PENDAHULUAN
KEPALA
SUBAGIAN TATA
USAHA
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
Jumlah
Standar Ketenagaan
Tenaga
Kesenjangan
No Jenis Tenaga Permenkes Analisis
(PNS/PTT)
PNS PTT No. 75 Beban
Tahun 2014 Kerja
1. Kepala Puskesmas 1 0 0 0 0
2. Ka. Subag TU 1 0 0 0 0
3. Dokter 1 0 2 0 1
4. Dokter Gigi 0 0 1 0 1
5. Perawat 7 0 8 3 1
6. Bidan 7 4 7 6 0
Tenaga Kesmas/
7. 1 0 1 0 1
Promkes
Tenaga Kesling/
8. 1 0 1 0 0
Sanitarian
9. Tenaga laboratorium 0 0 1 0 1
10. Tenaga Gizi 0 0 2 0 2
11. Tenaga Farmasi 0 0 1 1 2
12. Tenaga Administrasi 2 0 2 1 0
13. Perawat Gigi 1 0 0 1 0
14. Rekam Medis 0 0 0 1 1
15. Fisioterafi 1 0 0 1 0
16. Tenaga Akuntansi 0 0 0 2 2
Pekarya/ Cleanig
17. 0 0 1 1 1
Service
18. Sopir 0 0 0 2 1
19. Juru Masak 0 0 0 2 1
Jumlah 23 4 27 21 15
Sumber Data : Profil Puskesmas Gardujaya Tahun 2014
b. Sarana Prasarana
Sampai dengan tahun 2014, Sarana dan Prasarana yang tercatat sebagai
aset Pemerintah Kabupaten Ciamis pada UPTD Puskesmas Gardujaya sebagai
berikut :
Tahun Kondisi
No Uraian JML Pendirian/ Ket
Rehab B RR RB
Perolehan
A. Bangunan Puskesmas
1. Gedung Rawat Jalan 1987 1
- R. Pendaftaran 1 1
- R. BP Gigi 1 1
- R. Program Imuniasai, 1 1
Gizi
- R. BP KIA 1 1
- R. BP Umum 1 1
- Apotek 1 1
- R. Lab 1 1
- R. Bendahara 1 1
- R. Tata Usaha 1 1
- R. Kepala Puskesmas 1 1
- Aula 1 1
- Gudang Obat 1 1
- Gudang Barang dan Arsif 1 1
- Dapur 1 1
- Mushola 1 1
- WC 1 1
2 Bangunan Rawat Inap 1992 2007
- Kamar pasien 11 3 8 11 kamar
(18 tempat
tidur)
- WC 9 4 5 9
3 Bangunan Poned 2007
- R. Bersalin 1 1
- R. Nifas 1 1
- R. IGD Poned 1 1
- WC 1 1
- R. Steril dan Pencucian 1 1
alat
4 R. UGD 2013
- R. UGD 1 1
- R. Perawat Jaga 2 2
B Rumah Dinas
- Rumdin Dokter 1 1
- Rumdin Dokter Gigi 1 1
- Rumdin Paramedis 5 2 3
C Pustu
- Sadapaingan 1 1992 1998 1
- Jagabaya 1 1990 2013 1
D Poskesdes
- Cinyasag 1 2009 1
- Girilaya 1 2010 1
- Bangunjaya 1 2007 1
- Mekarbuana 1
F Kendaraan Dinas
c. Pembiayaan Kesehatan
Untuk meningkatkan akses masyarakat miskin terhadap pelayanan
kesehatan, Pemerintah telah mengalokasikan dana untuk pembiayaan
pemeliharaan kesehatan masyarakat miskin melalui Program Jaminan Kesehatan
Masyarakat (Jamkesmas). Jamkesmas diberikan kepada masyarakat miskin yang
masuk dalam daftar kuota yang telah diusulkan dan disahkan oleh Bupati.
Jamkesmas digunakan untuk membiayai pelayanan kesehatan yang bersifat
kuratif.
Sedangkan masyarakat miskin yang tidak masuk kuota, menjadi
tanggungan Bupati dan atau Pemerintah Daerah. Untuk membiayai masyarakat
miskin non kuota maka Pemerintah Kabupaten harus menyediakan anggaran
melalui Jaminan Kesehatan Masyarakat Daerah (Jamkesda).
