Abstrak
Latar belakang: Ibu menyusui memerlukan tambahan makanan untuk meningkatkan produksi ASI sehingga
dapat membantu menambah berat badan bayi. Kurma merupakan salah satu buah dengan gizi lengkap yang
dapat diberikan untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu menyusui.
Tujuan: Menganalisis perbedaan pemberian sari kurma (Phoenix dactylifera L) dan susu kental manis
(SKM) pada ibu menyusui eksklusif terhadap penambahan berat badan bayi usia 0-5 bulan.
Metode: Penelitian ini menggunakan quasi eksperiment pre-post test control group design. Penelitian
diawali skrining terhadap ibu yang melakukan ASI eksklusif di Puskesmas Srondol Kulon, Ngesrep dan
Padangsari yang memenuhi kriteria inklusi. Penelitian dibagi dua subjek yakni 28 ibu menyusui eksklusif
yang diberikan SKM sebanyak 40 gram dan 28 ibu menyusui eksklusif yang diberikan sari kurma sebanyak
45 gram selama 4 minggu. Data dianalisis menggunakan independent t test untuk mengetahui perbedaan
penambahan berat badan pada bayi usia 0- 5 bulan pada kedua kelompok
Hasil: Berat badan bayi pada kelompok sari kurma dan kelompok SKM sebelum perlakuan masing- masing
5117,9±1223,33 gram dan 5125,0±1299,75 gram (p=0,124). Rerata asupan energi selama penelitian pada
kelompok SKM lebih tinggi dibandingkan kelompok sari kurma 2.588±86,34 kalori vs 2.417±179,40 kalori
(p=0,001). Rerata penambahan berat badan bayi pada kelompok yang ibu mendapat sari kurma dan SKM
masing- masing 1162,50±304,78 gram dan 632,14±425,18 gram (p = 0,001).
Kesimpulan: Sari kurma dan susu kental manis yang diberikan pada ibu yang menyusui eksklusif dapat
meningkatkan berat badan bayi usia 0-5 bulan. Ada perbedaan yang bermakna untuk penambahan berat
badan bayi selama empat minggu pada kedua kelompok (p<0,05).
Cakupan ASI eksklusif berbagai negara menjadi 54,3% di tahun 2013 (Depkes, 2010).
pada tahun 2010 masing- masing 46% di India, Cakupan ASI eksklusif di Semarang pada tahun
34% di Filipina, 27% di Vietnam dan 24% di 2013 sebesar 61,5%. Nilai ini masih dibawah
Myanmar (Depkes RI, 2010). Cakupan ASI Standar Pelayanan Minimal (SPM) Departemen
eksklusif di Indonesia berdasarkan Direktorat Bina Kesehatan yaitu 85%. Peraturan Gubernur Jawa
Gizi menunjukkan penurunan dari 68% pada tahun Tengah No. 56 tahun 2011 tentang Kebijakan
2011 menjadi 55,7% pada tahun 2012 (Depkes Program Peningkatan Pemberian ASI ternyata
RI, 2013). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) belum efektif dalam meningkatkan cakupan ASI
2013 menunjukkan cakupan ASI hanya 42% dan eksklusif di Semarang (Pemkot Semarang, 2013).
65
Vol XI Nomor 3 Julil 2016 – Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887
Air Susu Ibu (ASI) eksklusif mencapai usia enam bulan hanya dapat
merupakan ASI yang diberikan kepada bayi dilakukan melalui perbaikan gizi ibu. Hal ini
sejak dilahirkan selama enam bulan tanpa menggambarkan bahwa makanan yang
menambahkan dan atau mengganti dengan dikonsumsi ibu menyusui sangat berpengaruh
makanan atau minuman lain (Diah, 2001). terhadap produksi ASI (Petit, 2013). Ibu
ASI mengandung berbagai zat gizi yang menyusui harus memiliki status gizi baik agar
dibutuhkan dalam proses pertumbuhan dan dapat menghasilkan ASI yang optimal
perkembangan bayi serta merupakan makanan sehingga dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi
pertama dan terbaik yang bersifat alamiah serta perlu mendapat tambahan makanan
(Roesli, 2008). ASI mengandung lebih dari untuk menghindari kemunduran dalam
200 unsur-unsur pokok, antara lain zat putih pembuatan dan produksi ASI (Wahyuni,
telur, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, 2012).
