Anda di halaman 1dari 8

Sistem Monitoring Remote Station EWS(Early

Warning System) pada Daerah Aliran Sungai


Edrus Albar, Dr. Ir. Achmad Affandi, DEA, Dr. Ir. Wirawan, DEA
Jurusan Teknik Elektro FTI – ITS, Bidang Studi Telekomunikasi Multimedia
email : edrus09@mhs.ee.its.ac.id atau edrusalbar@gmail.com

Abstrak — Dengan meningkatnya intensitas curah magnetic switch, pada perangkat jaringan akan dipasang IP
hujan ,membuat debit air pada waduk semakin meningkat. camera yang dapat diakses oleh master unit. Data yang
Peningkatan debit air ini menyebabkan meluapnya volume air dihimpun pada remote station akan dikirimkan ke master
pada daerah aliran sungai. Sehingga memungkinkan terjadinya station dengan IP based. Master station akan mengolah data
banjir di daerah sekitarnya yang diterima, jika level air sungai sudah mencapai level
EWS (Early warning system) merupakan sistem darurat, maka master station akan memberikan peringatan
peringatan dini yang diaplikasikan pada remote station. Sensor dini kepada warga sekitar agar waspada akan banjir.
level air yang diletakkan pada daerah aliran sungai dengan
ketinggian tertentu merupakan indikator luapan air sungai, II. TEORI PENUNJANG
sensor tersebut akan mengirimkan data ke master station.
Apabila debit air sungai sudah mencapai batas darurat, maka a. Early Warning System (EWS)
sirine akan berbunyi secara langsung. Selain monitoring pada Sistem Peringatan Dini (Early Warning System)
ketinggian air sungai, pada remote station akan dilakukan
merupakan serangkaian sistem untuk memberitahukan akan
monitoring pada perangkat-perangkat yang telah dipasang,
timbulnya kejadian alam, dapat berupa bencana maupun
bertujuan untuk meminimalisir tindak pencurian pada
tanda-tanda alam lainnya. Peringatan dini pada masyarakat
perangkat-perangkat yang ada, dengan memanfaatkan sensor
pintu yang dipasang pada perangkat. Seperti sensor magnetic atas bencana merupakan tindakan memberikan informasi
switch dan indicator alarm atau sirine. dengan bahasa yang mudah dicerna oleh masyarakat. Dalam
Pengukuran performansi jaringan dilakukan pada saat keadaan kritis, secara umum peringatan dini yang merupakan
sistem telah terintegrasi pada jarak 1 meter, 10 meter, 20 penyampaian informasi tersebut diwujudkan dalam bentuk
meter, 30 meter dengan menggunakan jaringan WLAN. sirine, kentongan dan lain sebagainya. Namun demikian
Didapat nilai rata-rata delay pada remote station adalah 0,052 menyembunyikan sirine hanyalah bagian dari bentuk
detik dan packet loss sebesar 7,99x10-5 %. Nilai delay dan penyampaian informasi yang perlu dilakukan karena tidak ada
packet loss memenuhi standart dari ITU-T Y.1541 cara lain yang lebih cepat untuk mengantarkan informasi ke
Kata Kunci :Remote Station, Early Warning System, delay, packet masyarakatJenis Jaringan
loss.
b. Tujuan Sistem Peringatan Dini
I. PENDAHULUAN
Bagi masyarakat Indonesia, sistem peringatan dini dalam
Perkembangan Teknologi khususnya teknologi menghadapi bencana sangatlah penting, mengingat secara
telekomunikasi membawa perubahan yang sangat pesat dari geologis dan klimatologis wilayah Indonesia termasuk daerah
waktu ke waktu. Perkembangan ini telah mendorong manusia rawan bencana alam. Dengan ini diharapkan akan dapat
untuk mengatasi permasalahan dengan cepat dan tepat Salah dikembangkan upaya-upaya yang tepat untuk mencegah atau
satu permasalahan yang muncul adalah meluapnya air sungai paling tidak mengurangi terjadinya dampak bencana alam bagi
yang terjadi karena palung sungai tidak dapat menampung air masyarakat. Keterlambatan dalam menangani bencana dapat
yang ada, baik karena hujan ataupun air yang berasal dari menimbulkan kerugian yang semakin besar bagi masyarakat.
