Abstract
Keywords Kependudukan, Program KB, Kampung KB
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pembangunan nasional pada hakekatnya merupakan upaya untuk mewujudkan suatu
masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan pancasila di
dalam wadah negara kesatuan yang merdeka, berdaulat, bersatu dan berkedaulatan rakyat.
Dengan kata lain pembangunan nasional bertujuan untuk meningkatakan mutu kehidupan
setiap warga negara indonesia. Oleh karena itu, seluruh potensi, sumber daya dan upaya
dikerahkan untuk tercapainya pembangunan nasional tersebut.
Sumber daya manusia/penduduk, merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan
dalam keberhasilan pembangunan. Jumlah penduduk yang besar dengan pertumbuhan
penduduk yang besar dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi merupakan modal dasar
pembangunan, namun di sisi lain, jumlah penduduk yang besar dengan pertumbuhan
penduduk yang tinggi juga akan menjadi beban bagi suatu negara untuk memenuhi
kebutuhan dasar penduduknya seperti sandang, pangan, dan papan maupun kebutuhan-
kebutuhan lainnya. Sehingga jumlah dan pertumbuhan penduduk yang tinggi tersebut akan
menjadi masalah dalam pembangunan, yang pada akhirnya dapat menghambat proses
pembangunan itu sendiri.
Mengenai kompleksitasnya masalah kependudukan, sebagaimana juga diungkapkan
oleh Brown (1978), bahwa masalah penduduk pada dasarnya masalah yang kompleks,
namun selama ini perhatian masyarakat terpusat pada segi pangan, padahal pengaruh
pertumbuhan penduduk menyentuh begitu banyak bidang kehidupan, sehingga harus
dipelajari oleh ahli ekonomi, ahli lingkungan, ahli cuaca, ahli politik , ahli perencanaan
kota, dan ahli-ahli lainnya. Tidak cukup kiranya hanya mengungkapkan segi-segi masalah
penduduk dalam mengukur besarnya penduduk, laju pertumbuhan penduduk, komposisi
umur dan jenis kelamin, tingkat kesuburan, serta membuat model memperkirakan arah
perkembangan penduduk.
1. Definisi KB
Keluarga berencana merupakan usaha untuk mengukur jumlah anak dan jarak
kelahiran anak yang diinginkan. Maka dari itu, Pemerintah mencanangkan program atau
cara untuk mencegah dan menunda kehamilan (Sulistyawati, 2013).
2. Tujuan Program KB
1. Insentif
Insentif adalah biaya yang diberikan pada pasangan dengan sedikit anak. Contoh insentif
adalah seperti di Indonesia Pegawai Negeri Sipil (PNS) anak 1 dan 2 mendapatkan tunjangan
dari pemerintah, sedangkan anak ke 3 dan seterusnya tidak mendapatkan tunjangan.
2. Sanksi
Sanksi adalah pasangan yang memiliki banyak anak akan diberi sanksi seperti membayar
pajak lebih besar.Contoh sanksi adalah seperti di RRC menerapkan pengendalian ledakan
penduduk dengan sanksi dan insentif. Sedangkan negara Cina menerapkan sanksi yakni
pasangan suami istri yang memiliki anak lebih dari 1 tanpa izin dari pemerintah maka akan
dikenai sanksi karena dianggap illegal.
a. Keluarga berencana
Tujuan Khusus:
Meningkatkan komitmen mitra dan stakeholder
Meningkatkan peran serta masyarakat
Meningkatkan KIE program KKBPK kepada sasaran dan masyarakat
Meningkatkan mekop di tingkat lini lapangan
Meningkatkan koordinasi, kerjasama dan terintegrasinya program
Meningkatkan kualitas data dan informasi keluarga
Meningkatkan cakupan program KKBPK
Sasaran Kampung KB
Sasaran Langsung:
Keluarga
Pasangan Usia Subur
Masyarakat
Balita, Remaja, Lansia
Sasaran Tidak Langsung:
Tokoh Masyarakat.
Organisasi masyarakat (PPKBD, Sub-PPKBD, DKM, Karang Taruna dsb).
Petugas Lapangan dan Provider's.
Balita, Remaja, Lansia.
