Anda di halaman 1dari 11

MODUL PERKULIAHAN

Perilaku
Konsumen
Perilaku Konsumen

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

01
Fakultas Ilmu Program Kode MK Dahlia Ardhana, S.Ikom., M.Ikom
Komunikasi Studi

Abstract Kompetensi

Perilaku konsumen adalah proses Setelah menempuh kuliah ini,


konsumen dalam membeli, produk diharapkan mahasiswa paham dan
atau jasa untuk memenuhi mengerti mengenai perilaku konsumen
kebutuhannya, materi ini akan dan faktor-faktor yang
menjabarkan mengenai perilaku mempengaruhinya
konsumen
Pembahasan
Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang/ organisasi dalam mencari,
membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan membuang produk atau jasa setelah
dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhannya. Perilaku konsumen akan diperlihatkan dalam
beberapa tahap yaitu tahap sebelum pembelian, pembelian, dan setelah pembelian. Pada
tahap sebelum pembelian konsumen akan melakukan pencarian informasi yang terkait
produk dan jasa. Pada tahap pembelian, konsumen akan melakukan pembelian produk, dan
pada tahap setelah pembelian, konsumen melakukan konsumsi (penggunaan produk),
evaluasi kinerja produk, dan akhirnya membuang produk setelah digunakan.Atau kegiatan-
kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan
barang dan jasa termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan
penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.

Konsumen dapat merupakan seorang individu ataupun organisasi, mereka memiliki peran
yang berbeda dalam perilaku konsumsi, mereka mungkin berperan sebagai initiator,
influencer, buyer, payer atau user.

Dalam upaya untuk lebih memahami konsumennya sehingga dapat memenuhi kebutuhan
dan keinginan konsumen, perusahaan dapat menggolongkan konsumennya ke dalam
kelompok yang memiliki kemiripan tertentu, yaitu pengelompokan menurut geografi,
demografi, psikografi, dan perilaku..

Berikut beberapa pengertian perilaku konsumen dari beberapa sumber:


 Menurut Kotler dan Keller (2008:214), perilaku konsumen adalah studi bagaimana
individu, kelompok dan organisasi memilih, membeli, menggunakan dan
menempatkan barang, jasa, ide atau pengalaman untuk memuaskan keinginan dan
kebutuhan mereka.
 Menurut Basu Swastha (2000:10), perilaku konsumen merupakan kegiatan-kegiatan
individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan
barang-barang dan jasa-jasa, termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan
pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.

2012 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
2 Dosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id
 Menurut Schiffman dan Kanuk (2008:6), perilaku konsumen menggambarkan cara
individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya mereka yang
tersedia (waktu, uang, usaha) guna membeli barang-barang yang berhubungan
dengan konsumsi.

Ilmu perilaku konsumen merupakan ilmu tentang bagaimana individu mengambil suatu
keputusan dalam menggunakan sumber daya yang dimilikinya yaitu waktu, tenaga, dan
uang untuk mengkonsumsi sesuatu, termasuk mempelajari apa, mengapa, kapan, dan
dimana seseorang membeli, serta seberapa sering seseorang membeli dan menggunakan
suatu produk dan jasa.

Konsep Dasar Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang/ organisasi dalam mencari,
membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan membuang produk atau jasa setelah
dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhannya. Perilaku konsumen akan diperlihatkan dalam
beberapa tahap yaitu tahap sebelum pembelian, pembelian, dan setelah pembelian. Pada
tahap sebelum pembelian konsumen akan melakukan pencarian informasi yang terkait
produk dan jasa. Pada tahap pembelian, konsumen akan melakukan pembelian produk, dan
pada tahap setelah pembelian, konsumen melakukan konsumsi (penggunaan produk),
evaluasi kinerja produk, dan akhirnya membuang produk setelah digunakan.

Konsumen dapat merupakan seorang individu ataupun organisasi, mereka memiliki peran
yang berbeda dalam perilaku konsumsi, mereka mungkin berperan sebagai initiator,
influencer, buyer, payer atau user.