waduk PLTA yang ada. Fenomena banjir ini akan merugikan Dalam siklus manajemen penanggulangan bencana, sistem
warga yang ada disekitar aliran sungai. Biasanya, PLTA peringatan dini bencana alam mutlak sangat diperlukan dalam
mempersiapkan seseorang untuk memantau ketinggian air di tahap kesiagaan, sistem peringatan dini untuk setiap jenis data,
waduk maupun sungai dan selanjutnya akan disampaikan ke metode pendekatan maupun instrumentasinya. Tujuan akhir
masyarakat sekitar agar dapat waspada akan banjir. Hal itu dari peringatan dini ini adalah masyarakat dapat tinggal dan
membutuhkan waktu yang relative lama. beraktivitas dengan aman pada suatu daerah serta tertatanya
Pada tugas akhir ini, dibuatlah sistem monitoring suatu kawasan. Untuk mencapai tujuan akhir tersebut maka
remote station EWS (Early Warning System) pada daerah sebelumnya perlu dicapai beberapa hal sebagai berikut:
aliran sungai yang memungkinkan pengiriman peringatan
darurat atau EWS kepada masyarakat lebih cepat. Monitoring • Diketahuinya daerah-daerah rawan bencana di
dilakukan pada daerah aliran sungai dan perangkat jaringan Indonesia
yang ada pada remote station. Pada daerah aliran sungai akan • Meningkatkannya knowledge, attitude dan practice
dipasang sensor level air sebagai indicator level air sungai. dari masyarakat dan aparat terhadap fenomena
Sedangkan pada perangkat jaringan akan dipasang sensor bencana, gejala-gejala awal dan mitigasinya.
magnetic switch yang diletakkan pada pintu. Selain sensor
1
• Tertatanya suatu kawasan dengan ini terjadi, maka paket tersebut dikeluarkan, dan
mempertimbangkan potensi bencana. sebagaimana biasa aplikasi-lah yang harus
• Secara umum perlu pemahaman terhadap sumber mendeteksi hal ini dan melakukan transmisi ulang
bencana. sepenuhnya.
o Operasi checksum ini dapat dihentikan, dan
c. User Datagram Protocol (UDP) beberapa aplikasi melakukannya untuk alasan
unjuk kerja. Akan tetapi hal ini dapat berarti paket
TCP merupakan protokol berorientasi connection. yang rusak tidak terdeteksi atau layer aplikasi
Ada kalanya dimana protokol berorientasi connectionless harus melakukan pemeriksaan integritas data
dibutuhkan, makanya UDP digunakan. UDP digunakan untuk sendiri, hal ini merupakan false economy
trivial file transfer protocol (TFTP) dan remote call procedure (penghematan finansial yang sebenarnya menuju
(RCP). Komunikasi connectionless tidak mendukung pada pengeluaran yang lebih besar)
reliabilitas, artinya tidak ada informasi yang yang diterima o Karena UDP adalah datagram-oriented dan pada
oleh mesin pengirim yang mengindikasikan data diterima oleh level protokol setiap paket berdiri sendiri, maka
mesin penerima dengan benar. Protokol connctionless juga UDP tidak memiliki konsep paket sesuai urutan,
tidak memiliki kemampuan untuk melakukan recover terhadap yang selanjutnya berarti tidak memerlukan nomor
data yang mengalami error. UDP lebih sederhana dibanding urut pada paket tersebut.
TCP. UDP berhubungan langsung dengan IP tanpa adanya o Sejak pertama kali dikembangkan, TCP telah
mekanisme flow control dan error-recovery. dilengkapi dengan mekanisme yang sangat canggih
Header message UDP lebih sederhana dibandingkan untuk mengendalikan kecepatan aliran dalam
TCP. Sebagaimana terlihat pada gambar 2.1. Field padding koneksinya, untuk menghindari kemacetan dan
dapat ditambahkan ke datagram untuk memastikan bahwa kehilangan paket yang berlebihan. Karena UDP
message terdiri atas multiple 16-bit. hanya mengirim paket tunggal, yang berdiri sendiri,
maka UDP tidak memerlukan mekanisme kontrol
yang rumit. Hal ini membuat UDP lebih mudah dan
lebih kecil (dalam baris data dan memori) untuk
diimplementasikan, tetapi juga membuatnya tidak
cocok untuk sejumlah besar data.

