Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi 2
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi 2
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Universal precaution merupakan upaya untuk mmproteksi diri dan orang lain
terhadap resiko keselamatan dan keamanan baik yang terjadi arena faktor fisiologis
maupun karena kelalaian. Ada standar pencegahan yang menggambarkan universal
precaution sebagai petunjuk keselamatan dan keamanan petugas kesehatan yang
dikeluarkan oleh Centers for Disease Control (CDC). Misalnya, adanya petunjuk
proteksi dan pencegahan penularan berbagai infeksi khususnya HIV, tuberkulosis
paru (TBC), dan hepatitis.
Perawat harus dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang memungkinkan
menjadi ancaman keamanan dan keselamatan, baik bagi dirinya, pasien, dan orang-
orang yang berhubungan dengan pasien. Pasien bisa saja mengalami infeksi sekunder
akibat kontak dengan pasien lain, pengunjung, petugas kesehatan, ataupun karena
penggunaan alat kesehatan yang tidak steril. Demikian juga keluarga atau
pengunjung, perawat, dan petugas kesehatan lainnya dapat tertular penyakit oleh
pasien.
Masalah yang paling sering menjadi perhatian serius dari perawatan pasien di
rumah sakit adalah masalah resiko infeksi (infeksi nosokomial). Berbagai upaya
dilakukan untuk menekan angka kejadian infeksi nosokomial, misalnya dengan
perubahan perilaku pemberi pelayanan kesehatan dan sikap pasien atau keluarga.
Perawat bertanggung jawab terhadap proteksi pasien dan dirinya sendiri dalam
mengontrol infeksi. Perawat dan pasien harus mengetahui bagaimana tipe infeksi,
model penyebaran, sumber infeksi, dan bagaimana pencegahan resiko infeksi
(Tarwoto, Wartonah, 2015).
Dengan cara mempraktikan teknik pencegahan dan pengendalian infeksi,
perawat dan pasien dapat mengontrol atau meminimalisir adanya resiko infeksi.
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari infeksi.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis infeksi.
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan infeksi nosokomial.
4. Untuk mengetahui rantai proses terjadinya infeksi.
5. Untuk mengetahui cara penularan mikroorganisme.
6. Untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi proses infeksi.
7. Untuk mengetahui faktor-faktor yang meningkatkan kerentanan terhadap
infeksi.
8. Untuk mengetahui tanda-tanda adanya infeksi.
9. Untuk mengetahui tahapan proses terjadinya infeksi.
10. Untuk mengetahui pedoman pencegahan infeksi.
11. Untuk mengetahui tindakan pengendalian infeksi.
D. Manfaat
Agar mahasiswa dapat mencegah dan mengendalikan atau meminimalisir
terjadinya infeksi dan infeksi nosokomial pada klien.
A. Pengertian Infeksi
Infeksi adalah suatu kondisi penyakit akibat masuknya kuman patogen atau
mikroorganisme lain ke dalam tubuh atau ke tubuh sehingga menimbulkan gejala
tertentu. Apabila pada suatu jaringan terdapat jejas akibat trauma, bakteri, panas,
ataupun bahan kimia, pada jaringan tersebut akan terjadi perubahan sekunder
yang disebut peradangan. Kondisi ini ditandai dengan vasodilatasi pembuluh
darah lokal, peningkatan permeabilitas kapiler, pembekuan cairan dalam ruang
interstisial, migrasi sejumlah besar granulosit dan monosit ke dalam jaringan, dan
pembengkakan sel (Mubarak, Chayatin, 2007).
B. Jenis Infeksi
Berdasarkan jenisnya infeksi dapat dikelompokkan menjadi infeksi lokal,
infeksi sistemik, infeksi oportunistik, infeksi nosokomial, infeksi akut, infeksi
kronis, dan infeksi sekunder (Tarwoto, Wartonah, 2015).
a. Infeksi lokal, yaitu infeksi ynag terjadi pada lokasi tertentu, areanya terbatas,
dan general atau tidak sistemik. Misalnya infeksi pada luka operasi, infeksi
akibat pemasangan, kateter, dan infus. Infeksi lokal ditandai adanya nyeri,
kemerahan, bengkak, adanya pus, pembesaran kelenjar limfe, dan
leukositosis.
b. Infeksi sistemik atau global, yaitu infeksi bersifat menyeluruh atau sistemik
yang dapat menyebar satu atau lebih organ tubuh. Infeksi sistemik yang berat
disebut sepsis yang ditandai adanya demam (suhu tubuh lebih dari 38° C) atau
suhu yang rendah (kurang dari 36° C), pernapasan lebih dari 20 kali/menit
atau PaCO2 kurang dari 32 mmHg dan jumlah leukosit lebih dari 12.000
sel/mm³.
C. Infeksi Nosokomial
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang terjadi di rumah sakit atau dalam
sistem pelayanan kesehatan yang berasal dari proses penyebaran di sumber
pelayanan kesehatan, baik melalui pasien, petugas kesehatan, pengunjung,
maupun sumber lainnya (Hidayat, 2009).
H. Tanda-Tanda Infeksi
Tanda-tanda infeksi secara klinis dapat dilihat pada respons klien, baik lokal
maupun sistemik. Tanda infeksi lokal meliputi:
a. Rubor atau kemerahan, biasanya merupakan tanda yang pertama terlihat
pada daerah yang mengalami infeksi.
A. Kesimpulan
Infeksi merupakan invasi tubuh oleh patogen atau mikroorganisme yang
mampu menyebabkan sakit, jika mikroorganisme gagal menyebabkan cidera
yang serius terhadap sel atau jaringan.
Tindakan pengendalian infeksi yang dapat dilakukan yaitu, aseptik, antiseptik,
dekontaminasi, pencucian, desinfeksi, dan sterilisasi.
B. Saran
Sterilkan alat dengan benar sesuai dengan prosedur.
Jagalah alat dari kontaminasi lingkungan sekitar.
Tangani dengan benar limbah rumah sakit.