Anda di halaman 1dari 11

Analisis Implementasi UU No.

52 Tahun 2009 tentang Perkembangan


Kependudukan dan Pengembangan Keluarga

Abstract
Keywords Kependudukan, Program KB, Kampung KB

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pembangunan nasional pada hakekatnya merupakan upaya untuk mewujudkan suatu
masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan pancasila di
dalam wadah negara kesatuan yang merdeka, berdaulat, bersatu dan berkedaulatan rakyat.
Dengan kata lain pembangunan nasional bertujuan untuk meningkatakan mutu kehidupan
setiap warga negara indonesia. Oleh karena itu, seluruh potensi, sumber daya dan upaya
dikerahkan untuk tercapainya pembangunan nasional tersebut.
Sumber daya manusia/penduduk, merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan
dalam keberhasilan pembangunan. Jumlah penduduk yang besar dengan pertumbuhan
penduduk yang besar dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi merupakan modal dasar
pembangunan, namun di sisi lain, jumlah penduduk yang besar dengan pertumbuhan
penduduk yang tinggi juga akan menjadi beban bagi suatu negara untuk memenuhi
kebutuhan dasar penduduknya seperti sandang, pangan, dan papan maupun kebutuhan-
kebutuhan lainnya. Sehingga jumlah dan pertumbuhan penduduk yang tinggi tersebut akan
menjadi masalah dalam pembangunan, yang pada akhirnya dapat menghambat proses
pembangunan itu sendiri.
Mengenai kompleksitasnya masalah kependudukan, sebagaimana juga diungkapkan
oleh Brown (1978), bahwa masalah penduduk pada dasarnya masalah yang kompleks,
namun selama ini perhatian masyarakat terpusat pada segi pangan, padahal pengaruh
pertumbuhan penduduk menyentuh begitu banyak bidang kehidupan, sehingga harus
dipelajari oleh ahli ekonomi, ahli lingkungan, ahli cuaca, ahli politik , ahli perencanaan
kota, dan ahli-ahli lainnya. Tidak cukup kiranya hanya mengungkapkan segi-segi masalah
penduduk dalam mengukur besarnya penduduk, laju pertumbuhan penduduk, komposisi
umur dan jenis kelamin, tingkat kesuburan, serta membuat model memperkirakan arah
perkembangan penduduk.

Kompleksitasnya permasalahan kependudukan tersebut sudah pasti akan menghambat


proses pembangunan, baik yang sedang maupun akan dilaksanakan. Oleh karena itu, agar
masalah-masalah kependudukan tersebut dapat teratasi, sehingga penduduk dapat
dijadikan sebagai sumber daya potensial yang menentukan keberhasilan pembangunan
maka pemerintah perlu mengambil langkah kongkrit berupa kegiatan dan program untuk
mengatasi masalah kependudukan tersebut yang tercakup dalam kebijakan kependudukan.
Sedangkan secara umum, menurut Adioetomo dan Samosir (2010:261), bahwa
kebijakan kependudukan dapat dibedakan antara kebijakan yang mempengaruhi variable-
variabel kependudukan dan kebijakan-kebijakan yang menanggapi perubahan-perubahan
dalam bidang kependudukan.
Dalam konsep demografi membahas studi tentang penduduk khususnya mengenai
kelahiran, perkawinan, kematian dan perpindahan. Studi ini menyangkut jumlah,
persebaran geografis, komposisi penduduk dan perubahannya dari waktu ke waktu.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 tahun pasal 3 dinyatakan bahwa