d. Protokol Komunikasi Serial

Jenis AVR yang digunakan adalah


ATMega8535 yang sudah dilengkapi dengan sistem
Gambar 2.1 Header UDP USART. Adapaun fiture dari USART yang dimiliki
oleh ATMega8535 adalah sebagai berikut:
1. Operasi full duplex dengan register receive dan
UDP berbeda dari TCP dalam beberapa hal penting, karena:
transmit yang berdiri sendiri.
2. Menyediakan mode sinkron dan asinkron,
• UDP adalah “datagram oriented”, TCP adalah 3. Deteksi data overrun
“session-oriented”. Datagram adalah paket informasi 4. Mendukung serial frame dengan 5, 6, 7, 8, atau 9
self-contained; UDP berhubungan dengan datagram data dan 1 atau 2 bit stop
atau paket individu yang dikirim dari client ke server, Untuk dapat melakukan komunikasi serial ada
atau sebaliknya. beberapa hal yang mesti diperhatikan,yaitu:
• UDP adalah connectionless. Client tidak membangun 1. Frame data harus sama antar device
koneksi ke server sebelum mengirim data – client 2. Baudrate harus sama
hanya mengirim data secara langsung. Adapun frame format komunikasi serial dapat dilihat
• UDP “tidak andal” dalam pengertian jaringan formal dalam Gambar dibawah ini:
:
o Paket dapat hilang. UDP tidak dapat
mendeteksinya. Gambar 2.9 Frame Format Komunikasi Serial
o Program aplikasi – client atau server – (sebagai
kebalikan TCP/IP stack sendiri) harus mendeteksi
paket yang hilang dan menangani transmisi ulang,
dan lain-lain. Aplikasi sering menunggu hingga
timeout habis, dan kemudian mencoba lagi.
o Paket dapat mengalami kerusakan. Paket UDP
berisi checksum semua data dalam paket.
Checksum ini memungkinkan UDP mendeteksi
kapan suatu paket mengalami kerusakan. Jika hal

2
sedangkan untuk mengatur baudrate yang digunakan oleh package serial maka akan muncul CportLib tab
mikrokontroler dapat dilihat dalam Gambar 2.9 dibawah ini dengan komponen seperti dibawah ini:

Gambar 2.10 Tabel Perhitungan Nilai UBRR

Gambar 2.3 Komponen pada CPortLib

Untuk memulai membuat program, kita cukup men-


drag dan meletakan komponen di form akan kita
buat, seperti Gambar 2.4 dibawah:

Untuk memahami bagaimana cara kerja dari serial


ATMega8535 perlu dipahami lebih lanjut mengenai setting
register USART. Register-register tersebut antara lain UDR,
UCSRA, UCSRB, UCSRC, UBRRL dan UBRRH.(bisa
dilihat di datasheet)
Untuk membuat program serial di ATMega8535 Gambar 2.4 Peletakan Comport pada Form
menggunkan CodeWizardAVR untuk menerima data serial
dari komputer dan mengirim kembali data yang diterima oleh Langkah selanjutnya, kita buat program untuk
mikrokontroler tersebut ke komputer.dengan men-setting memanggil dialog setting dari parameter serial yang
CodeWizardAVR *.cwp akan kita gunakan. Programnya adalah cukup dengan
menuliskan sintaks dibawah ini:

Procedure Tform1.BitBtn1Click ( Sender : Tobject )


;
Begin
Comport1.ShowSetupDialog ;
end ;

Jika program di atas dieksekusi, maka akan tampil


dialog box setting serial seperti pada Gambar 2.5.

