Anda di halaman 1dari 19

Penjelasan Tentang Multimeter

Multimeter adalah alat pengukur listrik yang sering


dikenal sebagai VOM (Volt-Ohm meter) yang dapat mengukur
tegangan (voltmeter), hambatan (ohm-meter), maupun arus
(amperemeter). Ada dua
kategori multimeter: multimeter digital atau DMM (digitalmulti-
meter)(untuk yang baru dan lebih akurat hasil pengukurannya),
dan multimeteranalog. Masing-masing kategori dapat
mengukur listrik AC, maupun listrik DC.
Sebuah multimeter merupakan perangkat genggam yang
berguna untuk menemukan kesalahan dan pekerjaan lapangan,
maupun perangkat yang dapat mengukur dengan derajat
ketepatan yang sangat tinggi.

Multimeter Analog

Multimeter Analog atau yang biasa disebut multimeter jarum


adalah alat pengukur besaran listrik yang menggunakan
tampilan dengan jarum yang bergerak ke range-range yang
kita ukur dengan probe . Multimeter ini tersedia dengan
kemampuan untuk mengukur hambatan ohm, tegangan (Volt)
dan arus (mA). Analog tidak digunakan untuk mengukur secara
detail suatu besaran nilai komponen, tetapi kebanyakan hanya
digunakan untuk baik atau jeleknya komponen pada waktu
pengukuran atau juga digunakan untuk memeriksa suatu
rangkaian apakah sudah tersambung dengan baik sesuai
dengan rangkaian blok yang ada.

Multimeter Digital

Multimeter digital hampir sama fungsinya


dengan multimeter analog
tetapi multimeterdigital menggunakan tampilan
angka digital. Multimeter digital pembacaan pengukuran
besaran listrik yang lebih tepat jika dibanding
dengan multimeter analog,
sehinggamultimeter digital dikhususkan untuk mengukur suatu
besaran nilai tertentu dari sebuah komponen secara mendetail
sesuai dengan besaran yang diinginkan.

 Papan Skala : digunakan untuk membaca hasil


pengukuran. Pada papan skala terdapat skala-skala;
tahanan/resistan (resistance) dalam satuan Ohm (Ω), tegangan
(ACV dan DCV), kuat arus (DCmA), dan skala-skala lainnya.
 Saklar Jangkauan Ukur : digunakan untuk menentukan
posisi kerja Multimeter, dan batas ukur (range). Jika digunakan
untuk mengukur nilai satuan tahanan (dalam W), saklar
ditempatkan pada posisi W, demikian juga jika digunakan untuk
mengukur tegangan (ACV-DCV), dan kuat arus (mA-mA). Satu
hal yang perlu diingat, dalam mengukur tegangan listrik, posisi
saklar harus berada pada batas ukur yang lebih tinggi dari
tegangan yang akan diukur. Misal, tegangan yang akan diukur
220 ACV, saklar harus berada pada posisi batas ukur 250
ACV. Demikian juga jika hendak mengukur DCV.
 Sekrup Pengatur Posisi Jarum (preset) : digunakan untuk
menera jarum penunjuk pada angka nol (sebelah kiri papan
skala).
 Tombol Pengatur Jarum Pada Posisi Nol (Zero Adjustment) :
digunakan untuk menera jarum penunjuk pada angka nol
sebelum Multimeter digunakan untuk mengukur nilai
tahanan/resistan. Dalam praktek, kedua ujung kabel penyidik
(probes) dipertemukan, tombol diputar untuk memosisikan
jarum pada angka nol.
 Lubang Kabel Penyidik : tempat untuk menghubungkan
kabel penyidik denganMultimeter. Ditandai dengan tanda (+)
atau out dan (-) atau common. PadaMultimeter yang lebih
lengkap terdapat juga lubang untuk mengukur h fe transistor
(penguatan arus searah/DCmA oleh transistor berdasarkan
fungsi dan jenisnya), dan lubang untuk mengukur kapasitas
kapasitor.