kependudukan sebagai titik sentral kegiatan pembangunan. Kependudukan dan
pembangunan keluarga sebagai bentuk pengintegrasian kebijakan kependudukan ke dalam
pembangunan sosial, budaya, ekonomi, dan lingkungan hidup. Maka dari itu disebutkan
bahwa pemerintah adalah pihak yang berwenang untuk menetapkan kebijakan dan
program jangka menengah dan jangka panjang yang berkaitan dengan pengelolaan
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga.
Indonesia memiliki jumlah penduduk sebesar 245 juta jiwa, menjadikan negara ini
negara dengan penduduk terbanyak ke-4 di dunia. Pulau Jawa merupakan salah satu
daerah terpadat di dunia, dengan lebih dari 107 juta jiwa tinggal di daerah dengan luas
sebesar New York.
Dalam konteks Indonesia, beberapa kebijakan kependudukan telah diambil dalam
upaya mengatasi permasalahan-permasalahan kependudukan. Sebagai negara berkembang
Indonesia memiliki suatu program pembangunan dalam menekan angka pertumbuhan
penduduk. Keluarga Berencana adalah sebuah program yang dicanangkan pemerintah
dalam menekan kepadatan penduduk. Keluarga Berencana merupakan suatu program
pemerintah yang dirancang untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah
penduduk. Program keluarga berencana bertujuan agar keluarga sebagai unit terkecil
kehidupan bangsa diharapkan menerima Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera
(NKKBS) yang berorientasi pada pertumbuhan yang seimbang.
Sebelumnya program keluarga berencana ini ada dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 10 tahun 1992 pasal 1 ayat 12 tentang (Perkembangan Kependudukan
dan Pembangunan Keluarga Sejahtera), adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran
serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran,
pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan
sejahtera.
Namun pada pelaksanaan otonomi daerah sejak tahun 2002, dimana sistem
pemerintahan berubah menjadi desentralisasi, program KB Nasional nampak berjalan
stagnan. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Wahyuni (2009), bahwa sejak otonomi
daerah, kelanjutan program KB diserahkan kepada pemerintah daerah. Namun, dengan
keputusan itu justru membuat pelaksanaan KB merosot karena komitmen setiap
pemerintah daerah terhadap KB berbeda-beda. Kondisi ini merupakan tantangan tersendiri
bagi program KB di Indonesia yang harus ditangani agar pertumbuhan penduduk dapat
tetap dikendalikan.
TEORI
A. Keluarga Berencana (KB)

1. Definisi KB

Keluarga berencana merupakan usaha untuk mengukur jumlah anak dan jarak
kelahiran anak yang diinginkan. Maka dari itu, Pemerintah mencanangkan program atau
cara untuk mencegah dan menunda kehamilan (Sulistyawati, 2013).

2. Tujuan Program KB

Tujuan dilaksanakan program KB yaitu untuk membentuk keluarga kecil sesuai


dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak
agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya (Sulistyawati, 2013). Tujuan program KB lainnya yaitu untuk menurunkan
angka kelahiran yang bermakna, untuk mencapai tujuan tersebut maka diadakan
kebijakaan yang dikategorikan dalam tiga fase (menjarangkan, menunda, dan
menghentikan) maksud dari kebijakaan tersebut yaitu untuk menyelamatkan ibu dan
anak akibat melahirkan pada usia muda, jarak kelahiran yang terlalu dekat dan
melahirkan pada usia tua (Hartanto, 2002).
B. Pengertian ledakan penduduk
Ledakan penduduk artinya adalah sebagai pertumbuhan penduduk dunia yang terjadi secara
cepat dan tiba-tiba. Ledakan penduduk dunia dapat terjadi karena melonjaknya angka
kelahiran dan berkurangnya angka kematian.

Dampak ledakan penduduk


Ledakan penduduk menimbulkan berbagai masalah yang diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Persaingan lapangan kerja.


2. Persaingan untuk mendapatkan pemukiman.
3. Kesempatan untuk mendapatkan pendidikan.

Pengendalian ledakan penduduk


Pengendalian ledakan penduduk dapat dilakukan dengan cara antara lain sebagai berikut :

1. Insentif
Insentif adalah biaya yang diberikan pada pasangan dengan sedikit anak. Contoh insentif
adalah seperti di Indonesia Pegawai Negeri Sipil (PNS) anak 1 dan 2 mendapatkan tunjangan
dari pemerintah, sedangkan anak ke 3 dan seterusnya tidak mendapatkan tunjangan.

2. Sanksi
Sanksi adalah pasangan yang memiliki banyak anak akan diberi sanksi seperti membayar
pajak lebih besar.Contoh sanksi adalah seperti di RRC menerapkan pengendalian ledakan
penduduk dengan sanksi dan insentif. Sedangkan negara Cina menerapkan sanksi yakni
pasangan suami istri yang memiliki anak lebih dari 1 tanpa izin dari pemerintah maka akan
dikenai sanksi karena dianggap illegal.