faktor pertumbuhan, hormon, enzim, zat Jumlah ASI yang sedikit bisa diatasi
kekebalan dan sel darah putih (Marmi, 2012). dengan mengkonsumsi sayur- sayuran dan
Kebutuhan gizi ibu menyusui lebih buah yang tepat (Sakka, 2014). Buah kurma
banyak daripada ibu hamil. Kebutuhan merupakan buah dari tanaman Phoenix
makanan pada ibu menyusui meningkat dactylifera yang memiliki biji dengan satu
dikarenakan makanan diperlukan untuk lembaga. Kurma banyak mengandung
menghasilkan sejumlah ASI yang sangat karbohidrat, lemak, protein, berbagai mineral
diperlukan sebagai makanan utama bayi dan vitamin serta memiliki kandungan serat
(Kartono et al, 2012). Kebutuhan gizi ibu yang cukup tinggi (Vyawahare et al, 2009).
menyusui pada enam bulan pertama Penelitian yang dilakukan oleh Marshall dan
memerlukan tambahan kalori sebanyak 330 Al- Shahib mengatakan bahwa kurma
kalori, protein sebanyak 20 gram dan lemak memiliki fungsi sebagai pangan fungsional
sebanyak 11 gram dari kebutuhan utama (Waspadji, 2007). Kurma dalam bahan
sebesar 2150- 2250 kalori, 56- 57 gram makanan penukar dimasukkan dalam
protein dan 60- 75 gram lemak (Brown, golongan kelima yakni golongan buah dengan
2005). Kekurangan gizi pada ibu menyusui satu satuan penukar setara 50 kalori, 10 gram
menimbulkan gangguan kesehatan pada ibu protein dan 10 gram karbohidrat (Waspadji,
dan bayinya. Gangguan pada bayi meliputi 2007).
proses tumbuh kembang anak terhambat Pembuatan sediaan sari kurma
termasuk berat badan (BB) dan panjang badan merupakan salah satu cara yang dilakukan
(PB) bayi, bayi mudah sakit dan mudah untuk memudahkan para ibu mengkonsumsi
terkena infeksi (Kartono et al, 2012). kurma. Sari kurma merupakan kurma yang
Kebutuhan gizi bayi hingga usia enam bulan dihaluskan dan diambil sarinya. Sari kurma
diperoleh melalui ASI. Produksi ASI yang ini berbentuk cair dengan konsistensi yang
cukup, baik jumlah dan kualitasnya sangat kental, berwarna hitam dan terasa sangat
menentukan pertumbuhan bayi. Upaya manis serta mengandung zat gizi yang
pencapaian gizi bayi yang optimal hingga lengkap seperti buah kurma. Penelitian oleh
66
Vol XI Nomor 3 Julil 2016 – Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887
Abeer El Sakka, dkk mengatakan bahwa menyusui yang memenuhi kriteria inklusi
pemberian kurma sebanyak 100 gram yang yang telah ditetapkan, diambil sebagai sampel
setara dengan 314 kalori dan teh herbal kemudian dibagi menjadi dua kelompok
Fenugreek pada ibu menyusui dapat berperan (Alatas H et al, 2002). Kriteria inklusi
sebagai galactogogues sehingga meliputi ibu melahirkan bayi aterm (sesuai
meningkatkan berat badan bayi dalam dua masa kehamilan) yang memiliki berat badan >
minggu pertama pasca melahirkan (Al-Shahib 2500 gram, umur 20- 40 tahun, menyusui
dan Marshall, 2003). bayinya secara eksklusif dan tidak bekerja,
Galactogogues merupakan obat atau bersedia mengikuti penelitian dengan
substansi selain obat yang dipercaya dapat menandatangani informed consent. Kriteria
membantu inisiasi, pemeliharaan dan eksklusi penelitian meliputi ibu melahirkan
meningkatkan produksi ASI. Galactogogue dengan BBLR (berat badan lahir <2500
yang berupa rempah- rempah atau tanaman gram), ibu melahirkan anak kembar, ibu
obat seringkali memiliki kandungan menyusui tandem (menyusui lebih dari 1
komposisi yang tidak diketahui dan beberapa bayi), ibu melahirkan bayi cacat, ibu atau bayi
tidak memiliki standar dosis tepat. dalam perawatan penyakit lain, ibu perokok
Berdasarkan latar belakang tersebut atau mengkonsumsi alkohol, ibu
maka peneliti akan meneliti pengaruh menggunakan kontrasepsi hormonal, ibu
2
pemberian sediaan sari kurma sebanyak 45 ml dengan IMT < 18 kg/m . Penelitian
yang setara dengan 130,5 kalori dan 1,5 gram dilaksanakan di Puskesmas Padangsari,
protein selama empat minggu yang Puskesmas Ngesrep, Puskesmas Srondol
ditambahkan dalam konsumsi ibu menyusui Semarang pada bulan Juli sampai Agustus
sehingga dapat memberikan dampak yang 2015. Jumlah sampel pada penelitian ini
nyata pada berat badan pada bayi usia 0- 5 berjumlah 60 orang yang terbagi menjadi dua
bulan. kelompok.