Cara Penggunaan Multimeter

Mari kita mulai dari skala DC Volt :


200 mV artinya adalah kita akan mengukur tegangan sebesar
0,2 Volt
2 V artinya adalah kita akan mengukur tegangan sebesar 2 Volt
20 V artinya adalah kita akan mengukur tegangan sebesar 20
Volt
200 V artinya adalah kita akan mengukur tegangan sebesar
200 Volt
750 V artinya adalah kita akan mengukur tegangan sebesar
750 Volt
Gunakan skala yg tepat untuk pengukuran, misal baterai 3,6
Volt gunakan skala pada 20 V. Maka hasilnya akan akurat misal
terbaca 3,76 Volt.
Jika menggunakan skala 2Volt akan muncul angka 1 (pertanda
overload/melebihi skala)
Jika menggunakan skala 200 V akan terbaca hasilnya namun
tidak akurat misal terbaca : 3,6 V atau 3,7 V saja (1 digit
dibelakang koma)
Jika menggunakan 750 V bisa saja terbaca namun hasilnya
akan terbaca 3 atau 4 volt (Dibulatkan langsung tanpa koma)
Jika kabel terbalik maka hasilnya akan tetap muncul, namun
tanda negatif di depan hasilnya. Beda
dengan Multimeter Analog. Jika kabel terbalik jarum akan
mentok ke kiri.

Menggunakan Multimeter sebagai Voltmeter :


1. Perhatikan object yang akan diukur. (Resistor,
hambatan jalur, dll)
2. Perhatikan skala pengukuran pada Ohmmeter
3. 200 artinya akan mengukur hambatan yang nilainya
max 200 Ohm
4. 2K artinya akan mengukur hambatan yang nilainya
max 2000 Ohm
5. 20K artinya akan mengukur hambatan yang nilainya
max 20.000 Ohm
6. 200K artinya akan mengukur hambatan yang nilainya
max 200.000 Ohm
7. 2M artinya akan mengukur hambatan yang nilainya
max 2.000.000 Ohm ( 2 Mega Ohm)
RANGKAIAN LISTRIK

Rangkaian Listrik - Berikut ini adalah info tentang Rangkaian Listrik yang
akan diulas oleh dunia elektro.

Definisi - Definisi

Rangkaian listrik adalah suatu kumpulan elemen atau komponen listrik yang
saling
dihubungkan dengan cara-cara tertentu dan paling sedikit mempunyai satu
lintasan

tertutup.

Elemen atau komponen yang akan dibahas pada mata kuliah Rangkaian Listrik
terbatas

pada elemen atau komponen yang memiliki dua buah terminal atau kutub pada
kedua

ujungnya. Untuk elemen atau komponen yang lebih dari dua terminal dibahas
pada mata

kuliah Elektronika.

Pembatasan elemen atau komponen listrik pada Rangkaian Listrik dapat


dikelompokkan

kedalam elemen atau komponen aktif dan pasif. Elemen aktif adalah elemen
yang

menghasilkan energi dalam hal ini adalah sumber tegangan dan sumber arus,
mengenai

sumber ini akan dijelaskan pada bab berikutnya. Elemen lain adalah elemen
pasif

dimana elemen ini tidak dapat menghasilkan energi, dapat dikelompokkan


menjadi

elemen yang hanya dapat menyerap energi dalam hal ini hanya terdapat pada
komponen

resistor atau banyak juga yang menyebutkan tahanan atau hambatan dengan
simbol R,

dan komponen pasif yang dapat menyimpan energi juga diklasifikasikan menjadi
dua

yaitu komponen atau lemen yang menyerap energi dalam bentuk medan magnet
dalam

hal ini induktor atau sering juga disebut sebagai lilitan, belitan atau kumparan
dengan

simbol L, dan kompone pasif yang menyerap energi dalam bentuk medan
magnet dalam

hal ini adalah kapasitor atau sering juga dikatakan dengan kondensator dengan
simbol
C, pembahasan mengenai ketiga komponen pasif tersebut nantinya akan
dijelaskan pada

bab berikutnya.
Elemen atau kompoen listrik yang dibicarakan disini adalah :

1. Elemen listrik dua terminal

a. Sumber tegangan

b. Sumber arus

c. Resistor ( R )

d. Induktor ( L )

e. Kapasitor ( C )

2. Elemen listrik lebih dari dua terminal

a. Transistor

b. Op-amp

Berbicara mengenai Rangkaian Listrik, tentu tidak dapat dilepaskan dari


pengertian dari

rangkaian itu sendiri, dimana rangkaian adalah interkoneksi dari sekumpulan


elemen

atau komponen penyusunnya ditambah dengan rangkaian penghubungnya


dimana

disusun dengan cara-cara tertentu dan minimal memiliki satu lintasan tertutup.
Dengan

kata lain hanya dengan satu lintasan tertutup saja kita dapat menganalisis
suatu

rangkaian.