PEMBAHASAN
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 Bab I Pasal 1 ayat 8
Ketentutan Umum tentang (Perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga),
Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan,
mengatur kehamilan melalui promosi, perlindungan dan bantuan sesuai dengan hak
reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas. Untuk mencapai tujuan tersebut,
pemerintah perlu mengintervensi dalam mengatur kelahiran, tetapi tidak mengurangi hak
seseorang sesuai dengan tujuan Program KB secara umum membentuk keluarga kecil sesuai
dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar
diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya
(UU No. 52 Tahun 2009).
Program KB bertujuan mengendalikan fertilitas yang membutuhan metode kontrasepsi yang
berkualitas agar dapat meningkatkan kesehatan reproduksi dan kesehatan seksual.
Pelaksanaannya dipengaruhi sumberdaya pelaksanaan program KB, cara pandang masyarakat
sendiri terhadap kesehatan reproduksi dan pelayanan KB.
Dalam mencapai tujuan Indonesia menjadi negara maju, memang ada berbagai strategi
yang harus dilakukan. Strategi-starategi tersebut bukanlah hal yang mudah, namun bukan
tidak mungkin untuk dilakukan. Kampung KB ialah salah satu strategi yang dicanangkan
oleh pemerintah. Program Kampung KB menjadi ikon Program Kependudukan, KB dan
Pembangunan Keluarga (KKBPK). Kampung KB sebagai wahana pemberdayaan masyarakat
adalah sebuah program dari BKKBN untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di
tingkat kampung atau yang setara melalui program KKBPK serta pembangunan sektor terkait
lainnya dalam rangka mewujudkan keluarga kecil berkualitas. Sejak tahun 2016 sampai
sekarang sudah sekitar 14.000. Di akhir tahun 2018 ini, pemerintah akan menyelesaikan
pembangunan sekitar 21.000 Kampung KB di seluruh Indonesia. Jumlah itu telah mencakup
1.000 target desa di 100 kabupaten dan kota pada tahun 2018 dan 600 desa di 60 kabupaten
dan kota pada tahun 2019. Jadi 1.600 desa tersebut itu nanti tercakup di dalam 21.000
Kampung KB yang sudah ada.
Kampung KB adalah unit terkecil dari desa kecil yang berisi kegiatan untuk
pembangunan kependudukan. Kampung KB adalah satuan wilayah setingkat RW atau dusun
yang memiliki kriteria tertentu dimana terdapat keterpaduan program Kependudukan,
Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) dan pembangunan sektor terkait
yang dilaksanakan secara sistemik dan sistematis. Kampung KB dicanangkan pertama kali
oleh Presiden Joko Widodo di kabupaten Cirebon Jawa Barat pada tanggal 14 Januari 2016.
Kampung KB bukan hanya melibatkan Dinas KB saja, namun juga melibatkan seluruh
Dinas intansi terkait untuk bersama-sama meningkatkan kualitas hidup masyarkat terutama
masyarakat yang berada di daerah-daerah pinggiran, perbatasan, terpencil dan wilayah
nelayan. Intansi terkait yang terlibat pada program ini adalah Kementrian Kesehatan, Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil, Departemen agama dan organisasi keagamaan, Dinas
Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak.
“Pencanangan tersebut merupakan program tahunan dan komitmen serta kepedulian Polri
dalam memberikan pengabdian terbaik melalui penyediaan layanan kesehatan yang sangat
dibutuhkan masyarakat. Dengan masalah kependudukan dan memiliki dampak yang luas
terhadap segala sendi kehidupan.
Artinya bahwa tidak hanya dinas yang terkait dengan kependudukan, kesehatan, dan
pemberdayaan wanita saja yang terlibat tapi kini sektor ketahanan dan keamanan negara pun
ikut andil untuk mensukseskan program KB. Dengan ada will power, kemauan atau tekad
dalam diri dalam mendukung dan mensukseskan program KB. Ia berharap, agar program
yang telah dicanangkan dapat berjalan dengan dukung seluruh masyarakat. “Apabila sudah
tahu manfaatnya, maka akan sadar bahwa program tersebut sangat berguna bukan hanya
untuk keluarga tapi juga bagi masyarakat, bangsa dan negara.