Analisis data untuk mengetahui
METODE perbedaan penambahan berat badan kedua
Penelitian ini merupakan penelitian kelompok menggunakan Independent sample
eksperimental semu (quasi experiment) t- test. Etik penelitian ini mendapatkan
dengan rancangan pre- post test control group persetujuan dari Komisi Etik Penelitian
design. Penelitian diawali skrining terhadap Kesehatan (KEPK) Fakultas Kedokteran
ibu yang melakukan ASI eksklusif. Penelitian Universitas Diponegoro Semarang No.
menggunakan dua kelompok yaitu kelompok 254/EC/FK-RSDK/2015.
susu kental manis adalah ibu menyusui
eksklusif yang tidak mendapatkan sari kurma HASIL DAN PEMBAHASAN
dan kelompok sari kurma adalah ibu
Responden penelitian terbagi
menyusui eksklusif yang mendapat sari
menjadi dua kelompok yakni kelompok sari
kurma. Pengambilan sampel secara
kurma sebanyak 30 orang ibu menyusui
consecutive sampling yaitu semua ibu
eksklusif yang mendapat 45 gram sari kurma
67
Vol XI Nomor 3 Julil 2016 – Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887
dan kelompok susu kental manis sebanyak 30 orang. Satu orang responden kelompok susu
orang ibu menyusui eksklusif yang kental manis mengkonsumsi kurang dari 80%
mendapatkan 40 gram susu kental manis. dan satu orang responden pada kelompok
Pada akhir penelitian terdapat dua orang ibu tidak bersedia melanjutkan penelitian. Total
menyusui eksklusif dari kelompok sari kurma responden sampai akhir penelitian sebanyak
dan dua ibu menyusui eksklusif dari 56 orang ibu menyusui eksklusif. Kelompok
kelompok susu kental manis yang drop out. sari kurma sebanyak 28 orang dan kelompok
Drop out dikarenakan dua responden susu kental manis sebanyak 28 orang.
kelompok sari kurma mengkonsumsi kurang Karakteristik responden pada masing- masing
dari 80%. Responden kelompok susu kental kelompok dapat dilihat pada tabel 1.
manis mengalami drop out sebanyak dua
Tabel 1. Karakteristik responden sebelum intervensi
SKM
Sari kurma (n= 28)
responden (n= 28) p
Rerata±SB Rerata±SB
Umur ibu (th) 29,32±5,11 29,29±5,01 0,992◊
BB ibu (kg) 54,68±5,66 59,68±5,24 0,467◊
TB ibu (cm) 152,86±4,79 155,36±3,64 0,105◊
IMT ibu (kg/m2) 23,40±2,18 24,68±1,37 0,201◊
0,142
BBL bayi (gram) 3157,14±348,99 3042,86±208,04
BB bayi pre (gram) 5117,9±1223,33 5125,0±1299,75 0,983*
◊
p homogeneity of variance (p>0.05)
p*uji independent t test p>0,05(tidak ada beda
Analisis statistik menunjukkan tidak berarti bahwa kedua kelompok berasal dari
terdapat perbedaan umur, berat badan dan populasi yang memiliki ragam sama.
tinggi badan responden pada saat awal Karakteristik responden berdasarkan
penelitian (p>0,05). Analisis statistik ini asupan energi dan protein selama penelitian
dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Asupan Energi dan Protein selama penelitian
Kelompok
Variabel Sari kurma (n= 28) SKM (n= 28) p
Rerata±SB Rerata±SB
Asupan
Energi (kkal) 2.426±141,77 2.440±106,67 0,66⌂
Protein (gram) 49,78±4,63 50,00±3,23 0,84⌂
uji independent t test p>0,05(tidak ada beda)
Hasil analisis statistik uji Hasil analisis statistik ini dapat disimpulkan
independent t test pada kedua kelompok bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna
diperoleh nilai p pada asupan energi dan asupan energi maupun asupan protein pada
protein masing- masing p= 0,66 dan p= 0,84. kedua kelompok (p>0,05).