Gambar 2.2 Setting Komunikasi Serial

e. Interface dengan Dhelpi 7


Program interface dengan komputer bisa dilakukan
dengan banyak cara salah satunya secara serial.
Transfer data secara serial berarti juga data dikirim
dari device luar misalnya mikrokontroler ke
komputer secara serial dengan standar yang telah Gambar 2.5 Dialog Box Setting Serial
ditentukan. Data dikirim per 8 bit dengan bit start
dan bit stop bisa juga ditambahkan parity. Disini Setelah setup serialnya benar, sekarang yang akan
digunaka delphi untuk membuat program interface kita lakukan adalah memmbuat program untuk
serial. mengirim dan menerima data.
Delphi yang digunkaan disini delphi version 7. f. Bahasa Pemrograman Borland Delphi
Delphi 7 tidak mempunyai package serial sehingga Bahasa pemrograman yang digunakan dalam
perlu di-install terlebih dahulu. Setelah meng-install menampilkan rancangan aplikasi ini adalah delphi. Bahasa
pemrograman ini diharapkan juga dapat membantu

3
mengintegrasikan semua aplikasi sehingga sesuai dengan berada di sekitar aliran sungai agar bersiap-siap,karena air
rancangan yang akan dibuat sungai akan meluap.
. Keseluruhan system EWS (Early Warning System)
Beberapa keunggulan yang dimiliki bahasa dapat dilihat pada gambar 3.2
pemrograman ini yaitu :

1. IDE (Integrated Development Environment)


atau lingkungan pengembangan aplikasi
sendiri adalah satu dari beberapa keunggulan
delphi, didalamnya terdapat menu – menu yang
memudahkan kita untuk membuat suatu proyek
program.
2. Proses kompilasi cepat, pada saat aplikasi yang
kita buat dijalankan pada Delphi, maka secara
otomatis akan dibaca sebagai sebuah program,
tanpa dijalankan terpisah.
3. Mudah digunakan, source kode delphi yang
merupakan turunan dari pascal, sehingga tidak
diperlukan suatu penyesuaian lagi.
Gambar 3.2.Diagram blok system EWS terintegrasi
III. PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

3.1 Proses Kerja Sistem

Dalam Tugas Akhir ini akan direncanakan dan dibuat


sebuah sistem monitoring remote station EWS (Early
Warning System) pada daerah aliran sungai. Adapun obyek
yang dimonitoring dalam sistem ini adalah level air sungai
dan perangkat jaringan yang dipasang pada Remote Terminal
Unit. Dengan memanfaatkan Sensor Level air yang
diletakkan di daerah aliran sungai dan sensor magnetic switch
yang dipasang pada pintu masuk ruang perangkat jaringan
yang ada pada RTU. Diagram blok sistem yang dibuat dapat
dilihat pada gambar 3.1

Gambar 3.3 Diagram alir system pada remote station

3.2 Perancangan Perangkat Keras

Perancangan perangkat Keras meliputi :


1. Pembuatan sistem minimum ATmega8535
2. Pemilihan Sensor level air, dalam hal ini digunakan
potensiometer. Level air didesain dengan tiga
Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem RTU
kondisi : low, medium dan high
Sensor level air yang diletakkan pada daerah aliran
sungai dengan ketinggian tertentu merupakan indikator
luapan air sungai. Apabila debit air sungai sudah mencapai
ketinggian batas darurat, maka sirine akan berbunyi secara
langsung. sensor tersebut akan dideteksi oleh Mikrokontroller
yang akan mengirimkan data serial ke computer yang ada di
RTU, selanjutnya data yang ada di RTU akan dikirim ke
master dengan berbasiskan IP. Master akan memberikan
Gambar 3.3 Desain sensor level air potensiometr
peringatan dini (Early Warning) kepada masyarakat yang
4
3. Perancangan Sensor Pintu perangkat jaringan, dalam
Start
hal ini menggunakan sensor magnetic switch.
Gambar 3.5 Merupakan sensor magnet yg dipasang
pada prototype
Baca data
Sensor