7. Puskesmas Pembantu :
Membantu melakukan kegiatan yang dilakukan puskesmas dalam ruang
lingkup wilayah yang lebih kecil.
Renstra UPTD Puskesmas Gardujaya Tahun 2015-2019 12
e. Upaya Kesehatan
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan
perorangan dan upaya kesehatan masyarakat , yang keduanya jika ditinjau dari
sistem kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama.
Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua yaitu :
1. Upaya Kesehatan Wajib
Adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional dan
global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat
kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus diselenggarakan
oleh setiap Puskesmas meliputi :
a. Upaya Pelayanan Promosi Kesehatan
b. Upaya Pelayanan Kesehatan Lingkungan
c. Upaya Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
d. Upaya Pelayanan Gizi Masyarakat
e. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
f. Upaya Pelayanan Keperawatan Kesehatan masyarakat
Tabel 3.1
Data Demografi
di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Gardujaya
7. Upaya Pengobatan
1. Kunjungan Rawat jalan : 257,86%
2. Kunjungan rawat jalan gigi : 100,33%
3. Cakupan Jumlah seluruh pemeriksaan Laboratorium
Puskesmas : 30,06%
4. Cakupan jumlah pemeriksaan laboratorium yang dirujuk : 0%
5. Cakupan asuhan keperawatan individunpada pasien rawat inap : 100%
Renstra UPTD Puskesmas Gardujaya Tahun 2015-2019 17
8. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
1. Cakupan pembinaan kesehatan gigi di masyarakat :200%
2. Cakupan pembinaan kesehatan gigi di TK : 100%
3. Cakupan pembinaan kesehatan gigi dan mulut di SD/MI :163,16%
4. Cakupan pemeriksaan kesehatn gigi dan mulut siswa TK : 0%
5. Cakupan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut siswa SD :197,84%
6. Cakupan penanganan siswa TK yang membutuhkan
perawatan kesehatan gigi : 0%
7. Cakupan penanganan siswa SD yang membutuhkan
perawatan kesehatan gigi :103,45%
Tabel 3.2
Gambar Kasus Kematian (Mortalitas)
di UPTD Puskesmas Gardujaya
Tahun 2014
Tahun
No Kasus Kematian Ket
2010 2011 2012 2013 2014
1 Jumlah kematian 0 0 0 0 0
Ibu
2 Jumlah Kematian 0 0 0 0 0
Balita
3 Jumlah Kematian 0 0 0 1 2
Bayi
4 Jumlah Kematian 0 1 1 4 3
Neonatal
5 Jumlah Bayi, Lahir 5 1 4 5 0
Mati (IUFD)
Sumber Data : Profil Puskesmas Gardujaya Tahun 2014
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui selama tahun 2014 tidak ada kasus
kematian ibu melahirkan, tetapi ada 2 kasus kematian bayi dan 3 kasus
kematian neonatal.
1000
900 863
800
700
600
518
500 457
402
400 359
284 260
300 247 227
200
100
0
Gastritis CC Myalgia GEA Hipertensi Dermatitis Dermatitis Febris Asma
Primer Kontak lain tidak
spesifik
4.1 KENDALA
Dalam melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsi Puskesmas Gardujaya
terdapat beberapa kendala , antara lain :
1. Kendala Eksternal
a. Adanya potensi bencana mengingat kondisi geografis sebagian wilayah
Puskesmas Gardujaya terdiri dari perbukitan.
b. Lokasi Puskesmas gardujaya tidak di pusat kecamatan, sehingga ada 1 desa
yang kesulitan menuju puskesmas, desa terjauh yaitu desa Bangunjaya
dengan jarak tempuh 5 km dan memerlukan waktu sekitar 40 menit bahkan
jika cuaca hujan waktu tempuh bisa mencapai 60 menit, hal ini berdampak
sulitnya masyarakat datang ke Puskesmas apalagi dalam kondisi gawat
darurat.
c. Kesadaran sektor lain bahwa kesehatan merupakan tanggung jawab
bersama bukan hanya tanggung jawab Puskesmas masih rendah sehingga
dukungan terhadap pembangunan kesehatan sangat kurang.