68
Vol XI Nomor 3 Julil 2016 – Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887
Tabel 3. Asupan makanan ibu dengan ditambahkan sari kurma dan susu kental manis
Kelompok
Variabel Sari kurma (n= 28) SKM (n= 28) p
Rerata±SB Rerata±SB
Asupan
Energi (kkal) 2.417,20±179,40 2.588,70±86,34 0,000⌂
Protein (gram) 63,74±4,53 50,99±3,24 0,000⌂
p⌂uji independent t test p<0,05(ada beda)
Asupan makan ibu setelah dan status gizi baik memiliki hubungan yang
ditambahkan sari kurma atau susu kental positif dengan berat badan bayi dan produksi
manis dapat dilihat pada tabel 3. Asupan ASI (Anne et al, 2007; Marwat et al, 2009).
energi dan protein pada masing- masing Bayi ditimbang menggunakan baby
kelompok menunjukkan p=0,001 dan scale digital ketelitian 0,01 kg tanpa
p=0,001. Hasil ini menunjukkan bahwa ada mengenakan pakaian termasuk pampers.
perbedaan asupan energi dan protein pada Indikator berat badan memberikan
kedua kelompok (p<0,05). Karbohidrat dan indikasi masalah gizi secara umum. Berat
protein merupakan zat gizi yang dapat badan tidak memberikan indikasi masalah gizi
menghasilkan energi selain lemak. Fungsi yang sifatnya kronis ataupun akut (Supariasa,
utama karbohidrat adalah sebagai sumber 2002). Penambahan berat badan pada
energi, disamping membantu pengaturan penelitian ini bertujuan untuk memantau
metabolisme protein. Kecukupan karbohidrat perkembangan berat badan bayi selama
di dalam makanan akan mencegah intervensi berlangsung.
penggunaan protein sebagai sumber energi Penelitian sebelumnya menunjukkan
sehingga fungsi protein dalam proses bahwa kurma merupakan salah satu makanan
pengangkutan zat gizi termasuk besi ke dalam yang disarankan kepada ibu menyusui
sel – sel tidak terganggu. Protein berfungsi dikarenakan kurma mengandung zat yang
sebagai pembentuk ikatan esensial dalam dapat menstimulasi ASI dan memberikan
tubuh serta berperan dalam proses ketenangan (Sulieman et al, 2012). Kurma
pengangkutan zat gizi dari saluran cerna ke juga memiliki kandungan karbohidrat
dalam darah, dari darah ke jaringan, dan dari terutama dalam bentuk fruktosa, sukrosa dan
membran sel ke dalam sel. Tubuh yang glukosa sehingga mudah diserap tubuh tetapi
kekurangan protein dapat menyebabkan memiliki indeks glikemik rendah serta
gangguan pada absorpsi dan transportasi zat memiliki kandungan protein yang lebih tinggi
gizi (Supariasa et al, 2002). apabila dibandingkan dengan apel, jeruk,
Beberapa penelitian mengenai anggur, dan pisang (Vayalil, 2012; Cinzia et
kecukupan asupan energi yang mempengaruhi al, 2001). Rata-rata penambahan berat badan
status gizi ibu menyusui menunjukkan bahwa bayi selama penelitian berlangsung dapat
pada ibu yang memiliki asupan energi baik dilihat pada tabel 4.
69
Vol XI Nomor 3 Julil 2016 – Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887
Kelompok
Penambahan Berat Badan (gram)
p*
rerata±SB
Sari Kurma 1162,50±304,78
(n= 28)
0,001*
SKM 632,14±425,18
(n= 28)
p* Uji independent t test, signifikan
70
Vol XI Nomor 3 Julil 2016 – Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887
71
Vol XI Nomor 3 Julil 2016 – Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887
72
Vol XI Nomor 3 Julil 2016 – Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887
73
Vol XI Nomor 3 Julil 2016 – Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887