Anda di halaman 1dari 23

TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL

SALEP MATA KLORAMFENIKOL

DISUSUN OLEH :

1. Novda Melati Kurnia ( PO.71.39.0.17.028 )


2. Nur Adzimah ( PO.71.39.0.17.029 )
3. Nurul Kamilah ( PO.71.39.0.17.031 )
4. Rangti Annisa Harartasyahrani ( PO.71.39.0.17.032 )
5. Riski Wulandari ( PO.71.39.0.17.033 )
6. Riza Silviana ( PO.71.39.0.17.034 )

Kelas : Reguler 2A
Kelompok 5

DOSEN PEMBIMBING :
Drs. Sadakata Sinulingga,Apt, M.Kes

Nilai Paraf

POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG


JURUSAN FARMASI
TAHUN AJARAN 2018/2019
SALEP MATA KLORAMFENIKOL

I. FORMULA TUGAS
Salep mata kloramfenikol

II. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu mengetahui rancangan formula dalam pembuatan Salep mata
kloramfenikol
2. Mahasiswa dapat memahami proses pembuatan sediaan Salep mata kloramfenikol
3. Mahasiswa mampu memahami evaluasi pada sediaan Salep mata kloramfenikol
Mengetahui dan memahami cara pembuatan sediaan Salep mata kloramfenikol
yang baik dan benar

III. TEORI
A. Definisi Salep Mata
Steril adalah suatu keadaan dimana suatu alat, bahan atau sediaan sama
sekali bebas dari mikroorganisme hidup yang patogen maupun tidak, baik dalam
bentuk vegetative maupun spora. Sterilisasi adalah penghancuran secara lengkap
semua mikroorganisme hidup dan spora-sporanya dari alat, bahan atau sediaan.
Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai
obat luar. Bahan obatnya harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep
yang cocok (Anief, 2000) hal 110.
Salep mata adalah salep yang digunakan pada mata. Pada pembuatan salep
mata harus diberikan perhatian khusus. Sediaan dibuat dari bahan yang sudah
disterilkan dengan perlakuan aseptik yang ketat serta memenuhi syarat uji
sterilitas .
Salep mata adalah salep yang digunakan pada mata. Pada pembuatan salap
mata harus diberikan perhatian khusus. Sediaan dibuat dari bahan yang sudah
disterilkan dengan perlakuan aseptik yang ketat serta memnuhi syarat uji sterilitas.
Bila bahan tertentu yang digunakan dalam formulasi salap mata tidak dapat
disterilkan dengan cara biasa, maka dapat digunakan bahan yang yang memenuhi
syarat uji sterilitas dengan pembuatan secara aseptik. Salep mata mengandung
bahan atau campuran bahan yang sesuai untuk mecegah pertumbuhan atau
memusnahkan mikroba yang mungkin masuk secara tidak sengaja bila wadah
dibuka pada waktu aplikasi penggunaan, kecuali dinyatakan lain dalam
monografi, atau formulanya sendiri sudah bersifat bakteriostatik. (Goeswin Agus,
Sediaan Farmasi Steril)
Obat biasanya dipakai untuk mata untuk maksud efek lokal pada
pengobatan bagian permukaan mata atau pada bagian dalamnya. Yang paling
sering digunakan adalah larutan dalam air, tapi bisa juga dalam bentuk suspensi,
cairan bukan air dan salep mata. Berbeda syarat salep dermatologi salep mata yang
baik yaitu :
1. Steril
2. Bebas hama/bakteri
3. Tidak mengiritasi mata
4. Difusi bahan obat ke seluruh mata yang dibasahi karena sekresi cairan
mata. Dasar salep harus mempunyai titik lebur/titik leleh mendekati suhu
tubuh
(Ansel,1989) hal 562
Bahan obat harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang
cocok. (Howard C Ansel, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Hal 502)
Tergantung dari sifat bahan obat dan tujuan pemakaian, empat kelompok dasar
salep yang digunakan sebagai pembawa, antara lain :
1. Dasar salep senyawa hidrokarbon
2. Dasar salep serap/absorbs
3. Dasar salep yang dapat dicuci dengan air
4. Dasar salep larut dalam air

