Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pneumonia merupakan pembunuh utama balita di dunia, lebih banyak
dibandingkan dengan penyakit lain seperti AIDS, Malaria dan Campak. Di dunia
setiap tahun diperkirakan lebih dari 2 juta Balita meninggal karena pneumonia (1
Balita/15 detik) dari 9 juta total kematian balita.
Pada usia anak-anak, Pneumonia merupakan penyebab kematian terbesar
terutama di negara berkembang termasuk Indonesia. Angka kematian Pneumonia
pada balita di Indonesia diperkirakan mencapai 21 % (Unicef, 2006). Adapun
angka kesakitan diperkirakan mencapai 250 hingga 299 per 1000 anak balita
setiap tahunnya. Fakta yang sangat mencengangkan. Karenanya, kita patut
mewaspadai setiap keluhan panas, batuk, sesak pada anak dengan
memeriksakannya secara dini.
Diantara 5 kematian Balita, 1 diantaranya disebabkan oleh pneumonia.
Bahkan karena besarnya kematian ISPA ini, ISPA/Pneumonia disebut sebagai
pandemi yang terlupakan atau The Forgotten Pandemic.1,2 ( sugihartono,
nurjazuli:2012)
Saat ini pneumonia masih tercatat sebagai masalah kesehatan utama pada
anak di negara berkembang. Pneumonia merupakan penyebab utama morbiditas
dan mortalitas anak balita. Menurut survei kesehatan nasional (SKN) 2001,27,6%
kematian bayi dan 22,8% kematian balita di Indonesia disebabkan oleh penyakit
sistem respiratori,terutama pneumonia (Said, 2008).
Terjadinya pneumonia ditandai dengan gejala batuk dan atau kesulitan
bernapas seperti napas cepat, dan tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam.5
Pada umumnya, pneumonia dikategorikan dalam penyakit menular yang
ditularkan melalui udara, dengan sumber penularan adalah penderita pneumonia
yang menyebarkan kuman dalam bentuk droplet ke udara pada saat batuk atau
bersin. Untuk selanjutnya, kuman penyebab pneumonia masuk ke saluran
pernapasan melalui proses inhalasi (udara yang dihirup), atau dengan cara

1
penularan langsung, yaitu percikan droplet yang dikeluarkan oleh penderita saat
batuk, bersin, dan berbicara langsung terhirup oleh orang di sekitar penderita, atau
memegang dan menggunakan benda yang telah terkena sekresi saluran pernapasan
penderita
Beberapa faktor risko yang berpengaruh terhadap kejadian pneumonia
pada balita antara lain:
umur , jenis kelamin, status gizi, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), tidak ASI
eksklusif, imunisasi tidak memadai, defisiensi vitamin A, pendidikan ibu,
pengetahuan ibu, faktor lingkungan fisik rumah (ventilasi, kelembaban, suhu,
pencahayaan), kepadatan hunian kamar tidur, obat nyamuk bakar, polusi udara
dan tingkat sosial ekonomi rendah.
Meskipun sudah dilakukan berbagai upaya untuk penanggulangan
pneumonia, tetapi kasus pneumonia masih tetap tinggi. Penetapan standar MDGs
adalah untuk mengurangi tingkat kematian hingga dua-pertiga pada tahun 2015
diantara anak usia <5 tahun.

B. Tujuan
 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan SOAP sesuai dengan kasus Balita Dengan
Pneumonia serta mendapatkan pengalaman dalam menangani masalah.

 Tujuan khusus
Setelah melakukan asuhan kebidanan mahasiswa dapat :
Memahami teori Balita dengan Pneumonia
Melaksanakan pengkajian pada Balita dengan Pneumonia
Mengidentifikasi diagnosa/ masalah kebidanan berdasarkan data subjektif dan
data objektif, Menentukan tindakan yang akan dilakukan untuk menangani kasus
balita dengan pneumonia
Melaksanakan perencanaan yang telah dilakukan
Mendokumentasikan secara benar