Nilai Data Y Aktifkan


Darurat ? Siriine

Kirim data ke
RTU

Stop

Gambar 3.6 Diagram alir untuk Mikrokontroler

2. Perancangan Perangkat Lunak pada Delphi


Gambar 3.5 Sensor Magnetic switch Agar data level ketinggian air sungai dan
status pintu perangkat jaringan yang terbaca oleh
4. Perancangan Serial. dalam hal ini menggunakan mikrokontroller dapat ditampilkan dan dikirimkan ke
modul K-125R USB AVR ISP Downloader/ master unit, maka dibutuhkan perangkat lunak Delphi.
Programmer + USB serial TTL Data dikirimkan melalui IP (Internet Protocol) dengan
5. Perancangan IP Camera, menggunakan Linksys menggunakan protocol UDP (User Datagram
Protocol). Diagram alir program Delphi di komputer
Wireless G-Compact Video Camera (WVC54GC).
dapat dilihat pada gambar 3.7
Untuk Spesifikasinya :

• Standards IEEE 802.11b, IEEE 802.11g, IEEE Start

802.3, IEEE 802.3u


• Ports One 10/100 Auto Crossover (MDI/MDI-
X) port, Power port Aktifkan Comport

• Protocols TCP/IP, HTTP, DHCP, NTP, SMTP,


UPnP (Discovery only)
• Button One Reset Button Inisialisasi

• Cabling Type RJ-45


• Indicators 1 x LED Ambil data tiap
• Security Features User Authentication, detik

WEP/WPA-PSK, Motion Detection


• WEP Key Bits 64/128 Bit
• Image Sensor CMOS Kirim ke master
unit

• Lens Fixed Focus


• Resolution 320 x 240, 160 x 128
Stop

3.3 Peranacangan Perangkat Lunak Gambar 3.7 Diagram alir program Delphi

Perancangan perangkat lunak atau software meliputi : Tampilan GUI pada Remote Station :

1. Perancangan Perangkat Lunak pada Mikrokontroler


dengan menggunakan pemerograman CodeVision
AVR C Compiler. Diagram alir pemerograman
mikrokontroler dapat dilihat pada gambar 3.6

5
IV. PENGUJIAN DAN ANALISA

Pada bab pengujian ini akan dibahas tentang pengukuran


tiap-tiap rangkaian antara lain rangkaian mikrokontroler,
sensor level air, sensor magnetic switch dan pengujian
perangkat lunak Delphi.

4.1 Pengujian Rangkaian Mikrokontroler


Mikrokontroler yang digunakan adalah mikrokontroler
ATmega8535 dengan bahasa pemrograman C. Pengukuran
Gambar 3.8. GUI pada remote station dilakukan saat tegangan yang masuk (Vin) ke mikrokontroler
sebesar 4,8 Volt. Dari hasil pngujian didapat tegangan pada
Keterangan : tiap port sebesar 4.45 Volt, terdapat error sebesar 7 %.
• Ketinggian air sungai menunjukkan air berada pada
ketinggian berapa meter 4.2 Data Pengujian Sensor Level Air
• Status pintu menunjukkan bahwa pintu pada
perangkat jaringan dalam keadaan tertutup atau Rata-Rata Ketinggian air
terbuka Level Tegangan (cm)
Sensor (Volt)
• Gauge bar merupakan indicator level pada air sungai
Low 0 - 1,46 10-20
dalam prosentase. Ketika air sungai berada pada
Medium 1,47 – 2.92 21- 30
range 0 – 50% maka gauge bar akan berwarna hijau Hight 2,93 – 5 31-40
menunjukkan bahwa air sungai dalam status aman.
Range 50 – 75% gauge bar berwarna kuning,
menunjukkan bahwa air sungai dalam status hati – 4.3 Pengujian Magnetic Switch
hati atau waspada. Range 75 – 100% gauge bar
Jarak yang dibutuhkan saklar reed switch untuk close
berwarna merah menunjukkan bahwa air sungai
dari keadaan pintu open menuju pintu close = 1,8 cm.
dalam status darurat.
Sedangkan jarak yang dibutuhkan saklar reed switch untuk
• IP master station merupakan alamat IP tujuan, open dari keadaan pintu close menuju pintu open = 2,3 cm.
dimana data akan dikirim ke master station
4.4 Performansi Jaringan
Tampilan GUI pada master station : Analisa dilakukan pada RTU (remote terminal unit)
dengan mengirim paket data level air dan sensor pintu ke
server (master station). Pengukuran ini dilakukan 4 kali
dengan jarak ukur berbeda dimulai dari jarak 1 meter, 10
meter, 20 meter, 30 meter. Adapun parameter yang di ikur
adalah delay, jitter, throughput dan packet loss.