Bahan tambahan yang ditambahkan ke dalam dasar salap mata berbentuk


larutan atau serbuk halus. Salap mata harus bebas dari partikel kasar dan harus
memenuhi syarat kebocoran dan partikel logam pada uji salep mata . Wadah
(kontener) untuk salep mata harus dalam keadaan steril pada waktu pengisian dan
penutupan serta harus tertutup rapat dan disegel untuk menjamin sterilitas pada
penggunaan pertama obat.
Dasar salap mata yang dipilih tidak mengiritasi mata, memungkinkan
difusi obat dalam caitan mata, dan tetap dapat memperthankan aktivitas obat
dalam jangka waktu tertentu pada kondisi penyimpanan yang tepat (usia) guna.
Vaselin merupakan dasar salap mata yang banyak digunakan. Beberapa bahan
dasar salap dapat menyerap air, bahan dasar yang mudah dicuci dengan air, dan
bahan seperti ini memungkinkan dispersi oabt larut secara lebih baik, tetapi tidak
boleh menyebabkan iritasi pada mata.
Zat obat yang ditambahkan ke dalam dasar salep, apakah dalam bentuk
larutan atau dalam bentuk serbuk yang dibuat halus sekali sampai ukuran mikron.
Lalu obat dicampur sampai sempurna dengan dasar salap biasanya memakai
penggiling.
Setelah pembuatan saeap mata ini diisikan ke dalam tube yang terbuat dari
plastik atau timah dimana sebelumnya telah dibuat steril. Tube – tube ini khas
kecil, yang isinya kurang lebih 3,5 gram salap dan dikocokkan dengan ujungnya
berliku sempit yang memungkinkan lompatan segumpal kecil salep. Hal ini sesuai
untuk menempatkan salap pada garis tepi kelopak mata. Suatu tempat yang biasa
dalam pemakaian obat. Hal ini harus dikerjakan tanpa menyentuh mata. (ANSEL,
Penghantar Bentuk Sediaan Farmasi).
Produk steril hendaklah dibuat dengan persyaratan khusus dengan tujuan
memperkecil risiko pencemaran mikroba, partikulat dan pirogen, yang sangat
tergantung dari ketrampilan, pelatihan dan sikap personil yang terlibat

B. Kelebihan dan kekurangan sediaan Salep mata


Keuntungan utama suatu salep mata terhadap larutan untuk mata adalah
penambah waktu hubungan anatara obat dengan obat dengan mata, dua sampai
empat kali lebih besar apabila dipakai salep dibandingkan jika dipakai larutan
garam. Satu kekurangan bagi pengggunaan salep mata adalah kaburnya
pandangan yang terjadi begitu dasar salep meleleh dan menyebar melalui lensa
kontak. (ANSEL, Penghantar Bentuk Sediaan Farmasi).
Sediaan mata umumnya dapat memberikan bioavailabilitas lebih besar
daripada sediaan larutan dalam air yang ekuivalen. Hal ini disebabkan karena
waktu kontak yang lebih lama sehingga jumlah obat yang diabsorbsi lebih tinggi.
Salep mata dapat mengganggu penglihatan, kecuali jika digunakan saat akan tidur
(Remington Pharmaceutical Science, hal.1585).