d. Kesadaran masyarakat terhadap pembiayaan jaminan pemeliharaan
kesehatan secara mandiri melalui dana sehat belum berkembang dengan
baik, masih rendahnya cakupan dana sehat di masyarakat. Pelaksanaan
desa siaga belum berjalan secara mandiri, masih terus mengandalkan
Puskesmas sebagai penggerak kegiatan.
e. Pembiayaan jaminan kesehatan (Jamkesmas) banyak yang tidak tepat
sasaran, sehingga tidak dapat sepenuhnya diterimakan kepada masyarakat
miskin.
2. Kendala Internal
a. Jumlah tenaga kesehatan yang kurang mendukung serta jumlah tenaga
administrasi belum terpenuhi sehingga masih banyaknya rangkap tugas.
b. Buku Pedoman beberapa program kegiatan belum jelas sehingga belum
terlaksana dengan baik dan laporan kegiatan belum menghasilkan data yang
akurat . Contoh : Upaya Kesehata Usila, Upaya Kesehatan Remaja, Upaya
Kesehatan Kerja.
c. Sistem Informasi Kesehatan untuk mendukung manajemen kesehatan masih
belum optimal terutama akses informasi, ketepatan, akurasi, kelengkapan
yang berkaitan dengan lintas sektor.
Renstra UPTD Puskesmas Gardujaya Tahun 2015-2019 21
4.2 PELUANG
1. Peluang Eksternal
a. Terdapat peraturan perundangan yang terkait pelayanan kesehatan yaitu :
1) Undang – Undang Dasar 1945 pasal 34 ayat (1) mengamanatkan bahwa
fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara, ayat (2) menyebutkan
bahwa negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat
dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai
dengan martabat kemanusiaan, ayat (3) Negara bertanggung jawab atas
penyediaan fasilitas pelayanan umum yang layak. Berkaitan dengan
Undang – Undang Dasar 1945 tersebut selanjutnya dijabarkan dalam
Undang – Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional ( SJSN ) pasal 14 ayat (1) menyebutkan bahwa Pemerintah secara
bertahap mendaftarkan penerima bantuan iuran sebagai peserta kepada
badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Ayat (2) bahwa penerima bantuan
iuran sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah fakir miskin dan orang tidak
mampu. Peraturan perundangan tersebut merupakan peluang untuk
mengembangkan sistem pembiayaan pemeliharaan kesehatan.
2) Perundangan yang terkait dengan kewenangan Pemerintah Daerah
terhadap bidang kesehatan yaitu : Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang pemerintah Daerah pasal 13 ayat (1) e, yang menyebutkan bahwa
penanganan bidang kesehatan merupakan salah satu urusan wajib yang
menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi dan Undang – Undang Nomor
33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat
dan Daerah terutama pasal 2 ayat (3), bahwa Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah dan Pemerintahan Daerah merupakan suatu sistem
yang menyeluruh dalam rangka pendanaan penyelenggaraan asas
Desentralisasi, Dekonsentrasi, dan Tugas Pembantuan. Kemudian dalam
pelaksanaan kedua undang – undang tersebut dijabarkan melalui Peraturan
Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan.
3) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat sebagai acuan dalam penyelenggaraan
Puskesmas dalam mendukung penyelenggaraan pembangunan kesehatan
agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi – tingginya.