Pemerintah Provinsi Banten bakal menargetkan pembentukan Kampung KB (Keluarga
Berencana) di 155 wilayah kecamatan di Banten. Perda Ketahanan Pangan yang sedang
dibahas antara DPRD dan Pemrov Banten disebutkan akan menjadi payung hukum penopang
pelaksanaan program KB di Banten. program kampung KB berdampak terhadap kualitas
individu karena berkaitan dengan kesehatan dan kualitas hidup ibu/perempuan, juga kualitas
bayi dan anak. Hal ini kan akan menekan angka kemiskinan dan kelaparan, mewujudkan
pendidikan dasar untuk semua, mengurangi angka kematian anak, sampai pada meningkatkan
kesehatan ibu,
Dengan Perda tersebut, Pemprov nanti akan punya legal standing untuk membantu
memfasilitasi bukan saja program Kampung KB, tapi juga upaya ketahanan keluarga di setiap
rumah warga Banten,
Tugas dalam program KB bukan semata soal bagaimana keluarga hanya punya 2
anak, tapi lebih dari itu, mulai dari memberikan pemahaman soal meruginya pernikahan dini,
kembang tumbuh anak, hingga pola pengajaran pada remaja agar generasi muda kita tumbuh
menjadi generasi muda yang berkualitas.
Pembentukan Kampung KB harus memenuhi kriteria utama yaitu wilayah yang
memiliki jumlah keluarga miskin di atas rata-rata tingkat desa/kelurahan dimana kampung
tersebut berada, dan jumlah peserta KB di bawah rata-rata pencapaian tingkat desa/kelurahan
dimana kampung tersebut berlokasi.
Untuk Kabupaten Serang baru punya 30 kampung KB dari 326 desa di Kabupaten
Serang, Tahun 2017, jumlah kampung yang dicanangkan sebagai Kampung KB sebanyak 29
kampung tersebar di 29 desa di Kabupaten Serang. Diantaranya di Kampung Serahan RT.01
dan RT.02 Desa Sukasari, Kecamatan Tunjungteja. persoalan di Kabupaten Serang adalah
tingkat kemiskinan dan pengangguran masih tinggi. Angka kelahiran paling banyak pada
keluarga miskin. Jika itu tidak segera diselesaikan, kemiskinan akan kian bertambah. “
Dengan semakin banyak kelahiran di masyarakat miskin ini semakin besar yang tidak lulus
sekolah.
Kampung KB ini merupakan kampung yang tak hanya dibina oleh DKBPPPA, tapi
juga organisasi-organisasi perangkat daerah (OPD) lain. Dimana tugas dinas lain pun harus
masuk, harus searah. Soal pemberdayaan ekonomi misalnya itu bisa dilakukan oleh Dinas
Pertanian, Dinas Perdagangan, Dinas Perikanan.
Kepala DKBPPPA Kabupaten Serang Oyon Suryono mengatakan, kampung KB ini
merupakan keterpaduan lintas OPD yang diharapkan bisa mengatasi persoalan-persoalan di
kampung tersebut, sehingga bisa meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM).
Kampung yang dipilih sebagai kampung KB dengan persyaratan di antara kampung,
kepesertaan KB rendah, pendidikan rendah, kemiskinan tinggi dan buta huruf juga masih
tinggi.
Kepala Desa Sukasari Muhammad Rohim mengatakan, desanya yang berada di
perbatasan Kabupaten Lebak dan Pandeglang ini tingkat pendidikan warganya masih rendah.
Yakni 120 orang tidak tamat SD, 210 orang tidak tamat SMP, dan 310 tidak tamat SMA.
Kemudian ada 67 rumah tidak layak huni dan 72 kepala keluarga (KK) miskin.
Untuk mengatasi hal tersebut maka kepala BKKBN Perwakilan Banten Busmar
Edisyaf mengatakan untuk tahun ini direncanakan sebanyak 155 kampung KB di Provinsi
Banten. “ Ini pencanangan kegiatan keempat dari sebelumnya yakni di Lebak, Pandeglang
dan Kota Serang, “ ujarnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.materipelajar.com/2017/01/teori-kependudukan-dan-ledakan-penduduk.html
https://kampungkbsekong.blogspot.com/2017/10/definisikpkb.html
https://www.wawasanpendidikan.com/2015/12/pengertian-keluarga-berencana-menurut-
pendapat-ahli.html