C. Bahan-bahan membuat sediaan Salep mata


Bahan tambahan yang ditambahkan ke dalam dasar salap mata berbentuk larutan
atau serbuk halus. Salap mata harus bebas dari partikel kasar dan harus memenuhi
syarat kebocoran dan partikel logam pada uji salep mata . Wadah (kontener) untuk
salep mata harus dalam keadaan steril pada waktu pengisian dan penutupan serta
harus tertutup rapat dan disegel untuk menjamin sterilitas pada penggunaan pertama
obat.
Dasar salap mata yang dipilih tidak mengiritasi mata, memungkinkan difusi obat
dalam caitan mata, dan tetap dapat memperthankan aktivitas obat dalam jangka
waktu tertentu pada kondisi penyimpanan yang tepat (usia) guna. Vaselin merupakan
dasar salap mata yang banyak digunakan. Beberapa bahan dasar salap dapat
menyerap air, bahan dasar yang mudah dicuci dengan air, dan bahan seperti ini
memungkinkan dispersi oabt larut secara lebih baik, tetapi tidak boleh menyebabkan
iritasi pada mata.

Zat obat yang ditambahkan ke dalam dasar salep, apakah dalam bentuk larutan
atau dalam bentuk serbuk yang dibuat halus sekali sampai ukuran mikron. Lalu obat
dicampur sampai sempurna dengan dasar salap biasanya memakai penggiling.

Setelah pembuatan saeap mata ini diisikan ke dalam tube yang terbuat dari plastik
atau timah dimana sebelumnya telah dibuat steril. Tube – tube ini khas kecil, yang
isinya kurang lebih 3,5 gram salap dan dikocokkan dengan ujungnya berliku sempit
yang memungkinkan lompatan segumpal kecil salep. Hal ini sesuai untuk
menempatkan salap pada garis tepi kelopak mata. Suatu tempat yang biasa dalam
pemakaian obat. Hal ini harus dikerjakan tanpa menyentuh mata. (ANSEL,
Penghantar Bentuk Sediaan Farmasi).

Produk steril hendaklah dibuat dengan persyaratan khusus dengan tujuan


memperkecil risiko pencemaran mikroba, partikulat dan pirogen, yang sangat
tergantung dari ketrampilan, pelatihan dan sikap personil yang terlibat.

IV. Data Pendukung


a. Data Zat Aktif
Nama Zat Bahan Cara pH Cara Khasiat
Aktif Pembantu Pakai Stabilitas Sterilisasi
Kloramfenikol Cethyl Alkohol Dioleskan 6 Dengan Kloramfenikol
pada mata mensterilkan sebagai
Adeps Lanae
yang sakit sebagian alat antibiotikum
Paraffin cair
3-4 kali menggunakan
Cethyl Alkohol
Vaselin kuning sehari oven, sebagai coating
autoclave dan agent, emulsfying
flambeer agent, stiffening
agent.

Adeps Lanae
sebagai Basis
salep atau zat
tambahan

Paraffin cair
sebagai pelarut

Vaselin kuning
sebagai basis
salep, emolien

- Tinjauan Zat Berkhasiat


1. Farmakodinamik
Kloramfenikol merupakan suatu antibiotik yang memiliki mekanisme
kerja menghambat sisntesis protein bakteri pada tingkat ribosom. Obat ini
terikat pada ribosom subunit 50S. Kloramfenikol menyekatkan ikatan
persenyawaan aminoacyl dari molekul tRNA yang bermuatan ke situs aseptor
kompleks mRNA ribosom. Kegagalan aminoacyl untuk menyatu dengan baik
pada situs aseptor menghambat reaksi transpeptidase yang dikatalisasi oleh
peptidyl transferase. Peptida yang ada pada situs donor pada kompleks
ribosom tidak ditransfer ke asam amino aseptornya, sehingga sintesis protein
terhenti. Kloramfenikol umumnya bersifat bakteriostatik. Pada konsentrasi
tinggi kloramfenikol kadang-kadang bersifat bakterisid terhadap kuman-
kuman tertentu. Kloramfenikol emiliki spektrum luas. Spektrum antibakteri
kloramfenikol meliputi Salmonella spp, Clamydia, Haemophillus, D.
pneumoniae, S. pyogens, S. viridans, Neisseria, Bacillus spp, C. diphtheriae,
Mycoplasma, Rickettsia, Treponema dan kebanyakan kuman anaerob.