2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Balita
Balita adalah masa anak mulai berjalan dan merupakan masa yang paling
hebat dalam tumbuh kembang, yaitu pada usia 1 sampai 5 tahun. Masa ini
merupakan masa yang penting terhadap perkembangan kepandaian dan
pertumbuhan intelektual. (Mitayani, 2010)
Balita adalah anak yang berumur 0-59 bulan, pada masa ini ditandai dengan
proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat.
Balita adalah istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah
(3-5 tahun). Saat usia batita, anak masih tergantung penuh kepada orang tua untuk
melakukan kegiatan penting, seperti mandi, buang air dan makan. Perkembangan
berbicara dan berjalan sudah bertambah baik. Namun kemampuan lain masih
terbatas. (Sutomo, 2010)
Bayi pada masa kini adalah pemimpin, ilmuwan, cendekiawan, serta
pekerja dimasa yang akan datang. Mereka adalah generasi penerus nusa dan
bangsa. Namun seperti diketahui,sistem imunitas pada bayi atau balita belum
terbentuk secara sempurna. Oleh karena itu,bayi akan lebih mudah terkena infeksi
bila tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup. (Krisno, 2001).

B. Pneumonia
Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru
(alveoli) biasanya disebabkan oleh masuknya kuman bakteri, yang ditandai oleh
gejala klinis batuk, demam tinggi dan disertai adanya napas cepat ataupun tarikan
dinding dada bagian bawah ke dalam. Dalam pelaksanaan Pemberantasan
Penyakit ISPA (P2ISPA) semua bentuk pneumonia baik pneumonia maupun
bronchopneumonia disebut pneumonia (Depkes RI, 2002).
Pneumonia merupakan penyakit batuk pilek disertai napas sesak atau
napas cepat. Napas sesak ditandai dengan dinding dada bawah tertarik ke dalam,
sedangkan napas cepat diketahui dengan menghitung tarikan napas dalam satu
menit. Untuk balita umur 2 tahun sampai 5 tahun tarikan napasnya 40 kali atau

3
lebih dalam satu menit, balita umur 2 bulan sampai 2 tahun tarikan napasnya 50
kali atau lebih per menit, dan umur kurang dari 2 bulan tarikan napasnya 60 kali
atau lebih per menit (Depkes, 1991).

C. Pneumonia pada balita


Sampai saat ini, penyakit pneumonia merupakan penyebab utama
kematian balita di dunia. Diperkirakan ada 1,8 juta atau 20% dari kematian anak
diakibatkan oleh pneumonia, melebihi kematian akibat AIDS, malaria dan
tuberkulosis.1 Di Indonesia, pneumonia juga merupakan urutan kedua penyebab
kematian pada balita setelah diare.
Terjadinya pneumonia ditandai dengan gejala batuk dan atau kesulitan
bernapas seperti napas cepat, dan tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam.5
Pada umumnya, pneumonia dikategorikan dalam penyakit menular yang
ditularkan melalui udara, dengan sumber penularan adalah penderita pneumonia
yang menyebarkan kuman dalam bentuk droplet ke udara pada saat batuk atau
bersin.
Untuk selanjutnya, kuman penyebab pneumonia masuk ke saluran
pernapasan melalui proses inhalasi (udara yang dihirup), atau dengan cara
penularan langsung, yaitu percikan droplet yang dikeluarkan oleh penderita saat
batuk, bersin, dan berbicara langsung terhirup oleh orang di sekitar penderita, atau
memegang dan menggunakan benda yang telah terkena sekresi saluran pernapasan
penderita.
Kejadian pneumonia pada anak balita berdasarkan diagnosis oleh petugas
kesehatan maupun gejala yang dirasakan/diamati sebesar 4%. Berdasarkan hasil
analisis multivariat, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pneumonia pada
balita adalah jenis kelamin, tipe tempat tinggal, pendidikan ibu, tingkat
ekonomi/kuintil indeks kepemilikan, letak dapur, keberadaan/kebiasaan membuka
jendela dan ventilasi kamar tidur. Hal ini berarti bahwa faktor sosial, demografi,
ekonomi dan lingkungan rumah secara bersama-sama berperan terhadap kejadian
pneumonia pada balita di Indonesia.