3. Pendidikan tentang keluarga berencana


Contohnya adalah seperti di negara Bangladesh para wanita pedesaan dikirim ke kota untuk
diberi penyuluhan tentang Keluarga Berencana. Dengan penyuluhan ini diharapkan mereka
akan dapat mengatur jumlah anak.
3. Ruang Lingkup Program KB

Ruang lingkup program KB secara umum adalah sebagai berikut :

a. Keluarga berencana

b. Kesehatan reproduksi remaja

c. Ketahanan dan pemberdayaan keluarga

d. Penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas

e. Keserasian kebijakan kependudukan

f. Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM)

g. Penyelenggaraan pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan.

Pengertian Kampung KB.


Satuan wilayah setingkat RW, Dusun atau setara yang memiliki kriteria tertentu mempunyai
perencanaan, pelaksanaan dalam tata kehidupan untuk membangun kebersamaan, silih asah
asih dan asuh dalam bingkai program KKBPK secara sistemik yang diintegrasikan dengan
sektor-sektor lain khususnya untuk melaksanakan fungsi-fungsi keluarga dalam rangka
mewujudkan keluarga yang sejahtera yang terbebas dari kebodohan, kemiskinan dan
keterbelakangan.

Prinsip-Prinsip Pembentukan Kampung KB


Kampung KB merupakan istilah yang baku (tidak diganti dengan istilah yang lain).
Membina dan meningkatkan kesertaan ber-KB.
Dibentuk untuk memantapkan 8 fungsi keluarga.
Pelayanan yang diberikan terintegrasi antara program KKBPK dengan lintas sektor terkait.
Merupakan gerakan yang diprakarsai masyarakat bukan proyek pemerintah dan swasta.
Tidak ada muatan politis didalamnya.
Tujuan Pembentukan Kampung KB:
Tujuan Umum:
Meningkatkan partisipasi keluarga, masyarakat, peran pemerintah, lembaga non pemerintah
serta swasta dalam melaksanakan program KKBPK sesuai dengan kebutuhan dan kondisi
wilayah.

Tujuan Khusus:
Meningkatkan komitmen mitra dan stakeholder
Meningkatkan peran serta masyarakat
Meningkatkan KIE program KKBPK kepada sasaran dan masyarakat
Meningkatkan mekop di tingkat lini lapangan
Meningkatkan koordinasi, kerjasama dan terintegrasinya program
Meningkatkan kualitas data dan informasi keluarga
Meningkatkan cakupan program KKBPK
Sasaran Kampung KB
Sasaran Langsung:
Keluarga
Pasangan Usia Subur
Masyarakat
Balita, Remaja, Lansia
Sasaran Tidak Langsung:
Tokoh Masyarakat.
Organisasi masyarakat (PPKBD, Sub-PPKBD, DKM, Karang Taruna dsb).
Petugas Lapangan dan Provider's.
Balita, Remaja, Lansia.

PEMBAHASAN
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 Bab I Pasal 1 ayat 8
Ketentutan Umum tentang (Perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga),
Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan,
mengatur kehamilan melalui promosi, perlindungan dan bantuan sesuai dengan hak
reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas. Untuk mencapai tujuan tersebut,
pemerintah perlu mengintervensi dalam mengatur kelahiran, tetapi tidak mengurangi hak
seseorang sesuai dengan tujuan Program KB secara umum membentuk keluarga kecil sesuai
dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar
diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya
(UU No. 52 Tahun 2009).
Program KB bertujuan mengendalikan fertilitas yang membutuhan metode kontrasepsi yang
berkualitas agar dapat meningkatkan kesehatan reproduksi dan kesehatan seksual.
Pelaksanaannya dipengaruhi sumberdaya pelaksanaan program KB, cara pandang masyarakat
sendiri terhadap kesehatan reproduksi dan pelayanan KB.