Yang dimaksud dengan satu lintasan tertutup adalah satu lintasan saat kita mulai
dari

titik yang dimaksud akan kembali lagi ketitik tersebut tanpa terputus dan tidak

memandang seberapa jauh atau dekat lintasan yang kita tempuh.

Rangkaian listrik merupakan dasar dari teori rangkaian pada teknik elektro
yang

menjadi dasar atay fundamental bagi ilmu-ilmu lainnya seperti elektronika,


sistem daya,
sistem computer, putaran mesin, dan teori control.

Arus Listrik
Pada pembahasan tentang rangkaian listrik, perlu kiranya kita mengetahui
terlebih
dahulu beberapa hal megenai apa itu yang dimaksud dengan listrik. Untuk
memahami
tentang listrik, perlu kita ketahui terlebih dahulu pengertian dari arus.
Arus merupakan perubahan kecepatan muatan terhadap waktu atau muatan
yang
mengalir dalam satuan waktu dengan simbol i (dari kata Perancis : intensite),
dengan
kata lain arus adalah muatan yang bergerak. Selama muatan tersebut bergerak
maka
akan muncul arus tetapi ketika muatan tersebut diam maka arus pun akan
hilang.
Muatan akan bergerak jika ada energi luar yang memepengaruhinya. Muatan
adalah
satuan terkecil dari atom atau sub bagian dari atom. Dimana dalam teori atom
modern
menyatakan atom terdiri dari partikel inti (proton bermuatan + dan neutron
bersifat
netral) yang dikelilingi oleh muatan elektron (-), normalnya atom bermuatan
netral.
Muatan terdiri dari dua jenis yaitu muatan positif dan muatan negatif
Arah arus searah dengan arah muatan positif (arah arus listrik) atau berlawanan
dengan
arah aliran elektron. Suatu partikel dapat menjadi muatan positif apabila
kehilangan
elektron dan menjadi muatan negatif apabila menerima elektron dari partikel
lain.
Coulomb adalah unit dasar dari International System of Units (SI) yang
digunakan
untuk mengukur muatan listrik.

Simbol : Q = muatan konstan


q = muatan tergantung satuan waktu

muatan 1 elektron = -1,6021 x 10-19 coulomb

1 coulomb = -6,24 x 1018 elektron

Secara matematis arus didefinisikan :

i = dq/dt

Satuannya : Ampere (A)


Dalam teori rangkaian arus merupakan pergerakan muatan positif. Ketika terjadi
beda
potensial disuatu elemen atau komponen maka akan muncul arus dimaan arah
arus
positif mengalir sebaliknya.

Macam-macam arus :

1. Arus searah (Direct Current/DC)


Arus DC adalah arus yang mempunyai nilai tetap atau konstan terhadap satuan
waktu, artinya diaman pun kita meninjau arus tersebut pada wakttu berbeda
akan
mendapatkan nilai yang sama.

2. Arus bolak-balik (Alternating Current/AC)


Arus AC adalah arus yang mempunyai nilai yang berubah terhadap satuan waktu
dengan karakteristik akan selalu berulang untuk perioda waktu tertentu
(mempunyai perida waktu : T).
HUKUM OHM

Dalam Ilmu Elektronika, Hukum dasar Elektronika yang wajib


dipelajari dan dimengerti oleh setiap Engineer Elektronika
ataupun penghobi Elektronika adalah Hukum Ohm, yaitu
Hukum dasar yang menyatakan hubungan antara Arus Listrik
(I), Tegangan (V) dan Hambatan (R). Hukum Ohm dalam bahasa
Inggris disebut dengan “Ohm’s Laws”. Hukum Ohm pertama
kali diperkenalkan oleh seorang fisikawan Jerman yang
bernama Georg Simon Ohm (1789-1854) pada tahun 1825.
Georg Simon Ohm mempublikasikan Hukum Ohm tersebut
pada Paper yang berjudul “The Galvanic Circuit Investigated
Mathematically” pada tahun 1827.

Bunyi Hukum Ohm

Pada dasarnya, bunyi dari Hukum Ohm adalah :

“Besar arus listrik (I) yang mengalir melalui sebuah penghantar atau
Konduktor akan berbanding lurus dengan beda potensial / tegangan (V)
yang diterapkan kepadanya dan berbanding terbalik dengan
hambatannya (R)”.