Dalam upaya untuk lebih memahami konsumennya sehingga dapat memenuhi kebutuhan
dan keinginan konsumen, perusahaan dapat menggolongkan konsumennya ke dalam
kelompok yang memiliki kemiripan tertentu, yaitu pengelompokan menurut geografi,
demografi, psikografi, dan perilaku.

Perilaku konsumen adalah salah satu cabang dari ilmu manajemen, yaitu lebih spesifik lagi
bidang pemasaran. Studi tentang perilaku konsumen merupakan integrasi antara berbagai
bidang ilmu, yaitu ekonomi, sosiologi, antropologi, dan psikologi. Seiring dengan
perkembangan zaman, studi perilaku konsumen ini juga makin berkembang.

2012 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
3 Dosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id
Studi perilaku konsumen muncul seiring dengan berkembangnya konsep pemasaran, yang
merupakan cara pandang pemasar dalam menghadapi konsumen dan pesaingnya, di mana
pemasar berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen secara lebih efektif dari
para pesaingnya. Tujuannya adalah memperoleh kepuasan pelanggan. Sehingga ilmu
perilaku konsumen dibutuhkan untuk mengidentifikasi apa kebutuhan dan keinginan
konsumen dan pelanggan tersebut sehingga pemasar mampu menyusun dan
mengimplementasikan strategi pemasaran yang tepat untuk karakteristik konsumen yang
menjadi target pasar.

Pemahaman tentang konsumen ini diperoleh pemasar melalui penelitian-penelitian perilaku


konsumen sehingga dapat dipertanggung-jawabkan kebenaran informasi yang terima dan
digunakan dalam penyusunan strategi pemasaran.

Perilaku konsumen terkait dengan strategi pemasaran, di mana pemasaran harus mampu
menyusun kriteria pembentukan segmen konsumen, kemudian melakukan pengelompokan
dan menyusun profil dari konsumen tersebut. Kemudian, pemasar memilih salah satu
segmen untuk dijadikan pasar sasaran. Dan setelah itu, pemasar menyusun dan
mengimplementasikan strategi bauran pemasaran yang tepat untuk segmen tersebut.

Studi tentang perilaku konsumen juga tidak terlepas pada masalah riset pemasaran. Riset
pemasaran adalah salah satu perangkat dalam Sistem Informasi Manajemen (SIM), yang
melakukan pengumpulan informasi tentang sikap, motivasi, keinginan, dan hal-hal lainnya
tentang konsumen. Informasi ini digunakan sebagai dasar bagi pembentukan karakteristik
dari segmen konsumen sehingga konsumen dapat dikelompokkan dan diidentifikasikan, dan
dapat dibedakan dari segmen lainnya.

BAURAN PEMASARAN

Dalam melaksanakan kegiatan pemasaran, perusahaan mengkombinasikan unsur-unsur


(variabel-variabel) yang terkendali yang dikenal sebagai bauran pemasaran (marketing mix)
yang terdiri dari, produk, harga, tempat dan promosi. Keempat bauran pemasaran tersebut
saling berinteraksi atau berhubungan agar memperoleh hasil yang memuaskan bagi
perusahaan.

2012 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
4 Dosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id
Philip Kotler mendefinisikan sebagai berikut: “Bauran Pemasaran adalah campuran dari
variabel-vahabel yang dapat dikendalikan yang digunakan oleh perusahaan untuk mengejar
tingkat penjualan yang diinginkan dalam pasar sasaran”.

Bauran pemasaran dapat disimpulkan bahwa, bauran pemasaran merupakan kombinasi


variabel-variabel pemasaran yang merupakan faktor-faktor internal yang berada dalam
jangkauan yang dapat dikendalikan oleh perusahaan. Dari variabel pemasaran tersebut
dapat disusun sebuah kombinasi yang mempunyai program pemasaran sehingga dapat
digunakan sebagai pedoman perusahaan di dalam mencapai tujuanya.

