Anda di halaman 1dari 4

B.

Latar Belakang
GPR merupakan metode yang memiliki spesialisasi untuk eksplorasi
dangkal (nearsurface geophysics) dengan ketelitian yang amat tinggi sehingga
mampu mendeteksi benda sasaran bawah permukaan tanah. Dalam situs
georadar.com disebutkan pula bahwa GPR bisa digunakan untuk mendeteksi
benda non-metalik (pipa plastik, mayat, bahkan lubang/ruang kosong). Asalkan
benda tersebut memiliki sifat listrik yang berbeda dengan benda sekitarnya (host
material).
Berbeda dengan metode seismik yang menggunakan sumber gelombang
mekanik (getaran medium) seperti pukulan palu, ledakan mercon, dan bom, GPR
merupakan salah satu metode geofisika yang tidak merusak. Kelebihan lainnya
adalah biaya operasionalnya yang redah, prosedur pengerjaan mudah, dan
ketelitian yang tinggi. Sayangnya, daya tembusnya hanya puluhan meter. Oleh
sebab itu metode ini cocok diterapkan untuk pencarian bahan-bahan mineral,
khususnya emas.
GPR bekerja dalam daerah radar, yaitu yang berfrekuensi di atas 10 Hz atau
yang bersesuaian dengan panjang gelombang lebih kecil dari 30 m. Karena
panjang gelombang itu mencerminkan ukuran minimum benda yang dapat
terdeteksi, maka semakin tinggi frekuensi, yang artinya semakin pendek panjang
gelombang, sehingga makin kecil ukuran benda yang dapat terdeteksi. Makin
tinggi pula ketelitiannya. Hasil pencitraan GPR bisa memunculkan informasi
tentang ketebalan lapisan emas yang dikandung oleh suatu daerah.
Dengan adanya georadar ini, akan memudahkan kita untuk mendeteksi
barang-barang nineral, khususnya emas tanpa harus merusak lingkungan dan
pengoperasiaanya pun tidak membutuhkan biaya dan waktu yang banyak.
C. Kajian Teori
GPR merupakan sistem radar yang digunakan dalam pendeteksian objek
yang terkubur di dalam tanah dengan kedalaman tertentu tanpa harus menggali
tanah. GPR juga dapat digunakan untuk mengetahui kondisi dan karakteristik
permukaan bawah tanah. Teknologi radar ini memiliki beberapa kelebihan
diantara metode geofisika lainnya, yaitu : Biaya operasional lebih murah, resolusi
yang sangat tinggi karena menggunakan frekuensi tinggi
(broadband atau wideband), Pengoperasian yang cukup mudah dan merupakan
metoda non destructive sehingga aman digunakan.
Dalam penerapannya GPR dapat dibagi menjadi: Untuk Pemetaan geologi:
menggunakan antenna < 500 MHz dan untuk Rekayasa (Uji tidak merusak):
menggunakan antenna > 500 MHz. Metoda GPR menggunakan tanggapan tanah
terhadap gelombang EM yang merambat melaluinya. Gelombang EM merupakan
gelombang medan yang merambat secara transversal. Gelombang EM terdiri dari
dua komponen yang saling tegak lurus yaitu intensitas medan listrik (E) dan
intensitas medan magnet (H).
Gambar : Skema Sistem GPR

Sifat perambatan gelombang EM adalah dalam perambatannya medan listrik


berosilasi (bergetar) demikian juga dengan medan magnet. Arah getar medan
listrik selalu tegak lurus (orthogonal) dengan arah getar medan magnet dan arah
perambatan gelombang EM tegak lurus terhadap arah getar dari medan listrik dan
medan magnet.
Penerapan pada geologi dan geoteknik : Medium (tanah atau batuan) dapat
bersifat konduktif (misalnya lempung, daerah air asin) atau dapat bersifat resistif
(misalnya pasir) maka gelombang radar akan bersifat difusif (amplitudo
gelombang cepat meluruh) atau bersifat gelombang (amplitudo gelombang dapat
merambat dalam jarak yang jauh).
Setelah menempuh jarak tertentu, amplitudo gelombang radar mengalami
peredaman (atenuasi). Amplitudo gelombang dapat ditulis:

E = E0 e-ax

a = koefisien atenuasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi amplitudo: Amplitudo gelombang radar

mengalami peluruhan (atenuasi) karena:


a. Geometrical spreading (penyebaran geometris),
b. Hamburan energi karena ketidak homogenan medium,
c. Pantulan energi pada bidang batas medium,
d. Penyerapan energi

Sedangkan kedalaman tembus efektif dapat dilihat apakah suatu target

memberikan tanggapan yang dapat dideteksi alat GPR, yang bergantung kepada:

Sifat fisis dari target (kontras dielektrik target dan sekitarnya), rugi yang terjadi

dalam perambatannya, Kuat dari antenna pemancar dan Frekuensi dari antenna.

Resolusi vertikal adalah pemisahan vertikal minimum yaitu jarak antara dua

pemantul berdekatan yang masih bisa dibedakan oleh alat GPR. Resolusi vertikal

(pemisahan minimum) adalah sekitar l/4. Semakin tinggi frekuensi suatu antenna,

semakin tinggi resolusi vertikal, akan tetapi kedalaman tembus efektif berkurang.

Panjang gelombang (l) dapat dihitung l = kecepatan gelombang radar pada

medium/(frekuensi tengah antenna). Umumnya sinyal radar terdiri dari beberapa

pulsa (akibat coupling antenna dan tanah). Sehingga menyulitkan interpretasi dan

menurunkan resolusi vertikal.

Profiling pantulan radar: Transmitter dan receiver antenna yang berjarak

sama digerakkan diatas tanah untuk merekam pantulan yang terjadi. Umumnya

dilakukan stacking yaitu dilakukan beberapa kali pemancaran gel radar dan

kemudian dijumlahkan. Beberapa rekaman dari beberapa titik disajikan

bersebelahan membentuk profile radargram dengan sumbu jarak dan waktu.

Prinsip Kerja GPR

Pada dasarnya GPR bekerja dengan memanfaatkan pemantulan sinyal.

Semua sistem GPR pasti memiliki pengirim (transmitter), yaitu sistem antena

yang terhubung ke generator sinyal, dan penerima (receiver), yaitu sistem antena

yang terhubung ke unit pengolahan sinyal. Pengirim akan menghasilkan sinyal

listrik dengan bentuk, prf (pulse repetition frequency), energi, dan durasi tertentu.

pulsa ini akan dipancarkan oleh antena ke dalam tanah. sinyal ini akan mengalami

atenuasi dan cacat sinyal lainnya selama perambatannya di tanah. Jika tanah
bersifat homogen, maka sinyal yang dipantulkan akan sangat kecil. Jika sinyal

menabrak suatu inhomogenitas di dalam tanah, maka akan ada sinyal yang

dipantulkan ke antena penerima. Sinyal ini kemudian diproses oleh penerima.

Kedalaman objek dapat diketahui dengan mengukur selang waktu antara

pengiriman dan penerimaan sinyal. Dalam selang waktu ini, sinyal akan bolak

balik dari antena ke objek dan kembali lagi ke antena. Jika selang waktu

dinyatakan dalam t, dan kecepatan propagasi gelombang elektromagnetik dalam

tanah v, maka kedalaman objek yang dinyatakan dalam h adalah :

Untuk mengetahui kedalaman objek yang dideteksi, kecepatan perambatan

dari gelombang elektromagnetik haruslah diketahui. Kecepatan perambatan

tersebut tergantung kepada kecepatan cahaya di udara, konstanta dielektrik relatif

medium perambatan.

Anda mungkin juga menyukai