2. Farmakokinetik
Kloramfenikol digunakan secara topikal pada terapi infeksi mata karena
spektrumnya luas dan penetrasinya pada jaringan mata dan aqueous humor.
Berdasarkan penelitian, penggunaan klorampenikol pada penyakit mata yaitu
konjungtivis katarak memberi hasil yang baik namun hasil sangat dipengaruhi
oleh dosis dan bagaimana cara mengaplikasikan sediaan tersebut (Mc.
Evoy.2004:14553).
Setelah pemberian kloramfenikol melalui mata, absorpsi obat melalui
kornea dan konjunctiva, selanjutnya menuju humor aquos. Absorpsi terjadi
lebih cepat bila kornea mengalami infeksi atau trauma. Absorpsi sistemik
dapat terjadi melalui saluran nasolakrimal. Jalur ekskresi kloramfenikol
utamanya melalui urin. Obat ini mengalami inaktivasi di hati. Proses absorpsi,
metabolisme dan ekskresi dari obat untuk setiap pasien, sangat bervariasi,
khususnya pada anak dan bayi. Resorpsinya dari usus cepat. Difusi kedalam
jaringan, rongga, dan cairan tubuh baik sekali, kecuali ke dalam empedu.
Plasma-t1/2-nya rata-rata 3 jam. Didalam hati, zat ini dirombak 90% menjadi
glukoronida inaktif. Bayi yang baru dilahirkan belum memiliki enzim
perombakan secukupnya maka mudah mengalami keracunan dengan akibat
fatal. Ekskresinya melalui ginjal, terutama sebagai metabolit inaktif dan lebih
kurang 10% secara utuh.

3. Indikasi
Infeksi bakteri pada bagian anterior kelopak mata dan saluran air mata.
Profilaksis infeksi sebelum dan setelah pembedahan, setelah luka bakar
kimiawi atau luka bakar lain. (ISO VOL 45 HAL 410, diambil dari merk
dagang SPERSANICOL)

4. Efek samping

Eksim pada kelopak mata karena alergi (jarang). Anemia aplastik (pada
pemakaian jangka lama).
(ISO VOL 45 HAL 410, diambil dari merk dagang SPERSANICOL)

5. Kontraindikasi
Penderita yang sensitif terhadap kloramfenikol (ISO VOL 45 HAL
410, diambil dari merk dagang SPERSANICOL)

6. Aturan Pakai
2 sampai 3 kali sehari, dioleskan (FORNAS ED II HAL 65)
Salep mata oleskan 3-5 mm salep 2-4 kali per hari, ke dalam kantung
konjungtiva. (ISO VOL 45 HAL 410, diambil dari merk dagang
SPERSANICOL)

- Zat Aktif

Kloramfenikol (Farmakope Indonesia edisi IV Halaman 189)

- Rumus molekul : C11H12Cl2N2O5


- BM : 323,13
- Pemerian :. Hablur halus berbentuk jarum atau lempeng
memanjang, putih hingga putih kelabu atau putih kekuningan
- Kelarutan : Sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol,
dalam propilen glikol, dalam aseton dan dalam etil asetat
- Khasiat : Antibiotik
- OTT : Endapan segera terbentuk bila kloramfenikol 500
mg dan eritromisin 250 mg atau tetrasiklin Hcl 500 mg dan dicampurkan
dengan 1 liter larutan dekstrosa 5%
- Sterilisasi : Cara sterilisasi D Semua sediaan steril, dibuat
dengan teknik aseptis ( alat dan bahan disterilisasi terlebih dahulu sesuai
dengan monografi cara sterilisasi masing-masing)
- pH : Antara 4,5 dan 7,5

V. Usul Penyempurnaan Sediaan

Dalam pembuatannya dijauhkan dari sumber cahaya atau ditempat yang gelap
(lindungi dari cahaya sebanyak mungkin) karena pemaparan terhadap cahaya dapat
menyebabkan perubahan warna.