4
Hubungan antara status gizi dengan klasifikasi pneumonia pada balita di
puskesmas kota sigli .Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pasien anak
balita yang pneumonia di Puskesmas kota sigli didapatkan 9 balita dengan status
gizi kurang dan 2 balita dengan gizi buruk. telah lama diketahui adanya interaksi
sinergistis antara malnutrisi dan infeksi.
Infeksi derajat apapun dapat memperburuk keadaan gizi melalui gangguan
masukan makanannya dan meningginya kehilangan zat – zat gizi esensial tubuh.
Sebaliknya malnutrisi, walaupun ringan berpengaruh negatif terhadap daya tahan
tubuh sehingga anak menjadi lebih rentan terhadap infeksi.
Faktor – faktor yang mempengaruhi kemungkinan adalah keadaan sosial
ekonomi orang tua balita yang rata – rata dari golongan menengah ke bawah,
terbatasnya pengetahuan dan perhatian orang tua mengenai kesehatan, dan
kurangnya kesadaran orang tua untuk segera memeriksakan anaknya bila sakit.
Analisis Faktor Risiko Kejadian Pneumonia Pada Balita Di Wilayah Kerja
Puskesmas kota sigli. (Sugihartono, Nurjazuli : 2012)
Hasil penelitian di wilayah kerja Puskesmas Kota sigli menyimpulkan bahwa Ada
3 (tiga) variabel yang menjadi faktor risiko dominan terhadap kejadian pneumonia
pada Balita, yaitu riwayat pemberian ASI, kondisi fisik lantai rumah dan
kebiasaan anggota keluarga merokok dalam rumah.

D. ETIOLOGI
Penyebab pneumonia antara lain :
1. Bakteri (paling sering menyebabkan pneumonia pada orang dewasa)
a. Staphylococcus aureus
b. Legionella
c. Hemophillus influenzae
2. Virus
a. Virus influenza
b. Chicken-pox (cacar air)
3. Organisme mirip bakteri
a. Mycoplasma pneumoniae

5
(terutama pada orang dewasa muda dan anak-anak)
4. Jamur tertentu
a. Aspergilus
b. Histoplasma
c. Koksidioidomikosis

E. KLASIFIKASI
Secara garis besar pneumonia dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu :
1. Aspirasi Pneumonia
Terjadi bila bayi tersedak dan ada cairan / makanan masuk ke paru-paru.
Pada BBL, biasanya tersedak karena air ketuban yang bercampur kotoran bayi
sendiri atau karena ASI.
2. Pneumonia Karena Infeksi Virus, Bakteri atau Jamur
Umumnya penyebab infeksi paru adalah virus dan bakteri seperti
streptococcus pneumoniae dan Haemophylus influenzae. Gejala akan muncul 1-2
hari setelah terinfeksi. Gejala muncul mulai dari demam, batuk lalu sesak nafas.
Sedangkan jamur jarang terjadi. Infeksi ini bisa menyebabkan pneumonia lobaris
maupun bronkopneumonia duplex.
3. Pneumonia Akibat Faktor Lingkungan
Polusi udara menyebabkan sesak nafas terutama bagi yang berbakat alergi.
Bila tak diobati bisa mengakibatkan bronkitis selanjutnya akan menjadi
pneumonia.

F. TANDA DAN GEJALA


1. Panas
2. Nyeri tenggorokan
3. Takipnea
4. Retraksi dinding dada
5. Sesak nafas
6. Sakit kepala
7. Nafsu makan berkurang

6
8. Nyeri perut
9. Muntah
10. Batuk dan pilek

G. FREKUENSI NAFAS
Berikut ini merupakan tabel laju nafas anak berdasarkan usia :
Umur Kisaran Normal
0 – 1 bulan 30 – 60 x/mnt
1 bulan – 1 tahun 30 – 60 x/mnt
1 tahun – 2 tahun 25 – 50 x/mnt
3 tahun – 4 tahun 20 – 30 x/mnt
5 tahun – 9 tahun 15 – 30 x/mnt
10 tahun atau lebih 15 – 30 x/mnt

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain :
a. Rontgen dada
b. Pembiakan dahak
c. Hitung jenis darah
d. Gas darah arteri

I. DIAGNOSIS BRONCHO PNEUMONIA


Diagnosis ditegakkan berdasarkan riwayat penyakit dan pemeriksaan fisis
sesuai dengan tanda dan gejala di sertai dengan pemeriksaan penunjang.
Diagnosis dibuat berdasarkan pemeriksaan mikrobiologi / serologi sehingga WHO
mengajukan pedoman diagnosis dan tatalaksana yang lebih sederhana.
Berdasarkan pedoman tersebut pneumonia dibedakan atas :
1. Pneumonia Sangat Berat
a. Terdapat tanda bahaya umum
b. Tidak bisa minum
c. Selalu muntah