Perilaku konsumen juga dapat dipengaruhi dari stimuli pemasaran berupa bauran
pemasaran yang meliputi:
 Produk
Kebijakan produk meliputi perencanaan dan pengembangan produk. Kegiatan ini penting
terutama dalam lingkungan yang berubah-ubah. Oleh karenanya perusahaan dituntut
untuk menghasilkan dan menawarkan produk yang bernilai dan sesuai dengan selera
konsumen.
Yaitu tawaran untuk memuaskan kebutuhan dari perusahaan berbentuk barang, jasa,
atau campuran keduanya, pemberian merek, pengemasan, jaminan, pengembangan
produk baru, kualitas produk dan lini produk yang ada
 Harga
Harga adalah sejumlah uang yang perlu dibayarkan konsumen untuk mendapatkan
tawaran perusahaan. Dari sisi Perusahaan, harga sebagai pendapatan, konsumen harga
sebagai biaya.
Harga suatu produk dapat dikatakan sebagai alat pemasaran yang cukup penting,
dibandingkan dengan bauran pemasaran lainnya. Hal ini disebabkan misalnya karena
perubahan harga suatu produk akan mengakibatkan perubahan kebijakan saluran
distribusi, dan promosi. Meskipun disangkal bahwa suatu tingkat harga harus dapat
menutup biaya bauran pemasaran.
 Promosi
Usaha untuk mendorong peningkatan volume penjualan yang tampak paling agresif
adalah dengan cara promosi. Dasar pengembangan promosi adalah komunikasi.
Bagaimana perusahaan mengkomunikasikan produk/jasanya kepada saluran distribusi
dan pasar sasarannya untuk mempengaruhi sikap dan perilaku mereka.

2012 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
5 Dosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id
Promosi dibedakan menjadi 3, yaitu penjualan pribadi (personal selling), penjualan
massa (mass selling), dan promosi penjualan (sales promotion).
 Saluran distribusi
Pendistribusian produk ke pasar merupakan sebagian dari proses pengembangan
pemasaran, untuk mencapai pasar sasaran bagi perusahaan dan tujuan khususnya yang
menyangkut perencanaan pemasaran strategis. Jauh sebelum produk selesai,
manajemen harus menentukan metode apa yang akan didayagunakan untuk
mengantarkan produk ke pasar.
Sebagai saluran distribusi yang akan digunakan oleh perusahaan dalam mendistribusikan
produknya. Berkaitan dengan tempat adalah wholesaler (termasuk distributor, pedagang
besar), retailer (pengecer), dan logistik.

PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN KONSUMEN

Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, seorang konsumen harus memilih produk dan/atau
jasa yang akan dikonsumsinya. Banyaknya pilihan yang tersedia, kondisi yang dihadapi,
serta pertimbangan-pertimbangan yang mendasari akan membuat pengambilan keputusan
satu individu berbeda dari individu lainnya. Pada saat seorang konsumen baru akan
melakukan pembelian yang pertama kali akan suatu produk, pertimbangan yang akan
mendasarinya akan berbeda dari pembelian yang telah berulang kali dilakukan.
Pertimbangan-pertimbangan ini dapat diolah oleh konsumen dari sudut pandang ekonomi,
hubungannya dengan orang lain sebagai dampak dari hubungan sosial, hasil analisa kognitif
yang rasional ataupun lebih kepada ketidakpastian emosi (unsure emosional). Schiffman dan
Kanuk (2004) menggambarkan bahwa pada saat mengambil keputusan, semua
pertimbangan ini akan dialami oleh konsumen walaupun perannya akan berbeda-beda di
setiap individu

Proses pengambilan keputusan diawali dengan adanya kebutuhan yang berusaha untuk
dipenuhi. Pemenuhan kebutuhan ini terkait dengan beberapa alternatif sehingga perlu
dilakukan evaluasi yang bertujuan untuk memperoleh alternatif terbaik dari persepsi
konsumen. Di dalam proses membandingkan ini konsumen memerlukan informasi yang
jumlah dan tingkat kepentingannya tergantung dari kebutuhan konsumen serta situasi yang
dihadapinya.

Keputusan pembelian akan dilakukan dengan menggunakan kaidah menyeimbangkan sisi


positif dengan sisi negatif suatu merek (compensatory decision rule) ataupun mencari solusi
terbaik dari perspektif konsumen (non-compensatory decision rule), yang setelah konsumsi
akan dievaluasi kembali.