Dalam mencapai tujuan Indonesia menjadi negara maju, memang ada berbagai strategi
yang harus dilakukan. Strategi-starategi tersebut bukanlah hal yang mudah, namun bukan
tidak mungkin untuk dilakukan. Kampung KB ialah salah satu strategi yang dicanangkan
oleh pemerintah. Program Kampung KB menjadi ikon Program Kependudukan, KB dan
Pembangunan Keluarga (KKBPK). Kampung KB sebagai wahana pemberdayaan masyarakat
adalah sebuah program dari BKKBN untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di
tingkat kampung atau yang setara melalui program KKBPK serta pembangunan sektor terkait
lainnya dalam rangka mewujudkan keluarga kecil berkualitas. Sejak tahun 2016 sampai
sekarang sudah sekitar 14.000. Di akhir tahun 2018 ini, pemerintah akan menyelesaikan
pembangunan sekitar 21.000 Kampung KB di seluruh Indonesia. Jumlah itu telah mencakup
1.000 target desa di 100 kabupaten dan kota pada tahun 2018 dan 600 desa di 60 kabupaten
dan kota pada tahun 2019. Jadi 1.600 desa tersebut itu nanti tercakup di dalam 21.000
Kampung KB yang sudah ada.
Kampung KB adalah unit terkecil dari desa kecil yang berisi kegiatan untuk
pembangunan kependudukan. Kampung KB adalah satuan wilayah setingkat RW atau dusun
yang memiliki kriteria tertentu dimana terdapat keterpaduan program Kependudukan,
Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) dan pembangunan sektor terkait
yang dilaksanakan secara sistemik dan sistematis. Kampung KB dicanangkan pertama kali
oleh Presiden Joko Widodo di kabupaten Cirebon Jawa Barat pada tanggal 14 Januari 2016.
Kampung KB bukan hanya melibatkan Dinas KB saja, namun juga melibatkan seluruh
Dinas intansi terkait untuk bersama-sama meningkatkan kualitas hidup masyarkat terutama
masyarakat yang berada di daerah-daerah pinggiran, perbatasan, terpencil dan wilayah
nelayan. Intansi terkait yang terlibat pada program ini adalah Kementrian Kesehatan, Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil, Departemen agama dan organisasi keagamaan, Dinas
Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak.

Ruang lingkup pelaksanaan kampung KB, antara lain Kependudukan, Keluarga


Berencana, Ketahanan Keluarga dan Pemberdayaan Keluarga, serta kegiatan lintas sektor
(bidang pemukiman, sosial ekonomi, kesehatan, pendidikan, pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak). Bahkan pada september 2018 ini, Kapolres Sekadau AKBP Anggon
Salazar Tarmizi mengatakan, kampung KB merupakan kegiatan lintas sektoral melibatkan
Dinas Kesehatan, BKKBN dan unsur terkait lainnya. Hal itu, menindaklanjuti program
pemerintah untuk mengatasi masalah kependudukan serta terbinanya peserta KB aktif dan
mengaplikasikan 8 fungsi keluarga, dan koordinasi lintas sektor.

“Pencanangan tersebut merupakan program tahunan dan komitmen serta kepedulian Polri
dalam memberikan pengabdian terbaik melalui penyediaan layanan kesehatan yang sangat
dibutuhkan masyarakat. Dengan masalah kependudukan dan memiliki dampak yang luas
terhadap segala sendi kehidupan.