7
d. Kejang
e. Tampak letargi
f. Stridor
g. Tarikan diding dada ke dalam

2. Pneumonia
Gejala :
1. Bila tidak ada retraksi
2. Bila nafas cepat yaitu :
Bayi £ 2 bulan ® ³ 60 x/mnt
Anak 2 bulan – 1 tahun ® ³ 50 x/mnt
Anak 1 – 5 tahun ® ³ 40 x/mnt
3. Bukan pneumonia
Gejala :
Hanya batuk tanpa di sertai gejala seperti di atas

J. KOMPLIKASI
1. Pneumothorax
Udara dari alveolus yang pecah disebabkan karena sumbatan atau
peradangan disaluran bronkioli yang membuat udara bisa masuk namun tidak bisa
keluar. Lambat laun alveolus menjadi penuh sehingga tak kuat menampung udara
dan pecah.
2. Empiyema (Paradangan di paru)
Peradangan terjadi karena kuman atau bakteri berhasil dilokalisasi oleh
pertahanan tubuh namun tidak dapat dibasmi akhirnya muncul nanah dan
mengumpul diantara paru-paru dan dinding dada.

K. Manifestasi Klinis
Secara umum dapat dibagi menjadi :
a. Manifestasi nonspesifik infeksi dan toksisitas berupa demam, sakit kepala,
iritable, gelisah, malaise, nafsu makan berkurang, keluhan gasroinlestinal.

8
b. Gejala umum saluran pernapasan bawah berupa batuk, takipnu
ekspektorasi, sputum, napas cuping hidung, sesak napas, air hunger
merintih dan sianosis, anak yang lebih besar dengan pneumonia akan lebih
suka berbaring pada sisi yang sakit dengan lutut tertekuk karena nyeri
dada.
c. Tanda pneumonia berupa retraksi (penarikan dinding dada bagian bawah
kedalam saat bernapas bersama dengan peningkatan frekuensi napas).
Perkusi pekak, fremitus melemah, suara napas melemah dan ronchi.
d. Tanda efusi pleura atau empiema berupa gerak ekskursi dada tertinggal di
daerah efusi, perkusi pekak, fremitus melemah, suara napas melemah,
suara napas tubuler tepat diatas batas cairan, frietion rub, nyeri dada
karena iritasi pleura (nyeri berkurang bila efusi bertambah dan berubah
menjadi nyeri tumpul). Kaku kuduk /meningismus (iritasi meningen tanpa
inflamasi) bila terdapat iritasi pleura lobus atas, nyeri abdomen (kadang
terjadi bila iritasi mengenai diafragma pada pnemonia lobus kanan
bawah). Pada neonetus dan bayi kecil tanda pnemonia tidak selalu jelas.
Efusi pleura pada bayi akan menimbulkan

9
L. PERENCANAAN
Rencana tindakan kommprehensif ditentukan berdasarkan tahapan
terdahulu/sebelumnya untuk mengantisipasi masalah serta diagnose. Pada kasus
pneumonia rencana yang dirumuskan adalah memberikan antibiotik dan berikan
theraphy medis, atur posisi senyaman mungkin.Perencanaan Pulang Secara
Efektif Meningkatkan Kemampuan Ibu Merawat Anak dengan Pneumonia di
Rumah.
Pneumonia adalah salah satu penyebab tingginya morbiditas dan
mortalitas anak di Indonesia. Salah satu faktor risiko untuk pneumonia dan
peningkatan risiko untuk anak-anak yang dirawat di rumah sakit adalah kurangnya
pengetahuan ibu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi efek
perencanaan debit untuk kemampuan ibu dalam merawat anak dengan pneumonia
di rumah. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan desain
kelompok posttest only.

M. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 04-10-2018 Jam : 11:45 WIB
Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa anaknya terkena
pneumonia.
Evaluasi : ibu mengerti dengan penjelasan bidan
Memberikan KIE mengenai nutrisi perbanyak minum, makan yang
mengandung protein seperti ikan, daging, telur, makan buah dan
sayur.
Evaluasi : ibu mengerti dengan penjelasan bidan
Memberikan Tx Kotrimoksasol sirup no.1 2x dd ½ cth ,paracetamol
no.VI 3 dd 1/3 , Ambroxsol sirup no.1 2x ½ cth , B Complek no X
3 dd1.
Evaluasi : ibu mengerti dengan penjelasan bidan
Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 2 hari lagi.
Evaluasi : ibu bersedia

10
BAB III
TINJAUAN KASUS PNEUMONIA PADA BALITA

No RM :-
Masuk tgl/jam : 04-10-2018 / 11:45 WIB
Tempat : PUSKESMAS KOTA SIGLI
Pengkajian Tgl/jam : 04 Oktober 2018 / 11:45 WIB

A. SUBYEKTIF
1. Identitas Balita
Nama : An. B
Umur : 3 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal lahir : 2-10-2016
2. Identitas Ibu
Nama : Ny. M
Umur : 25 tahum
Agama : islam
Pendidikan : SLTP/Sederajat
Pekerjaan : IRT
Suku/bangsa : Aceh/Indonesia
Alamat : Blang Paseh
Telp :-
3. Alasan datang/keluhan
Ibu mengatakan anaknya batuk pilek kurang lebih 6 hari
Status imunisasi : lengkap
Imunisasi yang belum :-
4. Pola Kebutuhan Sehari-hari
Nutrisi
Porsi makan sehari : 3x / hari, ½ porsi
Jenis : nasi, sayur, lauk

11
Makanan pantang : tidak ada
Pola minum : 6 gelas/hari, susu air putih
Masalah : Anak susah makan
Eliminasi
5. BAB
Frekuensi : 1 kali
Jumlah : normal
Warna : jernih kekuningan
Keluhan : tidak ada
6. BAK
Frekuensi : 6 kali
Jumlah : 5 cc
Warna : jernih kekuningan
Keluhan : tidak ada
7. Istirahat
Siang : 4 jam
Malam : 10 jam
Keluhan : tidak ada
Aktivitas : anak bermain aktif
Personal hygiene : mandi 2x/hari, ganti
baju 2x/hari, ganti celana setiap habis BAK

B. OBYEKTIF
Pemeriksaan Umum
KU : baik
Kesadaran : composmentis
TB : 64 cm
BB : 14 kg
Vital sign : N: 100x/menit S: 38,4˚c
P: 55x/menit

12
1. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : simetris, rambut bersih, tidak ada ketombe, tidak rontok
b. Muka : tidak odema, tidak pucat
c. Mata : konjungtiva merah muda, sklera putih
d. Hidung : tidak ada polip, bersih
e. Bibir : tidak ada stomatitis, tidak ada labioskisis/ labio
palatoskisis
f. Telingga : tidak ada pengeluaran cairan, dan bersih
g. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tiroid dan
vena jugularis
h. Aksila : tidak ada pembesaran kelenjar limfe
i. Ekstremitas atas (Kanan & Kiri) : tidak udema,kuku bersih, jumlah jari
lengkap
j. Dada : tidak ada tarikan dinding dada
k. Abdomen : tidak ada masa
l. Genetalia : tidak dilakukan
m. Ekstremitas bawah (Kanan & Kiri) : tidak udema, jumlah jari lengkap,
kuku bersih
2. Pemeriksaan penunjang/data perkembangan anak
Motorik halus :-
Motorik kasar :-
Bahasa :-

13
C. EVALUASI
Tanggal:04-10-2018
Jam:11:45 WIB
Dx : An “B” usia 3 Tahun dengan pneumonia
S : Ibu mengatakan bahwa kondisi bayinya belum baik batuk
pilek belum berkurang
O : KU : Lemah
Kesadaran : Compos mentis
S : 38,4 oC
N : 100 x/mnt
RR :55 x/mnt
Retraksi :(-)
Batuk :(-)
Pilek :(-)
Sesak :(-)
A : An “B” usia 3 Tahun dengan pneumonia
P : Masalah belum teratasi
Lanjutkan intervensi
1. Melanjutkan observasi TTV dan KU
2. Melanjutkan pemberian terapi berdasarkan advis dokter
Masalah : jalan nafas tidak efektif
S : Ibu mengatakan bahwa tidak batuk lagi
O : anak dapat tidur dengan nyaman, batuk berkurang
A : Masalah tidur teratasi
P :-