4.4.1 Hasil Pengukuran Delay


Pada gambar 4.1 dapat dilihat nilai delay / waktu
tunda saat pengiriman data melalui media komunikasi dalam
waktu pengamatan 1 menit dari RTU (remote terminal unit)
menuju master station.
Gambar 3.9 GUI Master Station

Delay
0.054

0.053

0.052 Delay

0.051 Meter
1 2 3 4

Gambar 3.10 Prototype system remote station Gambar 4.1 Delay pada Remote Terminal Unit

6
nilai delay terkecil pada saat pengukuran pertama Dari gambar 4.3 dapat dilihat bahwa nilai throughput
yang dilakukan pada jarak 1 meter dari wireless access point terkecil pada saat pengukuran keempat yang dilakukan pada
yaitu sebesar 0,051859 detik. Untuk nilai delay terbesar pada jarak 30 meter dari wireless access point yaitu sebesar
saat pengukuran yang dilakukan pada jarak 30 meter dari 8725,43 bps. Untuk nilai throughput terbesar pada saat
wireless access point yaitu sebesar 0,053238 detik. pengukuran pertama yang dilakukan pada jarak 1 meter dari
wireless access point yaitu sebesar 8798,68 bps.
4.6.2 Hasil Pengukuran jitter
Analisa jitter dilakukan pada RTU (remote terminal 4.6.3 Hasil Pengukuran Packet Loss
unit) dengan mengirim paket data level air dan sensor pintu ke
server (master station). Pengukuran ini dilakukan 4 kali Pengamatan packet loss dilakukan pada RTU (remote
dengan jarak ukur berbeda dimulai dari jarak 1 meter, 10 terminal unit) dengan mengirim paket data level air dan sensor
meter, 20 meter, 30 meter. Pada gambar 4.2 dapat dilihat nilai pintu ke server (master station). Berikut gambar 4.4 yang
jitter saat pengiriman data melalui media komunikasi dalam menunjukkan hasil dari empat kali pengukuran
waktu pengamatan 1 menit dari RTU (remote terminal unit)
menuju master station
Packets Loss
Jitter
0.00015
0.108
0.0001
0.106
0.104 Packets Loss
Jitter 0.00005
0.102
0 Meter
0.1 Meter 11 10
2 320 4 30
1 2 3 4
Gambar 4.4 Packet loss pada Remote Terminal Unit
Gambar 4.2 Jitter pada Remote Terminal Unit
Dari gambar 4.2 dapat dilihat bahwa nilai jitter
Pada gambar 4.4 dapat dilihat nilai packet loss pada saat
terkecil pada saat pengukuran pertama yang dilakukan pada
pengukuran pertama yang dilakukan pada jarak 1 meter dari
jarak 1 meter dari wireless access point yaitu sebesar 0,10233
wireless access point yaitu sebesar 1,26x10-5. Yg terbesar pada
detik. Untuk nilai jitter terbesar pada saat pengukuran yang
jarak 30 meter. Hal ini dipengaruhi oleh panjangnya jaraj
dilakukan pada jarak 30 meter dari wireless access point yaitu
pengukuran.
sebesar 0,10609 detik.
4.7 Performansi jaringan IP Camera
4.6.3Hasil Pengukuran Throughput
Pada gambar 4.3 dapat dilihat throughput/ jumlah bit
Dari empat kali pengukuran didapatkan nilai rata – rata
yang diterima perdetik melalui media komunikasi dalam
jitter sebesar 0,0102 detik dan nilai rata – rata throughput
waktu pengamatan 1 menit dari RTU (remote terminal unit)
sebesar 993.772 bps
menuju master station.
V. KESIMPULAN