Model-model pengambilan keputusan telah dikembangkan oleh beberapa ahli untuk


memahami bagaimana seorang konsumen mengambil keputusan pembelian. Model-model
pengambilan keputusan kontemporer ini menekankan kepada aktor yang berperan pada

2012 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
6 Dosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id
pengambilan keputusan yaitu konsumen, serta lebih mempertimbangkan aspek psikologi
dan sosial individu.

Gambar 1. Kerangka Kerja Pengambilan Keputusan Konsumen


(Engel, J. F., Blackwell, R. D. and Miniard, P. W., 1993)

Pengenalan masalah

Pengenalan kebutuhan merupakan suatu tahap permulaan dari pembelian, hal ini juga
dikatakan oleh Kotler dan Philip Gary Amstrong yaitu : “Tahap pertama dalam proses
pengambilan keputusan pembelian yaitu mengeali masalah atau kebutuhan konsumen”.

Dari kutipan tersebut dapat kita tarik kesimpulan bahwa pengenalan kebutuhan merupakan
tahap pertama dari keseluruhan proses pembelian dimana pemakai atau pengguna
mengenali akan apa yang menjadi kebutuhan atau masalah. Proses pembelian dimulai
dengan mengenali kebuutuhan, dengan pembeli yang mengenali akan masalah atau
kebutuhan, pembeli dapat merasakan perbedaan diantara mereka akan keadaan yang
sekarang dan kebutuhan yang diinginkan.

Kebutuhan dapat dipicu oleh dorongan dari dalam ketika salah satu dari kebutuhan normal
seseorang seperti lapar, haus, sex meningkat pada tingkatan yang cukup tinggi untuk
menjadi pendorong. Kebutuhan juga dapat dipicu oleh dorongan dari luar, dalam hal ini
dapat dicontohkan pada kasus seseorang yang melewati toko roti dan melihat roti yang baru
selesai dipanggang dan mendorong rasa lapar atau seseorang yang mengagumi mobil
tetangganya.

Pada tahap ini para pemasar seharusnya melakukan penelitian untuk mencari tahu apa jenis
dari kebutuhan atau masalah yang muncul, apa yang membawa mereka dan bagaimana
memandu/membawa pembeli kepada produk mereka. Dengan mengumpulkan
beberapa informasi pemasar dapat mengenali faktor-faktor yang paling sering memicu
ketertarikan dalam produk dan dapat mengembangkan program pemasaran yang
melibatkan faktor-faktor tersebut.

2012 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
7 Dosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id
Pencarian informasi

Tahap setelah pengenalan kebutunan adalah pencarian informasi, pengertian pencarian


informasi itu sendiri dijelaskan oleh Philip Kotler dan Gary Amstrong yaitu : “Tahap dari
proses keputusan pembeli ialah dimana konsumen melakukan pencarian informasi lebih,
konsumen memiliki perhatian yang tinggi atau akan mencari informasi secara aktif”.

Informasi bernilai bagi konsumen karena keleluasanya membantu membuat keputusan


pembelian yang lebih memuaskan dan menghindari konsekuensi negatif sehubungan
dengan pengambilan keputusan yang buruk. Jadi, konsumen bersedia memberi nilai yang
lebih tinggi dan melakukan pencarian lebih banyak informasi apabila pembelian merupakan
hal yang penting.

Pentingnya pembelian bersumber dari :


(a) kuatnya seorang akan produk.
(b) keterlibatan ego seseorang akan produk.
(c) kerasnya konsekuensi sosial dan keuangan dari pengambil keputusan yang buruk.

Hal inilah yang menyebabkan mengapa manusia cenderung mencari informasi tambahan
tentang produk.

Perhatian utama pemasar adalah sumber informasi utama yang akan dicari konsumen dan
kepentingan relatifnya terhadap keputusan pembelian sesudahnya. Sumber-sumber
informasi konsumen terdiri dari empat kelompok, antara lain :
 Sumber pribadi : Keluarga, teman, tetangga, kenalan
 Sumber komersil : Iklan, tenaga penjual, pedagang perantara, pengemasan,
pajangan
 Sumber pengalaman : Penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk
 Sumber publik : Media massa, organisasi perlindungan konsumen

Pengaruh yang relatif dari sumber informasi berubah-ubah dengan produk dan pembeli.
Secara umum pengguna menerima kebanyakan dari informasi mengenai produk dari sumber
komersil, dimana dikendalikan oleh pemasar. Sumber yang efektif bagaimanapun juga
cenderung untuk menjadi pribadi atau personal.