I. Data Tambahan

a. Data Zat Pembantu

A. Cethyl Alkohol
Sumber  FI IV hal. 72, HOPE 5th hal. 155
Pemerian : Berwarna putih, sedikit berbau, rasa sedikit lunak,bahan
dari lili, serpihan putih
Kelarutan : Mudah larut dalam etanol 95%, dan eetr, dapat
meningkatkan kelarutan dengan peningkatan suhu,praktis tidak larut dalam
air.
Titik lebur : 45-52oC
Bobot jenis : 0,908 g/cm3
Stabilitas : Stabil dengan adanya asam, alkali ,cahaya,udara, tidak
menjadi tengik,harus disimpan di tempat yang sejuk dan kering.
Inkompabilitas : Dengan oksidator kuat, menurunkan titik leleh ibuprofen
Kegunaan : Coating agent, emulsfying agent, stiffening agent.

B. Adeps Lanae (FI ed.IV Hal. 57 )


- Pemerian : Massa seperti lemak, lengket, warna kunig, bau
khas
- Kelarutan : Tidak larut dalam air, dapat bercampur dengan air
lebih kurang 2 kali beratnya, agak sukar larut dalam etanol dingin, lebih
larut larut dalam etanol panas, mudah larut dalam eter, dan dalam
kloroform.
- Fungsi : Basis salep
- Stabilitas :Lanolin secara bertahap mengalami autoksidasi
selama penyimpanan.Untuk menghambat proses ini, masuknya butylated
hydroxytoluene adalah diizinkan sebagai antioksidan. Pemanasan dapat
menyebabkan lanolin anhidrat untuk menggelapkan warna dan
mengembangkan bau rancidlike kuat.
- OTT : Berisi proxidants yang dapat mempengaruhi
stabilitas obat aktif tertentu
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, sebaiknya pada suhu
kamar terkendali

C. Paraffin cair
Sumber  Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Excipients Sixth
edition,
halaman 474)
Nama Lain : Paraffinum Liquidum
Bobot jenis : 0,87 – 0,88 (selisih 0,0006 untuk1°)
Titik didih : Tidak dibawah 300° (selisih 0,7° untuk tekanan 10 mm)
Bentuk : Zat cair yang mengandung minyak
Bau : Tak berbau
Warna : tak berwarna atau berwarna putih padat
Rasa : tak berasa
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol 95% P ,
larut dalam kloroform P dan dalam eter P
Khasiat : Zat tambahan
Paraffin cair merupakan hidrokarbon cair dan minyak bumi. Umumnya
tansparan dan tidak berbau. Mudah digunakan, mudah disebut, melekat pada
kulit, tidak berasa berminyakdan mudah dibersihkan. Mudah mengalami
oksidasi sehingga dalam penyimpanannya ditambahkan antioksidan seperti
BHT.

D. Vaselin kuning
Sumber  FI. IV. Hal : 823
Pemerian : Berwarna kuning, tidak berbau, tidak berasa, massa
seperti
lemak, amber lemah.
Kelarutan : Tidak larut dalam air, mudah larut dalam benzena, dalam
karbon disulfida,dalam kloroformdan dalam minyak lemak dan minyak atsiri,
praktis tidak larut dalam etanol, dingin dan panas dan dalam etanol mutlak
dingin.
Berat jenis : 0,815- 0,880 g/cm3
Titik lebur : 36-60oC
Stabilitas : Vaselin kuning adalah bagian stabil dari komponen
hidrokarbon alam non reaktif, banyak masalah stabilitas terjadi karna adanya
sejumlah kecil kontaminan. Vaselin dapat disterilisasi menggunakan panas.
Walaupin vaselin kuning dapat disterilisasi dengan radiasi sianr gamma,
proses ini berpengaruh kepada fisik vaselin kuningseperti swelling,
perubahan arna, bau, dan sifat rheologi.
Inkompabilitas :Merupakan materila inert terhadap beberapa
inkompabilitas.
Khasiat : Sebagai basis salep, emolien.
Vaselin kuning adalah umumnya digunakan sebagai emolfsrmasilent salep
dalam formulasi farmasi. Penggunaan emolient digunakan antara konsentasi
10-30% untuk salep digunakan 105 (excipient, 2009 : 482)