Throughput Dari hasil analisa yang telah dilakukan, beberapa hal yang
dapat disimpulkan adalah :
1. Tugas akhir ini merupakan prototype dari suatu
8800 sistem peringatan dini yang dapat diimplementasikan
pada daerah aliran sungai.
8750 2. Jarak yang dibutuhkan sensor pintu magenetic switch
untuk close dari keadaan pintu open menuju pintu
Throughput close adalah 1,8 cm. Sedangkan jarak yang
8700
dibutuhkan magenetic switch untuk open dari
8650 keadaan pintu close menuju pintu open adalah 2,3 cm
Meter 3. Untuk dapat melakukan pengiriman data dari remote
1 2 3 4 terminal unit ke master station dengan berbasiskan
IP, dibutuhkan pemerograman socket. Tool ini dapat
ditemui di delphi
Gambar 4.3 Throughput pada Remote Terminal Unit 4. Untuk dapat berkomunikasi secara serial antara
mikrokontroler dengan komputer, kita harus

7
mengaktifkan komunikasi UART pada • Bidang Studi Komputer Kontrol, Program D3 Teknik
mikrokontroler. Elektro ITS, Tahun 2003-2006.
5. Pengukuran jitter pada remote terminal unit nilainya • Lintas Jalur S! Institut Teknologi Sepuluh Nopember
bervariasi begitu juga dengan delaynya. Ini Surabaya, program studi Telekomunikasi Multimedia,
dikarenakan variasi delay pengiriman paket pertama Tahun 2009 - Sekarang
dan berikutnya berubah-ubah
6. Dari empat kali pengukuran pada jarak 1 meter,
10meter, 20 meter dan 30 meter, Didapatkan rata –
rata performa jaringan sebagai berikut:
• packet loss : 0.00005089 %
• troughput : 8745.955 bps
• delay : 0.0524 detik
• jitter : 0.1039 detik

DAFTAR PUSTAKA
[1] Bejo, Agus, 2008, Rahasia Kemudahan Bahasa C dalam
Mikrokontroler ATMega8535
[2] Wardhana, Lingga, 2008, Mikrokontroler AVR Seri
ATMega 8535. Penerbit ANDI Yogyakarta
[3] HombarPakpahan, Januari 2010. Macam Jaringan
Komputer,<URL:http://ragampendidikan.blogspot.com/2
010/01/macam-jaringan-komputer.html>.
[4] Madcom, 2006.Pemrograman Borland Delphi 7,Andi,
Jakarta Larry, L., Peterson and Bruce, S.,
Davie,2003.Computer Network Third Edition.Elsevier
Science (USA).
[5] Agung, Zulfahri, Oktober 2009. Pengertian TCP dan
UDP/Perbedaan TCP dan
UDP,<URL:http://blog.unsri.ac.id/agung_zulfahri/welco
me/pengertian-tcp-dan-udp-perbedaan-tcp-dan-
udp/mrdetail/2022>.
[6] Kartika, Nur, R., Januari 2011. Teknologi
Gateway&Router/Routing,<URL:http://www.kartikanurr
amadha.info/a/router.pdf>.

[7] ITU-T Recommendation Y.1541. 2006. Network


Performance Objective for IP-based service.
http://www.itu.int/ITU-T/publications
[8] Madcom, 2006.Pemrograman Borland Delphi 7,Andi,
Jakarta.

Daftar Riwayat Hidup

Edrus Albar

Dilahirkan di Surabaya, Jawa Timur pada


tanggal 9 Januari 1988, merupakan putra
ke enam dari enam bersaudara yang
bertempat tinggal di Jalan Ampel
Kembang no. 4 Surabaya, Jawa Timur.
Pendidikan yang telah ditempuh penulis hingga saat ini
adalah:
• SD Bahreisy Surabaya, Tahun 1994-2000.
• SLTP Attarbiay Surabaya, Tahun 2000-2003.
• SMU Negeri 8 Surabaya, Tahun 2003-2006.

Anda mungkin juga menyukai