Sumber individu menunjukan lebih pernting dalam mempengaruhi dari pembelian barang
atai jasa. Sumber komersil umumnya menginforasikan kepada pembeli tapi sumber individu
mengesahkan atau menilai produk dari sumber pembeli, contohnya seorang dokter pada
umumnya mengetahui obat baru dari sumber komersil, tetapi beralih kepada dokter lain
untuk menilai informasi tersebut. Sebagaimana banyaknya informasi yang diperoleh,
kesadaran dan pengetahuan pemakai dari merek-merek yang tersedia juga meningkat.

Perusahaan harus membuat Marketing mix-nya untuk membuat kesadaran dan pengetahuan
akan produk dan mereknya. Itu seharusnya dapat mengidentifikasikan secara hati-hati
terhadap sumber informasi dari pemakai dan kepentingan dari setiap sumber. Pemakai

2012 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
8 Dosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id
seharusnya ditanyakan bagaimana mereka pertamakali mendengar mengenai merek
tersebut, bagaimana informasi yang mereka terima dan bagairnana mereka menempatkan
pada perbedaan sumber informasi.

Evaluasi Alternatif

Kita telah melihat bagaimana pemakai menggunakan informasi untuk sampai pada
kumpulan keputusan pada merek akhir. Bagaimanakah pemakai memilih diantara pilihan
merek, pemasar harus mengetahui mengenai evaluasi dari alternatif yaitu bagaimana
pemakai memproses informasi untuk sampai pada pilihan merek. Sayangnya pemakai tidak
menggunakan evaluasi yang sederhan dan tunggal dalam setiap situasi pembelian,
meskipun beberapa proses alternatif berlangsung saat bekerja prakteknya.

Konsep dasar yang membantu menjelaskan proses evaluasi pemakai bahwa :


 setiap pemakai melihat produk sebagai kumpulan atribut
 pemakai akan melampirkan derajat atau ukuran kepentingan atribut yang berbeda
menurut kebutuhan unik dan permintaan dari masing-masing individu.
 Pemakai kemungkinan mengembangkan kumpulan dari persepsi merek dimana
setiap merek berdiri disetiap atribut. Irnplernemasi persepsi cenderung berhubungan
dengan merek yang diketahui sebagai citra merek, distorsi, kecenderungan dan
kepercayaan pernakai yang membedakan dari ciri sesungguhnya dari atribut.
 Harapan dari pemakai terhadap kepuasan produk sccara utuh akan berubah dengan
tingkatan dari perbedaan atribut.
 Pemakai tiba pada prilaku yang menuju kepada perbedaan merek melalui beberapa
prosedur peninjauan ulang yaitu dimana para pemakai telah menemukan bagaimana
menggunakan salah satu atau lebih dari beberapa evaluasi prosedur yang
tergantung pada para pemakai dan keputusan pembeli.

Tahap Pembelian

Tahap pembelian merupakan saat dimana konsumen memutuskan membeli atau tidak
produk yang bersangkutan dan membuat keputusan pemesanan yang berhubungan dengan
pembelian Selain itu keputusan pembelian dapat diartikan juga sebagai tingkatan dari
proses keputusan pembelian dimana konsumen sebenarnya melakukan pembelian.
Pemilikan ini dilakukan berdsar evaluasi tahap sebelumnya.

Dalam tingkatan evaluasi, konsumen membentuk prefensi diantara merek-merek dalam


kelompok pilihan. Konsumen mungkin juga membentuk suatu maksud pembelian untuk
membeli merek yang paling disukai. Namun demikian, ada dua faktor yang mempengaruhi
maksud (keinginan) pembelian dan keputusan pembelian yaitu perilaku orang lain dan
situasi yang tak terduga.

