AMDAL PERTAMBANGAN
(Pembersihan Lahan pada Penambangan Batubara Dekat Sungai)
OLEH :
Tabel 1
Faktor Emisi Beberapa Jenis Kendaraan
CO NO2 SO2
N Daya
Jenis Kendaraan g/hp g/hp- g/hp-
o (HP)
-hr hr hr
1 Diesel Dump Truck 300 2,070 5,490 0,740
2 Diesel Excavator 300 1,300 4,600 0,740
3 Diesel Bull Dozers 300 1,380 4,760 0,740
Sumber : http://www.fema.gov/media-library-data/20130726-1711-25045-
6430/
E. Pengelolaan Dampak
1. Penurunan Kualitas Udara
a. Pendekatan Teknologi
Kendaraan dan alat-alat berat, serta alat konstruksi lainnya yang
digunakan lolos uji emisi, telah di KIR, menggunakan filter pada
knalpotnya dan laik jalan, pemasangan peredam (silincer) serta
menggunakan BBM berkadar sulfur rendah.
Melakukan perawatan mesin kendaraan angkut dan alat berat, secara
periodik
Membersihkan bak dan roda kendaraan angkutan material saat keluar dari
lokasi tapak proyek dan menutup bahan material saat pengangkutan
dengan plastik/terpal saat melewati pemukiman.
Tidak mengoperasikan alat berat saat angin bertiup kencang agar sebaran
debu tidak sampai ke pemukiman masyarakat.
Mengatur jadwal aktivitas dalam setiap harinya dan tidak melakukan
aktivitas pada malam hari.
Pekerja dianjurkan menggunakan helm pengaman, masker dan ear plug
b. Pendekatan Sosial-Budaya
Memberikan penyuluhan pengemudi kendaraan dan operator alat berat
untuk memelihara kondisi kendaraan sehingga layak pakai
Memberikan penyuluhan/ pekerja agar melakukan penyiraman pada
lokasi kegiatan pada tapak proyek sebelum melakukan pekerjaan
Memberikan pengarahan kepada tenaga kerja untuk tidak melakukan
aktivitas konstruksi pada jam istirahat/malam hari
Melakukan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja secara rutin
2. Peningkatan limbah padat-cair (B3 dan non B3)
a. Pendekatan Teknologi
Melakukan pemilah sampah organik dan anorganik
Membuat TPS limbah B3 yang berizin dan sesuai dengan ketentuan
Teknis pada Keputusan Ka Bappedal 01 tahun 1995 dan dilengkapi
dengan izin
Pengemasan limbah B3 yang dihasilkan dilakukan sesui dengan jenis,
bentuk, karakteristik, bebas karat LB3 dan kemasan yang disimpan di
TPS tidak meluber dan dilengkapi dengan simbol dan label LB3.
b. Pendekatan Institusional
Perusahaan membuat SOP penanganan sampah domestik
Membuat logbook/catatan keluar masuk nya Limbah B3 dari TPS
berdasarkan PP No. 101 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Limbah B3.
Membuat kontrak kerjasama dengan pihak ketiga yang bertindak sebagai
pengelola lanjutan
Memastikan Limbah B3 yang diserahkan kepada pihak ketiga yang
melakukan pengelolaan lanjutan sesuai dengan lingkup izin yang
dimilikinya atau memiliki kontrak kerjasama dengan pengolah atau
penimbun akhir
3. Peningatan debit aliran permukaan dan penurunan kualitas air laut
a. Pendekatan Teknologi
Pembersihan lahan tidak dilakukan pada daerah tepi pantai Selat Tiworo
Palangga Selatan dengan radius minimal 200 meter
Pembuatan saluran pengelak untuk menampung air limpasan permukaan
terutama air hujan agar tidak langsung masuk ke perairan Selat Tiworo Sekitar
lokasi pabrik atau membuat sarana pengendap sedimen yaitu berupa pocket
sedimentation pond.
Membuat bangunan/tempat penyimpanan sementara (TPS) Limbah B3.
Bahan-bahan kima (sisa, kemasan) yang tergolong dalam Limbah B3 wajib
disimpan dalam TPS Limbah B3, Besi, kawat yang terkontaminasi dengan B3
yang disimpan dalam TPS.
Pengerukan tanah pada saat pematangan lahan untuk pembangunan pabrik
dan sarana penunjang lainnya dilakukan dengan hati-hati agar dapat
meminimalisir peningkatan sedimentasi.
Buangan limbah cair hasil pencucian kendaraan dan mesin/peralatan
konstruksi yang mengandung minyak dialirkan ke Oil Separator untuk
memisahkan minyak dari air.
Analisis secara periodik atas buangan air yang dialirkan ke perairan laut Selat
Tiworountuk memastikan bahwa komponen polutan berada di bawah baku
mutu yang diijinkan
b. Pendekatan Sosial-Budaya
Mengarahkan pekerja untuk membatasi bidang/area kegiatan konstruksi
pabrik dan sarana penunjang lainnya agar peningkatan kekeruhan dapat
diminimalisir.
F. Pemantauan Dampak
1. Penurunan Kualitas Udara
Pengumpulan data komponen kualitas udara dilakukan melalui pengambilan
sampel di lapangan dengan menggunakan air pump sampler, dan selanjutnya
dianalisis di laboratorium. Metode analisis, waktu pengambilan dan
peralatan yang digunakan ditunjukkan pada Tabel 2
Tabel 2.
Parameter kualitas udara, teknik pengujian dan peralatan yang digunakan
Paramete Waktu
No Analisis Peralatan
r Pengambilan
1 SO2 1 jam Pararosaniline Spektrofotomete
r
2 NOx 1 jam Grietz Spektrofotomete
Saltzmann r
3 CO 1 jam Kalium Iodida Spektrofotomete
r
4 Debu 1 jam Gravimetri Hi. Vol Sampler
Analisis Data : membandingkan hasil laboratorium dengan baku mutu
kualitas udara ambien (PP No. 41 tahun 1999 tentang Baku Mutu Udara
Ambien Nasional)
Menentukan Indeks pencemaran udara (Air Pollution Index= API) dihitung
berdasarkan metode yang dikembangkan oleh Anjaneyulu dan Manickam,
2007 (Environmental Impact Assessment Methodologies) berdasarkan
persamaan :
𝑛
1 𝐶𝑖
API= ∑ ( × 100)
𝑛 𝑆𝑖
1=1
Dimana:
LAeq,T adalah tingkat kebisingan sinambung setara dalam waktu 10 menit