b. Persiapan Hygine dan Sanitasi


Pelaksanaan Oleh Mahasiswa

No. Kegiatan Tidak


Dilaksanakan Paraf
Dilaksanakan
(2)
(0)
Cuci Tangan Steril
1 Membuka
pembungkus
pembersih kuku
2 Arah mencuci
tangan
3 Menggunakan
sabun antiseptik
4 Membersihkan
kuku
5 Membersihkan
sela-sela jari
6 Membersihkan
punggung tangan
tangan
7 Membersihkan
telapak tangan
8 Membersihkan
lengan hingga siku
9 Melakukan
pembilasan dengan
arah yang benar
10 Urutan pembilasan
tangan
11 Posisi siku terhadap
jari
12 Mengeringkan
tangan
13 Mengatur kembali
lengan baju

Pelaksanaan Oleh Mahasiswa

No. Kegiatan Tidak


Dilaksanakan Paraf
Dilaksanakan
(2)
(0)
Menggunakan baju kerja steril untuk Grey Area

1 Menggunakan
penutup rambut
2 Menanggalkan
asesoris dan
kosmetik
3 Melakukan sanitasi
4 Menggunakan baju
steril bagian atas
5 Menggunakan baju
steril bagian bawah
(dispensasi)
6 Menggunakan
sepatu khusus
7 Menggunakan shoe
cover
8 Melakukan
pembilasan tangan
9 Menggunakan
sarung tangan
10 Mendesinfeksi
tangan
11 Menggunakan
kacamata
pengaman

Pelaksanaan Oleh Mahasiswa

No. Kegiatan Tidak


Dilaksanakan Paraf
Dilaksanakan
(2)
(0)
Menggunakan baju kerja steril untuk White Are

1 Memasuki ruang
ganti dengan benar
2 Membuang
pembungkus
3 Desinfeksi

4 Mengatur
perlengkapan

c. Alat dan Cara Sterilisasinya

Waktu
Cara
No Bahan / Alat
Sterilisasi
Awal
Akhir
Jam Paraf Jam
Paraf
o
1. Tube Oven 150 C (1 jam)

2. Massa Oven 150 oC (30


Oculentum menit)
Simplex
3. Erlenmeyer Oven 150ºC (1 jam)

4. Cawan Flamber 20 detik

5. Gelas arloji Flamber 20 detik

6. Sendok Flamber 20 detik


Spatula
7. Pinset Flamber 20 detik

8. Pengaduk Flamber 20 detik


kaca
9. Kertas Autoclave 30 menit
perkamen
10. Kasa Autoclave 30 menit

11. Sudip Autoclave 30 menit

12. Stamper dan Flambeer


Mortir menggunakan
alkohol

Bagian-Bagian Kerja

1. Produksi
 Riski Wulandari
 Riza Silviana
2. Quality Control
 Rangti Annisa Harartasyahrani
 Nurul Kamilah

3. Design
 Novda Melati Kurnia

4. Editing
 Nur Adzimah
II. Formula Akhir

Komposisi Formula yang Diberikan :


Salep mata Kloramfenikol

Formula acuan: Fornas Edisi Kedua halaman 65

Chloramphenicoli Oculentum
Salep mata Kloramfenikol
Tiap gr mengandung :
Cholramphenicolum 10 mg
Oculentum simplex hingga 1 gr
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat atau dalam tube
Dosis : 2 sampai 3 kali sehari, dioleskan.
Catatan :
A. Oculentum simplex terdiri dari : 2,5 gr setilalkohol, 6 gr lemak
bulu domba, 40 gr Parafin cair dan vaselin kuning hingga 100
gr. Disterilkan dengan cara sterilisasi D.
B. Dibuat dengan cara teknik aseptik.
C. Pada etiket harus juga tertera : Kadaluwarsa.