Artinya bahwa tidak hanya dinas yang terkait dengan kependudukan, kesehatan, dan
pemberdayaan wanita saja yang terlibat tapi kini sektor ketahanan dan keamanan negara pun
ikut andil untuk mensukseskan program KB. Dengan ada will power, kemauan atau tekad
dalam diri dalam mendukung dan mensukseskan program KB. Ia berharap, agar program
yang telah dicanangkan dapat berjalan dengan dukung seluruh masyarakat. “Apabila sudah
tahu manfaatnya, maka akan sadar bahwa program tersebut sangat berguna bukan hanya
untuk keluarga tapi juga bagi masyarakat, bangsa dan negara.
Pemerintah Provinsi Banten bakal menargetkan pembentukan Kampung KB (Keluarga
Berencana) di 155 wilayah kecamatan di Banten. Perda Ketahanan Pangan yang sedang
dibahas antara DPRD dan Pemrov Banten disebutkan akan menjadi payung hukum penopang
pelaksanaan program KB di Banten. program kampung KB berdampak terhadap kualitas
individu karena berkaitan dengan kesehatan dan kualitas hidup ibu/perempuan, juga kualitas
bayi dan anak. Hal ini kan akan menekan angka kemiskinan dan kelaparan, mewujudkan
pendidikan dasar untuk semua, mengurangi angka kematian anak, sampai pada meningkatkan
kesehatan ibu,
Dengan Perda tersebut, Pemprov nanti akan punya legal standing untuk membantu
memfasilitasi bukan saja program Kampung KB, tapi juga upaya ketahanan keluarga di setiap
rumah warga Banten,
Tugas dalam program KB bukan semata soal bagaimana keluarga hanya punya 2
anak, tapi lebih dari itu, mulai dari memberikan pemahaman soal meruginya pernikahan dini,
kembang tumbuh anak, hingga pola pengajaran pada remaja agar generasi muda kita tumbuh
menjadi generasi muda yang berkualitas.
Pembentukan Kampung KB harus memenuhi kriteria utama yaitu wilayah yang
memiliki jumlah keluarga miskin di atas rata-rata tingkat desa/kelurahan dimana kampung
tersebut berada, dan jumlah peserta KB di bawah rata-rata pencapaian tingkat desa/kelurahan
dimana kampung tersebut berlokasi.
Untuk Kabupaten Serang baru punya 30 kampung KB dari 326 desa di Kabupaten
Serang, Tahun 2017, jumlah kampung yang dicanangkan sebagai Kampung KB sebanyak 29
kampung tersebar di 29 desa di Kabupaten Serang. Diantaranya di Kampung Serahan RT.01
dan RT.02 Desa Sukasari, Kecamatan Tunjungteja. persoalan di Kabupaten Serang adalah
tingkat kemiskinan dan pengangguran masih tinggi. Angka kelahiran paling banyak pada
keluarga miskin. Jika itu tidak segera diselesaikan, kemiskinan akan kian bertambah. “
Dengan semakin banyak kelahiran di masyarakat miskin ini semakin besar yang tidak lulus
sekolah.
Kampung KB ini merupakan kampung yang tak hanya dibina oleh DKBPPPA, tapi
juga organisasi-organisasi perangkat daerah (OPD) lain. Dimana tugas dinas lain pun harus
masuk, harus searah. Soal pemberdayaan ekonomi misalnya itu bisa dilakukan oleh Dinas
Pertanian, Dinas Perdagangan, Dinas Perikanan.
Kepala DKBPPPA Kabupaten Serang Oyon Suryono mengatakan, kampung KB ini
merupakan keterpaduan lintas OPD yang diharapkan bisa mengatasi persoalan-persoalan di
kampung tersebut, sehingga bisa meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM).
Kampung yang dipilih sebagai kampung KB dengan persyaratan di antara kampung,
kepesertaan KB rendah, pendidikan rendah, kemiskinan tinggi dan buta huruf juga masih
tinggi.
Kepala Desa Sukasari Muhammad Rohim mengatakan, desanya yang berada di
perbatasan Kabupaten Lebak dan Pandeglang ini tingkat pendidikan warganya masih rendah.
Yakni 120 orang tidak tamat SD, 210 orang tidak tamat SMP, dan 310 tidak tamat SMA.
Kemudian ada 67 rumah tidak layak huni dan 72 kepala keluarga (KK) miskin.
Untuk mengatasi hal tersebut maka kepala BKKBN Perwakilan Banten Busmar
Edisyaf mengatakan untuk tahun ini direncanakan sebanyak 155 kampung KB di Provinsi
Banten. “ Ini pencanangan kegiatan keempat dari sebelumnya yakni di Lebak, Pandeglang
dan Kota Serang, “ ujarnya.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.materipelajar.com/2017/01/teori-kependudukan-dan-ledakan-penduduk.html
https://kampungkbsekong.blogspot.com/2017/10/definisikpkb.html
https://www.wawasanpendidikan.com/2015/12/pengertian-keluarga-berencana-menurut-
pendapat-ahli.html

Anda mungkin juga menyukai