Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH TENTANG PERMASALAHAN YANG DIHADAPI OLEH

BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS)


DALAM MENCAPAI UNIVERSAL HEALTH COVERAGE

Oleh:
Kelompok 3
1. Lutf
2. Lut
3. 3
4. Grg
5. Rgrg
6. Grg
7. Qrq
8. Hr5
9. Rir
10. Qwr
11. qtq

PRODI D3 REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN


STIKES YAYASAN RUMAH SAKIT Dr. SOETOMO
Permasalahan Pertama

Iuran BPJS Kesehatan Naik karena


Pengurangan Manfaat dan Suntikan Dana
Tak Bisa Dilakukan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - BPJS Kesehatan memiliki tiga pilihan ketika dana
kelolanya tidak cukup lagi menanggung biaya kesehatan yang telah digunakan masyarakat dalam
berobat di faskes pertama maupun rumah sakit.

Kepala Group Komunikasi Publik BPJS Kesehatan, M. Ikhsan menjelaskan, pada 2014 terdapat
92,3 juta peserta dari 130 juta peserta yang melakukan kunjungan atau berobat ke faskes pertama
dan rumah sakit, kemudian pada 2015 meningkat menjadi 142 juta kunjungan dari total peserta
163,2 juta.

"Angka ini meningkat seiring meningkatnya jumlah peserta, kondisi ini juga memperlihatkan
sebelumnya masyarakat yang sakit tidak berani mengakses rumah sakit, tapi sekarang sudah
mengaksesnya," tutur Ikhsan dalam diskusi di kawasan Cikini, Jakarta, Sabtu (19/3/2016).

Menurut Ikhsan, kondisi keuangan BPJS Kesehatan pada 2014 dan 2015 masih mampu
membayar biaya kesehatan tersebut karena mendapatkan dana talangan dan suntikan Penyertaan
Modal Negara (PMN), namun tidak selamanya BPJS Kesehatan mendapatkan modal tersebut
sehingga dilakukan tiga pilihan.

"Dalam peraturannya itu ada tiga pilihan, pertama mengurangi manfaat dan ini tidak mungkin
diambil, masa peserta lagi cuci darah kami hentikan, kedua mendapatkan suntikan dana
pemerintah, tapi apakah ini dilakukan terus menerus, dan ketiga yaitu penyesuaian iuran, jadi ini
kami lakukan tidak tergesa-gesa," tutur Ikhsan.

Kenaikan iuran BPJS Kesehatan peserta mandiri atau pekerja bukan penerima upah mulai 1
April 2016, tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua
atas Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan. Perpres itu sendiri
diundang-undangkan pada 1 Maret lalu.

Dengan terbitnya Perpres itu, besaran iuran kelas I yang semula Rp 59.500 menjadi Rp 80 ribu.
Iuran kelas II yang semula Rp 42.500 naik menjadi Rp 51 ribu. Sedangkan iuran kelas III yang
semula Rp 25.500 menjadi Rp 30 ribu.
Permasalahan Kedua

Kemenkes : Dua Masalah yang Dihadapi


BPJS Kesehatan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Kesehatan melihat ada dua masalah yang
dihadapi BPJS Kesehatan yang akhirnya perlu menaikkan iuran bagi peserta mandiri atau bukan
penerima upah pada 1 April 2016.

Staf Ahli Menteri Kesehatan Donald Pardede mengatakan, tujuan diadakannya BPJS Kesehatan
telah berhasil.

Pasalnya, dulu banyak orang yang tidak dapat mengakses kesehatan tetapi saat ini orang-orang
sudah dapat berobat.

"Masalahnya di samping tingkat kunjunganya, orang yang dulu takut berobat dan sekarang
berobat dan ini orang yang sudah terlanjur parah. Akhirnya ada dua hal yang kita hadapi,
kunjungan meningkat berlimpah-limpah, kedua memang yang sudah kronis," ujar Donald,
Jakarta, Sabtu (19/3/2016).

Donald menjelaskan, terdapat beberapa penyakit yang menghabiskan dana besar ketika
melakukan pengobatan, seperti diabetes melitus, kanker, gagal ginjal, thalasemia, dan stroke.

"Kunjungannya hanya 7 persen, tapi biaya yang dihabiskan sampai 35 persen, jadi itu
menggambarkan kita punya persoalan di penyakit kronis pada waktu lalu," ucap Donald.

Atas dasar itu, Donald pun sepakat perlu ada kesimbangan dari pemasukan dan pengeluaran agar
hak-hak peserta BPJS Kesehatan dapat diwujudkan dengan pelayanan yang sesuai.
Permasalahan Ketiga

Anda mungkin juga menyukai