Formula usulan :
Salep mata Kloramfenikol
Tiap gr mengandung :
Cholramphenicolum 10 mg
Oculentum simplex hingga 1 gr

VIII. Penimbangan Bahan Formulasi


1. Perhitungan Bahan
a. Volume yang dibuat
Dibuat sebanyak 6 tube masing-masing berisi 10 gr:
Volume yang dibuat = 10 gr x 6 tube = 60 gr
Volume total = 60 gram
Perhitungan Bahan:

 Chloramfenikol = 1 x 60 g= 0,6 g
100
 Dilebihkan 5% = 5 x 0,6 g= 0,03 g
100
Jumlah yang ditimbang = 0,6 g+0,03 g = 0,63 g

 Oculentum simplex = 60 g – 0,6 g = 59,4 g


 Dilebihkan 20% = 20 x 59,4 g= 11,88g
100
Jumlah yang ditimbang = 59,4 g + 11,88 g = 71,28 g

2,5
a. Setil alcohol = x 71,28 g = 1,782 g
100
6
b. Adeps Lanae = x 71,28 g = 5= 4,2768 g
100
40
c. Paraffin cair = x 71,28 g = 28,512 g
100
d. Vaselin kuning = 71,28 g- ( 1,782 g+ 4,2768 g+
28,512 g)

= 71,28 g – 34,5708 g

= 36,7092 g

2. Penimbangan Bahan
Untuk 6 tube
Nama Bahan Khasiat
salep mata
Chloramphenicolum Zat aktif 650 mg
Setil alcohol Basis pembawa 71.300 mg
Adeps Lanae Basis pembawa 4300 mg
Paraffin cair Basis pembawa 28.500 mg
Vaselin kuning Basis pembawa 36,7100 g

IX. Uraian Langkah Pembuatan Sediaan


1. Basis salep ditimbang 20% berlebih dari jumlah yang diminta dalam cawan
penguap yang dihampar kain kasa rangkap 2 dan telah ditimbang. Tutup cawan
penguap dengan kaca arloji besar, sterilkan dalam oven suhu 150º C selama 30
menit.
2. Sambil menyiapkan basis salep, maka peralatan yang akan digunakan disterilkan
secara aseptis.
3. Basis salep yang sudah steril diperas timbang sejumlah yang diperlukan.
4. Zat aktif dan zat tambahan ditimbang sejumlah yang diperlukan, digerus halus
dalam mortir steril.
5. Masukan basis salep steril dingin sedikit demi sedikit kedalam gerusan zat aktif
dan zat tambahan dan gerus hingga homogen.
6. Timbang sediaan sejumlah yang diperlukan diatas kertas perkamen steril, digulung
dengan bantuan pinset steril. Gulungan harus sedemikian rupa agar dapat
dimasukkan dalam tube steril yang ujungnya telah ditutup. Kertas perkamen
dicabut dari tube jika zat aktif tersatukan dengan logam tube. Jika tidak, maka
kertas perkamen dibiarkan tinggal dalam tube sebagai perintang antara zat aktif
dengan logam tube.
7. Tekuk dasar tube minimal dua kali dengan penekuk logam.
8. Dilakukan evaluasi sediaan.
X. Hasil

No. Keterangan Hasil


1. pH 6,59
2. Organoleptis Warna: Kuning Muda
Bau: Lemah
Tekstur : Lengket
3. Viskositas
4. Homogenitas Homogen

XI. Evaluasi

No Evaluasi Hasil Paraf


Evaluasi Ph
pH= 6,67
1 Timbang salep 1 gram lalu
ditambah Air 10 ml. Ukur 6,53
dengan alat pH meter. 6,57
Ph rata-rata = ( 6,67 + 6,53 +
6,57 ) : 3 = 6,59

Organoleptis
Menggunakan panca indra, mulai
2 dari bau, warna, tekstur
sedian,konsistensi pelaksanaan
menggunakan subyek responden
( dengan kriteria tertentu )
Viskositas
Ambil sebagian sampel dari
sediaan salep tersebut kemudian

3 periksa kekentalannya
menggunakan viscometer
Brookfield untuk sediaan
semisolida.