b. Terdapat komitmen global, regional, nasional yang menyangkut masalah
kesehatan, mewajibkan pemerintah memberi perhatian terhadap pemecahan
masalah kesehatan. Pembangunan Millenium (Millenium Development Goals/
MDGs) bertujuan mengatasi delapan tantangan utama pembangunan, tiga
Renstra UPTD Puskesmas Gardujaya Tahun 2015-2019 22
diantaranya adalah masalah kesehatan yaitu (1) penurunan angka kematian
anak, (2) peningkatan kesehatan ibu dan (3) Upaya menghentikan penyebaran
terhadap penyakit (khususnya HIV/AIDS, malaria, Tuberculosis dan penyakit
lainnya). Komitmen global terhadap dunia bebas penyakit polio. Badan
Kesehatan Dunia (WHO,1988) mencanangkan program eradikasi polio (The
Global Polio Eradication initiative) Komitmen pemerintah terhadap
pembangunan kesehatan diimplementasikan pada pelaksanaan pembangunan
nasional dengan menggunakan konsep paradigma sehat yang dicanangkan
oleh Presiden RI pada bulan Maret 1999 sebagai ” Gerakan Pembangunan yang
Berwawasan Kesehatan”. Paradigma sehat merupakan cara pandang, pola
pikir, atau model pembangunan kesehatan yang melihat masalah kesehatan
saling berkait dan mempengaruhi dengan banyak faktor yang bersifat lintas
sektor dan upayanya lebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan dan
perlindungan kesehatan, bukan hanya penyembuhan orang sakit atau
pemulihan kesehatan. Secara makro berarti bahwa pembangunan semua sektor
harus memperhatikan dampaknya di bidang kesehatan minimal memberikan
sumbangan dalam pengembangan lingkungan dan perilaku sehat. Secara mikro
berarti bahwa pembangunan kesehatan harus menekankan pada upaya
promotif dan preventif tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif.
2. Peluang Internal
1) Sarana dan prasarana pelayanan kesehatan yang semakin baik dan
mencukupi.
2) SDM yang ada melaksanakan Upaya Pelayanan Kesehatan dengan maksimal
dan penuh rasa tanggungjawab, walaupun tidak sesuai dengan tugas pokok
dan fungsinya.
3) Ketersediaan obat yang semakin mencukupi baik dalam jenis, jumlah dan
kualitasnya.
4) Terdapat berbagai sumber alokasi anggaran dalam pelaksanaan
pembangunan kesehatan baik melalui Pemerintah Kabupaten ( APBD,
Jamkesda ), Pemerintah Pusat ( DAK , BOK, Jamkesmas/Jampersal).
5) Peningkatan pengelolaan manajemen Puskesmas agar penyelenggaraan
berbagai upaya kesehatan sesuai dengan visi, misi, terarah dan terukur.
5.1 VISI
Visi adalah suatu gambaran menantang tentang keadaan masa depan yang
berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan. Visi berkaitan dengan pandangan ke
depan Puskesmas Gardujaya diarahkan agar dapat berkarya secara produktif,
inovatif, antisipatif sebagai rujukan pelayanan kesehatan pertama masyarakat.
Untuk mencapai sasaran pembangunan kesehatan dan dengan
mempertimbangkan perkembangan masalah serta kecenderungan masalah
kesehatan ke depan maka ditetapkanlah Visi Puskesmas Gardujaya.
VISI
“Terwujudnya Kemandirian Masyarakat untuk Hidup Sehat pada
Tahun 2019”
Makna visi :
Kemandirian :
Bermakna menumbuhkan kemandirian masyarakat dibidang kesehatan artinya
masyarakat mau dan mampu mengatasi masalah kesehatannya.
Masyarakat :
Bermakna yaitu masyarakat wilayah kerja UPTD Puskesmas Gardujaya yang terdiri
atas 7 desa yaitu Desa Gardujaya, Cinyasag, Sadapaingan, Jagabaya, Bangunjaya,
Girilaya dan Desa Mekarbuana, yang berdasarkan titik koordinat berada pada 10.8 o
23’ 05.2” bujur timur dan -7o 04’ 40.5” lintang selatan.
Hidup Sehat :
Bermakna yaitu masyarakat di wilayah kerja UPTD Puskesmas Gardujaya hidup
dalam keadaan sehat baik secara fisik, mental dan spiritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
Tahun 2019 :
Suatu rentang waktu 5 tahun kedepan, dimulai dari tahun 2014 sampai dengan tahun
2019.