Secara Matematis, Hukum Ohm dapat dirumuskan menjadi


persamaan seperti dibawah ini :

V=IxR
I=V/R
R=V/I
Dimana :
V = Voltage (Beda Potensial atau Tegangan yang satuan unitnya
adalah Volt (V))
I = Current (Arus Listrik yang satuan unitnya adalah Ampere (A))
R = Resistance (Hambatan atau Resistansi yang satuan unitnya
adalah Ohm (Ω))
Dalam aplikasinya, Kita dapat menggunakan Teori Hukum Ohm
dalam Rangkaian Elektronika untuk memperkecilkan Arus
listrik, Memperkecil Tegangan dan juga dapat memperoleh Nilai
Hambatan (Resistansi) yang kita inginkan.

Hal yang perlu diingat dalam perhitungan rumus Hukum Ohm,


satuan unit yang dipakai adalah Volt, Ampere dan Ohm. Jika
kita menggunakan unit lainnya seperti milivolt, kilovolt,
miliampere, megaohm ataupun kiloohm, maka kita perlu
melakukan konversi ke unit Volt, Ampere dan Ohm terlebih
dahulu untuk mempermudahkan perhitungan dan juga untuk
mendapatkan hasil yang benar.

Contoh Kasus dalam Praktikum Hukum Ohm

Untuk lebih jelas mengenai Hukum Ohm, kita dapat melakukan


Praktikum dengan sebuah Rangkaian Elektronika Sederhana
seperti dibawah ini :

Kita memerlukan sebuah DC Generator (Power Supply),


Voltmeter, Amperemeter, dan sebuah Potensiometer sesuai
dengan nilai yang dibutuhkan.
Dari Rangkaian Elektronika yang sederhana diatas kita dapat
membandingkan Teori Hukum Ohm dengan hasil yang
didapatkan dari Praktikum dalam hal menghitung Arus Listrik
(I), Tegangan (V) dan Resistansi/Hambatan (R).

Menghitung Arus Listrik (I)

Rumus yang dapat kita gunakan untuk menghitung Arus Listrik


adalah I = V / R

Contoh Kasus 1 :

Setting DC Generator atau Power Supply untuk menghasilkan


Output Tegangan 10V, kemudian atur Nilai Potensiometer ke 10
Ohm. Berapakah nilai Arus Listrik (I) ?
Masukan nilai Tegangan yaitu 10V dan Nilai Resistansi dari
Potensiometer yaitu 10 Ohm ke dalam Rumus Hukum Ohm
seperti dibawah ini :
I=V/R
I = 10 / 10
I = 1 Ampere
Maka hasilnya adalah 1 Ampere.

Contoh Kasus 2 :

Setting DC Generator atau Power Supply untuk menghasilkan


Output Tegangan 10V, kemudian atur nilai Potensiometer ke 1
kiloOhm. Berapakah nilai Arus Listrik (I)?
Konversi dulu nilai resistansi 1 kiloOhm ke satuan unit Ohm. 1
kiloOhm = 1000 Ohm. Masukan nilai Tegangan 10V dan nilai
Resistansi dari Potensiometer 1000 Ohm ke dalam Rumus
Hukum Ohm seperti dibawah ini :
I=V/R
I = 10 / 1000
I = 0.01 Ampere atau 10 miliAmpere
Maka hasilnya adalah 10mA

Menghitung Tegangan (V)

Rumus yang akan kita gunakan untuk menghitung Tegangan


atau Beda Potensial adalah V = I x R.

Contoh Kasus :

Atur nilai resistansi atau hambatan (R) Potensiometer ke 500


Ohm, kemudian atur DC Generator (Power supply) hingga
mendapatkan Arus Listrik (I) 10mA. Berapakah Tegangannya
(V) ?
Konversikan dulu unit Arus Listrik (I) yang masih satu
miliAmpere menjadi satuan unit Ampere yaitu : 10mA = 0.01
Ampere. Masukan nilai Resistansi Potensiometer 500 Ohm dan
nilai Arus Listrik 0.01 Ampere ke Rumus Hukum Ohm seperti
dibawah ini :
V=IxR
V = 0.01 x 500
V = 5 Volt
Maka nilainya adalah 5Volt.