Homogenitas
Mengamati homogenitas sediaan
dengan mengoleskan sediaan
pada kaca objek tipis-tipis.untuk
4. mendapatkan permukaan sediaan
yang homogen, dilakukan
dengan menggeserkan sejumlah
sediaan dari ujung kaca objek
dengan bantuan batang.

XII. Pembahasan
Dalam praktikum pembuatan salep kloramfenikol yang digunakan pada mata.
Sediaan dibuat dari bahan-bahan yang sudah disterilkan dengan perlakuan aseptic
yang ketat serta telah sesuai dengan standar.
Jika bahan tertentu yang akan digunakan dalam preformulasi salep mata tidak
dapat disterilkan dengan cara biasa maka digunakan secara aseptik sesuai dengan
syarat uji sterilitas. Salep mata mengandung bahan atau campuran bahan yang
sesuai untuk mencegah pertumbuhan atau pemusnahan mikroba yang mungkin
dapat masuk dam mengontaminasi pada saat aplikasi penggunaan.
Salep mata kloramfenikol digunakan sebagai antibiotik yaitu untuk infeksi bakteri
pada bagian anterior kelopak mata dan saluran air mata. Sebelum proses
pembuatan sediaan dilakukan tahap sterilisasi untuk basis salep tersebut
disterilkan dahulu di oven selama 1 jam agar sediaan tidak terkontaminasi oleh
mikroba karena sediaan salep ini akan digunakan langsung pada tubuh.
Kloramfenikol tidak ikut proses pensterilan karena zat aktif merupakan antibiotic
sehingga bersifat aseptis dan juga tidak melalui proses setilisasi akhir.

XIII. Kesimpulan
Dari hasil praktikum pembuatan salep mata kloramfenokol dapat disimpulkan
bahwa:
a. Sediaan salep mata kloramfenikol yang telah dibuat mempunyai rata-rata
pH 6,59
b. Sediaan salep mata kloramfenikol homogen
c. Sediaan salep mata kloramfenikol mempunyai keseragaman volume
d. Sediaan salep mata kloramfenikol tidak melalui proses sterilisasi akhir
XIV. Pengemasan
 Brosur

CLICREAM

Salep mata kloramfenikol 1 %

Komposisi :
Tiap 10 gr mengandung:
Chloramphenicol ………………………………….. 0,1 gr
Indikasi :
Infeksi bakteri pada bagian anterior kelopak mata dan saluran air
mata. Profilaksis infeksi sebelum dan setelah pembedahan, setelah
luka bakar kimiawi atau luka bakar lain.
Kontraindikasi :
Penderita yang sensitif terhadap kloramfenikol

Efek samping :
Eksim pada kelopak mata karena alergi (jarang).
Anemia aplastik (pada pemakaian jangka lama).
Cara pemakaian :
Oleskan pada kelopak mata bagian bawah

Reg No : DKL182010073A2
Batch No : 1802008
PT.ZHEFARMA. Mfg date : 13 November 2018
Palembang - Indonesia. Exp date : 13 November 2023

 Etiket
 Kotak kemasan
Lampiran
DAFTAR PUSTAKA

Tim Penyusun Farmakope Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Tim Penyusun Farmakope Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Anief, Moh. 2005. Farmasetika. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Tim Penyusun Formularium Nasional. 1978. Formularium Nasional Edisi Kedua.


Jakarta: Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan.

Tim Penyusun ISO 2011. Informasi Spesialite Obat Indonesia Vol. 45. Jakarta: PT. ISFI
Penerbitan Jakarta.

Sarfaraz, K.N. 2009. Handbook of Pharmaceutical Manaufacturing Formulations


Sterile Products. New York : CRC Presss.

Raymond, C.R. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th New Edition.


Washington: Pharmaceutical Press and American Pharmacist

Anda mungkin juga menyukai