14
D. CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal : 05-10-2018
Jam : 12:45 WIB
Dx : An “B” 3 Tahun dengan pneumonia
S : Ibu mengatakan bahwa kondisi Anaknya agak baik, batuk
dan pilek agak berkurang
O : KU : Lemah
Kesadaran : Compos mentis
S : 38.4 oC
N : 100 x/mnt
RR : 55 x/mnt
Batuk :(-)
Pilek :(-)
Sesak :(-)
BB :14 Kg
A : An “B” 3 Tahun dengan pneumonia
P : Intervensi dihentikan
An “B” Pulang pada tanggal 06-10-2018 Jam 09:45 WIB. Berikan KIE :

1. Anjurkan untuk membawa ananda ke posyandu terdekat untuk mendapatkan


imunisasi.
2. Berikan asupan nutrisi yang adekuat
3. Perhatikan lingkungan disekitar bayi
4. Anjurkan untuk kontrol kembali jika ada keluhan

E. ASSESMENT
Balita usia 3 Tahun dengan pneumonia

15
BAB IV
PEMBAHASAN

Pneumonia yang ditandai oleh gejala klinis batuk, demam tinggi dan
disertai adanya napas cepat ataupun tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam.
Pneumonia merupakan penyakit batuk pilek disertai napas sesak atau napas
cepat. Napas sesak ditandai dengan dinding dada bawah tertarik ke dalam,
sedangkan napas cepat diketahui dengan menghitung tarikan napas dalam satu
menit. Untuk balita umur 2 tahun sampai 5 tahun tarikan napasnya 40 kali atau
lebih dalam satu menit, balita umur 2 bulan sampai 2 tahun tarikan napasnya 50
kali atau lebih per menit, dan umur kurang dari 2 bulan tarikan napasnya 60 kali
atau lebih per menit.
Sesuai dengan kasus pada anak “B” yang datang dengan keluhan batuk
pilek sudah 6 hari dan setelah dilakukan pemeriksaaan fisik di dapatkan hasil
pernafasan 55x/menit, suhu 38.4˚c dan tidak ada tarikan dinding dada sehinga
dapat di kategorikan balita dengan pneumonia
Kesenjangan Kasus dengan Teori
Tidak ada kesenjangan antara kasus dan teori karena puskesmas selomerto I selalu
mengupdate informasi dan sudah menerapkan Manajemen Terpadu Balita sakit
sesuai Buku Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit Departeman Kesehatan
Republik Indonesia tahun 2010.

16
BAB V
PENUTUP

Kesimpulan
Setelah tim melakukan asuhan kebidanan pada An. B dengan pneumonia
di PUSKESMAS KOTA SIGLI , maka dapat disimpulkan hasil asuhan sebagai
berikut :
Manajemen pneumonia sudah dilaksanakan sesuai dengan teori asuhan balita
dengan pneumonia, di antaranya adalah pemberian terapi sesuai dengan buku
MTBS departemen kesehatan indonesia tahun 2010.
Saran
Para orang tua lebih memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan
balitanya, memberikan gizi yang seimbang, menjaga kebersihan dan menghindari
merokok di dalam rumah sehinga balita generasi penerus bangsa Indonesia bisa
terhindar dari pneumonia.
Tenaga kesehatan selalu mengupdate ilmunya sehingga dapat memberikan
pelayanan terhadap pasien dengan ilmu yang terbaru.
Dalam penulisan ini masih banyak kekurangan sehingga kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun.

17
DAFTAR PUSTAKA

Athena Anwar, I. D. (2014). Pneumonia Pada Anak Balita di Indonesia. Jurnal


kesehatan masyarakat nasional , 8.
Gozali, A. (2010). HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN
KLASIFIKASI PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS GILINGAN
KECAMATAN BANJARSARI SURAKARTA . , 1-44.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2010). Manajemen Terpadu Balita
Sakit (MTBS). Jakarta.
Sugihartono, N. (2012). Analisis Faktor Risiko Kejadian Pneumonia Pada Balita
Di Wilayah Kerja Puskesmas Sidorejo Kota Pagar Alam. Jurnal Kesehatan
Lingkungan Indonesia , 82-86

18

Anda mungkin juga menyukai