Menghitung Resistansi / Hambatan (R)

Rumus yang akan kita gunakan untuk menghitung Nilai


Resistansi adalah R = V / I

Contoh Kasus :
Jika di nilai Tegangan di Voltmeter (V) adalah 12V dan nilai
Arus Listrik (I) di Amperemeter adalah 0.5A. Berapakah nilai
Resistansi pada Potensiometer ?
Masukan nilai Tegangan 12V dan Arus Listrik 0.5A kedalam
Rumus Ohm seperti dibawah ini :
R=V/I
R = 12 /0.5
R = 24 Ohm
Maka nilai Resistansinya adalah 24 Ohm

Pengertian Jangka Sorong Dan Fungsinya


- Jangka sorong adalah alat yang digunakan untuk mengukur suatu benda yang memiliki
tingkat ketelitian satu per-seratus milimeter, dengan memakai alat ukur ini Anda bisa tahu
ukuran suatu benda secara pasti. Jangka sorong ini mempunyai dua buah bagian pengukur,
bagian pertama adalah bagian cembung yang berfungsi untuk mengukur panjang suatu benda,
dan bagian yang kedua adalah bagian cekung mengarah ke dalam yang memiliki fungsi untuk
mengukur diameter bagian dalam suatu benda. Bagian ini umumnya disebut sebagai bagian
rahang dari jangka sorong.

Bagian rahang jangka sorong memiliki suatu skala yang bernama skala utama. Besar panjang
dari bagian skala utama adalah 1 milimeter. Bagian rahang sorong juga memiliki bagian
sebanyak 10 bagian skala yang bernama skala nonius atau skala Vernier. Vernier sendiri
diambil dari nama penemunya yang bernama Piere Vernier yang merupakan seorang ahli
teknik yang berasal dari Perancis. 10 skala nonius memiliki panjang 9 milimeter. Maka, 1
bagian dari skala nonius ini sama dengan 0,9 milimeter.

Jangka sorong digital


Untuk melakukan pengukuran pada diameter sebuah bola, diameter dalam
sebuah tabung, dan juga untuk melakukan pengukuran pada kedalaman,
biasanya dilakukan dengan jangka sorong sebagai alat ukurnya. Jangka
sorong mempunyai skala 0,1 milimeter sebagai skala terkecil, artinya adalah
nilai dari dua gores yang dekat jaraknya adalah 0,1 milimeter. Jadi bisa
dibilang kalau jangka sorong ini bisa melakukan pengukuran sebuah benda
dengan tingkat ketelitian sampai 0,1 milimeter.

Adapun fungsi-fungsi dari jangka


sorong adalah sebagai berikut
1. Sebagai alat pengukur diameter bagian luar dari sebuah benda
2. Sebagai alat pengukur diameter bagian dalam dari sebuah benda
3. Sebagai alat pengukur kedalaman sebuah benda
4. Sebagai alat pengukur ketebalan sebuah benda

Berikut ini adalah beberapa cara


untuk menggunakan jangka sorong
sebagai alat ukur sebuah benda
1. Kendorkan baut pengunci dan geser rahang gesernya, pastikan terlebih
dahulu bahwa rahang geser berfungsi dengan benar. Dan periksa terlebih
daulu ketika rahang geser tertutup hitungannya berada pada posisi nol.

2. Untuk menghindari kesalahan pengukuran, ada baiknya Anda


membersihkan terlebih dahulu permukaan benda yang akan Anda ukur,
pastikan tidak ada benda lain yang melekat.

3. Tutup kedua rahang sampai menjepit benda yang akan diukur, kemudian
Anda tinggal melihat skalanya.

Berikut ini adalah cara untuk


mengukur diameter sebuah benda
menggunakan jangka sorong
Melakukan pengukuran pada diameter sebuah benda sama dengan cara yang
telah dibahas tadi, hanya bedanya adalah kalau cara yang tadi rahang yang
digunakan adalah rahang bagian bawah, dan untuk melakukan pengukuran
diameter sebuah benda, rahang yang digunakan adalah rahang bagian atas.
Cara penggunaannya adalah dengan merapatkan rahang bagian atas
kemudian taruh benda yang akan Anda ukur. Geser rahang geser sampai
kedua bagian rahang menekan dan menempel di bagian dalam benda, dan
pastikan bahwa bagian dalam dinding jangan miring atau lurus dengan skala.

Cara untuk mengukur kedalaman


dengan menggunakan jangka sorong
Caranya hanya cukup untuk menaruh benda yang kedalamannya akan Anda
ukur. Geser rahang geser sampai menyentuh bagian permukaan bagian
dalam atau dasar lubang. Benda yang ingin diukur juga harus dalam keadaan
tidak geser atau dalam keadaan statis. Baca juga Fungsi Anemometer.
ENERGI LISTRIK

Pengertian Energi Listrik, Fungsi Energi Listrik,


dan Sumber Energi Listrik.
A. Pengertian Energi Listrik
Energi listrik adalah energi yang berasal dari muatan listrik yang
menimbulkan medan listrik statis atau bergeraknya elektron pada
konduktor ( pengantar listrik ) atau ion ( positif atau negatif ) pada zat cair
atau gas. Listrik memiliki satuan Ampere yang disimbolkan dengan A dan
tegangan listrik yang disimbolkan dengan V dengan satuan volt dengan
ketentuan kebutuhan pemakaian daya listrik Watt yang disimbolkan
dengan W. Energi listrik dapat diciptakan oleh sebuah energi lain dan
bahkan sanggup memberikan energi yang nantinya dapat dikonversikan
pada energi yang lain.

B. Fungsi Energi Listrik


Agar peralatan listrik dan alat elektronik dapat digunakan, tetapi tentunya
diperlukan energi tegangan listrik yang sesuai dengan kebutuhan alat
tersebut. Mengapa demikian ?. Karena apabila Energi listrik tidak sesuai
dengan kebutuhan peralatan listrik dan alat elektronik dapat berdampak
pada alat tersebut misalnya tidak dapat beropersai, beroperasi tidak
maksimal, atau bahkan alat tersebut bisa rusak. Kesesuaian energi listrik
tersebut mencakup tipe tegangan atau arus yang diperlukan ( AC atau
DC ) , besar-kecilnya tegangan yang diperlukan, serta arus minimal atau
terendah yang dibutuhkan.

C. Contoh Sumber Energi Listrik


Terlepas dari besar-kecilnya tegangan Energi Listrik yang dihasilkan , ada
beberapa alat yang dapat menghasilkan sumber energi listrik. Berikut alat
yang dapat menghasilkan sumber energi listrik :
1. Perusahan Listrik Negara ( PLN ) , yaitu melalui pembangkit listrik
seperti PLTA, PLTS, PLTD atau PLTU.

2. Accu / Aki , yaitu alat yang dapat menyimpan energi listrik dalam
bentuk energi kimia. Aki dibedakan menjadi dua jenis yaitu Aki
basah / cair dan Aki kering. Berdasarkan standar internasional,
setiap satu cell Accu mempunyai tegangan nominal sebesar 2 Volt.
Dengan demikian Accu / Aki 12 Volt mempunyai cell 6 buah
demikian juga dengan Accu / Aki 6 Volt yang mempunyai cell 3 buah.
Accu / Aki digunakan pada kendaraan bermotor roda dua maupun
roda empat. Selain itu juga terdapat pada perangkat elektronik yang
masih menggunakan Accu / Aki sebagai sumber Energi listrik DC
seperti Sentral Telepon Digital dan BTS.

3. Baterai Kering , yaitu alat yang bisa menyimpan energi listriknya


dalam zat kimia kering. Baterai kering dapat kita jumpai pada
sejumlah peralatan elektronik seperti ponsel, laptop , notebook ,
tablet , dan peralatan elektronok lainnya yang menggunakan baterai
kering sebagai energi listiknya.

4. Adaptor , yaitu suatu alat elektronik yang terbentuk dari komponen -


komponen elektronika pada sebuah rangkaian regulator yang
berfungsi untuk menurunkan tegangan tinggi sekaligus merubah
tegangan AC menjadi DC. Adaptor digunakan sebegai penerus
tegangan listrik saat pengisisan ( charge battery ) pada perangkat
elektronika seperti telepon selular, notebook , laptop , dan lain
sebagainya.

5. Buah, Seiring berkembangnya zaman, akhir - akhir ini beberapa


penelitian sudah membuktikan bahwa buah dan tanaman tertentu
dapat menghasilkan sumber energi listrik meskipun dalam jumlah
yang kecil. Contohnya kulit pisang dan jeruk.

Anda mungkin juga menyukai