Renstra UPTD Puskesmas Gardujaya Tahun 2015-2019 26
5.2 MISI
1. Meningkatkan kinerja petugas dalam memberikan pelayanan yang optimal;
2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
3. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat pada lingkungan yang
sehat secara mandiri;
4. Meningkatkan jalinan kerja sama/Kemitraan Lintas Program dan Lintas Sektor.
5. Meningkatkan Sarana dan Prasarana Puskesmas.
Makna Misi :
Penjelasan makna Misi 1 (Satu)
Meningkatnya dedikasi, inovasi dan loyalitas karyawan UPTD Puskesmas
Gardujaya
5.4 STRATEGI
Untuk mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran maka strategi yang akan
dilaksanakan pada priode 2014 – 2019 adalah sebagai berikut :
1. Mengembangkan surveilans penyakit dan masalah kesehatan berbasis
masyarakat
2. Meningkatkan peran serta masyarakat, kesadaran masyarakat, desa siaga dan
peningkatan KIE ( komunikasi, informasi dan edukasi ) dalam pencegahan dan
penanggulangan penyakit dan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan perilaku hidup
bersih dan sehat.
3. Pengembangan pengelolaan air minum / bersih , pembuangan air limbah, jamban
keluarga dan pembuangan sampah dengan pendekatan berbasis masyarakat dan
penerapan teknologi tepat guna.
4. Meningkatkan penanggulangan masalah gizi melalui pemberian makanan
tambahan dan suplemen ( vitamin ) dan peningkatan keluarga sadar gizi.
5. Meningkatkan pembinaan terhadap penggunaan obat yang rasional di lingkup
pelayanan Puskesmas.
6. Memenuhi kebutuhan sarana, prasarana termasuk sumber daya manusia , obat-
obatan dan perbekalan kesehatan di pelayanan kesehatan.
7. Meningkatkan manajemen Puskesmas
8. Meningkatkan dan mengembangkan upaya kesehatan wajib maupun
pengembangan.
9. Menerapkan upaya pelayanan kesehatan kepada masyarakat sesuai dengan
Prosedur yang telah disusun.
10. Mengembangkan sistem informasi kesehatan yang lengkap, akurat sebagai dasar
pengambilan keputusan.
11. Meningkatkan koordinasi lintas sektor dalam pengembangan dan pelaksanaan
upaya kesehatan Puskesmas.
5.5 KEBIJAKAN
Renstra UPTD Puskesmas Gardujaya Tahun 2015-2019 29
Kebijakan merupakan arah yang diambil dalam menentukan bentuk program
dan kegiatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan. Kebijakan tersebut
adalah :
1. Peningkatan kegiatan Promosi Kesehatan melalui peningkatan kesadaran
masyarakat dalam rangka berperilaku hidup bersih dan sehat.
2. Peningkatan kualitas sanitasi dasar.
3. Peningkatan pembinaan sanitasi di TUPM, TTU dan institusi.
4. Peningkatan dan penguatan peran serta masyarakat melalui.
5. pendampingan dalam pengembangan UKBM dan desa siaga.
6. Peningkatan kompetensi tenaga kesehatan serta penambahan jumlah SDM.
7. Melakukan penjaringan dan pemeriksaan kesehatan secara berkala pada siswa
sekolah.
8. Peningkatan kualitas dan akses pelayanan kesehatan masyarakat
9. Pemenuhan alat kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan pada
Puskesmas dan jaringannya sesuai dengan kebutuhan.
10. Perbaikan / rehabilitasi Puskesmas dan jaringannya.
11. Penerapan penggunaan obat rasional di sarana kesehatan.
12. Menurunkan angka kematian ibu, bayi melalui peningkatan pelayanan kesehatan
ibu dan anak.
13. Melakukan rujukan pada ibu hamil resiko tinggi
14. Pendampingan persalinan oleh dua tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi
kebidanan.
15. Peningkatan gizi keluarga dan masyarakat melalui pemberian PMT, vitamin pada
balita, ibu hamil dan ibu nifas.
16. Melakukan penyuluhan dan pemberdayaan keluarga dalam membiasakan
konsumsi aneka ragam makanan, pemantauan pertumbuhan balita, pemberian
ASI eksklusif, penggunaan garam yodium dan suplemen zat gizi.
17. Pencapaian UCI
18. Peningkatan kegiatan surveilans sebagai upaya pencegahan dan
penanggulangan penyakit menular dan KLB.
19. Peningkatan koordinasi lintas sektor melalui pertemuan di tingkat Kecamatan.
20. Peningkatan manajemen Puskesmas (Perencanaan, Pelaksanaan, Penilaian/
Evaluasi) dan kualitas informasi kesehatan.