terbanyak di

ruang E3 pada tahun 2017 adalah pasien BPJS (1007 pasien)

2. Rumah sakit Cibabat telah bekerja sama dengan perusahaan-

perusahaan dalam maupun luar kota.

3. Ruangan tidak mempunyai program unggulan

3.6.6 Pasien keluar meninggal

18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
januari februari maret april mei juni

Ketengan
104

1. Pada bulan januari 9 orang pasien keluar meninggal

2. Pada bulan februari 13 orang pasien keluar meninggal

3. Pada bulan maret 10 orang pasien keluar meninggal

4. Pada bulan april 13 orang pasien keluar meninggal

5. Pada bulan mei13 orang pasien keluar meninggal

6. Pada bulan juni 16 orang pasien keluar meninggal

Jadi jumlah pasien meninggal dari bulan januari-juni 2017 adalah

74 pasien

3.6.7 Pasien Pulang Rawat Inap Gedung E Lantai 3

1400

1200

1000

800

600

400

200

0
dengan merikan diri di rujuk ke RS atas
persetujuan lain permintaan
sendiri

Keterangan

1. Dengan persetujuan 1217 pasien pulang

2. Deangan melarikan diri 0

3. Dengan di rujuk ke Rs lain 0

4. Atas permintaan sendiri 45 pasien pulang

Jadi total keseluruhan pasien pulang januari-juni 2017 adalah 1262


105

3.6.8 Kepuasaan pasien

70

60

50

40

30

20

10

0
puas cukup puas tidak puas

Keterangan :

Pasien = 17

Pasien puas 12 pasien

Pasien cukup puas 5 pasien

Pasien tidak puas tidak ada

Diagram kepuasan pasien terhadap kinerja perawat dilakukan pada

Tanggal 10 Agustus 2017 dari 17 pasien yang ada diruangan yang

menyatakan 60 % puas, 40 %pasien menyatakan cukup puas dan

tidak ada yang menyatakan tidak puas.

Untuk menjalankan mutu pelayanan keperawatan beberapa aspek

yang dinilai yang terdapat didalamnya yakni kejadian dekubitus

dibulan Juli 2017 4 pasien mengalami dekubitus dan kematian pasien

74 pasien meninggal dibulan Januari-Juni 2017.

Anda mungkin juga menyukai