Didalam faktor pengaruh orang lain, hal itu dapat mengurangi alternatif yang dipilih atau
disukai oleh konsumen, hal ini akibat adanya dua hal yaitu :

2012 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
9 Dosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id
 intensitas dari perilaku negatif dari orang lain yang menuju kepada pilihan yang
disukai oleh lonsumen,
 motivasi dari pemakai untuk menyetujui permintaan orang lain.

Semakin gencar sikap negatif orang lain dan semakin dekat orang tearsebut dengan
konsumen, semakin besar konsumen akan mengubah maksud pembeliannya. Keadaan
sebaliknya juga akan berlaku preferensi seorang pembelli terhadap suatu merek akan
meningkat jika seorang yang mereka sukai juga memiliki kesamaan yang sama. Pengaruh
orang lain akan menjadi rumit saat beberapa orang yang dekat dengan pembeli memiliki
pendapat yang berlawanan dan pembeli ingin menyenangkan mereka semua.

Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak terduga, dimana pemakai akan membentuk
niat pembeli berdasarkan faktor seperti penghasilan yang diharapkan, harga yang
diharapkan dan harapan dari manfaat sebuah produk. Bagaimanapun juga situasi yang tidak
diharapkan dapat mengubah niat dari pembelian, contohnya ketika seseorang kekurangan
uang, maka mereka akan melakukan pembelian yang dianggap penting untuk kebutuhan
yang lebih mendesak. Oleh karena itu, kebiaaan dan juga keingionan untuk membeli tidak
selalu menghasilkan pilihan untuk membeli secara aktual atau nyata.

Perilaku Setelah Pembelian

Tugas dari pemasar tidak berakhir pada saat produk telah dibeli. Setelah membeli suatu
produk, seseorang akan memikirkan tentang keputusaan terseabut. Ada waktu-waktu
dimana konsumen tersebut tidak begitu yakin bahwa pembelian tersebut adalah pembelian
bijaksana. Hal ini dinamakan Cognitive Dissonance (ketidak sesuaian kognitif).

Dalam mencoba untuk menilai pembelanjaan tersebut, maka konsumen mencari fakta-fakta
tambahan atau iklan-iklan untuk membuktikan pada dirinya sendiri bahwa pembelian
tersebut adalah benar. Cognitive Dissonance (ketidaksesuaian kognitif) timbul pada saat
konsumen tersebut mendapatkan kepuasan setelah pembelian yang dilakukan.

Setelah pembelian dari produk pemakai akan merasa puas atau tidak puas dan akan
berlanjut dalam perilaku setelah pembelian terhadap pemasar, apa yang menentukan
apakah pembeli tersebut itu puas atau tidak puas dengan pembelian? Jawaban tersebut ada
pada hubungan antara harapan pamakai dan persepsi kinerja dari produk. Jika produk
tersebut tidak sesuai pada yang diharapkan oleh pemakai maka akan ada kekecewaan pada
konsumen. Jika produk tersebut sampai atau sama dengan harapan dari pemakai maka
pemakai akan merasa sangat senang dan akan melakukan pembelian ulang.

2012 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
10 Dosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
 Anoraga, Pandji. 2004. Manajemen Bisnis, Cetakan Ketiga. Jakarta: Rineka Cipta, .
 Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2008. Manajemen Pemasaran, Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.
 Basu Swastha. 2000. Pengantar Bisnis Modern, Pengantar Ekonomi Perusahaan Modern.
Jakarta: Liberty.
 Schiffman dan Kanuk. 2008. Perilaku konsumen Edisi 7. Jakarta: Indeks.
 Basu Swastha dan T. Hani Handoko. 2000. Manajemen Pemasaran (Analisa Perilaku
Konsumen). Yogyakarta: BPFE UGM.
 Engel, J.F. et.al. 1994. Consumer Behavior Jilid 1, Alih Bahasa Budiyanto. Jakarta:
Binarupa Aksara.
 Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Prenhallindo.
 Roger D. Blackwell, Paul W. Miniard, James F. Engel, 2005, Consumer Behavior 10th
edition, South-Western College Pub.

2012 Nama Mata Kuliah dari Modul Pusat Bahan Ajar dan eLearning
11 Dosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai